473 http://sosains.greenvest.co.id
!JURNAL! !!!
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOL 2 NO 4 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
OPINI MASYARAKAT TENTANG PHYSICAL DISTANCING DI MASA PANDEMI
COVID-19 DI KECAMATAN GANDRUNGMANGU
Novita Elysabeth Sagala
1
dan Palupi Triwahyuni
2
1,2
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Advent Indonesia, Indonesia
Corresponding Author : Novita Elysabeth Sagala
Email: 1851024@unai.edu dan palupi.triwahyuni@unai.edu
Info Artikel :
Diterima : 28 Maret 2022
Disetujui : 09 April 2022
Dipublikasikan : 15 April 2022
Kata Kunci:
Perilaku,
Physical
Distancing,
Covid-19
Keywords:
Behavior,
Physical
Distancing,
Covid-19
ABSTRAK
LatarBelakang: Pemerintah Indonesia terus menerus berupaya untuk melakukan
penanganan dan pencegahan terhadap kasus pandemi, baik secara global maupun
nasional atau wilayah. Perubahan perilaku merupakan tindakan seseorang dimana dapat
mengubah perilaku yang berkaitan pada diri sendiri maupun orang lain yang mengacu
pada tindakan yang lebih baik, dalam hal ini mengacu pada perilaku yang lebih sehat,
terutama pada masa pandemik saat ini. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
secara mendalam mengenai physical distancing. Metode: Metode penelitian ini
menggunakan kualitatif dengan metode deskriptif. Data yang akan di peroleh bervariatif
karena berfokus pada pendapat individu. Hasil: Physical distancing atau yang sering
disebut physical distancing dan juga karantina mandiri memiliki peran yang sangat besar
dalam mencegah Covid-19, sehingga mampu memperlambat penularan Covid-19
Masyarakat memiliki dampak psikologis dimana khawatir akan terinfeksi Covid-19.
Kondisi ini menyebabkan masyarakat harus melakukan pencegahan yaitu dengan
mengikuti protokol kesehatan dan meningkatkan pola hidup sehat. Kesimpulan:
Pengetahuan masyarakat tentang physical distancing dapat dikatakan hampir merata.
Hal ini di buktikan oleh pendapat responden yang baik terhadap physical distancing dan
telah menerapkan physical distancing sebagai upaya memutuskan rantai penyebaran
Covid-19.
ABSTRACT
Background: The Indonesian government continuously strives to carry out handling
and prevention of pandemic cases, both globally and nationally or regionally. Behavior
change is a person's action which can change behavior related to oneself and others
which refers to better actions, in this case referring to healthier behavior, especially
during the current pandemic. Purpose: This study aims to examine in depth about
physical distancing. Method: This research method uses a qualitative descriptive
method. The data that will be obtained is varied because it focuses on individual
opinions. Results: Physical distancing or what is often called physical distancing and
also self-quarantine has a very big role in preventing Covid-19, so that it can slow down
the transmission of Covid-19 People have a psychological impact where they are
worried about being infected with Covid-19. This condition causes the community to
have to take precautions, namely by following health protocols and improving a healthy
lifestyle. Conclusion: Public knowledge about physical distancing can be said to be
almost evenly distributed. This is evidenced by the opinion of respondents who are good
Opini Masyarakat Tentang Physical Distancing di Masa
Pandemi Covid-19 di Kecamatan Gandrungmangu
2022
Novita Elysabeth Sagala
dan Palupi Triwahyuni. 474
about physical distancing and have implemented physical distancing as an effort to
break the chain of spread of Covid-19.
