Volume 2, Nomor 5, Mei 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
612 http://sosains.greenvest.co.id
merupakan salah satu alasan mengapa perempuan cenderung menunjukkan distres
psikologis, tanda tanda depresi dan cemas dibandingkan dengan laki–laki (Putri, Efliani, &
Witri, 2021). Menurut peneliti jenis kelamin dapat mempengaruhi mekanisme koping
adaptif seseorang. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan penggunaan strategi koping
antara perempuan dan laki- laki. Selain itu hal tersebut disebabkan karena laki-laki
merupakan pengambil keputusan dan penanggung jawab dalam keluarga.
Hasil penelitian menunjukan bahwa usia responden terbanyak yaitu usia lansia awal
yang memiliki mekanisme koping adaptif terbanyak berada pada rentang usia lansia awal
(45-54 tahun) yaitu 38.2 %. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan mekanisme
koping juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, pendidikan, kepribadian,
dukungan sosial, keadaan keuangan dan perkembangan penyakit. Menurut peneliti pada
usia tersebut berhubungan dengan kemampuan adaptasi seseorang terhadap stress hal
tersebut menunjukkan bahwa pada rentang usia tersebut kematangan berpikir serta kondisi
psikologis reponden memang lebih baik.
Dari hasil penelitian tingkat pendidikan terbanyak responden adalah SMA yaitu
sejumlah 13 responden (38,2%). Pendidikan yang tinggi dapat memiliki pengetahuan yang
luas dan pemikiran yang lebih realistis dalam pemecahan masalah yaitu salah satunya
tentang kesehatan sehingga dapat menerapkan gaya hidup sehat agar terhindar dari
penyakit. Menurut peneliti pendidikan dapat berpengaruh pada mekanisme koping
seseomg. Hal ini dikarenakan perbedaan kemampuan individu dalam menilai masalah
maupun pengalaman tentang penyakit yang terdahulu sehingga berdampak pada pola
koping yang digunakan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui dari 36 responden
menunjukkan bahwa seluruhnya responden sudah menikah sejumlah 36 responden (76,5%
). 36 responden (100.0% ). Salah satu sumber koping yaitu dukungan sosial membantu
individu dalam memecahkan masalah melalui pemberian dukungan. Menurut peneliti
mekanisme koping yang dilakukan responden meliputi meminta dukungan pada individu
lain seperti membicarakan masalah dengan keluarga dan orang yang lebih profesional
(dokter, perawat). Selain itu itu selama pre esophagogastroduedenoskopi responden selalu
ditemani oleh pasangannya (suami/istri) walaupun terkadang ada beberapa responden yang
tidak ditemani oleh pasangannya tetap ditemani oleh keluarga (anak, saudara). Dan hal
tersebut adalah merupakan salah satu sumber dukungan sosial dari responden.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden yaitu 85,3
% adalah dengan jenis penyakit akut, sedangkan 14,7% dengan jenis kronis. Menurut WHO
(2018) menyatakan bahwa penyakit kronis merupakan penyakit dengan durasi panjang
yang pada umumnya berkembang secara lambat dan merupakan akibat faktor
genetik,fisiologis, lingkungan dan perilaku. Sedangkan pengertian dari penyakit akut
adalah penyakit atau gangguan kesehatan yang terjadi secara tiba-tiba, yang timbulnya
cepat dan berlangsung dalam jangka waktu yang relatif pendek. Menurut opini peneliti
dengan jumlah responden yang terbanyak dengan jenis penyakit akut ini memungkinkan
responden untuk mengalami kecemasan sementara dan tidak menetap. Hal itu timbul
karena responden mengalami kecemasan sesaat sebelum dilakukan tindakan esophago-
gastroduodenoskopi. Dengan menggunakan mekanisme koping yang tepat maka setelah
dilakukan tindakan esophagogastroduode-noskopi maka kecemasan tersebut akan hilang.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kecemasan pasien pre
esophagostroduodenoskopi (EGD) di Unit Endoskopi Instalasi Rawat Inap I RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang terbanyak masuk kedalam tingkat kecemasan ringan sebanyak 22
responden (64,7%), faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan dan status pernikahan. Menurut peneliti dari data umum jenis
kelamin responden dengan jumlah 34 responden sebagian besar berjenis kelamin laki- laki