832 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 2 NOMOR 7 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MISKIN
DENGAN KUALITAS PENDAMPING DAN KUALITAS PROGRAM
KELUARGA HARAPAN DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DI KOTA MAKASSAR
Saharuddin
1
dan Syarifuddin
2
Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Indonesia
Email : sahar3105[email protected]
1
, syarifuddin.se.msi@gmail.com
2
Info Artikel :
Diterima : 25 Juni 2022
Disetujui :
Dipublikasikan :
Kata Kunci:
Kemiskinan,
Pendamping
Program
Keluarga
Harapan,
Pemberdayaan,
Kesejahteraan
Keywords:
Poverty, Family
Hope Program
Facilitator,
Empowerment,
Welfare
ABSTRAK
Latar Belakang: Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin dengan Kualitas
Pendamping dan Kualitas Program Keluarga Harapan dalam Pemberdayaan
Masyarakat di Kota Makassar sebagai. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui
(1) Kualitas Program Keluarga Harapan dalam Pemberdayaan Keluarga Penerima
Manfaat di Kota makassar, (2) Kualitas Program Keluarga Harapan dalam
mewujudkan pemberdayaan secara efektif, (3) Faktor yang menyebabkan Kualitas
Pendamping Program Keluarga Harapanbelum berjalan secara efektif dalam
mewujudkan Pemberdayaan Keluarga Penerima Manfaat di Kota Makassar, (4)
Kualitas Pendamping Program Keluarga Harapan dalam meningkatkan Kesejahteraan
masyarakat Miskin di Kota Makassar. Metode: Penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif. Subyek penelitian adalah Pendamping Program Keluarga Harapan dan
Keluarga Penerima Manfaat di Kota Makassar sedangkan Obyek dalam penelitian ini
adalah Program Keluarga Harapan. Pada tekhnik pengambilan data dilakukan melalui
wawancara langsung (Interview), queisioner, observasi sedangkan metode Analisis
dilakukan melalui reduksi data, display dan verifikasi. Kesimpulan: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas Program Keluarga Harapan terbukti dapat mewujudkan
pemberdayaan Keluarga penerima Manfaat melalui bantuan Pendidikan, Kesehatan,
Kesejahteraan Sosial Disabilitas Berat dan Lanjut Usia, Meningkatkan Kualitas SDM
Pendamping Sosial melaui Program Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) serta
Bimbingan Teknis dan Bimbingan Pemantapan Pendamping, Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Miskin melalui Bantuan Program e-Warong Kelompok
Usaha Bersama dan Usaha Ekonomi Produktif meskipun kualitas pendamping sosial
program keluarga harapan Belum berjalan efektif dalam melakukan Pemberdayaan
keluarga penerima manfaat
ABSTRACT
Background: Improving the Welfare of the Poor with the Quality of Facilitators and
the Quality of the Family Hope Program in Community Empowerment in Makassar
City as. Objectives: This study aims to determine (1) the quality of the Family Hope
Program in Empowering Beneficiary Families in Makassar City, (2) the quality of the
Expected Family Program in realizing empowerment effectively, (3) the factors that
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin
Dengan Kualitas Pendamping dan Kualitas Program
Keluarga Harapan Dalam Pemberdayaan Masyarakat
di Kota Makassar
2022
Saharuddin1 dan Syarifuddin 833
cause the Quality of the Family Hope Program Facilitator to not run effectively in
realizing the Empowerment of Beneficiary Families in Makassar City, (4) Quality of
Family Hope Program Facilitators in improving the Welfare of the Poor in Makassar
City. Method: Qualitative research with descriptive method. The research subject is
the Family Hope Program Facilitator and Beneficiary Families in Makassar City,
while the object of this research is the Expected Family Program. In the technique of
data collection is done through direct interviews (interviews), questionnaires,
observations while the analysis method is done through data reduction, display and
verification. Conclusion: The results of the study show that the quality of the Family
Hope Program is proven to be able to realize the empowerment of beneficiary families
through education, health, social welfare assistance for severe and elderly people with
disabilities, improve the quality of human resources for social assistance through the
Family Capacity Building Program (P2K2) as well as Technical Guidance and
Stabilization Guidance. Facilitator, Improving the Welfare of the Poor through the E-
Warong Program Assistance for Joint Business Groups and Productive Economic
Enterprises, although the quality of the social assistance program for the family of
hope has not been effective in empowering beneficiary families
PENDAHULUAN
PKH diperuntukkan bagi keluarga sangat miskin dan rentan yang terdaftar dalam
basis data terpadu program penanggulangan kemiskinan yang memiliki komponen
pendidikan, kesehatan dana kesejahteraan social (Sitepu, Kadir, & Dewi, 2019). Dalam
PKH ada pemberdayaan diberikan kepada KPM yang tujuannya adalah supaya KPM bisa
sejahtera mandiri saat tidak lagi menjadi peserta PKH, selain itu PKH juga
menyelenggarakan program Family Development Session atau Pertemuan Peningkatan
Kemampuan Keluarga sebagai intervensi perubahan perilaku Keluarga Penerima Manfaat
yang menjadi peserta PKH dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
terkait pentingnya pendidikan, akses layanan kesehatan kesehatan dan gizi, bagaimana
mengelola keuangan keluarga, sistem perlindungan anak serta kesejahteraan lansia dan
disabilitas berat dengan harapan terjadi proses belajar bersama secara sistematis,
terencana dan berkelanjutan sehingga terjadi perubahan perilaku dan sikap KPM
(Rismana, 2020). Bantuan-bantuan social yang terintegrasi dengan berbagai program
perlindungan social, jaminan social, rehabilitasi social dan pemberdayaan social
diintegrasikan melalui PKH sebagai salah satu program prioritas nasional dan berfungsi
sebagai poros penanggulangan kemiskinan.
