433 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOL 2 NO 3 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG DIET DIABETES
MELITUS DI PUSKESMAS SARIMATONDANG KECAMATAN SIDAMANIK
TAHUN 2021
Jesica Paulina Damanik
Program Studi D3 Keperawatan, STIKes Santa Elisabeth Medan, Indonesia
Corresponding Author : Jesica Paulina Damanik
Info Artikel :
Diterima : 02 Maret 2022
Disetujui : 08 Maret 2022
Dipublikasikan : 15 Maret 2022
Keywords:
Pengetahuan,
Diet diabetes
mellitus, Lansia
Keywords:
Knowledge,
Diabetes mellitus
diet, Elderly
ABSTRAK
LatarBelakang: Pengetahuan penderita tentang DM merupakan sarana yang dapat
membantu penderita menjalankan penanganan diabetes selama hidupnya sehingga
semakin banyak dan semakin baik penderita mengerti tentang penyakitnya semakin
mengerti bagaimana harus mengubah perilakunya. Tujuan: Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui gambaran pengetahuan lansia di Puskesmas Sarimatondang
Kecamatan Sidamanik tahun 2021. Metode: Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling dimana
sampel sebanyak 73 responden. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner
dengan 20 pertanyaan. Hasil: Hasil penelitian pengetahuan lansia tentang diet diabetes
melitus terdapat kategori pengetahuan baik 57 responden (78%), kategori pengetahuan
cukup yaitu 11 responden (15%), dan kategori pengetahuan kurang 5 responden (7%).
Kesimpulan: Penelitian mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik
tentang diet diabetes melitus.
ABSTRACT
Background: Patients' knowledge about DM is a tool that can help sufferers to carry
out diabetes management throughout their lives so that the more and better people
understand about their disease, the more they understand how to change their behavior.
Purpose: The purpose of the study was to describe the knowledge of the elderly at the
Sarimatondang Health Center, Sidamanik District in 2021. Method: This research uses
descriptive research method with consecutive sampling technique where the sample is
73 respondents. The data collection instrument used a questionnaire with 20 questions.
Results: The results of the research on the knowledge of the elderly about diabetes
mellitus diet there are good knowledge categories 57 respondents (78%), sufficient
knowledge category is 11 respondents (15%), and lack of knowledge category 5
respondents (7%). Conclusion: Research majority respondents have a good level of
knowledge about diabetes mellitus diet.
Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Diet
Diabetes Melitus di Puskesmas Sarimatondang
Kecamatan Sidamanik Tahun 2021
2022
Jesica Paulina Damanik 434
PENDAHULUAN
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas. Lansia adalah
klasifikasi umur pada manusia yang telah menghadapi tahap akhir dari sebuah fase
kehidupan. Kelompok yang diklasifikasikan lansia ini umumnya menjalani suatu proses
dalam kehidupan yang disebut Aging Process atau proses menjadi tua (Yanti, Priyanto, &
Zulfikar, 2020).
Data dari World Population Prospects menjelaskan ada 901 juta orang berusia 60
tahun atau lebih diproyeksikan akan tumbuh sekitar 56% dari 901 juta orang menjadi 1,4
milyar (Saraisang, Kumaat, & Katuuk, 2018). Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit
gangguan metabolisme kronis yang ditandai peningkatan glukosa darah (Hiperglikemia)
disebabkan karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin (David, Yassir,
& Kadrianti, 2018). Insulin dalam tubuh dibutuhkan untuk memfasilitasi masuknya
glukosa dalam sel agar dapat digunkanan untuk metabolisme dan pertumbuhan sel.
Berkurang atau tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertanam didalam darah dan
menimbulkan peningkatan glukosa darah (Aritonang & Leniwita, 2019). Sementara sel
menjadi kekurangan glukosa yang sangat penting dibutuhkan dalam kelangsungan dan
fungsi sel (Aryani & Kusumawati, 2018).