PENDAHULUAN
Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan Cina pada bulan Desember 2019 yang
sampai saat ini menjadi isu global dalam bidang kesehatan di dunia dan merupakan suatu
penyakit yang baru serta berbahaya. Virus jenis baru ini atau SARS-CV-2 berasal dari
hewan dan dapat ditularkan melalui manusia. Ketika manusia terinfeksi virus tersebut akan
menunjukkan tanda-tanda penyakit infeksi saluran pernapasan dimulai dari flu, demam
tinggi, hilang penciuman, hilang perasa bahkan sampai keadaan buruk yang lebih serius
seperti (MERS) Middle East Respiratory Syndrome dan (SARS) Severe Acute Respiratory
Syndrome atau sindrom pernapasan akut berat (Nasution et al., 2021). Penyebaran yang
sangat cepat serta meluas di berbagai negara terjadi sehingga pada bulan Maret 2020, World
Health Organization (WHO) mengumumkan bahwa Covid-19 sebagai pandemik global
(Yunita & Wahyusari, 2021).
Pemerintah Indonesia terus menerus berupaya untuk melakukan penanganan dan
pencegahan terhadap kasus pandemi, baik secara global maupun nasional atau wilayah
(Novi Afrianti, 2021). Menurut BNPB, mendorong serta memotivasi seluruh warga
masyarakat dalam melakukan pencegahan dan penanganan Covid-19 merupakan upaya
terbaik yang dapat dilakukan untuk mengurangi penularan Covid-19 dengan adanya
perubahan perilaku (D. P. Sari et al., 2021). Perubahan perilaku merupakan tindakan
seseorang dimana dapat mengubah perilaku yang berkaitan pada diri sendiri maupun orang
lain yang mengacu pada tindakan yang lebih baik, dalam hal ini mengacu pada perilaku
yang lebih sehat, terutama pada masa pandemic saat ini. Perilaku yang dapat diterapkan
ialah perilaku mematuhi protokol kesehatan (Kartini et al., 2021).
Dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19 sangat berbahaya, sehingga membuat
hampir setiap negara di dunia, termasuk di negara Indonesia mengambil langkah
pencegahan penularan Covid-19 yang meliputi memakai masker, mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir, dan mengurangi mobilisasi. Selain itu, langkah preventif juga
dilakukan seperti pembatasan social, pengaturan jarak fisik, dan karantina wilayah baik
skala penuh maupun terbatas (Kresna & Ahyar, 2020).
Upaya yang dilakukan pemerintah tersebut bertujuan untuk menekan kenaikan
jumlah kasus positif Covid-19 di dunia, terutama di Indonesia. Salah satu kebijakan yang
diterapkan dengan ketat adalah kebijakan physical distancing. Terkadang masyarakat salah
mengartikan antara social distancing dan physical distancing. Keduanya merupakan
kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam protokol kesehatan untuk mengurangi
penyebaran Covid-19 yang perlu diperhatikan dan dipatuhi oleh masyarakat. Namun
keduanya memiliki perbedaan.
Menjaga jarak secara fisik serta menjaga jarak lebih dari 1 meter dalam
berkomunikasi dengan lingkungan sosial dapat memutus rantai penularan Covid-19
(Widyaningrum et al., 2020). Physical distancing atau yang lebih dikenal dengan
pembatasan kontak fisik merupakan rangkaian tindakan yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan infeksi nonfarmasi sehingga dapat memperlambat ataupun menghambat
penyebaran penyakit yang menular khususnya persebaran Covid-19, dengan cara
mengurangi kemungkinan kontak fisik langsung antara orang yang terinfeksi dan orang
yang tidak terinfeksi, sehingga dapat meminimalkan terjadinya penularan baik itu penyakit,
virus, morbiditas, dan berbagai akibat buruk lainnya yang dapat berakibat pada sesuatu
yang berbahaya terutama kematian. Social distancing atau yang lebih dikenal dengan
Volume 2, Nomor 4, April 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
475 http://sosains.greenvest.co.id
pembatasan jarak social merupakan pembatasan kegiatan tertentu dalam suatu wilayah
dimana diduga penduduk tersebut terinfeksi dan/atau terkontaminasi suatu penyakit atau
virus tertentu, dengan tujuan menekan potensi penyebaran penyakit menular dan
membatasi kegiatan social (Kresna & Ahyar, 2020).
Opini adalah cara seseorang yang secara otomatis belajar untuk memahami,
mengesktrak dan mengolah suatu data tekstual untuk mendapatkan informasi dalam suatu
kalimat opini yang diterima. Dalam arti bahwa opini merupakan suatu pendapat, ide atau
pikiran untuk menerangkan suatu keadaan yang dialami dengan mengekpresikannya dalam
pemikiran dan pendapatnya (Rifai et al., 2021).
