Pengembangan Produk Pangan Olahan dari Pala di
Desa
Cut Lena Riza dan Hilka Yuliani
Pasie Kuala Asahan
5% level. Results: The results of the study related to the level of panelists' preference
for nutmeg Sukade using a papaya Sukade comparison showed a score of color
assessment (5,2-5,4) in the slightly liked category, taste (5,1-5,5) in the slightly liked
category, aroma (5,4- 5,7) in the category of slightly like to like, and texture (4,3-4,8)
including the category of neutral to moderately like. The results of organoleptic testing
on nutmeg juice with comparison of pineapple juice obtained a score of color
assessment (4,7-4,9) in the slightly like category, taste (5,7-5,9) in the like category,
and aroma (5,6-5,8). ) likes category. Organoleptically, it can be seen that the
comparison between nutmeg juice and papaya juice and nutmeg juice with pineapple
juice is not significantly different so that it can be used as an alternative product of
nutmeg. Conclusion: The results of the study related to the level of panelists'
preference for nutmeg Sukade using a papaya Sukade comparison showed a score of
color assessment (5.2-5.4) in the slightly liked category, taste (5.1-5.5) in the slightly
liked category, aroma (5.4-5.4). 5,7) the category is somewhat like to like, and texture
(4.3-4.8) is in the category of neutral to somewhat like.
PENDAHULUAN
Pala merupakan salah satu jenis tumbuhan rempah-rempah yang banyak digunakan
pada industri, makanan, farmasi, dan kosmetik. Biji dan fuli pala digunakan dipakai
menjadi rempah-rempah sedangkan daging buah pala dimanfaatkan menjadi produk
olahan yang kaya akan manfaat seperti, manisan, sirup, kue, minuman, dan lain
sebagainya (Launda, Mamahit, & Allo, 2017). Lantaran nilai gizi yang terkandung di
dalam buah pala sangat beragam, pada setiap 100 g daging buah pala terdapat, (kalori (42
kal); protein (0,30 g); lemak (0,20 g); karbohidrat (10,90 g); kalsium (32 mg); fosfor (24
mg); besi (1,50 mg); vitamin A (29,50 IU); vitamin C (22 mg); air (88,10 g). Pala adalah
salah satu komoditas ekspor yang krusial lantaran Indonesia adalah Negara pengekspor
biji dan fuli pala terbesar yaitu memasok sekitar 60% kebutuhan pala dunia (Masda
Ridho, 2019). Selain menjadi Komoditas ekspor, kebutuhan dalam negeri juga relatif
tinggi. Produksi pala Indonesia lebih kurang 19,9 ribu ton per tahun. Luas areal tanaman
pala semakin semakin tinggi berdasarkan tahun ke tahun dan dalam tahun 2005 mencapai
68.691 Ha.
Pada umumnya, petani hanya menjual bagian biji dan fuli dari buah pala sementara
bagian daging buah pala dibuang menjadi limbah. Padahal daging merupakan bagian
terbesar dari keseluruhan buah. Sebagaimana yang dinyatakan oleh (Nurhidayah, 2018)
bahwa daging buah yang terdapat pada buah pala segar yaitu sebanyak 77,8% ; fulli
sebanyak 4%; tempurung biji sebanyak 15,1% dan daging biji sebanyak 13,1%.
Buah pala dapat diolah menjadi produk yang memilki banyak manfaat dan bernilai
ekonomi. Daging buah pala dapat diolah menjadi manisan pala, sirup pala, selai, sari
pala, minuman instan pala, jeli pala, anggur pala asam cuka, permen gelatin hard candy,
dan dodol (Kakerissa, 2018). Beberapa produk olahan dari buah pala yang telah
dikembangkan di Aceh Selatan diantaranya adalah sirup, dan manisan. Pemanfaatan
daging buah pala menjadi sukade dan sari pala merupakan salah satu cara untuk
mengembangkan produk pangan olahan yang berpotensi untuk meningkatkan nilai guna
dan menambah nilai ekonomi dari buah pala. Selain itu, pengembangan produk pangan
olahan dari buah pala dapat membuka peluang usaha untuk masyarakat setempat (Natsir,
Taridala, Kasim, Herman, & Damayanti, 2021).
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan panelis terhadap produk
pangan olahan dari pala di Desa Pasie Kuala Asahan, melalui analisa/ uji organoleptik.