244 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOL 2 NO 2 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
ANALISIS PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BERISIKO
TERTULAR HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ACQUIRED
IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME (HIV/AIDS)
Sri Wahyuni
1
, Widya Putriastuti
2
dan Imam Samiadji
3
1,2,3
Program Studi D3 Kebidanan, STIKes Budi Luhur Cimahi, Indonesia
Corresponding Author : Sri Wahyuni¹
Email : uni.budiluhur@gmail.com
1
,
widya.p.astuti@gmail.com
2
dan imamsamadji@gmail.com
3
Info Artikel :
Diterima : 29 Januari 2022
Disetujui : 08 Februari 2022
Dipublikasikan : 15 Februari 2022
Keywords:
Pengetahuan,
Sikap dan
Perilaku Berisiko,
HIV/AIDS,
Warga binaan
Keywords:
Knowledge,
Attitudes and
risk behavior,
HIV/AIDS,
Assisted
residents
ABSTRAK
Latar Belakang : Human immunodeficiency virus (HIV) menargetkan sistem kekebalan
tubuh dan melemahkan sistem pertahanan manusia terhadap infeksi dan beberapa jenis
kanker. Ketika virus merusak fungsi sel-sel kekebalan, individu yang terinfeksi secara
bertahap menjadi imunodefisiensi. Tujuan : Meningkatkan kerentanan terhadap
berbagai infeksi, kanker, dan penyakit lain yang dapat dilawan oleh orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang sehat. Metode : Metode penelitian yang digunakan yaitu desain
penelitian deskriptif. Penentuan responden menggunakan purposive sampling dan
diperoleh sebanyak 89 responden. Pengumpulan data berupa pengisian kuesioner dan
studi dokumentasi. Dalam penelitian ini telah dilakukan uji etik oleh Lembaga Etik
STIKes Budi Luhur Cimahi. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam rumah
tahanan negara kelas I Bandung Hampir setengahnya memiliki tingkat pengetahuan
yang cukup dengan jumlah responden sebanyak 36 responden, Sebagian besar memiliki
sikap mendukung untuk mencegah penularan HIV/AIDS dengan jumlah responden 54
responden, Sebagian besar memiliki berisiko tertular HIV/AIDS dengan jumlah
responden 48 responden. Kesimpulan : Analisis tingkat Pengetahuan terhadap warga
binaan hampir setengahnya memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dengan jumlah
responden sebanyak 36 responden.
ABSTRACT
Background : Human immunodeficiency virus (HIV) targets the immune system and
weakens the human defense system against infections and some types of cancer. When
the virus impairs the function of immune cells, the infected individual gradually becomes
immunodeficient. Purpose : Increases susceptibility to various infections, cancers, and
other diseases that people with healthy immune systems can fight off. Method : The
research method used is descriptive research design. Determination of respondents
using purposive sampling and obtained as many as 89 respondents. Data collection is
in the form of filling out questionnaires and studying documentation. In this study, an
ethical test was carried out by the Budi Luhur Cimahi Institute of Ethics for STIKes.
Results : The results showed that in class I state detention centers in Bandung, almost
half of them had a sufficient level of knowledge with 36 respondents, most had a
supportive attitude to prevent HIV/AIDS transmission with 54 respondents, most were
Analisis Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Beresiko
Tertular Human Immunodeficiency Virus/Acquired
Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS)
2022
Sri Wahyuni, Widya Putriastuti
dan Imam Samiadji
245
at risk of contracting HIV/AIDS. with the number of respondents 48 respondents.
Conclusion : Knowledge level analysis of the inmates Almost half of them have a
sufficient level of knowledge with a total of 36 respondents.