Physical distancing telah dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia termasuk
daerah Cilacap khususnya di Kecamatan Gandrumangu. Namun masih terdapat pro dan
kontra dalam masyarakat untuk menerapkan kebijakan physical distancing dalam
kehidupan sehari-hari di masa pandemi saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran “Opini Masyarakat tentang Physical Distancing di Masa Pandemi Covid-19 Di
Kecamatan Gandrungmangu”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam
mengenai physical distancing.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang di gunakan adalah kualitatif dengan menggunakan deskriptif
analisis. Data yang akan di peroleh bervariatif karena berfokus pada pendapat individu.
Peneliti akan terlibat langsung dalam masalah penelitian yang bertujuan untuk mengkaji
secara mendalam mengenai physical distancing. Subjek dalam penelitian ini adalah
menggunakan 10 responden dari masyarakat Kecamatan Gandrungmangu, dimana hasil
wawancara yang diperoleh akan dianalisis dengan menelaah beberapa jurnal dan dokumen
untuk memperkuat opini masyarakat tersebut. Peneliti akan menggunakan teknik
pengumpulan data melalui wawancara dan telaah dokumen (jurnal).
Wawancara akan dilakukan kepada responden melalui video call atau chat pada
aplikasi whatsapp untuk meminimalisir terjadinya risiko penularan di masa pandemi
Covid-19. Wawancara dilakukan kepada masyarakat yang bersedia menjadi subjek dalam
penelitian ini. Pertama, peneliti akan mengirimkan lembar persetujuan (informed consent)
melalui whatsapp kepada beberapa masyarakat yang ada di Kecamatan Gandrungmangu.
Setelah subjek bersedia, maka peneliti akan membuat kontrak kepada subjek untuk
melakukan wawancara melalui video call. Saat video call berlangsung, peneliti akan
meminta ijin untuk direkam sebagai dokumentasi penelitian.
Hasil wawancara akan dianalisa yaitu dengan tahap reduksi data, dimana akan
melakukan pengorganisasian hasil wawancara. Lalu hasil reduksi akan disusun menjadi
sekumpulan informasi, dan kemudian akan dianalisa berdasarkan teori-teori relevan untuk
menjawab tujuan penelitian.
Opini Masyarakat Tentang Physical Distancing di Masa
Pandemi Covid-19 di Kecamatan Gandrungmangu
2022
Novita Elysabeth Sagala
dan Palupi Triwahyuni. 476
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang telah dilakukan mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1.
Ditribusi Identitas Responden
Initial Responden
Usia
(Tahun)
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Nn. HN
21
Perempuan
Penjaga Perpustakaan
Nn. YK
22
Perempuan
Mahasiswa
Nn. MK
27
Perempuan
Karyawan Toko
Tn. YM
21
Laki-laki
Pegawai Swasta
Nn. RV
20
Perempuan
Mahasiswa
Nn. IP
22
Perempuan
Wiraswasta
Tn. YS
22
Laki-laki
Pemadam Kebakaran
Tn. RM
22
Laki-laki
Pegawai swasta
Nn. LS
22
Perempuan
Guru TK
Nn. NH
21
Perempuan
Mahasiswa
Sumber: Penulis 2022
Data yang diperoleh ialah pengetahuan dan perilaku masyarakat memaknai
kebijakan pemerintah mengenai physical distancing, dampak kebijakan tersebit, dan solusi
atau ide masyarakat mengenai kebijakan physical distancing. Berdasarkan hasil wawancara
maka diperoleh data responden seperti yang terdapat pada tabel 1, yaitu yang berpartisipasi
dalam penelitian ini terdapat 10 orang dan memiliki latarbelakang pekerjaan yang berbeda-
beda. Terdapat 7 responden berjenis kelamin perempuan dan 3 responden laki-laki.