International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2017 melaporkan bahwa jumlah
pasien DM didunia pada tahun 2017 mencapai 425 juta orang dewasa berusia antara 2079
tahun. Data Riset Kesehatan Daerah (Riskesdas) menunjukkan bahwa prevalensi pasien
diabetes provinsi Jawa Timur masuk 10 besar se-Indonesia dengan prevalensi 6,8%
(Tjahjono, 2020). Dinas Kesehatan Surabaya mencatat sebanyak 32.381 pasien DM
sepanjang tahun 2016. Data pendahuluan yang didapatkan oleh peneliti menunjukkan
bahwa pasien DM sebanyak 2.195 orang dari Januari sampai Maret 2018 yang tersebar di
lima puskesmas dengan jumlah penderita DM tertinggi di Surabaya. Jumlah ini tersebar di
Surabaya Timur (Puskesmas Klampis Ngasem= 353 orang), Surabaya Barat (Puskesmas
Asemrowo= 367 orang), Surabaya Pusat (Puskesmas Kedungdoro= 135 orang), Surabaya
Utara (Puskesmas Tanah Kalikedinding= 615 orang), dan Surabaya Selatan (Puskesmas
Jagir = 725 orang) (Kusnanto, Sundari, Asmoro, & Arifin, 2019).
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah 8,2 juta lansia mederita DM.
Peningkatan prevalasi DM pada lansia tidak dapat dipisahkan dari pola makanan dan gaya
hidupnya, di perkirakan penyebabnya karena ketidak patuhan penderita DM dalam
pengelolahan diet (Wulansari, 2017). Peningkatan prevalasi DM lansia berhubungan
dengan obesitas, stress emosional dan juga bisa dari kurangnya aktifitas fisik. Kemajuan
Ekonomi memberikan dampak semakin banyaknya makanan capat saji, olahraga yang
kurang dan tingkat emosi tinggi (Astuti, 2018). Jumlah lansia di seluruh dunia mencapai
901 juta jiwa.
Penelitian dari Insiyah (2015) pada 45 penderita DM menunjukkan bahwa lebih dari
65% responden belum dapat mematuhi diet terkait jenis makanan, jumlah makanan dan
jadwal makan karena pasien belum mampu menetapkan jumlah kalori yang harus
dikonsumsinya per hari dalam jumlah yang lengkap.
Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan terhadap objek yakni
penglihatan,pendengaran,penciuman,rasa dan perabaan (Haryani, Astuti, & Minardo,
2021). Pada waktu penginderaan untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi
intensitas perhatian persepsi terhadap objek.pengetahuan seseorang sebagian besar
diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan (Budiarti et al., 2021).
Pengetahuan pasien tentang diet DM yang rendah dapat mempengaruhi persepsi pasien
tentang penyakitnya, motivasi, manajemen koping dan perubahan perilaku (Kusuma &
Hidayati, 2013).
Volume 2, Nomor 3, Maret 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
435 http://sosains.greenvest.co.id
Hasil penelitian oleh memperoleh hasil bahwa mayoritas pasien memiliki tingkat
pengetahuan yang kurang sebanyak 54,9% dan kadar gula darah pasien rata-rata 246,9
mg/dl. Rendahnya pengetahuan yang dimiliki responden mengenai penyakit DM
berdampak pada ketidakmampuan responden dalam mengontrol kadar gula darah sehingga
kadar gula darah menjadi tinggi.
Penelitian yang dilakukan (Novyanda and Hadiyani 2017) terhadap 29 responden
diperoleh sebagian besar responden (65,5%) memiliki pengetahuan kurang, dan 58,6%
sikap negatif, 89,7% tidak patuh mengkonsumsi jumlah kalori, 100% tidak patuh jadwal
makan, dan 65,5% tidak patuh mengkonsumsi jenis makanan, kadar GDS (Gula Darah
Sewaktu) responden sebesar 65,5% tidak terkontrol.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 85 responden di Rumah Sakit
Islam Jakarta Pondok Kopi (Anggraini, 2018), dari hasil uji analisis data menunjukkan
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan diet pasien diabetes
melitus di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. Hal ini dapat dibuktikan dengan data
yang diperoleh dari hasil uji analisis sebagai berikut Hasil penelitian menurut pengetahuan
didominasi oleh pengetahuan kurang sebanyak 58 orang (68,2%) karena tidak mengetahui
diet DM dan pengetahuan baik sebanyak 27 orang (31,8%). Kurangnya pengetahuan lansia
tentang diet diabetes melitus, penulis tertarik untuk meneliti penyakit tersebut dengan judul
gambaran pengetahuan lansia tentang diet diabetes melitus. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui gambaran pengetahuan lansia di Puskesmas Sarimatondang Kecamatan
Sidamanik tahun 2021.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dimana pengumpulan datanya
dilakukan dengan pengambilan data primer, data tersebut didapat langsung dari subyek
penelitian melalui pembagian dan pengisian kuesioner kepada partisipan yang telah
memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive
sampling sebanyak 73 responden. Instrumen penelitian yang digunakan penelitia adalah
memberikan kuesioner kepada lansia di Puskesmas Sarimatondang Kecamatan Sidamanik.
