230 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOL 2 NO 2 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERONG DENGAN
PENAMBAHAN PUPUK KANDANG DAN ARANG SEKAM PADA MEDIA
TANAM
Muhammad Bachtiar Musthafa
Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia
Info Artikel :
Diterima : 17 Januari 2022
Disetujui : 09 Februari 2022
Dipublikasikan : 15 Februari 2022
ABSTRAK
Kata Kunci:
Terong, Pupuk
kandang, Arang
sekam
Latar Belakang : Terong adalah komoditas hortikultura yang banyak diminati
masyarakat. Penambahan bahan organik dalam bentuk pupuk kandang dan arang sekam
menjadi alternatif perbaikan kondisi tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman
terong. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan
dan hasil tanaman terong yang dipengaruhi oleh penambahan pupuk kandang dan arang
sekam pada media tanamnya. Metode : Penelitian dilakukan di Desa Bantarwuni
Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas dengan ketinggian 110 m dpl. Penelitian
menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan faktor penambahan
bahan organik berupa, kontrol (P0), pupuk kandang (P1), dan campuran pupuk kandang
dan arang sekam (P2). Data yang diperoleh dianalis menggunakan uji F pada tingkat
kesalahan 5 %, jika menunjukkan hasil signifikan dilanjutkan dengan uji DMRT.
Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah,
dan bobot buah. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan
organik tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman, tetapi mempengaruhi hasil yang
diperoleh. Penambahan bahan organik berupa pupuk kandang dan arang sekam
memberikan pengaruh terbaik dengan jumlah buah dan bobot buah secara berturut-turut
6,78 buah dan 1,36 kg per tanaman. Kesimpulan : Pemberian bahan organik berupa
pupuk kandang dan arang sekam memberikan pengaruh terbaik terhadap jumlah buah
dan bobot buah secara berturut-turut 6,78 buah dan 1,36 kg per tanaman.
Keywords:
Eggplant,
Manure,
charcoal husk
ABSTRACT
Background : Eggplant is a horticultural commodity that is in great demand by the
public. The addition of organic matter in the form of manure and husk charcoal is an
alternative to improving soil conditions to support eggplant plant growth. Purpose : The
purpose of this study was to determine the differences in growth and yield of eggplant
plants which were affected by the addition of manure and husk charcoal in the growing
media. Method : The research was conducted in Bantarwuni Village, Kembaran
District, Banyumas Regency with an altitude of 110 m above sea level. The study used a
completely randomized block design (RAKL) with the addition of organic matter in the
form of control (P0), manure (P1), and a mixture of manure and husk charcoal (P2).
The data obtained were analyzed using the F test at an error rate of 5%, if it showed
significant results, it was continued with the DMRT test. The variables observed were
plant height, number of leaves, number of flowers, number of fruit, and fruit weight.
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terong dengan
Penambahan Pupuk Kandang dan Arang Sekam Pada
Media Tanam
2022
Muhammad Bachtiar Musthafa 231
Results : The results showed that the addition of organic matter did not affect plant
growth, but did affect the results obtained. The addition of organic matter in the form of
manure and husk charcoal gave the best effect with the number of fruit and fruit weight
respectively 6.78 fruit and 1.36 kg per plant. Conclusion : The application of organic
matter in the form of manure and husk charcoal gave the best effect on the number of
fruits and fruit weight, respectively 6.78 fruits and 1.36 kg per plant.
PENDAHULUAN
Terong (Solanum melongena L.) adalah komoditas hortikultura cukup populer di
masyarakat. Masyarakat Indonesia telah mengenal terong secara luas. Berbagai sayuran
olahan maupun bentuk mentah telah menjadi kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi
terong. Nilai gizi yang terkandung dalam terong juga dimanfaatkan untuk memmenuhi
kebutuhan gizi (Sahetapy, 2012). Tanaman terong mampu hidup dengan baik dari dataran
rendah sampai ketinggian mencapai 1000 m dpl. Tanaman terong menghendaki suhu
lingkungan berkisar antara 22-30º C dengan tingkat kemasaman tanah 5-6.
Media tanam merupakan faktor penentu pertumbuhan dan hasil tanaman terong.
Tanaman terong membutuhkan media yang mampu menyimpan air, baik dalam aerasi dan
drainase, pH sesuai, dan subur akan hara. Media tanam bersifat fisik remah juga penting
untuk pertumbuhan akar, karena menunjukkan kandungan bahan organik yang terkandung
dalam media tinggi.