PENDAHULUAN
Secara global hingga pertengahan tahun 2015 terdapat 15,8 juta orang yang hidup
dengan HIV dan 2,0 juta orang baru terinfeksi HIV serta terdapat 1,2 juta orang meninggal
karena penyebab terkait HIV (Ardhiyanti, Lusiana, & Megasari, 2015). Diperkirakan 0,8%
dari orang dewasa berusia 15-49 tahun di seluruh dunia hidup dengan HIV. Berdasarkan
Laporan Perkembangan HIV/AIDS dan Infeksi Seksual Menular tahun 2017 oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah kumulatif infeksi HIV sampai dengan
Desember 2017 di Indonesia adalah sebanyak 280.263 kasus, dengan jumlah kumulatif
AIDS sebanyak 102.667 kasus terhitung dari tahun 1987 hingga Desember 2017 (Yusran
& Rezal, n.d.). Dalam laporan yang sama juga ditemukan bahwa jumlah penemuan kasus
infeksi baru HIV dan AIDS mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data ini
mengindikasikan peningkatan jumlah penularan infeksi HIV di Indonesia. HIV AIDS dapat
menyerang setiap orang, dengan komunitas Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender
(LGBT), pekerja seksual, pengguna jarum suntik bersama, dan penghuni lapas sebagai
populasi kunci yang memiliki risiko penularan tinggi (Sembiring & Yeni, 2021).
Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Kesehatan Jawa Barat kumulatif kasus
HIV/AIDS di Jawa Barat dari tahun 2006-2017 mengalami kenaikan signifikan. Dan jika
dibagi menjadi per Kabupaten/Kota ternyata Kota Bandung menduduki peringkat pertama
dengan 945 kasus sepanjang 2018.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung periode 2017-2019 yang
ditemukan dalam kondisi HIV ialah 935 kasus dan yang ditemukan dalam keadaan AIDS
adalah 380 kasus, yang meninggal sebanyak 22 orang sisanya sedang dalam perawatan.
Menurut data dari Sistem Database Permasyarakatan (SDP) diambil dari seluruh Kantor
Wilayah Seluruh Indonesia di awal bulan Februari 2020 terdapat 894 warga binaan yang
terkena HIV/AIDS dan 9.601 yang berisiko terkena HIV/AIDS. Sedangkan di tingkat
kantor wilayah Jawa Barat terdapat 117 warga binaan yang terkena HIV/AIDS dan 300
yang berisiko terkena HIV/AIDS. Lebih mendalam lagi terhadap RUTAN yang berada di
Jawa Barat yaitu RUTAN Kelas I Bandung terdapat 7 warga binaan yang terkena
HIV/AIDS dan 10 yang berisiko terkena HIV/AIDS akibat penggunaan narkoba suntik.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui
panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri (Indah, Aswitami, & Diantari, 2020). Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang
yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek (Ayu & Kurniawati, 2017).
Sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku
tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu,
sikap merupakan kesadaran yang sifatnya individual (Fadlilah & Rahil, 2019). Artinya
proses ini terjadi secara subjektif dan unik pada diri setiap individu. Perilaku adalah respon
individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai
frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak (Kurniawati & Wardani,
2020). Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.
Sehubungan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Berisiko tertular Human Immunodeficiency
Virus / Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) Di Rumah Tahanan Negara
Kelas I Bandung Tahun 2020”. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui analisis
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
246 http://sosains.greenvest.co.id
pengetahuan, sikap dan perilaku berisiko tertular Hu man Immunodeficiency Virus /
Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Rumah Tahanan Negara Kelas I
Bandung. Tujuan penelitian ini adalah Meningkatkan kerentanan terhadap berbagai infeksi,
kanker, dan penyakit lain yang dapat dilawan oleh orang dengan sistem kekebalan tubuh
yang sehat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan desain penelitian deskriptif. Metode
penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik
hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas) tanpa
membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari hubungan dengan variabel lain
(Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah warga binaan sebanyak 828
responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 89 responden. Penelitian dilakukan di Rumah Tahanan Negara
Kelas I Bandung. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisa univariat, analisa
univariat adalah analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan
karakteristik setiap variabel penelitian. Untuk mencegah timbulnya masalah etik, maka
peneliti telah melakukan izin etik dan penelitian ini telah terdaftar di komisi Etik Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Nasional (KEPPKN) Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, dalam surat keterangan nomor :31/D/KEPK-STIKes/VIII/2020 dengan nomor
kodefikasi : 3277042S, melakukan informed concent, menjaga kerahasiaan responden,
memberikan manfaat terhadap penelitian yang sudah dilakukan dan menjaga keadilan
antara responden yang satu dengan responden yang lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.
Hasil frekuensi tingkat Pengetahuan
Frekuensi
Persentase (%)
27
30,3 %
36
40,4 %
26
29,2%
89
100 %
Sumber : Data Primer 2020
Tabel 2.