Teknik analisa data yang digunakan adalah statistical analysis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas Sarimatondang merupakan salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama
di wilayah Kabupaten Simalungun Kecamatan Sidamanik berada di Jalan Gereja GKPS
Kelurahan Sarimatondang. Puskesmas Sarimatondang Kecamatan Sidamanik mempunyai
wilayah kerja kurang lebih 87,7 km2. Jumlah puskesmas pembantu diwilayah kerja
Puskesmas Sarimatondang Kecamatan Sidamanik berjumlah 6 unit yaitu Pustu Manik
Maraja, Pustu Ambarisan, Pustu Tigabolon, Pustu Bahal Gajah, Pustu Manik Hataran. Dan
jumlah puskesmas keliling berjumlah 1 unit. Sarana pelayanan kesehatan lainnya yang ada
diwilayah kerja Puskesmas Sarimatondang Kecamatan Sidamanik mencakup, balai
pengobatan / klinik pratama 2 unit, praktek dokter perorangan / mandiri 1, praktek bidan
mandiri 1unit dan sarana distribusi kefarmasian terdapat 5 unit.
Posyandu yang aktif diwilayah kerja Puskesamas Sarimatondang Kecamatan
Sidamanik berjumlah 41 posyandu. Pengelompokan pusyandu aktif berdasarkan stata yaitu
strata purnama berjumlah 41. Posbindu PTM yang aktif berjumlah 15, masing masing 1
posbindu ditiap nagori / kelurahan. Jumlah poskesdes berjumlah 2 unit. Polindes belum
terbentuk di wilayah kerja Puskesmas Sarimatondang Kecamatan Sidamanik.
Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Diet
Diabetes Melitus di Puskesmas Sarimatondang
Kecamatan Sidamanik Tahun 2021
2022
Jesica Paulina Damanik 436
Persentase ketersediaan obat dan vaksin esensial untuk Puskesmas, Pustu, Poskesdes
dan Posyandu sebanyak 100% dan jumlah sumber daya manusia yang bertugas di
Puskesmas Sarimatondang Kecamatan Sidamanik pada tahun 2020 berjumlah 44 orang.
Sementara itu visi Puskesmas Sarimatondang Kecamatan Sidamanik adalah Menjadikan
Puskesmas Sarimatondang Yang Profesional, Berkualitas, Menuju Masyarkat Saehat di
Kecamatan Sidamanik Tahun 2021. Misi Puskesmas Sarimatondang adalah Memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, menikngkatkan
kualitas SDM yang berprofesional dan berkomitmen tinggi, meningkatkan kualitas dan
kuantitas sarana dan prasarana puskesmas, membangun system informasi dan manajemen
puskesmas , memberikan pelayanan kesehatan dasar danen senyum, salam, sapa.
Hasil univariat dalam penelitian ini berdasarkan pengetahuan responden di
Puskemas Sarimatondang Kecamatan Sidamanik. Pengukuran tingkat pengetahuan
dilakukan dengan menggunakan kuerioner pengetahuan pasien DM tentang pola diet di
ruang Poli Inetrnis Rumah Sakit Harapan Pematang Siantar Tahun 2020 (Rikawati &
Sitinjak, 2020).
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Responden di Puskesmas Sarimatondang Kecamatan Sidamanik
(f)
(%)
14
19
45
62
14
19
0
0
73
100
52
71
21
29
73
100
Tinggi Badan (Cm)
48
66
25
34
73
100
29
40
44
60
73
100
Lama Menderita DM
16
22
32
44
25
34
73
100
Sumber: Penulis 2022
Volume 2, Nomor 3, Maret 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
437 http://sosains.greenvest.co.id
Berdasarkan tabel 1 diperoleh responden dengan umur responden dimana umur
mayoritas berada pada umur 60 74 tahun sebanyak 45 responden (62%) dan terkecil
berada pada umur >90 sebanyak 0 responden (0%). Berdasarkan berat badan responden
dimana berat badan mayoritas 50 60 Kg sebanyak 52 responden (71%), berat badan
terkecil yaitu 61 70 Kg sebanyak 21 responden (29%). Berdasarkan tinggi badan
responden dimana tinggi badan mayoritas 150 160 sebanyak 48 responden (66%), tinggi
badan terkecil yaitu 161 170 sebanyak 25 responden (34%). Berdasarkan jenis kelamin
sebanyak 29 responden (40%) berjenis kelamin laki laki dan sebanyak 44 responden
(60%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan lama menderita DM dimana 1 2 tahun
terdapat 16 responden (22%), 3 - 4 tahun terdapat 32 reponden (44%), dan 5 6 tahun
terdapat 25 responden (34%).