Tanaman terong menghendaki sifat kimia dan fisik tanah yang baik untuk menunjang
pertumbuhannya. Perbaikan sifat kimia tanah dilakukan dengan penambahan unsur hara
melalui pemupukan. Pertumbuhan melalui pembentukan jaringan tanaman membutuhkan
unsur kimia yang disebut unsur hara tanaman tersebut. Tanaman membutuhkan unsur hara
esensial sebanyak 16 jenis, yaitu Karbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Fosfor, Kalium,
Kalsium, Magnesium, Belerang, Besi, Mangan, Boron, Molibdenum, Tembaga, Seng, dan
Klor (Sahetapy, 2012).
Penambahan bahan organik menjadi upaya perbaikan sifat fisik dan kimia media
tanam. Pupuk kandang dan arang sekam merupakan bahan organik yang mampu
memperbaiki sifat media tanam. Pupuk kandang memiliki berbagai keunggulan. Pupuk
kandang menganduk unsur makro dan mikro yang lengkap. (Evanita et al., 2014). Pori-pori
pupuk kandang yang banyak juga menahan air dan unsur hara lebih banyak sehingga sifat
fisik media membaik (Hertos, 2015). Selain pupuk kandang, arang sekam juga popular
digunakan sebagai bahan organik yang memperbaiki sifat tanah. Arang sekam mampu
meningkatkan porositas tanah (Hisani & Herman, 2019).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan organik pupuk kandang
dan arang sekam terhadap tanaman terong perlu dilakukan berdasarkan latar belakang di
atas.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan Oktober-Desember 2019. Desa Bantarwuni, Kecamatan
Kembaran, Banyumas menjadi tempat penelitian dengan ketinggian 110 m dpl. Bahan
penelitian ini adalah pupuk kandang sapi, arang sekam, benih terong, pupuk NPK,
insektisida, herbisida, fungisida, mulsa hitam perak, dan bahan pendukung yang lain.
Alat penelitian ini adalah cangkul, cultivator, hand sprayer, ember, selang air,
timbangan digital, timbangan digital, dan oven. Penelitian menggunakan rancangan
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
232 http://sosains.greenvest.co.id
lingkungan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan faktor penambahan
bahan organik berupa kontrol (P0), pupuk kandang (P1), dan pupuk kandang dan arang
sekam (P2). Pupuk kandang dan arang sekam yang diberikan sebesar 10 ton/ h. perlakuan
diulang 4 kali sehingga diperoleh 12 unit percobaan. Satu unit percobaan berupa bedengan
dengan ukuran 1 x 2,5 m. Bahan organik diberikan saat proses pengolahan tanah dan
pemberian pupuk dasar. Jarak tanam yang digunakan 50 x 50 cm, oleh karena itu terdapat
10 tanaman dalam satu unit percobaan dan 5 tanaman diambil data pertumbuhan dan hasil.
Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah,
dan bobot buah. Data yang diperoleh kemudian di uji F pada taraf kesalahan 5 % untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan terhadap variabel pengamatan. Apabila
terdapat pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan uji DMRT.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan Tanaman
Berdasarkan hasil analisis variabel pertumbuhan berupa tinggi tanaman dan jumlah
daun tanaman terong tidak berbeda nyata (Tabel 1.).
Tabel 1.
Pengaruh penambahan bahan organik terhadap tinggi dan jumlah
daun per tanaman terong.
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
(helai/ tanaman)
88,00
51,15
89,43
48,85
91,57
43,75
8,64
14,97
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama tidak berbeda
nyata pada taraf 5% berdasarkan uji DMRT.
Tidak adanya perbedaan pengaruh menunjukkan bahwa pertumbuhan terong sama
pada berbagai perlakuan. Tinggi tanaman terong pada berbagai perlakuan kontrol (P0),
pupuk kandang (P1), dan campuran pupuk kandang dan arang sekam (P2) secara berturut-
turut adalah 88,00; 89,43; dan 91,57 cm. Dari hasil yang diperoleh dari tinggi tanaman
terong ini, pertumbuhan tanaman terong tergolong tinggi. Dalam penelitian (Evanita,
Widaryanto, & Heddy, 2014) tinggi tanaman terong yang diperoleh berkisar antara 44,21
sampai dengan 50,35 cm. Pemberian sekam pada media tanaman mampu meningkatkan
unsur hara dan drainase media. Begitu pula dengan jumlah daun tanaman terong yang
dihasilkan (Santosa, 2017). Perlakukan pemberian bahan organik secara berturut-turut
menghasilkan 51,15; 48,85; dan 43,75 helai per tanaman. Jumlah tanaman yang dihasilkan
dalam penelitian ini juga tergolong tinggi. Jumlah daun tanaman terung berkisar antara
10,58 sampai dengan 15,04 helai per tanaman. Metabolisme dalam tanaman mempengaruhi
jumlah daun (Hasibuan, 2019). Pemupukan mensuplai kebutuhan nutrisi dalam
metabolisme tanaman. Unsur hara N dan K dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetatif
tanaman terong. Pembelahan dan pemanjangan sel didukung unsur hara tersebut sehingga
memacu tumbuhnya daun (Ervina, Anjarwani, & Historiawati, 2016).