Terdapat 1 responden berusia 27 tahun, 5 responden berusia 22 tahun, 3 responden berusia
21 tahun, dan 1 responden berusia 20 tahun.
Pertanyaan pertama yang diberikan kepada subjek penelitan adalah “Bagaimana
pendapat Bapak/Ibu/Saudara mengenai physical distancing yang di anjurkan pemerintah
sebagai salah satu protokol kesehatan yang harus di terapkan?”. Setelah dilakukan reduksi
dan analisa data, diperoleh mayoritas responden menjawab peraturan pemerintah mengenai
physical distancing sangat berguna dalam kondisi Covid-19. Responden mengatakan
sangat setuju dengan peraturan pemerintah mengenai physical distancing, oleh karena
dengan adanya peraturan tersebut responden merasa lebih aman. Kebijakan pemerintah
mengenai physical distancing sangat tepat untuk menurun Covid-19.
Pertanyaan kedua yang diberikan adalah “Menurut Bapak,Ibu,Saudara apakah
physical distancing menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk menghindari
penularan Covid-19?”. Responden setuju dengan adanya physical distancing dapat
memutuskan penyebaran Covid-19 dan mampu menurunkan angka kasus terinfeksi Covid-
19. Responden mengatakan physical distancing efektif untuk menjaga diri sendiri agar
tidak terinfeksi Covid-19. Responden mengatakan menjaga jarak sejauh 1 meter atau yang
disebut physical distancing efektif untuk menjaga diri terhindar dari Covid-19.
Pertanyaan ketiga yang diajukan kepada responden adalah “Menurut
Bapak/Ibu/Saudara apakah physical distancing memeliki pengaruh yang besar dalam
menghindari penyebaran Covid-19?”. Berdasarkan hasil reduksi dan analisa data diperoleh
jawaban responden adalah physical distancing sangat berpengaruh dalam memutuskan
Covid-19, namun harus disertai dengan penerapan protokol kesehatan yang lain, yaitu
mencuci tangan dan menggunakan masker. Memutuskan penyebaran Covid-19 tidak
semata-mata hanya mematuhi physical distancing, namun juga harus dengan konsumsi
vitamin, menggunakan masker, dan mencuci tangan.
Volume 2, Nomor 4, April 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
477 http://sosains.greenvest.co.id
Pertanyaan keempat adalah “Bagaimana Bapak/Ibu/Saudara untuk menyikapi
anjuran pemerintah mengenai melakukan physical distancing?”. Responden mengatakan
physical distancing dapat dilakukan jika individu memiliki kesadaran. Responden
mengatakan droplet yang dikeluarkan oleh individu yang sudah positif sangat mungkin
tersebar dan menempel pada benda maupun berpindah ke individu lain sehingga berpotensi
menyebabkan penularan kepada orang lain. Responden berpendapat lebih baik saling
memperhatikan satu sama lain, mengurangi perkumpulan, menggunakan masker dan
menjaga jarak sejauh 1 meter. Responden juga mengatakan dengan adanya physical
distancing responden lebih menikmati aktivitas di rumah.
Pertanyaan terakhir yang diberikan adalah “Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah
anda sendiri sudah mentaati kebijakan pemerintah mengenai physical distancing?”.
Responden pada penelitian ini sudah mematuhi kebijakan tersebut, namun merasa kesal
dan sedih jika melihat masyarakat yang masih berkumpul mengabaikan kebijakan tersebut.
Orang yang tidak mau menjaga jarak satu sama lain sangat salah dan tidak dapat
dibenarkan. Seluruh responden menyarankan agar masyarakat memperhatikan physical
distancing untuk kepentingan bersama. Responden berpendapat agar memberikan promosi
kesehatan kepada masyarakat yang masih berkeruman tentang pentingnya physical
distancing dan protokol kesehatan lainnya agar memiliki kesadaran akan pentingnya
menghentikan penyebaran Covid-19. Masyarakat harus mau bekerja sama dengan
pemerintah agar dapat memutuskan penyebaran Covid-19.