Dalam rangka menghilangkan ketergantungan penerima bantuan social, Kemensos
tidak hanya sekedar menjalin kerjasama dengan Kementerian Perindustrian menyalurkan
bantuan bagi Kelompok Usaha Bersama (KUBE), tetapi juga akan menjembatani
kebutuhan pengusaha melalui hasil produksi dari KUBE, sehingga ke depan penerima
bantuan sosial dapat menjalankan usaha secara mandiri dan memiliki jalur untuk
memasarkan hasil usahanya (Sasono, 1998). Beberapa Keluarga Penerima Manfaat telah
memasarkan usaha melalui jalur online, Harapannya agar KPM yang telah berhasil dan
sukses memberi motivasi kepada KPM lainnya untuk melakukan hal yang sama dan
keluar dari kepesertaan (graduasi mandiri). PKH melakukan inovasi dengan transformasi
sistem penyaluran bantuan social non tunai menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera
(KKS) layaknya ATM adalah inovasi sosial 4.0 merupakan upaya untuk membangun
infrastruktur yang berketahanan, mendorong industrialisasi yang inklusif dan
berkelanjutan. Hanya dengan menggunakan satu kartu, penerima bantuan sosial dapat
melakukan penarikan tunai, membayar tagihan, menabung ataupun menebus Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT).
Volume 2, Nomor 7, Juli 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
834 http://sosains.greenvest.co.id
Kesejahteraan tidak hanya perorangan saja, akan tetpi secara menyeluruh anggota
keluarga yang menjadi peserta PKH, sehingga perlu adanya program Pemberdayaan
masyarakat yang berarti, dengan program tersebut ditambah dengan pendamping yang
memiliki SDM yang unggul, sehingga Keluarga Penerima manfaat dapat meraih Keluarga
sejahtera (Ramadhan & Broto, 2019).
Kemiskinan merupakan masalah pokok yang hampir dihadapi oleh semua Negara
termasuk Indonesia. Kemiskinan merupakan permasalahan yang sangat mendasar yang
mempengaruhi sendi-sendi kehidupan manusia secara menyeluruh. Penanganannya tidak
bergantung kepada seorang atau sekelompok orang akan tetapi bergantung bagaimana
kesiapan kita bersama (Adile, 2016). Tanpa adanya kesiapan baik dari semua pihak
khususnya pengambil kebijakan, maka kemiskinan akan tetap lamban
penanggulangannya. Kalau ditunjang dengan sarana dan prasarana yang baik, dan
melahirkan peningkatan kualitas SDM, serta komitmen para pihak terkait maka
kemiskinan akan dapat teratasi secara bertahap (Sudrajat, 2017). Kemiskinan merupakan
issue strategis dalam pembangunan di suatu Negara, namun kemiskinan sering kali
menjadi hambatan bagi negara di dunia dalam proses pembangunan seperti di Indonesia.