Pertumbuhan tanaman terong yang ditunjukkan dari tinggi tanaman dan jumah daun
yang tinggi, memberikan gambaran bahwa media tanam yang digunakan telah mampu
menyokong pertumbuhan tanaman. Media awal tanpa penambahan bahan organik telah
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terong dengan
Penambahan Pupuk Kandang dan Arang Sekam Pada
Media Tanam
2022
Muhammad Bachtiar Musthafa 233
sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Sehingga penambahan bahan organik yang diberikan
tidak menunjukkan pengaruh yang nyata. Pertumbuhan tanaman sangat bergantung kepada
unsur hara yang terkandung pada media tanam. Nitrogen berperan penting dalam
pertumbuhan tanaman (Sonbai, 2013). Unsur nitrogen pada media tanam telah mencukupi.
Pemberian bahan organik berupa pupuk kandang dan arang sekam juga diduga tidak begitu
signifikan dalam meningkatkan kandungan unsur nitrogen pada media tanam. Penambahan
unsur nitrogen lebih signifikan dari pemberian pupuk anorganik pada pemupukan susulan
berupa pupuk NPK. Pemberian pupuk NPK sesuai dosis anjuran pada semua perlakuan
menjadi sumber utama unsur nitrogen bagi tanaman terong yang ditanam (Hutabarat,
2020). Perbaikan sifat fisik dan biologi tanah lebih dipengaruhi oleh penambahan bahan
organik dibandingkan sifat kimia tanah (Margolang, Jamilah, & Sembiring, 2014).
Pembentukan klorofil yang berpengaruh terhadap fotosintesis didukung ketersediaan
unsur N. fotosisntesis akan mempengaruhi karbohidrat yang dihasilkan. Sedangkan energi
dalam bentuk ATP dan ADP yang berasal dari protein didukung ketersediaan unsur P.
energi ini yang digunakan dalam metabolisme tanaman untuk pembentukan bebagai
senyawa organik. Pembentukan karbohidrat dan protein sekaligus memperkuat organ
tanaman menjadi peran unsur K. Kualitas buah juga peranan dari unsur hara tersebut
(Nugrahandi, Pikir, & Plumula, 2017).
Penyediaan unsur hara dari pupuk organik berjalan lambat sehingga belum
mencukupi kebutuhan tanaman (Puspitorini, 2018). Unsur hara baru tersedia setelah terjadi
perombakan senyawa dalam bentuk tersebia bagi tanaman oleh mikroba. Oleh karena itu
unsur hara yang tersedia masih terbatas. Kondisi ini juga diduga yang menyebabkan tidak
adanya perbedaan tinggi tanaman antara media yang diberi bahan organik dengan yang
tidak.
Hasil Tanaman
Tabel 2 menunjukkan pengaruh penambahan bahan organik terhadap hasil tanaman
terong berupa jumlah bunga, jumlah buah, dan bobot buah. hasil analisis menunjukkan
jumlah bunga tidak dipengaruhi penambahan bahan organik, tetapi berpengaruh terhadap
jumlah buah dan bobot buah terong yang dihasilkan.
Tabel 2.
Pengaruh penambahan bahan organik terhadap jumlah bunga, jumlah buah, dan bobot
buah tanaman terong.
Perlakuan
Jumlah bunga
(bunga/ tanaman)
Jumlah buah
(buah/ tanaman)
Bobot buah
(kg/ tanaman)
Kontrol (P0)
4,89
4,60 b
0,92 b
Pupuk kandang (P1)
5,50
4,73 b
0,95 b
Pupuk kandang + arang
sekam (P2)
6,35
6,78 a
1,36 a
KK (%)
41,23
15,16
15,16
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama tidak berbeda nyata pada taraf
5% berdasarkan uji DMRT.
