737 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 2 NOMOR 6 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA
PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
Dewi Rostianingsih
1
, Yocki Yuanti
2
, Hainun Nisa
3
dan Rustini
4
1,3,4
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra, Indonesia
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Ria Husada Jakarta, Indonesia
Corresponding Author : Dewi Rostianingsih
Email : dewirostianingsih@gmail.com, yockiyuanti@gmail.com,
hainunnisa78@gmail.com dan rustinicantique@gmail.com
Info Artikel :
Diterima : 07 Juni 2022
Disetujui : 08 Juni 2022
Dipublikasikan : 15 Juni 2022
Kata Kunci:
Alat Kontrasepsi,
Praktik Mandiri
Bidan, Rahim
Keywords:
Soft power,
Hegemony,
Counter
hegemony
ABSTRAK
Latar Belakang: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan suatu alat
kontrasepsi yang dimasukkan dalam rahim terbuat dari bahan polyethyline dilengkapi
dengan benang nylon sehingga mudah dikeluarkan dari rahim. Menurut Data Statistik
Sektoral Kabupaten Karawang pemakaian AKDR sebanyak 5,6 %. Tujuan: Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan
rendahnya pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Praktik Mandiri
Bidan (PMB) Rustini Karawang tahun 2021. Metode: Desain penelitian ini adalah
cross sectional. Populasi yang diteliti adalah akseptor KB yang berkunjung ke PMB
Rustini dan bersedia menjadi responden. Sampel yang diambil sebanyak 79 responden
dengan menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen yang digunakan berupa
kuesioner. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat (uji chi
square). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan (p= 0.003) dengan rendahnya pemakaian AKDR (P Value > 0,05), Namun
tidak terdapat hubungan antara umur (p= 0.320), paritas (p= 1,000), pekerjaan (p=
1,000), dukungan suami (p= 1,000), pemberian informasi (p= 1,000) dengan rendahnya
pemakaian AKDR (P Value < 0,05). Kesimpulan: Proporsi pemakaian AKDR di PMB
Rustini masih sangat rendah yaitu sebanyak 5,1%. Terdapat hubungan antara
pengetahuan dengan rendahnya pemakaian AKDR, adapun yang tidak terdapat
hubungan dengan rendahnya pemakaian AKDR yaitu umur, paritas, pekerjaan,
dukungan suami dan sumber informasi.
ABSTRACT
Backround: The IUD is a contraceptive device that is inserted into the uterus made of
polyethylene material equipped with nylon thread so that it is easily removed from the
uterus. According to the Karawang Regency Sectoral Statistical Data, the use of IUDs
was 5.6%. Purpose: The purpose of this study was to determine the factors associated
with the low use of intrauterine contraceptive devices (IUD) in the Independent Midwife
Practice (PMB) Rustini Karawang in 2021. Method: The design of this study was cross
sectional. The population studied were family planning acceptors who visited PMB
Rustini and were willing to become respondents. Samples were taken as many as 79
respondents using accidental sampling technique. The instrument used is a
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya
Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Dewi Rostianingsih, Yocki Yuanti, Hainun Nisa dan Rustini 738
questionnaire. The analysis technique used is univariate and bivariate analysis (chi
square test). Results: The results showed that there was a relationship between
knowledge (p= 0.003) and low IUD use (P Value > 0.05), but there was no relationship
between age (p= 0.320), parity (p= 1,000), occupation ( p= 1,000), husband's support
(p= 1,000), providing information (p= 1,000) with low IUD use (P Value < 0.05).
Conclusion: The proportion of IUD use in PMB Rustini is still very low, namely as
much as 5,1%. There is a relationship between knowledge and low IUD use, while there
is no relationship with low IUD use, namely age, parity, occupation, husband's support
and sources of information.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki masalah dalam jumlah
penduduk. Sensus Penduduk (SP) 2020 mencatat penduduk Indonesia pada September
2020 sebanyak 270,20 juta jiwa. Sejak Indonesia menyelenggarakan SP yang pertama pada
tahun 1961, jumlah penduduk terus mengalami peningkatan. Hasil SP 2020 dibandingkan
dengan SP 2010 memperlihatkan penambahan jumlah penduduk sebanyak 32,56 juta jiwa
atau rata-rata sebanyak 3,26 juta setiap tahun (Statistik, 2019).
