Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Diet
Diabetes Melitus di Puskesmas Sarimatondang
Kecamatan Sidamanik Tahun 2021
Jesica Paulina Damanik 434
PENDAHULUAN
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas. Lansia adalah
klasifikasi umur pada manusia yang telah menghadapi tahap akhir dari sebuah fase
kehidupan. Kelompok yang diklasifikasikan lansia ini umumnya menjalani suatu proses
dalam kehidupan yang disebut Aging Process atau proses menjadi tua (Yanti, Priyanto, &
Zulfikar, 2020).
Data dari World Population Prospects menjelaskan ada 901 juta orang berusia 60
tahun atau lebih diproyeksikan akan tumbuh sekitar 56% dari 901 juta orang menjadi 1,4
milyar (Saraisang, Kumaat, & Katuuk, 2018). Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit
gangguan metabolisme kronis yang ditandai peningkatan glukosa darah (Hiperglikemia)
disebabkan karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin (David, Yassir,
& Kadrianti, 2018). Insulin dalam tubuh dibutuhkan untuk memfasilitasi masuknya
glukosa dalam sel agar dapat digunkanan untuk metabolisme dan pertumbuhan sel.
Berkurang atau tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertanam didalam darah dan
menimbulkan peningkatan glukosa darah (Aritonang & Leniwita, 2019). Sementara sel
menjadi kekurangan glukosa yang sangat penting dibutuhkan dalam kelangsungan dan
fungsi sel (Aryani & Kusumawati, 2018).
International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2017 melaporkan bahwa jumlah
pasien DM didunia pada tahun 2017 mencapai 425 juta orang dewasa berusia antara 20–79
tahun. Data Riset Kesehatan Daerah (Riskesdas) menunjukkan bahwa prevalensi pasien
diabetes provinsi Jawa Timur masuk 10 besar se-Indonesia dengan prevalensi 6,8%
(Tjahjono, 2020). Dinas Kesehatan Surabaya mencatat sebanyak 32.381 pasien DM
sepanjang tahun 2016. Data pendahuluan yang didapatkan oleh peneliti menunjukkan
bahwa pasien DM sebanyak 2.195 orang dari Januari sampai Maret 2018 yang tersebar di
lima puskesmas dengan jumlah penderita DM tertinggi di Surabaya. Jumlah ini tersebar di
Surabaya Timur (Puskesmas Klampis Ngasem= 353 orang), Surabaya Barat (Puskesmas
Asemrowo= 367 orang), Surabaya Pusat (Puskesmas Kedungdoro= 135 orang), Surabaya
Utara (Puskesmas Tanah Kalikedinding= 615 orang), dan Surabaya Selatan (Puskesmas
Jagir = 725 orang) (Kusnanto, Sundari, Asmoro, & Arifin, 2019).
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah 8,2 juta lansia mederita DM.
Peningkatan prevalasi DM pada lansia tidak dapat dipisahkan dari pola makanan dan gaya
hidupnya, di perkirakan penyebabnya karena ketidak patuhan penderita DM dalam
pengelolahan diet (Wulansari, 2017). Peningkatan prevalasi DM lansia berhubungan
dengan obesitas, stress emosional dan juga bisa dari kurangnya aktifitas fisik. Kemajuan
Ekonomi memberikan dampak semakin banyaknya makanan capat saji, olahraga yang
kurang dan tingkat emosi tinggi (Astuti, 2018). Jumlah lansia di seluruh dunia mencapai
901 juta jiwa.
Penelitian dari Insiyah (2015) pada 45 penderita DM menunjukkan bahwa lebih dari
65% responden belum dapat mematuhi diet terkait jenis makanan, jumlah makanan dan
jadwal makan karena pasien belum mampu menetapkan jumlah kalori yang harus
dikonsumsinya per hari dalam jumlah yang lengkap.
Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan terhadap objek yakni
penglihatan,pendengaran,penciuman,rasa dan perabaan (Haryani, Astuti, & Minardo,
2021). Pada waktu penginderaan untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi
intensitas perhatian persepsi terhadap objek.pengetahuan seseorang sebagian besar
diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan (Budiarti et al., 2021).
Pengetahuan pasien tentang diet DM yang rendah dapat mempengaruhi persepsi pasien
tentang penyakitnya, motivasi, manajemen koping dan perubahan perilaku (Kusuma &
Hidayati, 2013).