1. Pengetahuan Masyarakat tentang Physical distancing
Pemutusan penyebaran Covid-19 terlebih dahulu dimulai dari masing-masing
individu, yaitu melalui menjaga jarak satu sama lain (physical distancing) dan menjaga
kebersihan diri, yaitu dengan mencuci tangan (Pradana et al., 2020). Physical distancing
merupakan suatu tindakan yang efektif untuk mengurangi bahkan memutuskan rantai
penyebaran Covid-19 (Pratama & Hidayat, 2020).
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yaitu yang akrab disebut protokol
kesehatan, dimana kebijakan ini dilakukan untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Tindakan yang harus diterapkan untuk mencegah terinfeksi Covid-19 ialah dengan
mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak satu sama lain (Kuswoyo, 2021).
Physical distancing atau yang sering disebut physical distancing dan juga karantina mandiri
memiliki peran yang sangat besar dalam mencegah Covid-19, sehingga mampu
memperlambat penularan Covid-19 (Musta’in, Weri Veranita, Setianingsih, 2021).
Masyarakat memiliki dampak psikologis dimana khawatir akan terinfeksi Covid-19
(Carsita, 2021). Kondisi ini menyebabkan masyarakat harus melakukan pencegahan yaitu
dengan mengikuti protokol kesehatan dan meningkatkan pola hidup sehat (Khairunnisa et
al., 2021).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakaukan ditemukan bahwa pemahaman
responden terhadap physical distancing sangat baik. Hal ini dibuktikan berdasarkan uraian
penjelasan yang disampaikan oleh responden. Pradana et al., (2020) menyatakan bahwa
physical distancing mampu menurunkan peluang penularan penyakit. Responden juga
yakin dengan adanya kebijakan tersebut dapat menurunkan angka terinfeksi Covid-19.
Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yanti et al., (2020) dimana
menjaga jarak memiliki peran yang penting dalam meminimalkan interaksi dan juga
kerumanan, serta mencegah penyebaran Covid-19. Pendapat responden memberikan
gambaran pengetahuan dan kesadaran mengenai physical distancing. Responden secara
langsung memberikan persetujuan dan menganggap physical distancing merupakan
kebijakan yang tepat untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19.
Opini Masyarakat Tentang Physical Distancing di Masa
Pandemi Covid-19 di Kecamatan Gandrungmangu
2022
Novita Elysabeth Sagala
dan Palupi Triwahyuni. 478
Physical distancing mampu membatasi laju reproduction rate (R0) dalam
penyebaran virus di komunitas (Aslam, 2020). Kebijakan yang diterapkan pemerintah ini
menyarankan masyarakat untuk menghindari keramaian oleh karena memiliki risiko
infeksi Covid-19 yang sangat tinggi (Nkire et al., 2021). Bukannya hanya physical
distancing, dalam kondisi saat ini kebersihan diri menjadi prioritas bagi individu, yaitu
termasuk mencuci tangan dengan air dan sabun maupun handsanitizer serta menggunakan
masker saat berada diluar rumah (Santiko et al., 2021).
2. Perilaku Masyarakat dalam Menyikapi Physical distancing
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa seluruh responden
telah menerapkan kebijakan physical distancing. Beberapa responden juga menyatakan
setuju dengan adanya belajar online, karena dapat menghindari keramaian dan responden
lain mengatakan walaupun bekerja di tempat kerja, namun selalu menjaga jarak dengan
orang lain. Pernyataan tersebut memberikan gambaran bahwa seluruh responden telah
menerapkan menjaga jarak satu sama lain.
Hal lain yang ditemukan dari penelitian ini adalah dimana responden masih sering
menemukan orang-orang yang tidak menjaga jarak dan keramaian maupun kerumunan di
tempat umum. Hal ini menunjukkan belum seluruhnya masyarakat Indonesia menerapkan
kebijakan physical distancing. Edukasi mengenai Covid-19 dan juga physical distancing
penting diberikan kepada masyarakat.