Undang-Undang (UU) Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kepen-
dudukan dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa pembangunan keluarga adalah
upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi perlindungan dan bantuan sesuai hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas. UU ini mendukung program KB
sebagai salah satu upaya mewujudkan keluarga sehat dan berkualitas. Pengaturan
kehamilan dalam Program KB dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi
(Kemenkes, 2014). Dilihat dari jenis kelamin, metode kontrasepsi perempuan yang
digunakan jauh lebih besar dibanding dengan metode kontrasepsi laki-laki. Metode
perempuan sebesar 93,66%, sementara metode laki-laki hanya sebesar 6,34%. Ini
menunjukan bahwa partisipasi laki-laki dalam menggunakan alat kontrasepsi masih sangat
kecil. Penggunaan alat kontrasepsi masih dominan dilakukan oleh perempuan (Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Cakupan peserta KB aktif menurut metode kontrasepsi modern tahun 2018 dari
seluruh jumlah peserta KB modern, hanya 17,8% diantaranya yang menggunakan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu AKDR, Implan dan Metode Operatif Wanita
(MOW). Sedangkan 82,19% lainnya pengguna KB non MKJP (Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, 2018). Prevalensi pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang
mengalami penurunan padahal sebenarnya alat kontrasepsi jangka panjang khususnya
AKDR merupakan alat kontrasepsi yang efektif dengan potensi jangka panjang, dapat
dipakai oleh semua perempuan dalam masa reproduksi (Lubis, 2017). AKDR merupakan
pilihan kontrasepsi yang terbaik bagi sebagian besar wanita jika dibandingkan dengan
metode lain (Suryanti, 2019). AKDR memiliki angka kegagalan 0,6-0,8 kehamilan per
100 wanita selama satu tahun pertama penggunaan dan sangat efektif sampai 10 tahun serta
membutuhkan biaya yang ekonomis (Ratnawati, 2019).
Keuntungan penggunaan AKDR yaitu dapat diterima masyarakat dengan baik,
pemasangan tidak memerlukan teknis medis yang sulit, kontrol medis yang ringan dan
pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik (Manuaba, 2009), dinegara
berkembang seperti Bangladesh penggunaan alat kontrasepsi pada perempuan usia
reproduktif (15-49) dari 47.105 perempuan usia reproduktif yang menggunakan KB yaitu
Suntik 10,7%, Pil 23,1%, MOW 1,0%, Implan 1,5%, AKDR 0,5% (United Nations -
Department of Economic and Social Affairs, 2019).
Volume 2, Nomor 6, Juni 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
739 http://sosains.greenvest.co.id
Menurut Badan dan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), KB
aktif di antara Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2019 sebesar 62,5%, mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 63,27%. Sementara target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang ingin dicapai tahun 2019 sebesar
66%. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 juga
menunjukan angka yang lebih tinggi pada KB aktif yaitu sebesar 63,6%. KB aktif tertinggi
terdapat di Bengkulu yaitu sebesar 71,4% dan yang terendah di Papua Barat sebesar 25,4%.
Terdapat 11 (sebelas) provinsi dengan cakupan KB aktif mencapai target RPJMN yaitu
Provinsi Bengkulu, Kalimantan Selatan, Lampung, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung,
Bali, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara dan Gorontalo, Jawa Barat.
Sebagian besar peserta KB Aktif memilih suntikan dan pil sebagai alat kontrasepsi bahkan
sangat dominan dibanding metode lainnya, dimana suntikan (63,7%), pil (17,0%), AKDR
(7,4%), Implant (7,4%), Metode Operasi Pria (MOP) (0,5%), MOW (2,7%), Kondom
(1,2%). Padahal suntikan dan pil termasuk dalam metode kontrasepsi jangka pendek
sehingga tingkat efektifitas suntikan dan pil dalam pengendalian kehamilan lebih rendah
dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
Menurut Data Statistik Sektoral Kabupaten Karawang jumlah PUS yaitu 539.815.
