278 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOL 2 NO 2 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU
BALITA TENTANG
PENANGANAN
DIARE BERDASARKAN KARAKTERISTIK
Meriati Purba
1
, Nagoklan Simbolon
2
dan Meydiana Br Limbeng
3
1,2,3
Prodi D3 Keperawatan, STIKes Santa Elisabeth Medan, Indonesia
Corresponding Author : Meydiana Br Limbeng
3
Email :purbamer[email protected]
1
2
dan
meydianalimbeng@gmail.com
3
Info Artikel :
Diterima : 02 Februari 2022
Disetujui : 08 Februari 2022
Dipublikasikan : 15 Februari 2022
Kata Kunci:
Pengetahuan
Ibu, Diare,
Puskesmas
Keywords:
Knowledge
mother, diarrhea,
Public health
center
ABSTRAK
Latar Belakang : Diare merupakan salah satu penyebab utama angka kematian anak
dan morobiditas di dunia yang menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan mengalami
dehidrasi. World Health Organization (WHO) memperkirakan 4 milyar kasus diare
terjadi di dunia dan 2,2 juta diantaranya meninggal, dan sebagian besar anak anak
dibawah umur 5 tahun. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
pengetahuan ibu yang memiliki balita berdasarkan usia, agama, suku, pendidikan,
pekerjaan dan penghasilan di Puskesmas Talun Kenas tahun 2021. Metode : Deskriptif
dengan teknik consecutive sampling dimana pengumpulan datanya dilakukan
menggunakan kuesioner. Hasil : Didapatkan bahwa dari 84 responden menunjukkan
usia responden yang proporsi berada pada usia 26-35 tahun sebanyak 53 responden
(63.1%), agama responden yang proporsi tertinggi islam sebanyak 38 responden
(45.2%), suku responden yang proporsi tertinggi karo sebanyak 65 responden
(77.4%), pendidikan responden yang proporsi tertinggi SMA sebanyak 38 responden
(45.2%), pekerjaan responden yang proporsi tertinggi tak bekerja/IRT sebanyak 46
responden (54.8%), dan penghasilan responden yang proporsi tertinggi rendah
sebanyak 68 responden (81.0%). Sebagian besar ibu balita berpengetahuan cukup
sebanyak 36 responden (42.9%). Kesimpulan : karakteristik demografi dapat
mempengaruhi pengetahuan ibu balita dalam penanganan diare. Dilihat dari itu di
wilayah Puskesmas Talun Kenas lebih banyak berpengetahuan cukup.
ABSTRACT
Background : Diarrhea is one of the main causes of child mortality and morbidity in
the world which causes the body to lose fluids and become dehydrated. The World
Health Organization (WHO) estimates that 4 billion cases of diarrhea occur in the
world and 2.2 million of them die, and most of them are children under the age of 5
years. Purpose : to find out the knowledge of mothers who have toddlers based on age,
religion, ethnicity, education, occupation and income at the Talun Kenas Public
Health Center in 2021. Method : descriptive with consecutive sampling technique
where data collection is done using a questionnaire. Results : it was found that from
84 respondents, the proportion of respondents aged 26-35 years was 53 respondents
(63.1%), the religion of the respondents with the highest proportion was Islam as many
as 38 respondents (45.2%), the ethnicity of the respondents with the highest proportion
Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Tentang
Penanganan
Diare Berdasarkan Karakteristik
d
i Puskesmas
Talun Kenas Tahun 2021
2022
Meriati Purba, Nagoklan Simbolon
dan Meydiana Br Limbeng
279
was 65. respondents (77.4%), the highest proportion of respondents' education was
SMA as many as 38 respondents (45.2%), the highest proportion of respondents'
occupations were not working/IRT as many as 46 respondents (54.8%), and the
income of respondents with the highest proportion was low as many as 68 respondents
(81.0%). Most mothers of children under five have sufficient knowledge as many as 36
respondents (42.9%). Conclusion : demographic characteristics can affect the
knowledge of mothers under five in handling diarrhea. Seen from the of the talun kenas
helath center with sufficient knowledge.
