670 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 2 NOMOR 6 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FARMASI
UNIVERSITAS MATARAM TENTANG TANAMAN OBAT HERBAL
UNTUK STUNTING
Elisa Agustina
1
, Yayuk Andayani
2
, Anggit L. Sunarwidhi
3
1,3
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram, Indonesia
2
Program Studi Pendidikan IPA, Program Pascasarjana, Universitas Mataram, Indonesia
Corresponding Author : Elisa Agustina
Email : elisaagustina6@gmail.com, yayukmtr@unram.ac.id,
anggit.sunarw[email protected]c.id
Info Artikel :
Diterima : 04 Juni 2022
Disetujui : 10 Juni 2022
Dipublikasikan : 15 Juni 2022
Kata Kunci:
Tanaman Obat
Herbal, Stunting,
Pengetahuan,
Mahasiswa
Farmasi
Keywords:
Medicinal Plant
Herbs, Stunting,
Knowlegde,
ABSTRAK
Latar Belakang: Kondisi Stunting didefinisikan sebagai kondisi kegagalan
pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu lama terutama
selama periode awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Berdasarkan data Dinas
Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, prevalensi kejadian stunting pada
anak di NTB mencapai 37,2%. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran tingkat pengetahuan Mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran Universitas Mataram, Indonesia tentang Tanaman Obat Herbal untuk
Stunting. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
cross sectional. Populasi penelitian ini adalah 297 mahasiswa Program Studi Farmasi
Universitas Mataram. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 170
mahasiswa dengan menggunakan teknik Probability Sampling dengan metode
Disproportionate Stratified Random Sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner
yang disebarkan secara online melalui link google form. Data penelitian yang
diperoleh diolah menggunakan Microsoft excel. Hasil: Hasil Penelitian ini
menunjukkan terdapat 19 pernyataan dari total 25 pernyataan yang valid dan reliabel.
Data karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia responden dan angkatan.
Hasil penelitian terkait gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa dengan kategori
sangat tinggi yaitu sebanyak 95 responden (55,5%), kategori tinggi sebanyak 74
responden (43,5%) dan kategori tingkat pengetahuan sedang sebanyak 1 responden
(1%). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa mahasiswa dengan tingkat pengetahuan sangat tinggi adalah sebanyak 95
responden (55,5%), kategori tinggi sebanyak 74 responden (43,5%) dan kategori
tingkat pengetahuan sedang sebanyak 1 responden (1%).
ABSTRACT
Backround: Stunting is a chronic nutritional problem in toddlers which is
characterized by height that is not in accordance with their age.The prevalence of
stunting in 2015-2017 was 36.4% and in the province of West Nusa Tenggara 37.2%.
Purpose: This study aims to describe the knowledge of students of the Pharmacy Study
Program, Faculty of Medicine, University of Mataram, Indonesia about Herbal
Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi
Universitas Mataram Tentang Tanaman Obat Herbal
Untuk Stunting
Elisa Agustina, Yayuk Andayani, Anggit L. Sunarwidhi 671
Pharmacy
Student
Medicinal Plants for Stunting. Method: This research is a descriptive study with a
cross sectional approach. The population in this study were 297 students of the
Pharmacy Study Program University of Mataram. The sample used in this study was
170 students using the Probability Sampling technique with the Disproportionate
Stratified Random Sampling method.The research instrument is in the form of a
questionnaire which will be distributed online via the google form link. The research
data obtained were processed using Microsoft excel. Results: The results of this study
indicate that there are 19 statements out of a total of 25 valid and reliable statements.
Data on the characteristics of respondents include gender, age of respondents and
generation. The results of the research on the description of the level of knowledge of
students in the very high category are 95 respondents, the high category consists of 74
respondents and the category of the level of knowledge is medium there is 1
respondent. Conclusion: Based on the results of the research, it can be concluded that
the students with very high knowledge level were 95 (55,5%) respondents, the high
category was 74 (43,5%) respondents and the medium knowledge level category was 1
(1%) respondent.