Berdasarkan data akhir Desember 2018 peserta KB yang aktif sebanyak 378.049 sebagian
besar memilih suntik 206.195 (54,5 %), pil 113.770 (30,1 %), Implant 26.453 (7%), AKDR
21.476 (5,6 %) (Dinas Komunikasi dan Informatika Karawang, 2020). Dari data desa
Purwamekar pada bulan Januari Tahun 2021 jumlah PUS adalah 663 orang yang memakai
IUD sebanyak 19 orang (2,8%). Cakupan KB IUD yaitu 14% dari jumlah PUS sedangkan
pemakainya masih sebanyak 2,8 %. Dari data desa Purwamekar cakupan IUD masih
rendah.
Berdasarkan data buku registrasi KB Praktik Mandiri Bidan (PMB) Rustini selama
tahun 2020 hanya 1,1 % atau 4 orang yang menggunakan akseptor KB AKDR, sementara
itu metode banyak yang dipilih yaitu suntik sebanyak 243 orang (92,8%) dan metode
lainnya pil sebanyak 11 orang (7,1%). Selain dari itu masyarakat juga banyak yang tidak
menggunakan AKDR karena banyak mitos yang beredar di masyarakat tentang AKDR
dengan persepsi yang negatif misalnya AKDR bisa berpindah pindah tempat,
ketidaknyamanan dalam berhubungan, merasa takut benda asing dimasukkan kedalam
rahim dan lain sebagainya. Dari beberapa rumor itu banyak masyarakat takut untuk
menggunakan AKDR.
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh Kurrohman (2019) tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan rendahnya pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) pada akseptor KB aktif yaitu pengetahuan (p=0,028), sikap (p=0,015), pendapatan
(p=0,005), sumber informasi (p=0,002) dan dukungan suami (p=0,036). Faktor yang
mempunyai hubungan paling besar dengan pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) yaitu sumber informasi dengan (OR = 4,030).Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya pemakaian Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Praktik Mandiri Bidan (PMB) Rustini Karawang
tahun 2021. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan
intervensi yang efektif untuk peningkatan pemakaian AKDR.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan
cross sectional. Hasil penelitian berupa proporsi variabel dependen dan variabel
independen akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berupa presentase sedangkan
untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen akan
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya
Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Dewi Rostianingsih, Yocki Yuanti, Hainun Nisa dan Rustini 740
disajikan dalam tabel cross sectional dalam bentuk nilai P (Value) di PMB Rustini
Karawang periode dari tanggal 27 Juli 5 Agustus 2021. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh akseptor alat kontrasepsi yang terdaftar pada buku register KB di PMB
Rustini Kabupaten Karawang pada bulan Januari - April tahun 2021 sebanyak 254 orang.
Sampel pada penelitian ini adalah akseptor alat kontrasepsi yang berkunjung ke PMB
Rustini untuk melakukan kontrasepsi, sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik
pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Menurut Sugioyono (2016),
accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, sehingga
peneliti bisa mengambil sampel pada siapa saja yang ditemui tanpa perencanaan
sebelumnya, yaitu sebanyak 79 Sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan
rendahnya pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Praktik Mandiri Bidan
(PMB) Rustini Karawang didapat hasil sebagai berikut.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Pemakaian AKDR di PMB Rustini Karawang Tahun 2021
Pemakaian AKDR
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Tidak menggunakan AKDR
75
94.9
Menggunakan AKDR
4
5.1
Total
79
100
Sumber: Data Primer 2021
Berdasarkan tabel 1 dari 79 responden, mayoritas responden tidak menggunakan
AKDR sebanyak 75 orang (94,9%).
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan di PMB Rustini
Karawang Tahun 2021
Pengetahuan
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Kurang
34
43.0
Cukup
24
30.4
Baik
21
26.6
Total
79
100.0
Sumber: Data Primer 2021
Berdasarkan tabel 2 dari 79 responden didapatkan hasil yang pengetahuannya kurang
mengenai AKDR sebanyak 34 responden (43%), pengetahuan cukup sebanyak 24
responden (30,4%) sedangkan yang pengetahuan baik sebanyak 21 responden (26,6%).