Adapun peluang pendamping sosial PKH, dengan adanya FDS atau Program
Peningkatan Kemampuan Keluarga, Bimbingan Teknis (BIMTEK) dan Bimbingan
Pemantapan (BIMTAP) serta Sistem Pengaduan Masyarakat (SPM) sehingga para
pendamping sosial PKH dapat menerapkan dan mngembangkan kemampuan SDM dalam
memberdayakan Keluarga Penerima Manfaat yang menjadi dampingannya dengan tujuan
dapat meningkatkan kesejahteraannya melalui berbagai program Pemberdayaan sehingga
meraih keluarga sejahtera serta Program pemberdayaan melalui kualitas Pendamping dan
kualitas program Keluarga Harapan (Sueca, 2020). Pendamping sosial PKH ini
diharapkan dapat memberikan penyadaran kepada keluarga miskin khususnya dalam
meningkatkan Kesejahteraan KPM yang berada di Kota Makassar. Dari pemetaan sosial
dan evaluasi program yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan adanya kualitas
pendamping serta keinginan tinggi dari para pendamping sosial PKH agar meningkatkan
kesejahteraan bagi KPM kalau tidak ditunjang dengan manajemen kelembagaan
organisasi dan kebijakan yang maksimal (Muhamad Isa, 2016). Hal ini dibuktikan dengan
adanya pertentangan yang terjadi antara kebijakan dan kurangnya partisipasi dari para
Pendamping Sosial PKH untuk membantu menerapkan atau membuat ide dan gagasan
cerdas untuk mencapai tujuan program yang diharapkan, sehingga peneliti mencoba
mengangkat judul “Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin dengan Kualitas
Pendamping dan Kualitas Program Keluarga Harapan dalam Pemberdayaan Masyarakat
di Kota Makassar
Jenis pendekatan penelitian bersifat Kualitatif fenomologis yaitu dengan
memandang realitas yang ditampakkan oleh seseorang sebagai refleksi dan realitas-
realitas lain yang tidak berdiri sendiri. Campbell (1994:86), mengatakan bahwa “realitas
yang ditampakkan individu sebenarnya adalah refleksi dari pengalaman sosialnya,
kesadaran akan dirinya sendiri dan kesadaran akibat berinteraksi dengan individu lain”.
Menurut (Hessenauer & Zastrow, 2013) fenomenologi “adalah upaya untuk memahami
sudut pandang orang pertama”. Secara literal, fenomenologi adalah studi terkait segala
sesuatu yang tampak bagi seseorang didalam pengalaman subyektif atau bagaimana orang
tersebut mengalami segala sesuatu di sekitarnya.
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin
Dengan Kualitas Pendamping dan Kualitas Program
Keluarga Harapan Dalam Pemberdayaan Masyarakat
di Kota Makassar
2022
Saharuddin1 dan Syarifuddin 835
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif/Deskriftip peneliti ini
dilakukan dengan subyek penelitian Program keluarga Harapan (PKH) dengan Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) di Kota Makassar yaitu mengisi konsioner yang diedarkan
sebanyak 75 responden dengan populasi 15 kecamatan di kota makassar serta sampling
45 Keluarga Penerima Manfaat dan 30 Pendamping Program Keluarga Harapan.
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Moleong (2009:3)
menyatakan bahwa “penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati”. Metode kualitatif dipilih dengan harapan dapat diperoleh data yang
sebenar-benarnya dan mampu mengkaji masalah penelitian secara mendalam sehingga
diperoleh hasil yang diharapkan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif (Rukajat, 2018). penelitian dengan metode deskriptif merupakan
penelitian yang diarahkan untuk mengetahui gejala, fakta atau kejadian secara akurat dan
sistematis mengenai sifat populasi dan daerah tertentu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Melihat kerangka pikir tersebut diatas menunjukkan bahwa dapat menjelaskan
dengan upaya pendamping dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
kualitas pendamping PKH dengan kualitas program Keluarga Harapan (PKH) sudah ada,
hanya saja perlu cara tersendiri untuk menjalankan aktivitasnya dan bisa saja terjadi pada
individu, sistem kerja, atau manajemen organisasi, dimana pada aktivitas tersebut terdiri
atas beberapa proses sehingga kualitas pendamping dapat melaksanakan program
pemberdayaan masyarakat keluarga penerima manfaat (KPM) secara baik untuk
mencapai kesejahteraan yang diinginkan bersama (Rahman & Hilmi, 2021). Untuk
meningkatkan kualitas pendamping sosial agar keluarga penerima manfaat (KPM) dapat
diberdayakan melalui Program Keluarga Harapan (PKH) meliputi indikator pokok yaitu:
Dari sisi indikator tercapainya Kualitas Pendamping Sosial (SDM) PKH :
1. Family Development session/Program Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2)
2. Bimbingan Teknis dan Bimbingan Pemantapan (BIMTEK & BIMTAP)
3. Sisitem Pengaduan Masyarakat (SPM)
Dari sisi indikator tercapainya kualitas Program Keluarga Harapan (PKH) :
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Kesejahteraan sosial (Lansia dan Disabilitas Berat)
Indikator peningkatan Kesejahteraan masyarakat Miskin adalah akses permodalan,
meningkatkan kualitas produk dan akses pemasaran, mengembangkan keterampilan
layanan usaha, serta mengembangkan kewirausahaan dan kemitraan.