PENDAHULUAN
Stunting merupakan indikator kekurangan gizi kronis akibat ketidakcukupan
asupan makanan dalam waktu yang lama, kualitas pangan yang buruk, meningkatnya
morbiditas serta terjadinya tinggi badan yang tidak sesuai dengan umurnya (TB/U)
(Ernawati, Rosamalina, & Permanasari, 2013). Prevalensi balita stunting di Indonesia
tahun 2005-2017 adalah 36,4% sedangkan pada provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
tahun 2017 prevalensi stunting sebesar 37,2% termasuk kategori tinggi dengan enam
kabupaten atau kota yang mengalami peningkatan cut-off (Kementerian Kesehatan,
2018). Faktor penyebab stunting pada anak terdiri dari faktor genetik, riwayat berat lahir,
riwayat penyakit infeksi (cacingan, malaria dan diare), kualitas makanan yang rendah dan
pemberian ASI yang salah (Aridiyah, Rohmawati, & Ririanty, 2015). Peningkatan jumlah
stunting ini menyebabkan kabupaten di provinsi NTB masuk dalam 100 kabupaten
sasaran kegiatan stunting (Kementerian Kesehatan, 2018). Kegiatan pencegahan stunting
salah satunya dapat menggunakan pengobatan alternatif yaitu dengan menggunakan
tanaman obat herbal.
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang tinggi.
Hutan di Indonesia menyimpan potensi tanaman obat sekitar 30.000 jenis dari total
sekitar 40.000 jenis tanaman dunia dan sebanyak 940 jenis telah dinyatakan memiliki
khasiat sebagai obat (Salim & Munadi, 2017). Tanaman obat merupakan jenis tanaman
baik berupa seluruh, salah satu bagian (daun, buah, batang, bunga, rimpang dan akar)
ataupun eksudat (isi sel) pada tanaman tersebut yang mengandung zat aktif yang dapat
digunakan sebagai obat (Widaryanto & Azizah, 2018). Contoh tanaman obat yang dapat
digunakan untuk mencegah faktor penyebab stunting diantaranya bawang putih untuk
mencegah cacingan dan daun turi untuk meningkatkan ASI. Obat herbal memiliki efek
samping yang relatif lebih sedikit dibandingkan obat modern, sehingga hal ini dijadikan
faktor penggunaan obat herbal secara umum dinilai lebih aman digunakan daripada obat
modern (Sumayyah & Salsabila, 2017). Pengetahuan mengenai pemanfaatan tanaman
obat merupakan warisan budaya bangsa berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
diwariskan secara turun temurun hingga ke generasi sekarang sehingga tercipta berbagai
ramuan tumbuhan obat yang merupakan ciri khas pengobatan tradisional Indonesia
(Hulyati & Arbain, 2014). Pengetahuan mengenai tanaman obat mulai dari jenis, bagian
tanaman, cara pengolahan dan cara pengobatan serta jenis penyakit yang dapat
Volume 2, Nomor 6, Juni 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
672 http://sosains.greenvest.co.id
disembuhkan perlu digali, dikembangkan, dilestarikan serta dioptimalkan (Saija,
Berlianty, & Radjawane, 2021).
Seorang calon farmasis perlu mengetahui perkembangan penggunaan tanaman obat
herbal, dimana dapat dijadikan bahan baku dalam pembuatan obat yang bermanfaat bagi
peningkatan kesehatan dan terapi penyakit (Sofian & Moektiwardoyo, 2013). Seorang
mahasiswa farmasi ketika sudah lulus nanti diharapkan dapat berperan dalam
mengedukasi masyarakat terkait penggunaan tanaman obat herbal yang tepat. Peran
mahasiswa sendiri di masyarakat meliputi beberapa hal seperti sebagai sumber informasi
dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat sekitar, serta memiliki peran sosial
dimana ilmu pengetahuan yang dimilikinya tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri
namun juga dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar (Sutrisman, 2019). Tingkat
pengetahuan mahasiswa terkait hal ini dapat dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya
adalah jumlah informasi yang telah diperoleh oleh mahasiswa tersebut saat studi
pendidikan sarjana. Sehingga berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akan
meneliti bagaimana gambaran tingkat pengetahuan Mahasiswa Program Studi Farmasi
Universitas Mataram, Indonesia pada angkatan yang berbeda tentang tanaman obat herbal
untuk stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan
Mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Indonesia
tentang tanaman obat herbal untuk stunting.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2022 di kampus Program Studi
Farmasi Universitas Mataram. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini
yaitu semua mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Mataram tahun ajaran 2018-
2021, sebanyak 297 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Probability Sampling dengan metode Disproportionate Stratified
Random Sampling, Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus
slovin diperoleh sampel sebanyak 170 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Instrumen Penelitian berupa kuesioner yang disebarkan pada mahasiswa melalui
link google form secara online. Kuesioner sebelum dibagikan diuji validasi dan uji
reliabilitas terlebih dahulu kepada 33 responden menggunakan software SPSS, kuesioner
dinyatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel (0, 344) dan nilai signifikasi <0,05
(Nurgiyantoro, 2016). Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi suatu
kuesioner dengan melihat nilai Alpha Cronbach >0,60 maka dapat disimpulkan bahwa
kuesioner tersebut memiliki reabilitas yang baik (Kurnia, Kennedy, & Putri, 2015).