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
234 http://sosains.greenvest.co.id
Hasil analisis menujukkan jumlah daun terong dari penambahan bahan organik
berupa kontrol (P0), pupuk kandang (P1), dan pupuk kandang dan arang sekam (P2) secara
berturut-turut adalah 4,89; 5,50; dan 6,35 bunga per tanaman. Jumlah bunga yang terbentuk
tidak dipengaruhi penambahan bahan organik. Nilai jumlah bunga yang terbentuk
tergolong normal. Jumlah bunga tanaman terong berkisar antara 3,37 sampai dengan 5,07
bunga per tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa bunga yang terbentuk sudah sesuai dengan
potensi yang dimiliki tanaman terong. Kondisi ini juga menunjukkan tercukupinya faktor
pendorong terbentuknya bunga (Sari, 2019).
Pengamatan terhadap jumlah buah tanaman terong akibat penambahan bahan
organik berupa kontrol (P0), pupuk kandang (P1), dan pupuk kandang dan arang sekam
(P2) secara berturut-turut adalah 4,60; 4,37; dan 6,78 buah per tanaman. Hasil analsis
menunjukkan adanya pengaruh penambahan bahan organik terhadap jumlah buah yang
terbentuk. Perlakuan kontrol dan pupuk kandang tidak menunjukkan perbedaan. Perbedaan
tampaknyata pada perlakuan penambahan pupuk kandang yang dicampur dengan arang
sekam. Terjadi peningkatan jumlah buah sebesar 32,15 % dengan penambahan pupuk
kandang dan arang sekam dibandingkan kontrol. Ketersediaan sejumlah unsur hara
ditingkatkan dengan penambahan pupuk kandang sapi (Hendri, Napitupulu, & Sujalu,
2015). Unsur hara P yang berperan dalam pertumbuhan generatif tanaman mampu
ditambah melalui pupuk kandang sapi. Sedangkan arang sekam lebih berperan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah yang mendukung kemampuan tanah dalam mengikat hara dalam
media tanam. Kombinasi penambahan unsur P dari pupuk kandang dan perbaikan fisik
tanah dari arang sekam yang diduga meningkatkan jumlah buah yang terbentuk. Sifat fisik
dan biologi tanah diperbaiki oleh pupuk kandang. Penggunaan pupuk kandang juga mampu
meningkatkan hasil tanaman dan menjaga jumlah produksi. Penggunaan pupuk kandang
juga upaya menghasilkan produk pertanian dengan kuantitas dan kulaitas yang berwawasan
lingkungan (Safei, Rahmi, & Jannah, 2014).
Bobot buah menjadi parameter hasil tanaman yang penting. Penambahan bahan
organik pada media tanam berpengaruh terhadap bobot buah tanaman terong yang
dihasilkan. Penambahan bahan organik berupa kontrol (P0), pupuk kandang (P1), dan
pupuk kandang dan arang sekam (P2) menghasilkan bobot buah tanaman terong secara
berturut-turut adalah 0,92; 0,95; dan 1,36 kg per tanaman. Perlakuan kontrol dan pupuk
kandang tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Perbedaan nyata dihasilkan dari
penambahan pupuk kandang yang dicampur dengan arang sekam. Terjadi peningkatan
bobot buah sebesar 47,83 % dari perlakuan tersebut dibandingkan dengan kontrol. Pupuk
kandang yang diberikan belum menambah unsur hara untuk meningkatkan bobot buah.
Perlu adanya perbaikan sifat fisik tanah dengan penambahan arang sekam sehingga unsur
hara yang ditambahkan dapat selalu tersedia bagi tanaman. Raksun dan Mertha (2018)
menyatakan bahwa berat basah terong ungu dipengaruhi pupuk bokhasi kotoran sapi. Berar
basah buah tanaman terong tanpa pemberian bokhasi mencapai 1826 gram. Peningkatan
berat basah buah tanaman terong dijumpai siring dengan peningkatan dosis bokhasi yang
diberikan.
Kombinasi penambahan unsur hara dari pupuk kandang dengan perbaikan fisik tanah
dari penambahan arang sekam mengakibatkan media tanam memiliki kemampuan lebih
baik dalam menyimpan unsur hara. Hal ini ditunjukkan pada penambahan bahan organik
berupa pupuk kandang dan arang sekam mampu meningkatkan jumlah buah dan bobot
buah per tanaman. Upaya intensifikasi dalambentuk perbaikan daya dukung tanah untuk
pertumbuhan dan hasil tidak hanya terfokus pada perbaikan sifat kimia atau sifat fisik tanah
saja. Perbaikan sifat kimia dengan penambahan unsur hara tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jika hara yang ditambahkan langsung hilang atau tidak
tersedia bagi tanaman. Begitu pula jika hanya memperbaiki sifat fisik saja. Perbaikan sifat
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terong dengan
Penambahan Pupuk Kandang dan Arang Sekam Pada
Media Tanam
2022
Muhammad Bachtiar Musthafa 235
fisik tanah tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan jika hara yang dibutuhkan tanaman
tidak tercukupi. Jumlah buah dan berat buah yang lebih tinggi merukan akibat dari
peningkatan ketersediaan dan serapan unsur hara tanaman terong (Isnaini, Rahmi, &
Sujalu, 2014).