Menurut BPS (Sjafari, 2014 : 48) indikator untuk menentukan kesejahteraan rakyat
yaitu antara lain:
a. Kependudukan
Pengaruh pertumbuhan penduduk diantaranya terlihat pada komposisi, usia
dan distribusi penduduk. Semakin rendahnya proporsi penduduk usia tidak
produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas), semakin rendah angka beban
ketergantungan, sehingga memberi kesempatan usia produktif untuk meningkatkan
kualitas personalnya, sedangkan jumlah penduduk yang besar merupakan sumber
daya tetapi kemudian akan menjadi beban jika mutunya rendah karena akan
menimbulkan masalah seperti pengangguran karena ketidakmampuan mengakses
pekerjaan yang layak.
Volume 2, Nomor 7, Juli 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
836 http://sosains.greenvest.co.id
b. Kesehatan dan Gizi
Tingkat kesejahteraan masyarakat, juga dilihat dari angka kematian bayi
dan harapan hidup. Artinya, angka kematian bayi menurun dan meningkatnya
angka harapan hidup mengindikasikan meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat.
c. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat merupakan salah satu indicator
kesejahteraan rakyat. Kemampuan baca tulis dan rata-rata lama sekolah
penduduk adalah ukuran mendasar.
d. Ketenagakerjaan
Indikator kesejahteraan rakyat dapat dilihat dari partisipasi angkatan
kerja (usia 15-64 tahun) adalah proporsi penduduk usia kerja ke dalam angkatan
kerja yang bekerja atau mencari pekerjaan.
e. Taraf dan Pola Konsumsi
Indikator untuk mengetahui taraf dan pola konsumsi adalah tingkat
pendapatan dan pengeluaran pangan dan non pangan.
f. Perumahan dan Lingkungan
Perumahan dan lingkungan juga dijadikan sebagai indicator
kesejahteraan rakyat, dapat diasumsikan bahwa semakin baik fasilitas yang
dimiliki maka semakin sejahtera rumah tangga yang menempati rumah tersebut.
g. Sosial Budaya
Sosial budaya adalah salah satu aspek kesejahteraan yang memiliki
cakupan yang amat luas. Semakin banyak orang memanfaatkan waktu untuk
melakukan kegiatan sosial budaya maka akan dikatakan kesejahteraannya semakin
meningkat.
Indikator Pemberdayaan Masyarakat adalah dapat mencari pengahasilan
sendiri, membantu ekonomi keluarga, mendapatkan ilmu banyak tentang pelatihan-
pelatihan, mengubah gaya hidup.
Dari tabel 4.4.1 didapatkan bahwa terdapat 10 informan menunjukan.
TABEL. 4.4.1 DATA HASIL WAWANCARA INFORMAN
RESPONDEN/INFORMAN
PENDAMPING/
KPM
USIA
(TAHUN)
SETUJU/
TIDAK
Drs. Ahmad Nasrullah
Pendamping
54
Setuju
AM. Tahir Rahman, S.Sos.,MH
Pendamping
47
Setuju
Firman Mustafa, SE
Pendamping
38
Setuju
Darmawati, SE
Pendamping
53
Setuju
Hari ashari, S.Sos., M.Si.
Pendamping
35
Setuju
Muslimin, S.Pd
Pendamping
36
Setuju
Hastia Syamsul
KPM
53
Setuju
Mawar
KPM
45
Setuju
Hajrah
KPM
44
Setuju
Lilis
KPM
43
Setuju
Sumber : Hasil Olah Data Penelitian
Dari informen tersebut diatas menyatakan bahwa Suatu program akan berjalan
dengan baik jika didukung oleh manajemen organisasi yang efektif, kebijakan pemerintah
serta pendamping yang berkualitas, ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur seberapa baik kualitas pendamping program dalam pemberdayaan masyarakat.