Volume 2, Nomor 6, Juni 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
741 http://sosains.greenvest.co.id
Tabvel 3.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di PMB Rustini
Karawang Tahun 2021
Umur
Frekuensi (n)
Persentase (%)
<20
2
2.5
20 35
46
58.2
> 35
31
39.2
Total
79
100.0
Sumber: Data Primer 2021
Berdasarkan tabel 3 dari 79 responden, mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 46
orang (58,2%), <20 tahun sebanyak 2 responden (2,5%) sedangkan yang umur >35 tahun
sebanyak 31 responden (39,2%).
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas di PMB Rustini
Karawang Tahun 2021
Paritas
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Primipara
27
34.2
Multipara
52
65.8
Total
79
100.0
Sumber: Data Primer 2021
Berdasarkan tabel 4 dari 79 responden didapat hasil multipara sebanyak 52 orang
(65,8%) sedangkan primipara sebanyak 27 responden (34,2%).
Tabel 5.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di PMB Rustini Karawang
Tahun 2021
Pekerjaan
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Tidak Bekerja
72
91.1
Bekerja
7
8.9
Total
79
100.0
Sumber: Data Primer 2021
Berdasarkan tabel 5 dari 79 responden didapatkan hasil yang tidak bekerja sebanyak
72 responden (91,1%) dan yang bekerja sebanyak 7 responden (8,9%).
Tabel 6.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan Suami di PMB
Rustini Karawang Tahun 2021
Dukungan Suami
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Tidak mendukung
3
3.8
Mendukung
76
96.2
Total
79
100.0
Sumber: Data Primer 2021
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya
Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Dewi Rostianingsih, Yocki Yuanti, Hainun Nisa dan Rustini 742
Berdasarkan tabel 6 dari 79 responden suami mendukung dalam pemakaian alat
kontrasepsi sebanyak 76 orang (96,2%) dan yang tidak mendukung sebanyak 3 responden
(3,8%).
Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi di PMB Rustini
Karawang Tahun 2021
Sumber Informasi
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Kurang
8
10.1
Cukup
71
89.9
Total
79
100.0
Sumber: Data Primer 2021
Berdasarkan tabel 7 responden mayoritas memiliki cukup sumber informasi
mengenai alat kontrasepsi AKDR sebanyak 71 orang (89,9%).
Tabel 8.
Hubungan Pengetahuan dengan Rendahnya Pemakaian AKDR di PMB Rustini Karawang
Tahun 2021
Pengetahuan
Pemakaian AKDR
Total
P Value
Tidak
menggunakan
AKDR
Menggunakan
AKDR
f (n)
%
f (n)
%
f (n)
%
Kurang
Cukup
Baik
34
100
0
0
34
43,0
0,003
24
100
0
0
24
30,4
17
81
4
19
21
26,6
Total
75
94,9
4
5,1
79
100
Sumber: data primer 2021
Berdasarkan tabel 8 diketahui pengetahuan dengan rendahnya pemakaian Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) didapatkan bahwa 34 responden (43%) yang memiliki
pengetahuan kurang dan tidak menggunakan AKDR sebanyak 100%, dan yang
menggunakan AKDR 0%, sedangkan yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 24
responden (30,4%) yang tidak menggunakan AKDR sebanyak 100%, dan yang
menggunakan AKDR 0%. Kemudian dari 21 responden (26,6%) yang memiliki
pengetahuan baik dan menggunakan AKDR sebanyak 4 responden (19%) dan yang tidak
menggunakan AKDR sebanyak 17 responden (81%). Hasil analisa dengan menggunakan
uji chi square di dapat p value 0,003 berarti p value < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
terdapat hubungan antara pengetahuan dengan rendahnya pemakaian AKDR di PMB
Rustini Karawang.
Volume 2, Nomor 6, Juni 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
743 http://sosains.greenvest.co.id
Tabel 9.