Hasil frekuensi Sikap
Sikap
Frekuensi
Persentase (%)
Mendukung
54
60,7 %
Kurang Mendukung
35
39,3 %
Total
89
100 %
Sumber : Data Primer 2020
Tabel 3.
Hasil frekuensi Perilaku Berisiko
Sikap
Frekuensi
Persentase (%)
Tidak Berisiko
41
46,1 %
Berisiko
48
53,9 %
Total
89
100 %
Sumber : Data Primer 202
Analisis Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Beresiko
Tertular Human Immunodeficiency Virus/Acquired
Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS)
2022
Sri Wahyuni, Widya Putriastuti
dan Imam Samiadji
247
1. Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum tentang tingkat pengetahuan pada
warga binaan didapatkan bahwa dari analisa tentang tingkat pengetahuan pada warga
binaan didapatkan bahwa dari 89 responden, sebagian responden memiliki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 27 responden (30,3%) sedangkan responden memiliki tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 36 responden (40,4%) dan responden yang memiliki tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 26 responden (29,2%). Hasil penelitian tersebut menjelaskan
bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup. Adapun
kejadian tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 27 responden dan tingkat pengetahuan
yang kurang sebanyak 26 responden. Pengetahuan tentang HIV/AIDS ditemukan cukup,
namun masih ada kesalahpahaman tentang HIV/AIDS pada warga binaan sehingga masih
diperlukan edukasi untuk memperbaiki hal tersebut (Ristianadewi, Septimar, & Wibisono,
2021).
Individu mampu mengingatkan kesehatan dengan cara meningkatkan pengetahuan.
Teori tersebut menekankan pada kemampuan warga binaan untuk beradaptasi dalam
meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan cara menanyakan kepada teman
seruangan maupun kepada petugas. Seseorang yang terpaksa tinggal di lembaga
permasyarakatan karena menjalani hukuman akan mempengaruhi kondisinya. Mereka akan
mengalami kesulitan untuk menyesuaikan kehidupan nya di lembaga permasyarakatan,
tetapi mereka harus tetap mengikuti aturan-aturan yang berlaku di lembaga
permasyarakatan. Selain itu, mereka juga harus terpisah dari keluarganya, teman
sebayanya, kehilangan kebebasan untuk tinggal diluar. Hal tersebut akan menyebabkan
seseorang mendapat tekanan karena hidup di lembaga permasyarakatan, untuk
meningkatkan pengetahuan warga binaan tentang bahayanya tertular HIV/AIDS maka
disini harus dilakukan edukasi dan penyuluhan kesehatan oleh petugas untuk menambah
wawasan mengenai bahayanya tertular HIV/AIDS (Irawan, 2018).
2. Sikap
Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum tentang sikap pada warga binaan
didapatkan bahwa dari analisa tentang sikap pada warga binaan didapatan bahwa dari 89
responden, sebagian besar responden memiliki sikap mendukung sebanyak 54 responden
(60,7%) dan sebagian responden sebanyak 35 (39,3 %) memiliki sikap kurang mendukung.
Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap
yang mendukung sebanyak 54 responden adapun 35 responden yang lainnya memiliki
sikap kurang mendukung. Hasil ini sesuai dengan yang di paparkan oleh Nur Arifatun dan
Dyah mahendrasari yang menyatakan bahwa warga binaan memiliki sikap yang
mendukung. Berdasarkan hasil jawaban yang diperoleh sebagian besar responden memiliki
sikap yang mendukung yaitu sebanyak 36 responden (55,4%) warga binaan setuju
berperilaku sehat agar terhindar dari penularan HIV/AIDS dan responden yang memiliki
sikap kurang mendukung sebanyak 29 responden (44,6) (Fachmi, Miharja, & Harianto,
2016). Teori Sister Callista Roy menjelaskan tentang bagaimana individu mampu
mengingkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan sikap yang mendukung.