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin
Dengan Kualitas Pendamping dan Kualitas Program
Keluarga Harapan Dalam Pemberdayaan Masyarakat
di Kota Makassar
2022
Saharuddin1 dan Syarifuddin 837
Salah satu mekanisme kegiatan Program Keluarga Harapan (PKH) antara lain adalah
pertemuan awal, sosialisasi, Penyaluran bantuan, pemberian pelayanan kesehatan,
pendidikan, kesejahteraan sosial dan verifikasi komitmen.
Pendampingan Program Keluarga Harapan (PKH) berfungsi sebagai fasilitasi,
Mediasi dan Advokasi yang kegiatan pendampingannya meliputi : 1) Pertemuan
Awal/Validasi, 2) Pertemuan Peningkatan kemampuan Keluarga (P2K2), 3) Bantuan
Sosial PKH Tepat jumlah dan tepat sasaran, 4) Verifikasi Komitmen anggota KPM PKH
pada Faskes, Fasdik dan Faskesos, 5) Laporan berkala kepada Pelaksana Program
Keluarga Harapan (PPKH), 6) Pertemuan berkala bersama PPKH, 7) Menghimpun dan
melaporkan pengaduan masyarakat ke PPKH, 8) Memotivasi KPM menggunakan Dana
secara tepat dan produktif, 9) Memastikan KPM memperoleh Bantuan Komplementer,
10) Pemutakhiran data KPM secara berkala.
Untuk menggambarkan mekanisme dalam program keluarga harapan maka
peneliti menggunakan pendekatan manajemen untuk mengukur indikator tersebut. Terdiri
dari bagaimana kualitas pendamping Sosial PKH dalam pemberdayaan keluarga penerima
manfaat (KPM) (Udayana, 2016). Kualitas Program Keluarga Harapan (PKH) dan
pelaksanaan dalam mekanisme Program Keluarga Harapan (PKH) dapat dilihat dari tabel
tersebut dari 15 kecamatan di kota makassar maka dengan ini tabel yang tertera dibawah
ini adalah jumlah keluarga penerima manfaat (KPM) dan jumlah pendamping PKH serta
jumlah besaran bantuan PKH perkecamatan di Kota Makassar data diperoleh dari hasil
Final Closing tahap ke-4 tahun 2019 melalui aplikasi e-pkh.kemsos.go.id
Daftar Tabel 4.4.2
Prosentase Jumlah KPM setiap Kecamatan di Kota Makassar
No.
Kecamatan
Jumlah
Keluarga Penerima
Manfaat
Jumlah
Keluarga
Miskin/KK
Prosentase
(%)
(2019)
(2017)
1.
Tallo
2.990
6.881
43,45
2.
Panakukang
1.792
5.000
35,84
3.
Biringkanaya
1.932
4.847
39,85
4.
Tamalanrea
1.119
2.088
53,59
5.
Rappocini
1.505
4.417
34,07
6.
Makassar
1.707
3.886
43,92
7.
Tamalate
3.692
8.123
45.45
8.
Mariso
1.137
2.706
42,01
9.
Mamajang
735
1.620
45,37
10.
Manggala
1.438
3.692
38,94
11.
Ujung tanah
2.004
4.465
44,88
12.
Wajo
171
417
41,00
13.
Ujung pandang
186
463
40,17
14.
Bontoala
689
1.922
35,84
15.
Sangkarang
107
0
0
Jumlah
21.204
50.527
41,96
Sumber :Data PPKH Kota Makassar (FC.03.19) dan TKPKD 2017
Volume 2, Nomor 7, Juli 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
838 http://sosains.greenvest.co.id
Daftar Tabel 4.4.3
Jumlah Pendamping PKH Kota Makassar
No.
Kecamatan
Jumlah Pendamping
PKH
1.
Tallo
7 orang
2.
Panakukang
6 orang
3.
Biringkanaya
7 orang
4.
Tamalanrea
4 orang
5.
Rappocini
4 orang
6.
Makassar
5 orang
7.
Tamalate
11 orang
8.
Mariso
3 orang
9.
Mamajang
3 orang
10.
Manggala
5 orang
11.
Ujung tanah
3 orang
12.
Wajo
1 orang
13.
Ujung pandang
1 orang
14.
Bontoala
2 orang
15.
Sangkarrang
2 orang
Jumlah
64 orang
Sumber : Data PPKH Kota Makassar (Desember 2019)
Daftar Tabel 4.4.4
Jumlah Bantuan PKH Kota Makassar
No.
Kecamatan
Jumlah Bantuan
PKH
1.
Tallo
2.600.975.000
2.
Panakukang
1.536.825.000
3.
