Volume 2, Nomor 4, April 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
534 http://sosains.greenvest.co.id
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data primer yang diperoleh
secara langsung dari lokasi penelitian yaitu IRT Usaha Dianti Tapak Tuan, Aceh Selatan
melalui observasi dan wawancara. Aspek penerapan pengendalian mutu (GMP) yang
diamati pada lokasi penelitian meliputi lokasi dan lingkungan produksi, bangunan dan
fasilitas, peralatan produksi, suplai air atau sarana penyediaan air, fasilitas serta kegiatan
higiene dan sanitasi, kesehatan dan higiene karyawan, pemeliharaan higiene dan sanitasi,
penyimpanan, pengendalian proses, pelabelan pangan, pencatatan dan dokumentasi, serta
pelatihan karyawan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara
yang dilakukan dengan menggunakan lembar observasi berupa check list terhadap bobot
dan nilai yang terkait dengan aspek GMP diatas. Tujuan dari observasi ini adalah untuk
melihat kesesuaian penerapan pengendalian mutu di lapangan dengan standar GMP yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi produksi manisan pala terletak di tempat bebas pencemaran, namun berada
di lingkungan padat penduduk, dekat dengan jalan raya, serta tidak berada di dekat tempat
pembuangan sampah. Lokasi dan lingkungan produksi perlu diperhatikan untuk
dilakukan berbagai tindakan pencegahan yang mungkin dapat dilakukan untuk
melindungi pangan yang diproduksinya.
Lingkungan dan lokasi merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi mutu dan
kualitas produk. Lokasi produksi yang tepat yaitu terbebas dari banjir, tidak berdebu dan
polusi asap, terbebas dari serangga dan memiliki sistem saluran pembuangan yang baik
(Herdhiansyah, Gustina, & Patadjai, 2021).
Desain dan tata letak bangunan tempat produksi manisan pala terbuat dari bahan
yang kokoh, luas dan mudah dibersihkan. Kondisi dinding dan lantai ruang pengolahan
cukup bersih dan terawat dengan baik, juga terdapat sekat pemisah antar ruang. Kondisi
lantai juga terbuat dari bahan keramik kedap air yang mudah dibersihkan sehingga
pemeliharaan mudah untuk dilakukan. Namun, pada ruang produksi tersebut masih
memiliki banyak kekurangan seperti tidak memiliki langit-langit bisa berpotensi
menyebabkan munculnya sarang laba-laba, debu dan berbagai kotoran yang menempel di
atap jatuh dan dapat mencemari produk. Selain itu, ruang produksi tidak memiliki pintu
sehingga hewan seperti kucing bisa keluar masuk ke dalam ruang produksi. Jendela dan
ventilasi udara tidak ada sehingga tidak terjadi pertukaran udara dalam ruang produksi.
Bangunan adalah ruangan yang dibangun berdasarkan perencanaan yang
memenuhi persyaratan teknik dan higienis, yang digunakan untuk melakukan produksi,
mulai dari penerimaan bahan baku, proses pengolahan sampai produk jadi, sehingga
bangunan produksi harus dirancang secara efektif untuk menghindari pencemaran dari
lingkungan di sekelilingnya, seperti tanah dan air (Parinduri et al., 2020).
Peralatan produksi yang digunakan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan
seperti baskom, nampan, dandang, wajan, centong, dll. Permukaan yang kontak langsung
dengan bahan pangan bersifat halus, tidak bercelah atau berlubang, tidak berkarat, dan
tidak mengelupas. Semua peralatan produksi dipelihara, dipantau dan diperiksa
agar berfungsi dengan baik. Kebersihan peralatan harus dijaga agar dapat mencegah
terjadinya kontaminasi. Persyaratan dalam penggunaan alat juga harus sesuai dengan
jenis produksi seperti tidak menimbulkan pencemaran terhadap produk, mudah
dibersihkan dan tahan lama (Waluyo dan Kusuma, 2017).