Pernyataan pada kuesioner akan di beri penilaian dengan menggunakan skala
likert. Data penelitian diolah dan dianalisis menggunakan Microsoft excel untuk
mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa. Data tingkat pengetahuan mahasiswa
ditentukan dengan nilai mean atau rerata (M) dan standar deviasi (SD). Data yang
diperoleh kemudian di kategorikan menjadi 5 kategori diantaranya dapat dilihat pada
Tabel 1.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi
Universitas Mataram Tentang Tanaman Obat Herbal
Untuk Stunting
Elisa Agustina, Yayuk Andayani, Anggit L. Sunarwidhi 673
Tabel 1.
Kategori Tingkat Pengetahuan
Kategori
Rentangan Norma
Sangat Tinggi
Mi + 1,5 Sdi < X
Tinggi
Mi + 0,5 SDi < X ≤ Mi + 1,5 SDi
Sedang
Mi - 0,5 SDi < X ≤ Mi + 0,5 SDi
Rendah
Mi - 1,5 SDi < X ≤ Mi - 0,5 SDi
Sangat Rendah
X ≤ Mi - 1,5 SDi
Sumber: Penulis 2022
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kejadian stunting (kekerdilan) merupakan salah satu masalah gizi utama yang
saat ini dihadapi di Indonesia. Tingginya prevalensi stunting sangat berkorelasi dengan
peningkatan risiko kesakitan, angka kematian bayi, penurunan perkembangan otak dan
mental serta respon motorik pada anak. Penelitian ini secara tidak langsung dapat
menjembatani penanganan dini pencegahan stunting di Indonesia secara umum dan di
provinsi Nusa Tenggara Barat secara spesifik. Pengetahuan tenaga medis seperti farmasis
akan upaya pencegahan stunting menjadi tonggak awal usaha penurunan stunting.
Melalui penyebaran informasi yang adekuat, diharapkan dapat meningkatkan
kewaspadaan masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting. Sehingga dalam
penelitian ini akan dikaji tingkat pengetahuan mahasiswa farmasi di Universitas Mataram
terhadap jenis bahan alam atau herbal yang umum digunakan sebagai pencegahan
stunting. Calon farmasis ini sudah selayaknya perlu dibekali dan dipersiapkan
wawasannya untuk terjun langsung di masyarakat.
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret-April 2022 di Program Studi
Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Target responden merupakan seluruh
mahasiswa aktif Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram tahun
ajaran 2018-2021 yang dinyatakan dalam kondisi sehat dan bersedia untuk menjadi
responden dalam penelitian ini. Jumlah total responden yang diperoleh sebanyak 170
orang dengan persebaran jenis kelamin paling banyak berpartisipasi adalah perempuan
yaitu sebanyak 141 (83%) dan 29 orang laki-laki (17%). Hasil penelitian ini sesuai
dengan jumlah mahasiswa yang belajar di Program Studi Farmasi Universitas Mataram
berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini juga sesuai dengan
Data Statistik Pendidikan Tinggi Indonesia (2020), terdapat sebanyak 8.483,213
mahasiswa terdaftar di perguruan tinggi di Indonesia serta pada Provinsi Nusa Tenggara
Barat terdapat sebanyak 118,542 mahasiswa terdaftar di perguruan tinggi, mahasiswa
berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 1.213.815 orang sedangkan
laki-laki sebanyak 949.866 orang.