PENDAHULUAN
Diare pada anak merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang penting di
negara berkembang termasuk di Indonesia. Diare di Indonesia masih merupakan masalah
kesehatan utama karena masih sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan
kadang disertai kematian (Maryanti, Lesmana, Mandela, & Herlina, 2017). Penyakit diare
sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih lanjut akan menyebabkan
dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Banyak faktor risiko yang diduga menyebabkan
dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Banyak faktor risiko yang diduga menyebabkan
terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita, salah satu faktor risiko yang sering diteliti
adalah faktor lingkungan yang meliputi Sarana Air Bersih (SAB), sanitasi, jamban,
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), kualitas bakteriologis air dan kondisi rumah.
Kualitas air minum yang buruk menyebabkan terjadinya kasus diare. Sanitasi yang tidak
baik akan menyebabkan banyaknya kontaminasi bakteri Escheria Coli dalam air yang
dikonsumsi masyarakat (Ariani, 2016).
Penyakit diare dapat ditanggulangi dengan penggunaan oralit sesuai dengan Lintas
Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare) dan penggunaan Zink. Penderita diare harus
mendapatkan oralit dengan target penggunaan oralit adalah 100% dari semua kasus diare.
Penggunaan Zink merupakan mikronutrien yang berfungsi untuk mengurangi lama dan
tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi BAB, mengurangi volume tinja serta
menurunkan kekambuhan kejadian diare pada tiga bulan berikutnya. Penggunaan Zink
selama 10 hari berturut-turut pada saat balita diare merupakan terapi diare balita (Nissa,
2017).
Faktor lingkungan yang paling domain yaitu sarana air bersih dan pembuangan
tinja. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman karena diare dan
berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, maka penularan diare
dengan mudah dapat terjadi. Faktor gizi juga ikut mempengaruhi diare, dimana semakin
buruk gizi seorang balita, ternyata semakin banyak episode diare yang dialami
(Napitupulu, 2020). Selain itu, faktor yang lainya adalah sosial ekonomi yang juga
berpengaruh terhadap diare pada balita. Dimana meliputi pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, dan kepemilikan kekayaan dan fasilitasi (Siregar, 2019).
Intervensi terbaik untuk diare adalah melakukan pencegahan. Orang tua
memerlukan informasi tentang beberapa pencegahan seperti kebersihan pribadi,
perlindungan, pasokan air yang bebas kontaminasi serta adanya persiapan makanan yang
bersih. Pencegahan diare meliputi kebersihan perineum, pembuangan popok kotor, cuci
tangan yang tepat, serta melakukan isolasi terhadap orang yang terinfeksi juga dapat
meminimalkan penularan infeksi diare (Speedie & Middleton, 2021).
Orang tua memiliki peran penting dalam kesehatan anaknya. Orang tua
menentukan pilihan jumlah dan kualitas pelayanan kesehatan yang anaknya terima,
makanan yang mereka makan, jumlah aktivitas fisik yang dilakukan, dukungan emosional
yang diberikan, serta kualitas lingkungan mereka sebelum dan sesudah lahir. Faktor ibu
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
280 http://sosains.greenvest.co.id
yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan atau praktek merupakan factor resiko yang
signifikan dalam menyebabkan penyakit diare pada anak (Sukut, Arif, & Qur’aniati,
2015).
Hasil survey pengamatan yang penulis lakukan melalui wawancara dengan
pegawai puskesmas, pada tahun 2020 sebanyak 540 anak balita yang mengalami diare
dan didapatkan data melalui wawancara pada 10 orang ibu yang membawa anaknya yang
diare ke Puskesmas Talun Kenas diantaranya ada 6 orang ibu yang menyakini bahwa jika
anak yang mengalami diare maka perlu dibawa langsung ke pukesmas atau klinik dan
memberikan obat yang dianjurkan oleh perawat dan bidan sedangkan ada 4 orang ibu
yang menangani diare dengan diberikan dedaunan yang dihancurkan kemudian dioleskan
pada bagian perutnya.
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian
mengenai gambaran pengetahuan ibu balita tentang penanganan diare berdasarkan
karakteristik di Puskesmas Talun Kenas tahun 2021. Hal itu penting guna memberikan
informasi yang akurat kepada masyarakat tentang penyebab terjadinya penyakit diare
pada balita dan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat serta mencegah
terjadinya kembali kejadian diare yang bisa menyebabkan kematian jika terlambat di
tangani. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan ibu yang memiliki
balita berdasarkan usia, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan di
Puskesmas Talun Kenas tahun 2021.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penenelitian deskriptif dimana peneliti akan
mengamati, menggambarkan atau mengobservasi gambaran pengetahuan ibu balita
tentang penanganan diare berasarkan karakteristik di Puskesmas Talun Kenas tahun 2021.