Hubungan Umur dengan Rendahnya Pemakaian AKDR di PMB Rustini Karawang Tahun 2021
Umur
Pemakaian AKDR
Total
P Value
Tidak menggunakan
AKDR
Menggunakan AKDR
f (n)
%
f (n)
%
f (n)
%
< 20
20 35
>35
2
100
0
0
0
2,5
0,320
45
97,8
1
2,2
46
58,2
28
90,3
3
9,7
31
26,6
Total
75
94,9
4
5,1
79
100
Sumber: Data Primer 2021
Berdasarkan tabel 9 diketahui umur dengan rendahnya pemakaian Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) didapatkan bahwa 2 responden (2,5%) yang berumur < 20 tahun
dan semuanya yang tidak menggunakan AKDR (100%), 46 responden (58,2%) berumur
20-35 tahun yang menggunakan AKDR 1 responden (2,2%) dan 45 responden (97,8%)
tidak menggunakan AKDR. Kemudian dari 31 responden (26,6%) berumur >35 tahun yang
menggunakan AKDR sebanyak 3 responden (9,7%) dan tidak menggunakan AKDR 28
responden (90,3%). Hasil analisa dengan menggunakan uji chi square di dapat p value
0,320 berarti p value > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara
umur dengan rendahnya pemakaian AKDR di BPM Rustini Karawang.
1. Hubungan Pengetahuan dengan Rendahnya Pemakaian AKDR
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia yakni
melalui indra penglihatan, penciuman, penginderaan perasa dan peraba. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(Verni, 2018).
Pengetahuan yang baik dapat menunjang tindakan seseorang dalam menggunakan
suatu layanan kesehatan dan patut terhadap suatu penggunaannya. Seseorang yang
memiliki pengetahuan tentang suatu alat kontrasepsi baik itu manfaat, efek samping, cara
kerja maupun jenisnya akan teratur dan taat atas aturan penggunaannya begitu pula
sebaliknya orang yang tidak tahu apapun tentang suatu alat kontrasepsi, lantas disuruh
menggunakannya, kemungkinan besar hal yang akan terjadi adalah salah dalam
penggunaannya dan tidak sesuai aturan.
Banyak perempuan yang mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga
oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi
tersebut. Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status kesehatan, efek
samping, potensial, konsekuensi kegagalan/kehamilan yang tidak diinginkan, besar
keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan bahkan norma budaya lingkungan
integral yang tinggi dalam pelayanan (Hartini, 2019).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan rendahnya pemakaian AKDR melalui uji statistik diperoleh nilai p=
0.003, artinya pengetahuan kurang mempengaruhi pemakaian AKDR. Hal tersebut
disebabkan karena beberapa responden mengatakan kurang mengenal kontrasepsi AKDR,
karena ibu mendapat informasi terbatas hanya pada saat penyuluhan dari petugas kesehatan
dan kebanyakan lebih mendengarkan informasi dari tetangga, teman ataupun kerabat,
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya
Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Dewi Rostianingsih, Yocki Yuanti, Hainun Nisa dan Rustini 744
bahkan ada yang tidak mengenal kontrasepsi AKDR ini baik melalui media massa maupun
media elektronik.
2. Hubungan Umur dengan Rendahnya Pemakaian AKDR
Umur adalah lama waktu yang telah dilalui oleh manusia untuk proses tumbuh dan
kembang sejak dilahirkan baik secara fisik, psikologis, sosial dan reproduksi. Umur
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah
umur/usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Usia di bawah
20 tahun dan di atas 35 tahun sangat berisiko untuk hamil, melahirkan, dan menggunakan
kontrasepsi sehingga berhubungan erat dengan keikutsertaannya dalam KB (BKKBN,
2012). Hal yang sama diungkapkan oleh (Dewi & Notobroto, 2015) bahwa usia merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam keikutsertaan KB, mereka
yang berusia tua mempunyai peluang lebih kecil untuk menggunakan kontrasepsi
dibandingkan dengan yang muda.
Umur hubungannya dengan pemakaian kontrasepsi berperan sebagai faktor intrinsik.
Umur berhubungan dengan struktur organ, komposisi biokimiawi termasuk sistem
hormonal wanita. Perbedaan komposisi biokimiawi dan sistem hormonal pada suatu
periode umur, sehingga menyebabkan perbedaan pemilihan kontrasepsi yang dibutuhkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur dengan
rendahnya pemakaian AKDR melalui uji statistik diperoleh nilai p= 0,325, artinya umur
tidak mempengaruhi terhadap rendahnya pemakaian AKDR. Hal tersebut dapat disebabkan
karena perbedaan yang tidak signifikan diantara kelompok umur pada ibu yang
menggunakan AKDR maupun yang tidak menggunakan AKDR.