Karakteristik usia responden yang digunakan pada penelitian ini berkisaran antara
17-24 tahun, rentang usia tersebut termasuk dalam kategori masa remaja akhir (Sari,
2018). Usia responden yang paling banyak berpartisipasi pada penelitian ini yaitu
berkisaran rentang usia 19-22 tahun, dan jumlah terendah yaitu berusia usia 17-18 tahun
Volume 2, Nomor 6, Juni 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
674 http://sosains.greenvest.co.id
dan 23-24 tahun. Usia memengaruhi daya tangkap dan pola fikir seseorang, sehingga
semakin bertambah usia pegetahuan yang diperoleh semakin baik dan pada usia dewasa
awal individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial.
Karakteristik responden berdasarkan tingkatan angkatan diperoleh dari
perhitungan jumlah sampel setiap angkatan dari mahasiswa tahun ajaran 2018-2021
dengan menggunakan rumus alokasi proporsional (Mustapid, 2021). Jika dikelompokkan
berdasarkan jumlah responden dari tahun angkatan maka didapat jumlah mahasiswa yang
paling dominan yaitu angkatan 2021 terdapat sebanyak 50 responden (29%) dan jumlah
sampel yang paling sedikit ada pada angkatan 2019 yaitu sebanyak 35 responden (21%).
Dalam Tabel 2. digambarkan persebaran berdasarkan beberapa kategori yaitu jenis
kelamin, usia dan tahun masuk dari mahasiswa yang menjadi responden.
Tabel 2.
Karakteristik responden gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa tentang tanaman obat herbal
untuk stunting
Karakteristik responden
Jumlah (n=170)
Persentase
(%)
Jenis kelamin
Laki-laki
29
17
Perempuan
141
82
Usia
17-18
22
13
19-20
81
48
21-22
65
38
23-24
2
1
Angkatan
2018
42
25
2019
35
21
2020
43
25
2021
50
29
Sumber: Penulis 2022
Instrumen penelitian terdiri dari 19 item soal yang terbagi menjadi 3 indikator,
yaitu: tahu, memahami, dan aplikasi. Data penelitian masing-masing indikator
diklasifikasikan menjadi 5 kategori tingkat pengetahuan berdasarkan Tabel 1. Tingkat
pengetahuan mahasiswa berdasarkan indikator dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Berdasarkan Jawaban Responden
Pernyataan
Kriteria Jawaban
Total
K
SS
(4)
S
(3)
TS
(2)
STS
(1)
TAHU
1. Stunting adalah kondisi
kekurangan gizi kronis akibat
ketidakcukupan asupan makanan
dan kualitas pangan yang buruk
123
(72%)
47
(28%)
0
0
633
(93%)
ST
Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi
Universitas Mataram Tentang Tanaman Obat Herbal
Untuk Stunting
Elisa Agustina, Yayuk Andayani, Anggit L. Sunarwidhi 675
2. Stunting ditandai dengan tubuh
pendek atau tinggi badan pada
anak tidak sesuai dengan
umurnya
106
(62%)
57
(34%)
6
(3%)
1
(1%)
608
(89%)
ST
15. Dampak buruknya asupan gizi
pada bayi akibat stunting yaitu
menurunnya sistem kekebalan
tubuh sehingga bayi lebih rentan
terkena penyakit
75
(44%)
93
(55%)
2
(1%)
0
583
(86%)
ST
17. Dampak buruk stunting yaitu
menurunnya sistem kekebalan
tubuh, buruknya pola pikir panak
usia sekolah, dan terganggunya
perkembangan otak serta fisik
balita
73
(43%)
91
(54%)
6
(3%)
0
577
(85%)
ST
5. Tanaman obat merupakan suatu
jenis tumbuhan atau tanaman
yang berkhasiat membantu
meringankan suatu penyakit dari
keluhan rasa sakit pada tubuh
manusia
78
(45%)
90
(53%)
1
(1%)
1
(1%)
585
(86%)
ST
6. Penggunaan tanaman obat herbal
secara rasional dalam pengobatan
dapat menurunkan resiko
terjadinya efek samping yang
tidak diinginkan
62
(37%)
101
(59%)
7
(4%)
0
565
(83%)
ST
7. Tanaman obat dapat digunakan
untuk meringankan gejala dan