Tekni pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
consecutive sampling. Consecutive sampling adalah pemilihan sampel dengan
menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian
sampai dengan kurun waktu tertentu, sehingga jumlah klien yang diperlukan terpenuhi
(Hartono, Junaidi, & Herpandika, 2020).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Demografi ibu balita berdasarkan pengetahuan
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 84 ibu balita di Puskesmas Talun
Kenas Kec. STM Hilir Kab. Deli Serdang Tahun 2021. Karakteristik responden pada
penelitian ini dikelompokkan berdasarkan demografi ibu balita yang meliputi usia,
agama, suku, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, diuraikan sebagai berikut:
Tabel 1.
Distibusi Frekuensi Karakteristik Demografi Ibu Balita tentang Penanganan Diare di
Puskesmas Talun Kenas Kec. STM Hilir Kab Deli Serdang Tahun 2021
Hasil penelitian pengetahuan
P
baik
Cukup
Kurang
Total
F
(%)
F
(%)
F
(%)
F
(%)
Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Tentang
Penanganan
Diare Berdasarkan Karakteristik
d
i Puskesmas
Talun Kenas Tahun 2021
2022
Meriati Purba, Nagoklan Simbolon
dan Meydiana Br Limbeng
281
6
7.1
9
10.7
5
6.0
20
23.8
23
1
27.4
1.2
19
8
22.6
9.5
11
2
13.1
2.4
53
11
63.1
13.1
30
35.7
36
42.9
18
21.4
84
100
13
13
4
15.5
15.5
4.8
16
12
8
19.0
14.3
9.5
9
8
1
10.7
9.5
1.2
38
33
13
45.2
39.3
15.5
30
35.7
36
42.9
18
21.4
84
100
24
0
0
6
28.6
0
0
7.1
26
0
0
10
31.0
0
0
11.9
15
0
0
3
17.9
0
0
3.6
65
0
0
19
77.4
0
0
22.6
30
35.7
36
42.9
18
21.4
84
100
0
1
24
5
0
0
1.2
28.6
6.0
0
0
20
13
3
0
0
23.8
15.5
3.6
0
13
4
1
0
0
15.5
4.8
1.2
0
0
13
25
38
8
0
15.5
29.8
45.2
9.5
0
30
35.7
36
42.9
18
21.4
84
100
15
8
4
3
17.9
9.5
4.8
3.6
20
9
4
3
23.8
10.7
4.8
3.6
11
6
1
0
13.1
7.1
1.2
0
46
23
9
6
54.8
27.4
10.7
7.1
30
35.7
36
42.9
18
21.4
84
100
0
8
22
0
9.5
26.2
0
7
29
0
8.3
34.5
0
1
17
0
1.2
20.2
0
16
68
0
19.0
81.0
30
35.7
36
42.9
18
21.4
84
100
Tabel diatas distribusi frekunsi ibu balita dari 84 orang yang diteliti didapatkan
bahwa kelompok usia, jumlah kriteria ibu sebagian besar dengan kategori 26-35 tahun
berjumlah 53 (63.1%) orang dan sebagia kecil dengan kategori 36-45 tahun dengan
jumlah 11 (13.1%) orang. Kelompok berdasarkan agama sebagian besar beragama islam
berjumlah 38 (45.2%) orang dan sebagian kecil dengan kategori agama katolik 13
(15.5%) orang. Berdasarkan suku sebagian besar ibu bersuku karo berjumlah 65 (77.4%)
orang dan sebagian kecil bersuku jawa 19 (22.6%) orang. Berdasarkan Pendidikan
sebagian besar berpendidikan SMA 38 (45.2%) orang dan sebagian kecil berpendidikan
SD berjumlah 8 (9.5%) orang. Berdasarkan pekerjaan sebagian besar tak bekerja/IRT
berjumlah 46 (54.8%) orang dan sebagian kecil bekerja sebagai PNS 6 (7.1%) orang.
Berdasarkan penghasilan sebagian besar berpenghasilan rendah berjumlah 68 (81.0%)
orang dan sebagian kecil ibu berpenghasilan rendah berjumlah 16 (19.0%) orang.
2. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan umur, jumlah
kriteria ibu sebagian besar dengan kategori umur 26-35 tahun berjumlah 53 (63.1%)
orang dan sebagian kecil dengan kategori 36-45 tahun dengan jumlah 11 (13.1%) orang.
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
282 http://sosains.greenvest.co.id
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik dan bertambah (Nursalam,
2016).
Hasil penelitian Indawati dapat diketahui 50 responden, didapatkan responden yang
umur 20-35 tahun sebanyak 41 responden (82%) dan umur > 35 tahun sebanyak 9
responden (18%). Dari segi kepercayaan masyarakat, orang dewasa akan lebih percaya
dibandikan dengan yang belum dewasa, oleh sebab tingkat pengetahuan seseorang dapat
diukur melalui segi kedewasaan (Didianur, Bahri, & Aryani, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian Kurniawan umur menunjukkan bahwa sebagian besar
responden adalah berumur 20 30 tahun (69%). Umur berhubungan dengan kemampuan
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia maka akan semakin
berkembang daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang dimilikinya
juga semakin membaik (Simatupang, 2016). Semakin bertambah usia seseorang akan
semakin bijaksana seiring dengan bertambahnya pengalaman yang dia dapatkan, sehingga
dengan pengalaman yang diperolehnya akan menambah pengetahuan yang menjadi
landasan dalam dia melakukan suatu tindakan (Widianingrum, 2012).
Menurut asumsi peneliti, bahwa tingkat pengetahuan responden berdasarkan umur
26-35 tahun lebih banyak dari umur yang lain, disini menunjukkan bahwa semakin cukup
umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.
Untuk itu, semakin bertambahnya usia ibu maka semakin baik pula pengetahuan ibu
dalam mengetahui cara melakukan penanganan diare pada balita baik dan benar.
3. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Berdasarkan Agama
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan agama, jumlah
kriteria ibu sebagian besar dengan kategori agama islam berjumlah 38 (45.2%) dan yang
paling sedikit dengan kategori agama katolik dengan jumlah 13 (15.5%) orang, karena
pada saat melakukan penelitian di Puskesmas Talun Kenas si peneliti lebih banyak
menjumpai ibu beragama islam. Disini peneliti menyatakan pengetahuan seorang ibu
tidak terlihat dari sebuah agama.
4. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Berdasarkan Suku
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan suku, jumlah
kriteria ibu sebagian besar dengan kategori suku karo berjumlah 65 (77.4%), suku jawa
19 orang (22.6%). Dikarenakan di wilayah Puskesmas Talun Kenas sebagian besar suku
batak karo dan suku tidak mempengaruhi tentang pengetahuan seseorang.
5. Tingkat pengetahuan Ibu Balita Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan pendidikan
sebagian besar katagori pendidikan SMA 38 orang (45.2%) dan sebagian kecil katagori
Strata 1 8 orang (9.5%). Hasil penelitian Indawati (2018) diketahui bahwa dari 50
responden, didapatkan responden sebagian besar berpendidikan menengah sebanyak 27
responden (54%) dan sebagian kecil berpendidikan tinggi sebanyak 5 responden (10%).
Menurut pendapat peneliti di RT 02/08 Kel. Kalibaru Kec. Medan Satria Bekasi
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi drajat kesehatan
masyarakat, hal ini disebabkan karena Pendidikan yang rendah di masyarakat
mengakibatkan banyak sikap dan perilaku yang mendorong timbulnya penyakit.
Berdasarkan hasil penelitian Kurniawan karakteristik pendidikan responden
menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SLTA (39%). Tingkat
Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Tentang
Penanganan
Diare Berdasarkan Karakteristik
d
i Puskesmas
Talun Kenas Tahun 2021
2022
Meriati Purba, Nagoklan Simbolon
dan Meydiana Br Limbeng
283
pendidikan ibu berkaitan dengan kemampuan ibu dalam memahami suatu informasi yang
selanjutnya menjadi dasar dalam pembentukan pengetahuan.
Menurut asumsi peneliti, semakin tinggi pendidikan formal yang ditempuh maka
semakin baik pula pengetahuannya. Ibu yang berpendidikan tinggi mempunyai akses
informasi yang lebih luas dibandingkan ibu balita yang berpendidikan lebih rendah.