Biringkanaya
1.675.750.000
4.
Tamalanrea
956.900.000
5.
Rappocini
1.254.700.000
6.
Makassar
1.328.075.000
7.
Tamalate
3.126.150.000
8.
Mariso
1.005.650.000
9.
Mamajang
670.625.000
10.
Manggala
1.296.575.000
11.
Ujung tanah
1.615.300.000
12.
Wajo
158.175.000
13.
Ujung pandang
147.475.000
14.
Bontoala
629.625.000
15.
Sangkarrang
77.825.000
Sumber : Data PPKH Kota Makassar (FC.03.19)
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin
Dengan Kualitas Pendamping dan Kualitas Program
Keluarga Harapan Dalam Pemberdayaan Masyarakat
di Kota Makassar
2022
Saharuddin1 dan Syarifuddin 839
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode
penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Hasil wawancara
mendalam dari 10 informan yang pernah mengalami masa sekarang setelah lebih dari
beberapa tahun lamanya, menunjukan bahwa ada beberapa hubungan yang saling terkait
yang dapat mempengaruhi diantaranya kualitas pendamping dengan kualitas Program
Keluarga Harapan (PKH) yang dapat memberdayakan masyarakat miskin keluarga
penerima manfaat (KPM) dalam meningkatkan kesejahteraan Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) (Mahmud, Gosal, & Kairupan, 2019). Pada penelitian ini merupakan
salah satu hubungan yang saling mempengaruhi masa sekarang seperti yang tampak pada
tabel 1, informan menyebutkan bahwa dengan kualitas pendamping program PKH dapat
membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya bukan saja dari bantuan
pemerintah akan tetapi bisa mandiri dan tidak bergantung pada bantuan tersebut. ketidak
efektifan pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) tersebut dapat dilihat dari
tingkat pendidikan dan usia responden Sehingga timbul beberapa pemikiran seperti;
merasa bingung dalam melakukan aktivitas maka dengan ini berdasarkan usia
pendamping pkh dan kpm, penelitian ini dalam tabel tersebut menjelaskan hasil menurut
responden dilapangan daftar tabel terlampir :
Tabel 4.4.5
Karakteristik Responden (KPM) Berdasarkan Pendidikan
Keterangan
Tingakt Pendidikan
Responden
Keluarga Penerima Manfaat
(Orang)
Persentase
(%)
SMP/Sederajat
39
58,00
SMA/Sederajat
6
42,00
Jumlah
45
100,00
Sumber : Data Primer yang diolah
Tabel 4.4.6
Karakteristik Responden (Pendamping) Berdasarkan Pendidikan
Keterangan
Tingakt Pendidikan
Responden
Pendamping PKH
(Orang)
Persentase
(%)
Stratas Satu (S1)
27
47,00
Stratas Dua (S2)
3
53,00
Jumlah
30
100,00
Sumber : Data Primer yang diolah
Volume 2, Nomor 7, Juli 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
840 http://sosains.greenvest.co.id
Tabel 4.4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Keterangan
Responden
%
16-18 tahun
2
11,01
19-21 tahun
5
28,00
22-24 tahun
5
28,09
25 tahun ke atas
63
32,90
Jumlah
75
100,00
Sumber : Data primer yang diolah
Pelaksanaan Program Keluarga Harapan dalam mewujudkan keluarga sejahtera
khususnya di kota makassar di 15 kecamatan berdasarkan kajian dan analisis
pelaksanaan program melalui pendamping sosial PKH ini dilihat berdasarkan kualitas
program berupa sistem dengan merujuk pada parameter bagaimana kerangka kerja serta
aturan dan kebijakan dari pelaksanaan Program Keluarga Harapan, selanjutnya dilihat
dari kualitas pendamping PKH, organisasinya dengan melihat bagaimana manajemen,
struktur organisasi, proses pengambilan keputusan, prosedur dan mekanisme, fasilitas
serta jaringan-jaringan organisasi yang terbentuk kemudian faktor kritis individunya itu
sendiri dengan parameter sejauhmana pengetahuan individu itu terhadap penerapan
kualitas pendamping sosial PKH, keterampilan individu KPM serta tingkah laku dan
pengelompokkan pekerjaan agar dapat secara efektif sehingga yang muncul dari setiap
individu dapat terakomodir dengan baik (Musthofa, 2008). Dari hasl pembahasan diatas
dan melalui wawancara dan dokumentasi informan yang telah dikaji datanya secara
mendalam bahwa kualitas pendamping PKH dalam menerapkan kualitas program
keluarga harapan melalui program pemberdayaan social dan pemberdayaan ekonomi
sangat efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dalam hal ini
Keluarga Penerima Manfaat yang menjadi peserta Program Keluarga Harapan, walaupun
belum semua pendamping dapat melakukan hal secara merata di seluruh wilayah Kota
Makassar dalam menerapkan program pemberdayaan ekonomi akan tetapi pemberdayaan
secara sosial sudah efektif dilakukan di semua pendamping PKH diwilayah Kota
Makassar yang dibuktikan dengan hasil monitoring dan evaluasi kinerja pendamping
setiap tahunnya melalui penilaian kinerja oleh Pelaksana Program Keluarga Harapan
(PPKH) baik tingkat Kota makassar, Provinsi dan Pusat.