faktor-faktor penyebab penyakit
60
(35%)
104
(61%)
5
(3%)
1
(1%)
563
(83%)
ST
4. Pencegahan stunting dapat
dilakukan dengan pemberian
alternatif pengobatan berupa
penggunaan tanaman obat herbal
31
(18%)
131
(77%)
7
(4%)
1
(1%)
532
(78%)
T
MEMAHAMI
8. Tanaman obat herbal sering
digunakan dalam bentuk jamu
yang diperoleh dari apotek dan
penjual jamu gendong
53
(31%)
110
(65%)
6
(3%)
1
(1)
555
(82%)
ST
9. Tanaman obat herbal dapat
dikonsumsi dalam bentuk sediaan
tablet, kapsul, cairan dalam botol,
kapsul, rebusan dan serbuk
66
(39%)
88
(52%)
15
(8%)
1
(1%)
559
(82%)
ST
10. Penggunaan tanaman obat dapat
digunakan dengan cara memasak,
menumbuk dan memakan secara
langsung
79
(46%)
83
(49%)
7
(4%)
1
(1%)
580
(85%)
ST
Volume 2, Nomor 6, Juni 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
674 http://sosains.greenvest.co.id
3. Faktor penyebab stunting yaitu
kebersihan lingkungan tidak
terjaga, buruknya fasilitas akses
air bersih dan rendahnya asupan
makanan yang bergizi sejak janin
hingga balita umur 2 tahun
82
(48%)
85
(50%)
3
(2%)
0
589
(87%)
ST
11. Penyakit infeksi seperti diare
yang disebabkan oleh buruknya
kebersihan lingkungan dan akses
air bersih dapat menyebabkan
penyerapan nutrisi terganggu
sehingga berat badan bayi
menurun yang merupakan salah
satu faktor penyebab stunting
62
(36%)
103
(61%)
5
(3%)
0
567
(83%)
ST
13. Faktor penyebab stunting salah
satunya kondisi malnutrisi pada
bayi salah satunya dapat
disebabkan oleh pemberian ASI
yang tidak eksklusif dan asupan
makanan pendamping ASI
(MPASI) kurang bernutrisi
80
(47%)
86
(51%)
4
(2%)
0
586
(86%)
ST
18. Faktor penyebab stunting dan
Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) pada bayi adalah
Kurangnya mengkonsumsi zat
besi pada ibu hamil yang
menyebabkan terjadinya anemia
58
(34%)
109
(64%)
3
(2%)
0
565
(83%)
ST
APLIKASI
12. Pemanfaatan jambu buji dapat
bekhasiat untuk mengobati diare
82
(48%)
86
(51%)
2
(15)
0
590
(87%)
ST
14. Pemberian rebusan daun katuk,
daun turi dan daun kelor dapat
berkasiat untuk meningkatkan
produksi air susu pada ibu
menyusui
73
(43%)
93
(55%)
4
(2%)
0
579
(85%)
ST
16. Tanaman obat herbal untuk
meningkatkan sistem kekebalan
tubuh yaitu jahe, temulawak dan
kunyit
69
(41%)
98
(57%)
3
(2%)
0
576
(85%)
ST
19. Tanaman obat yang dapat
meningkatkan hemoglobin dalam
darah untuk mengobati anemia
yaitu bayam merah, ciplukan,
kacang hijau, dan daun kelor
62
(37%)
106
(62%)
2
(1%)
0
570
(84%)
ST
Keterangan: K = Kategori; ST= Sangat Tinggi; T= Tinggi; SS= Sangat Setuju; S = Setuju; TS=
Tidak Setuju; dan STS= Sangat Tidak Setuju
676
Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi
Universitas Mataram Tentang Tanaman Obat Herbal
Untuk Stunting
Elisa Agustina, Yayuk Andayani, Anggit L. Sunarwidhi 675
Sumber: Penulis 2022
Data penelitian berdasarkan indikator tahu yang terdiri dari 8 item soal, diperoleh
tingkat pengetahuan mahasiswa termasuk kategori sangat tinggi dengan rentang nilai
>553 terdapat pada item soal nomor 1, 2, 5, 6, 7, 15 dan 17. Hasil ini menunjukkan
bahwa mahasiswa farmasi mengetahui pengetahuan tentang stunting dan tanaman obat
herbal. Menurut riskesdes Pada item soal nomor 4 tergolong dalam kategori tinggi karena
hanya terdapat 31 responden yang menjawab sangat setuju dan diperoleh total skor
sebesar 532. Pengetahuan tentang penggunaan tanaman obat herbal untuk stunting kurang
dipahami oleh mahasiswa. Hal ini dikarenakan mahasiswa tidak mengetahui bahwa