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia tentang Diet Diabetes Melitus di Puskesmas
Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Tahun 2021
Pengetahuan lansia tentang diet
diabetes mellitus
(F)
(%)
Baik
57
78
Cukup
11
15
Kurang
5
7
Total
73
100
Sumber: Penuliss 2022
Berdasarkan tabel 2 menujukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat
pengetahuan yang baik tentang diet diabetes melitus. Dari 73 responden yang memiliki
tingkat pengetahuan baik sebanyak 57 responden (78%), memiliki tingkat pengetahuan
cukup sebanyak 11 responden (15%) dan memiliki tingkat pengetahuan kurang 5
responden (7%).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa mayoritas
responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, karena mayoritas responden sudah
lama terkena diabetes melitus sehingga sudah lebih banyak informasi yang didapatkan
mengenai penatalaksanaan diet diabetes melitus. Berdasarkan penelitian Eriyani (2018)
bahwa pengalaman lama responden menderita diabetes melitus berpengaruh terhadap
tingkat pengetahuan, karena responden dapat memperoleh informasi tentang diet diabetes
melitus dari paparan media atau sumber informasi.
Menurut Wu (2006) dalam Siti Khoiroh M (2018) menemukan bahwa pasien yang
telah lama menderita diabetes melitus memiliki efikasi diri yang baik daripada pasien yang
menderia baru terkena diabetes melitus. Hal ini disebabkan karena pasien telah
berpengalaman mengelola penyakitnya dan memiliki koping yang baik. Menurut Fitrianur
Laili (2019), orang yang sudah lama menderita DM cenderung memiliki tingkat
pengetahuan yang baik. Hal ini karena orang tersebut sudah memiliki cara mekanisme
beradaptasi yang lebih baik dengan keadaan penyakitnya. Pasien yang menderita DM lebih
lama akan lebih mampu memahami keadaan yang dirasakannya, baik dari segi fisik,
psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Dan pemahaman ini muncul karena pasien
sudah lebih tahu dan berpengalaman terhadap penyakitnya sehingga akan mendorong
Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Diet
Diabetes Melitus di Puskesmas Sarimatondang
Kecamatan Sidamanik Tahun 2021
2022
Jesica Paulina Damanik 438
pasien untuk lebih mampu mengantipasi terjadinya sesuatu hal yang mungkin akan terjadi
pada diri pasien suatu saat nanti.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa responden yang
memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu responden yang baru terkena diabetes
melitus karena pengetahuan dan informasi yang didapatkan oleh responden masih sedikit
sehingga mereka tidak mengerti penatalaksanaan diet diabetes melitus. Sejalan dengan
penelitian Herlena Essy Phitri (2013), responden yang baru menderita DM mempunyai
pengetahuan dan pengalaman yang kurang dalam hal penatalaksanaan diet DM.
Pengetahuan responden yang kurang ditunjukkan dengan responden yang tidak mengerti
gejala diabetes melitus. Pengetahuan yang kurang baik ditunjukkan dengan responden yang
belum mengerti tanda kadar gula darah dibawah normal yaitu lemas, pucat, gemetar,
merasa lapar, jantung berdebar-debar dan keringat berlebih (Bertalina & Purnama, 2016).
Berdasarkan penelitian Erni Setiyorini (2017), lama menderita DM berhubungan
dengan pengetahuan baik tentang penatalaksanaan diet. Responden yang menderita DM
dengan durasi < 1 tahun belum mengetahui tentang diet DM dengan baik ditunjukkan
responden yang tidak taat terhadap regimen pengobatan dan penatalaksanaan diet DM serta
tidak mampu beradaptasi dengan baik terhadap penyakitnya sehingga memiliki tingkat
pengetahuan yang rendah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka penulis menarik kesimpulan dari
73 responden mayoritas tingkat pengetahuan lansia tentang diet diabetes melitus di
Puskesmas Sarimatondang Kecamatan Sidamanik adalah baik yaitu 57 responden (78%).