“Kesejahteraan keluarga adalah kondisi tentang terpenuhnya kebutuhan dasar manusia
dari setiap anggota masyarakat secara material, sosial, mental, dan spiritual sehingga
dapat hidup layak sebagai manusia yang bermanfaat”.
Merupaka hasil kegiatan yang bersifat keuntungan dari masyarakat miskin
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui bantuan PKH dengan kualitas pendamping
Program Keluarga Harapan dan secara langsung dalam pembinaan pendamping PKH,
berdasarkan hasil penelitian bahwa responden sangat setuju dengan keberadaan bantuan
pemeberdayaan masyarakat miskin dengan kualitas program dengan 75 orang responden
adalah keterwakilan dari jumlah populasi antara pendamping PKH dan Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) karena dalam penelitian ini adalah dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat miskin dalam pemberdayaan melalui Program Keluarga
Harapan (PKH) serta pendamping yang berkualitas sesuai dengan indikator dan hasil
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin
Dengan Kualitas Pendamping dan Kualitas Program
Keluarga Harapan Dalam Pemberdayaan Masyarakat
di Kota Makassar
2022
Saharuddin1 dan Syarifuddin 841
wawancara langsung dari keterwakilan responden selaku informan dalam penelitian ini
(Wahyuni, 2018).
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data, pembahasan hasil penelitian, khususnya analisis data
yang telah diuraikan mengenai Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin dengan
kualitas pendamping dan kualitas Program Keluarga Harapan dalam Pemberdayaan di
Kota Makassar dengan hasil dapat disimpulkan bahwa : Pada variabel Kualitas
pendamping Program Keluarga Harapan dalam membantu peningkatan kesejahteraan
melalui Pemberdayaan diperoleh hasil penelitian dengan hasil termasuk dalam kategori
cukup berkualitas. Artinya, kualitas pendamping Program Keluarga Harapan dalam
membantu peningkatan Kesejahteraan Keluarga Penerima Manfaat melalui
Pemberdayaan di Kota Makassar menurut Keluarga Penerima Manfaat PKH telah
dilaksanakan secara rutin, aktif dan cukup optimal sesuai dengan ketentuan PKH yaitu
dengan melaksanakan pertemuan kelompok setiap bulan atau paling lambat tiga bulan
sekali dan selalu mengingatkan serta memberikan motivasi meskipun dalam pemberian
motivasi belum diimplementasikan secara berkelanjutan. Tetapi, Keluarga Penerima
Manfaat PKH setelah rutin mengikuti pertemuan kelompok memiliki peningkatan
pengetahuan dan pengalaman dari sebelumnya dan memiliki keinginan untuk mengubah
pola pikir dan sikap serta perilaku menuju individu yang memiliki Perubahan sikap dan
perilaku ditujukan dengan adanya perubahan sikap dan perilaku pada Keluarga Penerima
Manfaat PKH dari sebelumnya seperti Keluarga Penerima Manfaat PKH memiliki rasa
tanggangjawab dalam melaksanakan kewajibannya yang berkaitan dengan PKH. Kualitas
pendamping Program Keluarga Harapan dalam membantu meningkatkan kesejahteraan
keluarga di Kota Makassar menurut Keluarga Penerima Manfaat PKH telah dilaksanakan
dengan sangat optimal seperti rutin melaksanakan pertemuan kelompok setiap bulan dan
aktif meningatkan serta cepat tanggap terhadap keluhan atau pertanyaan Keluarga
Penerima Manfaat PKH, sehingga hal ini Keluarga Penerima Manfaat PKH merasa
kehidupan keluarganya lebih sejahtera dari sebelumnya karena merasa terbantu sekali
dengan adanya bantuan PKH dan pendamping Program Keluarga Harapan. Kesejahteraan
keluarga setiap Keluarga Penerima Manfaat PKH ditunjukan dengan peningkatan
kehidupan pada Keluarga Penerima Manfaat PKH dari sebelumnya seperti Keluarga
Penerima Manfaat PKH merasa terbantu dan merasa ringan dalam memenuhi kebutuhan
kehidupan keluarganya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan kembali
dalam penelitian ini bahwa kualitas pendamping Program Keluarga Harapan dalam
membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga penerima manffat melalui
pemberdayaan di Kota Makassar secara umum pendamping Program Keluarga Harapan
sudah melaksanakan tugas dan perannya dengan cukup optimal namun dalam membantu
perubahan sikap dan perilaku khususnya kemandirian ekonomi setiap Keluarga Penerima
Manfaat PKH lebih ditingkatkan kembali dan mempersiapkan cara atau strategi yang baru
agar Keluarga Penerima Manfaat PKH tidak bergantung lagi dengan bantuan PKH atau
merasa nyaman dengan mendapatkan bantuan PKH, dan Keluarga Penerima Manfaat
PKH mempunyai sikap dan perilaku mandiri khususnya mandiri dalam bidang ekonomi
seperti memiliki usaha ekonomi produktif (UEP) atau Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) baik perorangan maupun bersama sehingga tujuan dari Program Keluarga
Harapan dapat berhasil dan kesejahteraan dapat meningkat.
Volume 2, Nomor 7, Juli 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
842 http://sosains.greenvest.co.id
BIBLIOGRAFI
Adile, Jean M. (2016). Perubahan Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan Setelah Reklamasi
di Kelurahan Wenang Selatan. Politico: Jurnal Ilmu Politik, 3(1), 160382.
Hessenauer, Sarah, & Zastrow, Charles. (2013). Becoming a social worker: BSW social
workers’ educational experiences. Journal of Baccalaureate Social Work, 18(1),
1935.
Mahmud, Yulianti, Gosal, Ronny, & Kairupan, Josef. (2019). Pemanfaatan Alokasi Dana
Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Huwango Kecamatan Biluhu
Kabupaten Gorontalo. Jurnal Eksekutif, 3(3).
Muhamad Isa, W. H. (2016). SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP PELAKSANAAN
PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI KELURAHAN KARANG ANYAR
KECAMATAN ASTANA ANYAR KOTA BANDUNG. PERPUSTAKAAN.
Musthofa, Khoirul. (2008). Penerapan metode active learning dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Babat Lamongan. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Rahman, Mustaain Arif, & Hilmi, Muhammad Irfan. (2021). Hubungan Pemberdayaan
Masyarakat Perajin “Bernyet” Dengan Kesejahteraan Keluarga Di Desa Poncogati
Kabupaten Bondowoso. Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah,
5(1), 6669.
Ramadhan, Muhammad, & Broto, Agung Budi. (2019). Pengaruh Penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001: 2015 Pada Kinerja Karyawan Konstruksi. Prosiding
Seminar Nasional Teknik Sipil, 1(1), 372379.
Rismana, Daud. (2020). IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI SOSIAL
(PERMENSOS) NO 1 TAHUN 2018 TENTANG PROGRAM KELUARGA
HARAPAN (PKH). Al-Adl: Jurnal Hukum, 11(2), 137150.
Rukajat, Ajat. (2018). Pendekatan penelitian kuantitatif: quantitative research approach.
Deepublish.
Sasono, Adi. (1998). Solusi Islam atas problematika umat: ekonomi, pendidikan, dan
dakwah. Gema Insani.
Sitepu, Yesi Artika, Kadir, Abdul, & Dewi, Rosmala. (2019). Evaluasi Program Keluarga
Harapan di Desa Minta Kasih Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Jurnal Ilmu
Pemerintahan, Administrasi Publik, Dan Ilmu Komunikasi (JIPIKOM), 1(1), 5764.
Sudrajat, Yayat. (2017). STRATEGI PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
PROGRAM KELUARGA HARAPAN DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA
SEJAHTERA DI KABUPATEN SUBANG. UNPAS.
Sueca, I. Nyoman. (2020). Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan dalam
Meningkat. Medan: Sefa Bumi Persada.
Udayana, Jurnal Psikologi. (2016). Kehidupan Bermakna Perempuan yang Mengalami
Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jurnal Psikologi Udayana, 3(2), 220231.
Wahyuni, Dinar. (2018). Strategi pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan desa
wisata Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Masalah-Masalah Sosial,
9(1), 83100.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.