penggunaan tanaman obat herbal dapat diberikan sebagai alternatif pengobatan untuk
mencegah faktor penyebab stunting. Menurut penelitian (Efendi et al., 2022), tanaman
obat keluarga yang tepat dapat memberikan alternatif makanan pendamping bagi anak
stunting sehingga menambah nafsu makan dan agar gizinya tercukupi.
Indikator memahami terdiri dari 7 item soal, diperoleh tingkat pengetahuan
berkategori sangat tinggi dengan rentang > 553 pada semua item soal pernyataan nomor
8, 9, 10, 3, 11, 13 dan 18. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa farmasi memahami
terkait cara megkonsumsi dan penggunaan tanaman obat herbal untuk stunting yang baik
serta memahami faktor penyebab stunting. Faktor penyebab stunting yang paling sering
dijumpai, yaitu status gizi, keturunan, penyakit infeksi dan pola asuh orang tua dan
pengetahuan ibu tentang gizi dan tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan (Rifiana &
Agustina, 2018). Data penelitian berdasarkan indikator aplikasi, diperoleh tingkat
pengetahuan mahasiswa dengan kategori sangat tinggi berada pada rentang nilai > 553
disemua item soal nomor 12,14,16 dan 19. Hal ini menunjukkan bahwa mahaiswa mampu
mengaplikasikan penggunaan berbagai macam jenis tanaman obat herbal untuk
pencegahan stunting dalam kehidupan sehari-hari.
Gambaran Tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas
Mataram tentang tanaman obat herbal untuk stunting pada penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 4 dan Gambar 1.
Tabel 4.
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tentang Tanaman Obat Herbal Untuk Stunting
Sumber: Penulis 2022
Data Tingkat Pengetahuan Mahasiswa tentang Tanaman Obat Herbal untuk
Stunting secara umum dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 1.
Kategori
Interval Skor
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Tinggi
62 < X
95
55,5%
Tinggi
52 < X ≤ 62
74
43,5%
Sedang
43 < X ≤ 52
1
1%
Rendah
33 < X ≤ 43
0
0%
Sangat Rendah
X ≤ 33
0
0%
Total
170
100%
677
Volume 2, Nomor 6, Juni 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
678 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 1. Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Program Studi Farmasi
Universitas Mataram tentang Tanaman Obat Herbal untuk Stunting.
Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 1, menunjukkan bahwa frekuensi skor Tingkat
Pengetahuan Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Mataram tentang Tanaman
Obat Herbal untuk Stunting secara umum nilai persentase paling dominan yaitu sebesar
95 responden (55,5%) berada dalam interval > 62 dan termasuk dalam kategori tingkat
pengetahuan “Sangat Tinggi”. Tingkat pengetahuan yang sangat tinggi ini dapat
dikorelasikan dengan fokus pembelajaran di Program Studi Farmasi Universitas Mataram
yang mengedepankan pengembangan bahan alami sebagai bahan baku obat. Penelitian ini
juga merupakan salah satu gambaran keberhasilan penanaman pendidikan bahan alam di
Program Studi Farmasi Universitas Mataram.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terkait gambaran tingkat mahasiswa
Program Studi Farmasi Universitas Mataram tentang tanaman obat herbal untuk stunting,
didapatkan bahwa kategori tingkat pengetahuan mahasiswa tergolong sangat tinggi yaitu
sebanyak 95 responden (55,5%), kategori tinggi yaitu sebanyak 74 responden (43,5%)
dan tingkat pengetahuan kategori kurang baik yaitu sebanyak 1 responden (1 %).