Teori tersebut menekankan pada kemampuan warga binaan untuk beradaptasi dalam
meningkatkan sikap yang mendukung tentang HIV/AIDS. Seseorang yang terpaksa tinggal
di lembaga permasyarakatan karena menjalani hukuman akan mempengaruhi kondisinya
(Fajarani, 2017). Mereka akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan kehidupan nya di
lembaga permasyarakatan, tetapi mereka harus tetap mengikuti aturan-aturan yang berlaku
di lembaga permasyarakatan. Selain itu, mereka juga harus terpisah dari keluarganya,
teman sebayanya, kehilangan kebebasan untuk tinggal diluar. Hal tersebut akan
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
248 http://sosains.greenvest.co.id
menyebabkan seseorang mendapat tekanan karena hidup di lembaga permasyarakatan,
untuk meningkatkan sikap yang mendukung untuk tidak tertular HIV/AIDS. Proses
komunkasi yang terjalin antar warga binaan yang satu dengan yang lainnya ataupun dengan
petugas rumah tahanan serta kerabat yang datang untuk menjenguk berindikasi terhadap
segala bentuk proses perubahan komunikasi seorang warga binaan di rumah tahanan.
Komunikasi tidak terlepas dari peran komunikator, dalam hal ini komunikasi seorang
warga binaan di rumah tahanan melalui komunkasi yang saling mengungkapkan perasaan
emosi, pendapat dan tujuan. Sehingga terjalin komunkasi yang efektik didalamnya untuk
bersikap mendukung supaya tidak terkena HIV/AIDS selama di dalam rumah tahanan,
sedangkan jika seorang warga binaan kurang komunkasi antar teman sesama warga
binaan,petugas maupun kerabat akan dipastikan warga binaan mempunyai sikap yang
kurang mendukung terhadap penularan HIV/AIDS di rumah tahanan.
3. Perilaku Berisiko
Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum tentang perilaku berisiko pada warga
binaan didapatkan bahwa dari analisa tentang perilaku berisiko pada warga binaan
didapatkan bahwa dari 89 responden, sebagian besar responden berisiko tertular HIV/AIDS
dengan perilaku menggunakan jarum suntik secara bergantian dan membuat tindik secara
bergantian sebanyak 48 responden (53,9%) dan sebagian responden sebanyak 41(46,1%)
tidak berisiko tertular HIV/AIDS. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa sebagian
besar responden berjumlah 89 orang yang berisiko tertular HIV/AIDS (tindakan
penggunaan jarum suntik NAPZA, tindakan terkait hubungan seksual berisiko, dan
tindakan lainnya) sebanyak 48 responden (53,9%) berisiko terkena HIV/AIDS sedangkan
sebagian kecil responden sebanyak 41 orang (46,1%) tidak berisiko terkena HIV/AIDS.
Hasil ini sesuai dengan yang di paparkan oleh Mondesari,dkk (2016) yang menyatakan
bahwa warga binaan yang berisiko tertular HIV/AIDS masih banyak. Berdasarkan hasil
penelitian dapat diketahui bahwa responden yang berisiko tertular HIV/AIDS yaitu
sebanyak 50 orang (93%), sedangkan yang tidak melakukan berisiko tertular HIV/AIDS
sebanyak 4 orang (7%).
Model adaptasinya dalam tatanan pelayanan keperawatan terdiri dari tujuan
keperawatan dan aktivitas keperawatan. Kebutuhan akan pelayanan keperawatan timbul
saat klien tidak dapat beradaptasi dengan tekanan lingkungan internal maupun eksternal.
Warga binaan yang baru ataupun lama juga melakuan proses adaptasi, dimana warga
binaan tersebut harus melakukan tindakan pencegahan mengenai perilaku berisiko agar
tidak terkena penyakit HIV/AIDS. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Nur Arifatun
dan Dyah mahendrasari (2017) yang menyatakan bahwa 21 orang berperilaku berisiko dan
44 orang tidak berisiko, ini disebabkan sering diadakan nya penyuluhan tentang HIV/AIDS
dan NAPZA secara rutin dan merata kepada semua warga binaan, meningkatkan kegiatan
penanggulangan HIV/AIDS oleh petugas terutama pada awal napadina pertama kali masuk
menjadi warga binaan rumah tahanan. Populasi warga binaan (narapidana) di lapas adalah
juga merupakan salah satu populasi kunci yang penting dalam penyebaran HIV di
Indonesia. Perilaku menggunakan narkotika suntik, pengaruhnya sangat kuat dan bermakna
secara statistik terhadap risiko terkena infeksi HIV. Secara keseluruhan, faktor-faktor
(determinan) yang dapat meningkatkan risiko terinfeksi HIV secara bermakna di kalangan
para warga binaan dilapas/rutan di Indonesia adalah: berbagi jarum suntik tidak steril,
kontak seksual dengan sesama warga binaan, terinfeksi PMS (khususnya sifilis) dan
memakai tato dan tindik.