Kesimpulan
Pertumbuhan terong belum dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk kandang
dan arang sekam. Akan tetapi jumlah dan bobot buah terong dapat ditingkatkan dengan
nilai secara berturut-turut sebesar 32,15 % dan 47,83 % dibandingkan tanpa penambahan
bahan organik.
Bibliografi.
Ervina, Oky, Anjarwani, Anjarwani, & Historiawati, Historiawati. (2016). Pengaruh Umur
Bibit Pindah Tanam Dan Macam Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Terong (Solanum melongena, L.) Varitas Antaboga 1. Vigor: Jurnal Ilmu
Pertanian Tropika Dan Subtropika, 1(1), 1222.
Evanita, Ely, Widaryanto, Eko, & Heddy, Y. B. (2014). Pengaruh pupuk kandang sapi pada
pertumbuhan dan hasil tanaman terong (Solanum melongena L) pada pola tanam
tumpangsari dengan rumput gajah (Penisetum purpureum) tanaman pertama. Jurnal
Produksi Tanaman, 2(7).
Hasibuan, Rizki Machdiani. (2019). Efektivitas Pemberian Poc Urin Kelinci Dan Pupuk
Kandang Burung Puyuh Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung Ungu
(Solanum Melongena L.).
Hendri, Martinus, Napitupulu, Marisi, & Sujalu, Akas Pinaringan. (2015). Pengaruh pupuk
kandang sapi dan pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
terung ungu (Solanum melongena L.). Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian Dan
Kehutanan, 14(2), 213220.
Hertos, Mohammad. (2015). Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan
Pupuk NPK Mutiara Yaramila Terhadap Pertumbuhan dan hasil Tanaman Terung
(Solanum Melongena L.) Pada tanah Berpasir. Anterior Jurnal, 14(2), 147153.
Hisani, Wakifatul, & Herman, Herman. (2019). Pemanfaatan Pupuk Organik Dan Arang
Sekam Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Terong (Selanum
Melogena L.). Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 7(2), 147155.
Hutabarat, Hotma Roulina. (2020). Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk
NPK Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Terung ungu (Solanum melongena L).
Isnaini, Muhammad, Rahmi, Abdul, & Sujalu, Akas Pinaringan. (2014). Pengaruh Jenis
dan Konsentrasi Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung
(Solanum Melongena L.) Varietas Mustang F1. Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian Dan
Kehutanan, 13(1), 5358.
Margolang, Rizky Dharmawan Margolang Rizky Dharmawan, Jamilah, Jamila, &
Sembiring, Mariani. (2014). Karakteristik beberapa sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah pada sistem pertanian organik. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera
Utara, 3(2), 104544.
Nugrahandi, Arya Listyan, Pikir, Juli Santoso, & Plumula, Djarwatiningsih. (2017). Uji
Formulasi Berbagai Mol Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terong
(Solanum melongena L.). Berkala Ilmiah Agroteknologi-PLUMULA, 5(2).
Puspitorini, Palupi. (2018). Pengaruh Biourine Pada Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa
Varietas Tanaman Terong (Solanum Melongena L.). JURNAL AGRI-TEK, 18(2).
Safei, Muhammad, Rahmi, Abdul, & Jannah, Noor. (2014). Pengaruh jenis dan dosis pupuk
organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung (Solanum melongena L.)
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
236 http://sosains.greenvest.co.id
varietas Mustang F-1. Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian Dan Kehutanan, 13(1), 5966.
Sahetapy, Max. (2012). Respon Terong (Solanum melongena L.) Terhadap Perlakuan
Dosis Pupuk Herbafarm. JIU (Jurnal Ilmiah Unklab), 17.
Santosa, Sartono Joko. (2017). Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Teh Dan Macam Media
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terong Di Polybag. Joglo, 28(2).
Sari, Putri Pramita. (2019). Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Ayam Dan Kotoran
Kambing Terhadap Pertumbuhan Tanaman Terong Sebagai Media Pembelajaran
Materi Pertumbuhan Dan Perkembangan Kelas XII.
Sonbai, Jemrifs H. H. (2013). Pertumbuhan dan hasil jagung pada berbagai pemberian
pupuk nitrogen di lahan kering regosol. Partner, 20(2), 154164.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.