BIBLIOGRAFI
Aridiyah, Farah Okky, Rohmawati, Ninna, & Ririanty, Mury. (2015). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan
Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas).
Pustaka Kesehatan, 3(1), 163170.
Efendi, Aqila Pradita Hutami, Safitri, Sindi Ayu, Putra, Oby Ihza, Geofani, Cagiva,
Santoso, Fenny Widya, & Septianingrum, Ni Made Ayu Nila. (2022). Prevention of
stunting in children by making processed products from traditional plants.
Community Empowerment, 7(1), 5460.
Ernawati, Fitrah, Rosamalina, Yuniar, & Permanasari, Yurista. (2013). Pengaruh Asupan
Protein Ibu Hamil Dan Panjang Badan Bayi Lahir Terhadap Kejadian Stunting Pada
Anak Usia 12 Bulan Di Kabupaten Bogor (Effect of the Pregnant Women’s Protein
Intake and Their Baby Length at Birth to the Incidence of Stunting Among
55,5%
43,5%
1%
0% 0%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Persentase
Kategori Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi
Universitas Mataram Tentang Tanaman Obat Herbal
Untuk Stunting
Elisa Agustina, Yayuk Andayani, Anggit L. Sunarwidhi 679
Children. Nutrition and Food Research, 36(1), 111.
Hulyati, Rahmi, & Arbain, Ardinis. (2014). Studi Etnobotani pada Tradisi Balimau di
Kota Pariaman, Sumatera Barat. Jurnal Biologi UNAND, 3(1).
Kurnia, Pipin, Kennedy, Kennedy, & Putri, Febrina Prima. (2015). Pengaruh
pengetahuan auditor, pengalaman auditor, kompleksitas tugas, locus of control, dan
tekanan ketaatan terhadap audit judgment (studi kasus pada perwakilan BPKP
provinsi Riau). Riau University.
Mustapid, Mustapid. (2021). Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu
Berwawasan Keunggulan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Medan. Sumatera
Utara: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Nurgiyantoro, B. (2016). MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT Alfabet.
Rifiana, Andi Julia, & Agustina, Linda. (2018). Analisis Kejadian Stunting Pada Balita
Di Desa Pasirdoton Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2017-2018. Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, 4(2).
Saija, Ronald, Berlianty, Teng, & Radjawane, Pieter. (2021). Pengobatan Alternatif
Tradisional Untuk Mencegah Penularan Covid-19 Menurut Perspektif Hukum
Kekayaan Intelektual Di Kota Ambon. SASI, 27(2), 172186.
Salim, Zamroni, & Munadi, Ernawati. (2017). Info Komoditi Tanaman Obat. Badan
Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Republik
Indonesia.
Sari, Mustika Nilam. (2018). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan School Well-Being
Pada Mahasiswa. Malang: Universitas Brawijaya.
Sofian, F. F., & Moektiwardoyo, M. (2013). Peningkatan sikap positif masyarakat dalam
pemanfaatan tanaman obat pekarangan rumah di Desa Sukamaju dan Girijaya
Kabupaten Garut. Dharmakarya, 2(2).
Sumayyah, Shofiah, & Salsabila, Nada. (2017). Obat tradisional: antara khasiat dan efek
sampingnya. Majalah Farmasetika, 2(5), 14.
Sutrisman, Dudih. (2019). Pendidikan Politik, Persepsi, Kepemimpinan, dan Mahasiswa.
Guepedia.
Widaryanto, Eko, & Azizah, Nur. (2018). Perspektif Tanaman Obat Berkhasiat: Peluang,
Budidaya, Pengolahan Hasil, dan Pemanfaatan. Malang: Universitas Brawijaya
Press.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-
ShareAlike 4.0 International License.