Analisis Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Beresiko
Tertular Human Immunodeficiency Virus/Acquired
Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS)
2022
Sri Wahyuni, Widya Putriastuti
dan Imam Samiadji
249
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang berjudul “Analisis Pengetahuan,
Sikap dan Perilaku Berisiko tertular Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno
Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Rumah Tahanan Negara Kelas I Bandung” yang
dilakukan pada tanggal 22-29 Juni 2020 terhadap 89 responden dengan tujuan umum untuk
mengetahui Analisis Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Berisiko tertular Human
Immunodeficiency Virus/ Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Rumah
Tahanan Negara Kelas I Bandung dan untuk menafsirkan persepsi jawab dibuat pedoman
tafsiran yang diambil dari sughiyono, maka dapat disimpulkan bahwa: Analisis tingkat
Pengetahuan terhadap warga binaan Hampir setengahnya memiliki tingkat pengetahuan
yang cukup dengan jumlah responden sebanyak 36 responden. Analisis Sikap pada warga
binaan Sebagian besar memiliki sikap mendukung untuk mencegah penularan HIV/AIDS
dengan jumlah responden 54 responden. Analisis Perilaku Berisiko pada warga binaan
sebagian besar memiliki berisiko tertular HIV/AIDS dengan jumlah responden 48
responden.
REFERENCES
Ardhiyanti, Yulrina, Lusiana, Novita, & Megasari, Kiki. (2015). Bahan ajar AIDS pada
asuhan kebidanan. Yogyakarta: Deepublish.
Ayu, Suci Musvita, & Kurniawati, Tri. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Aborsi Dengan Sikap Remaja Terhadap Aborsi Di Man 2 Kediri Jawa
Timur. Unnes Journal of Public Health, 6(2), 97100.
Fachmi, Sintha Noor, Miharja, Ediyar, & Harianto, Joanggi. (2016). Hubungan antara
Tingkat Kecemasan dengan Sikap Perawat dalam Penanganan Kekambuhan Pasien
Perilaku Kekerasan di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda Tahun 2016.
Fadlilah, Siti, & Rahil, Nazwar Hamdani. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Perilaku Pencegahan Cidera Muskuloskeletal Pada Pemain Futsal. Jurnal
Keperawatan BSI, 7(1).
Fajarani, Anggit Saktika. (2017). Tingkat stres dan harga diri narapidana wanita di lembaga
pemasyarakatan kelas II A Kota Bogor. Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes
Bandung, 9(2), 2633.
Indah, Pande Putu Indah Purnamayanthi, Aswitami, Ni Gusti Ayu Pramita, & Diantari, Ni
Putu Ayu Mita. (2020). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III
Tentang Tanda Bahaya Persalinan. Journal Center of Research Publication in
Midwifery and Nursing, 4(2), 2832.
Irawan, Doni. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Pembelajaran
Didaktif (Ceramah) Dan Sokratik (Buzz Group) Terhadap Tingkat Pengetahuan
Mengenai Bahaya Perilaku Merokok Pada Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah Al-
Hidayah Sukawening.
Kurniawati, Novi, & Wardani, Riska Aprilia. (2020). Hubungan Persepsi Remaja Tentang
Perilaku Seksual Pranikah Dan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja. Jurnal
Keperawatan, 13(2), 11.
Ristianadewi, Hannny Putri, Septimar, Zahrah Maulidia, & Wibisono, Ahmad Yusuf
Gunawan. (2021). Perilaku Berisiko Dan Perilaku Pencegahan Tertular Penyakit
Hiv/Aids Di Lembaga Pemasyarakatan Pada Tahun 2020. Nusantara Hasana
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
250 http://sosains.greenvest.co.id
Journal, 1(2), 130137.
Sembiring, Rony Pramana, & Yeni, Yeni. (2021). Analisis Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pencegahan Penularan Hiv/Aids Pada Warga Binaan Pemasyarakatan
(Wbp) Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Palembang Sumatera Selatan.
Palembang: Sriwijaya University.
Sugiyono, Dr. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
R&D.
Yusran, Sartiah, & Rezal, Farit. (n.d.). Kajian Empiris Stigma terhadap ODHA pada
Masyarakat di Kota Kendari. Jurnal Wawasan Promosi Kesehatan, 1(1).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.