BIBLIOGRAFI
Anggraini, Nofa. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Diet Diabetes Melitus Dengan
Kepatuhan Diet Pada Penederita Diabetes Melitus. Jurnal Antara Keperawatan, 1(2),
6572.
Aritonang, Yanti Anggraini, & Leniwita, Hasian. (2019). Modul Keperawatan Medikal
Bedah Ii. Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas
Kristen.
Aryani, Hany Puspita, & Kusumawati, Hanis. (2018). Pengaruh Senam Lansia Terhadap
Kadar Gula Darah Pada Lansia Di Posyandu Lansia. Jurnal Keperawatan Dan
Kebidanan, 10(2), 5.
Astuti, Gusti A. Y. U. Komang R. A. I. Winda. (2018). Hubungan Kebiasaan Olahraga,
Kebiasaan Mengonsumsi Fast Food Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Smp
Bintang Persada Di Denpasar. Jurusan Gizi.
Bertalina, Bertalina, & Purnama, Purnama. (2016). Hubungan lama sakit, pengetahuan,
motivasi pasien dan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien Diabetes
Mellitus. Jurnal Kesehatan, 7(2), 329340.
Budiarti, Astrida, Arini, Diyah, Hastuti, Puji, Ernawati, Dwi, Fatimawati, Iis, Faridah,
Faridah, & Dewinta, Dewinta. (2021). Edukasi Kesehatan Pencegahan Covid-19
Dalam Perubahan Pengetahuan Masyarakat Kalipecabean Sidoarjo. E-Amal: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 213218.
David, Fanny Devianti, Yassir, Muhammad, & Kadrianti, Erna. (2018). Hubungan Antara
Status Gizi, Kepatuhan Diet DM Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita
Diabetes Melitus Di Rsud Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 12(4),
Volume 2, Nomor 3, Maret 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
439 http://sosains.greenvest.co.id
448453.
Haryani, Siti, Astuti, Ana Puji, & Minardo, Joyo. (2021). Pengetahuan dan Perilaku
Mencuci Tangan Pada Siswa SMK Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19. Jurnal
Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama, 10(1), 8591.
Kusnanto, Kusnanto, Sundari, Putri Mei, Asmoro, Candra Panji, & Arifin, Hidayat. (2019).
Hubungan tingkat pengetahuan dan diabetes self-management dengan tingkat stres
pasien diabetes melitus yang menjalani diet. Jurnal Keperawatan Indonesia, 22(1),
3142.
Kusuma, Henni, & Hidayati, Wahyu. (2013). Hubungan antara motivasi dengan efikasi diri
pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Persadia Salatiga. Jurnal Keperawatan
Medikal Bedah, 1(2).
Novyanda, Hilda, and Wini Hadiyani. 2017. “Hubungan Antara Penanganan Diabetes
Melitus: Edukasi Dan Diet Terhadap Komplikasi Pada Pasien DM Tipe 2 Di
Poliklinik RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung.” Jurnal Keperawatan Komprehensif
(Comprehensive Nursing Journal) 3(1): 2533.
Rikawati, Kezia, & Sitinjak, Debora. (2020). Peningkatan keaktifan belajar siswa dengan
penggunaan metode ceramah interaktif. Journal of Educational Chemistry (JEC),
2(2), 40.
Saraisang, Cindy M., Kumaat, Lucky T., & Katuuk, Mario E. (2018). Hubungan pelayanan
posyandu lansia dengan tingkat kepuasan lansia di wilayah kerja puskesmas ranomuut
kecamatan paal ii kota manado. Jurnal Keperawatan, 6(1).
Tjahjono, Hendro Djoko. (2020). Self Management Diabetes pada Pasien Diabetes Melitus
Dengan Ulkus Diabetikum di Puskesmas Jagir Surabaya. Jurnal Keperawatan, 9(1),
3338.
Wulansari, Wiranti Dwi. (2017). Hubungan Tugas Keluarga Dengan Kepatuhan Diet
Diabetes Militus Tipe 2 Pada Lansia. Jombang: Stikes Insan Cendekia Medika
Jombang.
Yanti, Budi, Priyanto, Herry, & Zulfikar, T. (2020). Sosialisasi Waspada Infeksi Corona
Virus Pada Lansia Di Panti Jompo Rumoh Seujahtra Geunaseh sayang, Dinas Sosial
Aceh. Martabe: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 6772.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.