3. Hubungan Paritas dengan Rendahnya Pemakaian AKDR
Anak adalah harapan atau cita-cita dari sebuah perkawinan. Berapa jumlah yang
diinginkan, tergantung dari keluarga itu sendiri. Dengan demikian keputusan untuk
memiliki sejumlah anak adalah sebuah pilihan, yang mana pilihan tersebut sangat
dipengaruhi oleh nilai yang dianggap sebagai satu harapan atas setiap keinginan yang
dipilih oleh orang tua. Program KB selain upaya untuk mewujudkan keluarga berkualitas
melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi juga
untuk penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan dukungan yang diperlukan untuk
membentuk keluarga dengan usia perkawinan yang ideal, mengatur jumlah, jarak dan usia
ideal melahirkan anak (Febriansyah, 2015).
Paritas merupakan salah satu faktor yang mendasar mempengaruhi perilaku PUS
dalam menggunakan kontrasepsi. Ibu yang telah memiliki anak 2 dianjurkan untuk
menggunakan kontrasepsi AKDR sebagai kontrasepsi jangka panjang sehingga
kemungkinan untuk mengalami kehamilan cukup rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan antara paritas dengan rendahnya pemakaian AKDR melalui
uji statistik diperoleh nilai p = 1,000, artinya paritas tidak mempengaruhi terhadap
rendahnya pemakaian AKDR.
4. Hubungan Pekerjaan dengan Rendahnya Pemakaian AKDR
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi ibu-ibu
akan mempunyai pengaruh terhadap keluarga. Pekerjaan dari akseptor KB akan
mempengaruhi pendapatan dan status ekonomi keluarga. Suatu keluarga dengan status
ekonomi atas terdapat perilaku fertilitas yang mendorong terbentuknya keluarga besar.
Status pekerjaan dapat berpengaruh terhadap keikutsertaan dalam KB karena adanya
faktor pengaruh lingkungan pekerjaan yang mendorong seseorang untuk ikut dalam
Volume 2, Nomor 6, Juni 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
745 http://sosains.greenvest.co.id
KB, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi status dalam pemakaian
kontrasepsi (Akyunin, 2017).
Sementara pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan suami/istri untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di daerah kota dan semi perkotaan, ada
kecenderungan rendahnya frekuensi penggunaan AKDR pada ibu-ibu yang bekerja diluar
rumah banyak yang menggunakan AKDR karena jangka panjang pemakaian
dikarenakan ibu sibuk. Namun pada ibu yang tidak bekerja banyak menggunakan KB
suntik karena mempunyai banyak waktu dirumah. Pekerjaan adalah kegiatan yang
dilakukan seseorang sampai saat ini dalam rangka mendapatkan penghasilan (Hartini,
2019). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan
dengan rendahnya pemakaian AKDR melalui uji statistik diperoleh nilai p = 1.000, artinya
pekerjaan tidak mempengaruhi terhadap rendahnya pemakaian AKDR.
5. Hubungan Dukungan Suami dengan Rendahnya Pemakaian AKDR
Penggunaan kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama pria dan wanita
sebagai pasangan, sehingga metode kontrasepsi yang dipilih mencerminkan kebutuhan
serta keinginan suami dan istri. Suami dan istri harus saling mendukung dalam penggunaan
metode kontrasepsi karena keluarga berencana dan kesehatan reproduksi bukan hanya
urusan pria atau wanita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara dukungan suami dengan rendahnya pemakaian AKDR melalui uji statistik diperoleh
nilai p = 1.000, artinya responden yang mendapat dukungan suami tidak mempengaruhi
pemakaian AKDR. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh (Veronica, Safitri, & Rohani, 2019) bahwa tidak ada hubungan antara
dukungan suami dengan pemilihan alat kontrasepsi AKDR pada wanita usia subur.