Pada dasarnya, pengetahuan, sikap dan perilaku sangat erat hubungannya. Perilaku
berasal dari pengetahuan yang baik, sehingga akan menciptakan perilaku sesuai
pengetahuan yang dimiliki (Alfikrie et al., 2021). Seseorang dengan pengetahuan yang
positif menghasilkan sikap positif sehingga membentuk perilaku yang baik (Asfia, 2021).
Penelitian yang dilakukan Muhdar et al., (2021) menyatakan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan Covid-19 di WBP Rutan Kelas II B
Kolaka dengan nilai p-value = 0.000. sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi
pengetahuan dan sikap masyarakat menerima informasi dan menghadapi Covid-19, maka
semakin baik perilaku pencegahan penyebaran Covid-19. Penelitian yang dilakukan Sari
(2021) juga menyatakan pengetahuan yang baik akan meningkatkan perilaku pencegahan
Covid-19.
KESIMPULAN
Pengetahuan masyarakat tentang physical distancing dapat dikatakan hampir merata.
Hal ini di buktikan oleh pendapat responden yang baik terhadap physical distancing dan
telah menerapkan physical distancing sebagai upaya memutuskan rantai penyebaran
Covid-19. Walaupun demikian, pengamatan yang dilakukan responden, ditemukan bahwa
di lingkungan sekitar masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya menerapkan
kebijakan tersebut. Disarankan agar penelitian-penelitian berikutnya dapat mencari tahu
penyebab masyarakat belum sepenuhnya menerapkan physical distancing. Disarankan
kepada responden untuk tetap menjalankan kebijakan tersebut dan memberikan informasi
kepada masyarakat yang belum menerapkan physical distancing.
Volume 2, Nomor 4, April 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
479 http://sosains.greenvest.co.id
BIBLIOGRAFI
Alfikrie, F., Akbar, A., & Anggreini, Y. D. (2021). Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa
Dalam Pencegahan Covid-19. Borneo Nursing Journal (BNJ), 3(1), 1–6. http ://www
.informat icsjournals.c om/i ndex.p hp/ jhsr/article/view/8530/13618
Asfia, F. (2021). Hubungan Pengetahuan, Persepsi Dan Sikap Masyarakat Dengan Perilaku
Pencegahan Wabah Virus Corona (Covid-19) Tahun 2021. Jurnal JOUBAHS, 1(2),
168–178.
Aslam, F. (2020). COVID-19: The Critical Importance of Social Distancing and Working
from Home. Preprints 2020, April, 1–6. https://doi.org/ 10.20944/ preprints
202004.0078.v1
Carsita, W. N. (2021). Pengalaman Psikologis Pasien Covid-19: Literatur Review. Viva
Medika Jurnal Kesehatan, Kebidanan, Dan Keperawatan, 14, 165–173.
Kartini, Wijoyo, E. B., Istifada, R., Wibisana, E., Nuraini, & Nainar, A. A. A. (2021).
Health Counseling in Attempts To Change Behavior To Prevent Covid-19
Transmission in Tangerang City , Banten. Jurnal Abdi Masyarakat, 2(1), 36–43.
Khairunnisa, Sofia, R., & Magfirah, S. (2021). Hubungan Karakteristik Dan Tingkat
Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Covid-19pada Masyarakat Desa Paya
Bujok Blang Pase Kota Langsa. 6(1), 1–11.
Kresna, A., & Ahyar, J. (2020). Pengaruh Physical Distancing dan Social Distancing
terhadap Kesehatan dalam Pendekatan Linguistik. Jurnal Syntax Transformation,
1(4), 14–19. https://doi.org/https://doi.org/ 10.46799/jurnal%20syntax%20t
ransformation.v1i4.
Kuswoyo, D. (2021). Pencegahan Penularan Covid-19 dengan Pemberlakuan Perilaku 3M.
Jurnal Peduli Masyarakat, 3(2), 123–128. https://doi.org/10.37287/jpm.v3i2.502
Muhdar, M., Siagian, H. J., Tulak, G. T., Baeda, A. G., Tukatman, T., & Mariany, M.