Selain itu, ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah menyerap informasi
kesehatan (Sihombing, 2018).
6. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan
Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar ibu tidak memiliki pekerjaan/IRT dengan
jumlah 46 orang (54.8%), dan sebagian kecil bekerja PNS dengan berjumlah 6 orang
(7.1%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Shinta Milanda hasil penelitian pekerjaan
ibu didapatkan mayoritas ibu tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga yaitu
sebanyak 61 orang (57,0%) dan responden yang tidak bekerja sebanyak 46 orang
(43,0%). Hal ini menunjukkan ibu yang memiliki balita diare yang berada di wilayah
Kerja Puskesmas Talun Kenas banyak yang tidak bekerja.
Ibu tidak mendapatkan informasi baik dari media maupun non media, namun
pengetahuan ibu yang kurang perlu ditingkatkan sehingggap pengetahuan ibu menjadi
baik (Alwi, 2016). Bagi ibu yang bekerja mendapatkan informasi baik dari media maupun
non media, ibu dengan bekerja bias memiliki segala fasilitas yang berhubungan dengan
media untuk mencari informasi tentang kesehatan khususnya tentang diare (Yasin, 2014).
Menurut asumsi peneliti, bahwa tingkat pengetahuan responden berdasarkan
pekerjaan yang memiliki pekerjaan sebagai IRT memiliki pengetahuan yang cukup baik.
Seseorang yang mempunyai pekerjaan memiliki pengetahuan baik karena lebih banyak
mendapatkan informasi yang didapatkan dan lebih banyak bertukar pikiran dengan orang
lain sehingga berhubungan dengan pendidikan dimana semakin bagus pendidikan maka
semakin baik juga pengetahuan yang dimiliki seseorang (Yuhana & Aminy, 2019).
7. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Berdasarkan Penghasilan
Berdasarkan penghasilan, sebagian besar memiliki pengasilan rendah 68 orang
(81.0%), ibu yang mengalami penghasilan rendah 16 orang (19.0%), Jadi semakin tinggi
penghasilan semakin rendah terjadinya diare. Kategori pendapatan keluarga didasarkan
pada nilai nominal Upah Minimum Kabupaten Deli Serdang yaitu sebesar Rp. 3.118.592
di mana pendapatan keluarga yang berada di bawah nilai nominal UMK termasuk dalam
ketegori kurang sedangkan untuk pendapatan keluarga yang setara atau di atas nilai
nominal UMK merupakan kategori cukup. Kategori pendapatan keluarga tersebut
didasarkan pada Peraturan Gubernur Deli Serdang. Pendapatan keluarga adalah salah satu
variabel yang sangat erat hubungannya dengan status sosial ekonomi. Apabila pendapatan
keluarga yang diperoleh setara atau diatas UMK maka dapat dikatakan status ekonominya
termasuk tinggi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan usia responden yang proporsi tertinggi
pada 26-35 tahun sebanyak 53 orang (63.1 %). Hal ini menunjukkan bahwa semakin
cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan
bekerja. Untuk itu, semakin bertambahnya usia ibu maka semakin baik pula pengetahuan
ibu dalam mengetahui cara melakukan penanganan diare pada balita baik dan bena. Hasil
penelitian menunjukkan agama responden yang proporsi tertinggi islam sebanyak 38
orang (45.2 %). Disini peneliti menyatakan pengetahuan seseorang ibu tidak terlihat dari
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
284 http://sosains.greenvest.co.id
sebuah agama. Hasil penelitian menunjukkan suku responden yang proporsi tertinggi karo
sebanyak 65 orang (77.4 %). Disini peneliti menunjukkan bahwa wilayah puskesmas
talun sebagian besar suku batak karo dan suku tidak mempengaruhi tentang pengetahuan
seseorang.
Hasil penelitian menunjukkan Pendidikan responden yang proporsi tertinggi SMA
38 orang (45.2 %). Semakin tinggi pendidikan formal yang ditempuh maka semakin baik
pula pengetahuannya. Ibu yang berpendidikan tinggi mempunyai akses informasi yang
lebih luas dibandingkan ibu balita yang berpendidikan lebih rendah. Selain itu, ibu yang
berpendidikan tinggi akan lebih mudah menyerap informasi kesehatan. Hasil penelitian
menunjukkan pekerjaan yang proporsi tertinggi tidak memiliki pekerjaan/IRT dengan
jumlah 46 orang (54.8 %). Bahwa tingkat pengetahuan responden berpengaruh terhadap
pengetahuan ibu dalam penanganan diare. Hasil penelitian menunjukkan penghasilan
yang proporsi tertinggi rendah 68 orang (81.0 %). Hal ini berhubungan dengan cara ibu
menangani diare pada balita.