6. Hubungan Sumber Informasi dengan Rendahnya Pemakaian AKDR
Salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah pemberian
informasi. Informasi yang memadai mengenai berbagai metode KB akan membantu klien
untuk menentukan pilihan alat kontrasepsi. Pemberian informasi yang memadai mengenai
efek samping alat kontrasepsi, selain akan membantu klien mengetahui alat yang cocok
dengan kondisi kesehatan tubuhnya, juga akan membantu klien menentukan pilihan metode
yang sesuai dengan kondisinya (Ratnawati, 2019).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara sumber
informasi dengan rendahnya pemakaian AKDR melalui uji statistik diperoleh nilai p =
1.000 artinya responden yang mendapatkan sumber informasi cukup maupun kurang tidak
mempengaruhi pemakaian AKDR.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan rendahnya pemakaian AKDR di PMB Rustini Karawang yang telah
dilakukan oleh peneliti, maka terdapat kesimpulan Proporsi pemakaian AKDR di PMB
Rustini masih sangat rendah yaitu sebanyak 5,1%. Sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang kurang dan berumur 20 35 tahun, mayoritas responden memiliki anak
lebih dari 1 atau multipara. Banyak responden tidak bekerja dan mendapat dukungan suami
serta mendapatkan informasi yang cukup. Terdapat hubungan bermakna antara
pengetahuan dengan rendahnya pemakaian AKDR.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya
Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Dewi Rostianingsih, Yocki Yuanti, Hainun Nisa dan Rustini 746
BIBLIOGRAFI
Akyunin, Nanik Qurrata. (2017). Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Unmet Need Pada
Pasangan Usia Subur Dengan HIV/AIDS Di Kota Malang. Kendedes Midwifery
Journal, 3(2).
BKKBN. (2012). Konsep Dasar Konsepsi. Jakarta: BKKBN.
Dewi, Putri Hariyani Chandra, & Notobroto, Hari Basuki. (2015). Rendahnya
Keikutsertaan Pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Pasangan Usia
Subur. Biometrika Dan Kependudukan, 3(1).
Dinas Komunikasi dan Informatika Karawang. (2020). Statistik setoral Kabupaten
Karawang. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 16891699.
Febriansyah, Muhammad. (2015). Studi Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Program
Keluarga Berencana Di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara.
Journal Administrasi Negara, 3(3), 873884.
Hartini, Sri. (2019). Kompetensi profesional guru dalam meningkatkan motif berprestasi
peserta didik: Studi di SDN Karangpucung 04 dan SDN Karangpucung 05 Kabupaten
Cilacap. Indonesian Journal of Education Management & Administration Review,
3(1), 7176.
Kemenkes, R. I. (2014). Pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI. Jakarta:
Infodatin.
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Infodatin-Gizi (1).Pdf.
Kurrohman, Taufik. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya
Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Mkjp) Pada Akseptor Kb Aktif Di
Wilayah Kerja Puskesmas Air Bara Kabupaten Bangka Selatan. Jurnal SMART
ANKes, 17.
Lubis, Rosni. (2017). Hubungan Faktor Pelayanan Keluarga Berencana Dengan Pemilihan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Jurnal Global Health Science, 2(1), 4852.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2014). InfoDATIN : Situasi dan
Analisis Keluarga Berencana. Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI,
pp. 16.
Ratnawati, Cicik. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kurangnya
Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di Kecamatan Tinggi Moncong Kabupaten Gowa.
Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Statistik, Badan Pusat. (2019). Berita resmi statistik. Bps. Go. Id, 27, 152.
Sugioyono. (2016). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D (Alfabeta, Ed.).
Bandung.
Suryanti, Yuli. (2019). Fakto-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang Wanita Usia Subur. Jambura Journal of Health Sciences
and Research, 1(1), 2029.
United Nations - Department of Economic and Social Affairs. (2019). Contraceptive Use
by Method 2019 - Data Booklet. Contraception Use by Method 2019, 25.
Verni, Penulis. (2018). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Resiko
Kehamilan Pada Pernikahan Dini Di Sman 1 Kulisusu Kabupaten Buton Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018. Kendari: Poltekkes Kemenkes Kendari.
Veronica, Septika Yani, Safitri, Riska, & Rohani, Siti. (2019). Faktor - Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemakaian KB IUD Pada Wanita Usia Subur. Wellness and
Healthy Magazine, 1(2), 223230.
Volume 2, Nomor 6, Juni 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
747 http://sosains.greenvest.co.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.