(2021). Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Praktik Pencegahan COVID-19
pada Narapidana. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 16(2), 72–78.
https://doi.org/10.14710/jpk
Musta’in, Weri Veranita, Setianingsih, D. P. A. (2021). Jurnal Keperawatan & Kebidanan
Jurnal Keperawatan & Kebidanan. Jurnal Keperawatan, 13(1), 213–226.
Nasution, N. H., Hidayah, A., Sari, K. M., Cahyati, W., Khoiriyah, M., Hasibuan, R. P.,
Lubis, A. A., & Siregar, A. Y. (2021). Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang
Pencegahan Covid-19 Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kota
Padangsidimpuan. Jurnal Bi
Nkire, N., Mrklas, K., Hrabok, M., Gusnowski, A., Vuong, W., Surood, S., Abba-Aji, A.,
Urichuk, L., Cao, B., Greenshaw, A. J., & Agyapong, V. I. O. (2021). COVID-19
Pandemic: Demographic Predictors of Self-Isolation or Self-Quarantine and Impact
of Isolat
Novi Afrianti, C. R. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Masyarakat
Terhadap Protokol Kesehatan Covid-19. Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 11(1), 113–
124. https://doi.org/https://doi.org/10.32583/pskm.v11i1.1045
Pradana, A. A., Casman, & Nur’aini. (2020). Pengaruh Kebijakan Social Distancing pada
Wabah COVID-19 terhadap Kelompok Rentan di Indonesia. Jurnal Kebijakan
Kesehatan Indonesia: JKKI, 9(2), 61–67. https://jurnal.ugm.ac.id/jkki/ article/
view/55575
Pratama, N. A., & Hidayat, D. (2020). Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Memaknai
Social Distancing. Jurnal Digital Media & Relationship, 2(1), 1–10.
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jdigital
Rifai, B., Normah, Febryanto, B. D., Yulianto, F., & Reflianah, N. (2021). Analisis
Opini Masyarakat Tentang Physical Distancing di Masa
Pandemi Covid-19 di Kecamatan Gandrungmangu
2022
Novita Elysabeth Sagala
dan Palupi Triwahyuni. 480
Sentimen Opini Publik Terhadap Penerapan Kebijakan Social Distancing Dalam
Pencegahan Covid-19. Paradigma – Jurnal Informatika Dan Komputer, 23(1), 55–62.
https://doi.org/
Rizka Yunita, Shinta Wahyusari, I. A. I. (2021). Strategi Meningkatkan Kepatuhan
Terhadap Protokol Kesehatan Di Masa Pandemi Covid 19. JMM (Jurnal Masyarakat
Mandiri), 5(4), 1243–1251. https://doi.org/https://doi.org/10.31764/jmm.v5i4.5027
Santiko, A., Susetyo, I. B., Agustina, D., Rofiyanti, E., & Razikin, K. (2021). Ilomata
International Journal of Social Science ( IJSS ). Ilomata International Journal of
Social Science ( IJSS ), 2(1), 41–49.
Sari, C. K. (2021). Pengetahuan Sikap dan Perilaku Pencegahan Covid-19 pada Pedagang
Pasar. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 11, 661–670.
Sari, D. P., Rahayu, A., Mukti, A. W., & Suwarso, L. M. I. (2021). Sosialisasi Kepatuhan
Prtokol Kesehatan Sebagai Upaya pencegahan Penularan Covid-19. 5(3), 828–835.
https://doi.org/https://doi.org/10.31764/jmm.v5i3.4983
Widyaningrum, N., Djayanti Putri, Y., & Wilopo. (2020). Gambaran Penerapan Physical
Distancing Sebagai Upaya Menekan Persebaran Covid-19 Di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(2), 470–
481. https://doi.org/http
Yanti, N. P. E. D., Nugraha, I. M. A. D. P., Wisnawa, G. A., Agustina, N. P. D., & Diantari,
N. P. A. (2020). Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Covid-19 Dan Perilaku
Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Keperawatan JIwa Volume 8 No 3,
8(3), 4
WHO. (2015). Globocan 2012 Estimated Cancer Incidence, Mortality and Prevalence
Worldwide in 2012. IARC: 150 Cours Albert Thomas, 69372 Lyon CEDEX 08,
France
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.