BIBLIOGRAFI
Alwi, Muhammad. (2016). Implementasi Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan
Akhlak Siswa Di Smp Negeri 7 Satu Atap Kecamatan Panyabungan Kabupaten
Mandailing Natal. Iain Padangsidimpuan.
Ariani, Ayu Putri. (2016). Diare Pencegahan & Pengobatannya.
Didianur, Didianur, Bahri, Ahmad Syamsul, & Aryani, Atik. (2017). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dengan Kepatuhan Diet Rendah Purin Pada Lansia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Samuda Kota Waringin Timur. Surakarta: Universitas Sahid Surakarta.
Hartono, Agung Budi, Junaidi, Slamet, & Herpandika, R. E. O. Prasetiyo. (2020). Survei
Minat Masyarakat Terhadap Pijat Tradisional Sangkal Putung Se-Kabupaten
Nganjuk Tahun 2020. Kediri: Universitas Nusantara Pgri Kediri.
Maryanti, Esy, Lesmana, Suri Dwi, Mandela, Hendro, & Herlina, Setri. (2017). Profil
Penderita Diare Anak Di Puskesmas Rawat Inap Pekanbaru. Jurnal Ilmu
Kedokteran (Journal Of Medical Science), 8(2), 101105.
Napitupulu, D. W. I. Cahaya. (2020). Pengetahuan Ibu Dalam Perawatan Diare Pada
Anak Balita Di Puskesmas Rawat-Inap Tanjung Morawa Kec. Tanjung Morawa
Tahun 2019.
Nissa, Muna Chairun. (2017). Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu Dalam
Pemberian Zinc Pada Balita Penderita Diare Di Puskesmas Helvatia Medan.
Sihombing, Setia. (2018). Hubungan Pekerjaan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pemberian
Asi Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Hinai Kiri Tahun 2017. Jurnal Bidan,
5(1).
Simatupang, Nurhayati. (2016). Pengetahuan Cedera Olahraga Pada Mahasiswa Fakultas
Ilmu Keolahragaan Unimed. Jurnal Pedagogik Olahraga, 2(1), 3142.
Siregar, Lidya Mahdalena B. R. (2019). Hubungan Pendapatan, Pendidikan Dan
Pengetahuan Dengan Ketersediaan Jamban Keluarga Di Desa Lawe Pengulu
Kecamatan Mardinding Kabupaten Karo Tahun 2018.
Speedie, Lisa, & Middleton, Andrea. (2021). Wong’s Nursing Care Of Infants And
Children.
Sukut, Susana Surya, Arif, Y., & Qur’aniati, N. (2015). Faktor Kejadian Diare Pada
Balita Dengan Pendekatan Teori Nola J. Pender Di Igd Rsud Ruteng. Jurnal
Pediomaternal, 3(2), 230249.
Widianingrum, Rifka. (2012). Efektifitas Penyuluhan Tentang Hipertensi Pada
Masyarakat Rentang Usia 45-60 Tahun Dibandingkan Dengan Masyarakat
Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Tentang
Penanganan
Diare Berdasarkan Karakteristik
d
i Puskesmas
Talun Kenas Tahun 2021
2022
Meriati Purba, Nagoklan Simbolon
dan Meydiana Br Limbeng
285
Rentangusia 61-75 Tahun. Unimus.
Yasin, Zakiyah. (2014). Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktek
Penatalaksanaan Ibu Di Rumah Pada Balita Diare Di Wilayah Upt Puskesmas
Manding Kabupaten Sumenep. Wiraraja Medika: Jurnal Kesehatan, 4(1).
Yuhana, Asep Nanang, & Aminy, Fadlilah Aisah. (2019). Optimalisasi peran guru
pendidikan agama Islam sebagai konselor dalam mengatasi masalah belajar siswa.
Jurnal Penelitian Pendidikan Islam,[SL], 7(1), 7996.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.