889 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 2 NOMOR 8 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
LITERATURE REVIEW: POLA MAKAN, AKTIVITAS FISIK, DAN
TINGKAT STRES PENDERITA DIABETES MELITUS
DIMASA PANDEMI COVID-19
Enggy Ayu Nurfin Pratama
1
, Rizki Nurmalya Kardina
2
12
Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
1
2
Kata Kunci:
Pola Makan,
Aktivitas Fisik,
Tingkat Stres,
Diabetes
Melitus
Keywords:
Diet, Physical
Activity, Stress
Level, Diabetes
ABSTRAK
Latar Belakang: Prevalensi penderita diabetes melitus meningkat seiring tingginya
angka Covid-19. Pola makan buruk, aktivitas fisik rendah dan tingkat stres berat dapat
meningkatkan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus. Pada masa pandemi
Covid-19 ditemukan perubahan pola makan, aktivitas fisik, dan tingkat stress.
Tujuan: Mengkaji pola makan, aktivitas fisik, dan tingkat stres penderita diabetes
melitus di masa pandemi Covid-19.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode studi literature review. Sumber data
yang digunakan berasal dari database Google Scholar dan Science Direct dari rentang
waktu 2018-2022 dengan kata kunci pola makan, aktivitas fisik, dan tingkat stres
penderita diabetes melitus di masa pandemi Covid-19. Hasil keseluruhan artikel yang
telah melalui proses screening berjumlah 21 artikel.
Hasil:. 6 dari 21 artikel menyatakan ada perubahan pola makan, aktivitas fisik, dan
tingkat stres penderita diabetes melitus sebelum dan selama pandemi Covid-19. 5 dari
21 artikel menyatakan ada hubungan pola makan dengan kadar glukosa darah
penderita diabetes melitus. 4 dari 21 artikel menyatakan ada hubungan aktivitas fisik
dengan kadar glukosa darah sedangkan 1 dari 21 menyatakan tidak ada hubungan
aktivitas dengan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus. 5 dari 21 artikel
menyatakan ada hubungan tingkat stres dengan kadar glukosa darah penderita diabetes
melitus.
Kesimpulan: Ada perubahan pola makan, aktivitas fisik dan tingkat stres penderita
diabetes melitus sebelum dan selama pandemi Covid-19. Ada hubungan pola makan,
aktivitas fisik, dan tingkat stres dengan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus.
Penderita diabetes melitus disarankan untuk mengatur pola makan, melakukan
aktivitas fisik secara teratur, dan melakukan manajemen stres.
ABSTRACT
Background: The prevalence of people with diabetes mellitus increases with the high
number of Covid-19. Poor diet, low physical activity, and severe stress levels can
increase blood glucose levels in people with diabetes mellitus. During the Covid-19
pandemic, changes in diet, physical activity, and stress levels were found.
Literature Review: Pola Makan, Aktivitas Fisik, Dan
Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Dimasa
Pandemi Covid-19
2022
Enggy Ayu Nurfin Pratama, Rizki Nurmalya Kardina 890
Melitus
Objective: To examine diet, physical activity, and stress levels of people with diabetes
mellitus during the Covid-19 pandemic.
Methods: This study uses a literature review study method. The data source used
comes from the Google Scholar and Science Direct database from the 2018-2022 time
range with the keywords diet, physical activity, and stress levels of people with
diabetes mellitus during the Covid-19 pandemic. The results of all articles that have
gone through the screening process open 21 articles.
Results:. 6 of the 21 articles stated that there were changes in diet, physical activity,
and stress levels of people with diabetes mellitus before and during the Covid-19
pandemic. 5 of 21 articles stated that there was a relationship between diet and blood
glucose levels in people with diabetes mellitus. 4 of 21 articles stated that there was a
relationship between physical activity and blood glucose levels, while 1 of 21 stated
that there was no relationship between activity and blood glucose levels in people with
diabetes mellitus. 5 of 21 articles stated that there was a relationship between stress
levels and blood glucose levels in people with diabetes mellitus.
Conclusion: There are changes in diet, physical activity, and stress levels of people
with diabetes mellitus before and during the Covid-19 pandemic. There is a
relationship between diet, physical activity, and stress levels with blood glucose levels
in people with diabetes mellitus. People with diabetes mellitus are advised to adjust
their diet, do regular physical activity, and perform stress management.
PENDAHULUAN
Salah satu sasaran Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu mengurangi
sampai sepertiga angka kematian dini akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) salah
satunya adalah diabetes melitus (Kementerian PPN, 2020). Diabetes Melitus adalah
penyakit tidak menular atau gangguan metabolisme kronis yang ditandai tingginya kadar
glukosa dalam darah. Prevalensi diabetes melitus menurut pemeriksaan glukosa darah
pada tahun 2013 mengalami peningkatan dari 6,9% menjadi 8,5% pada tahun 2019. Salah
satu penyebab tingginya kadar glukosa darah penderita diabetes melitus adalah pola
makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, serta tingkat stres berat.
Pandemi Covid-19 merupakan bencana yang mempengaruhi tatanan global.
Pandemi Covid-19 menyerang hampir seluruh kalangan usia tidak terkecuali orang yang
mempunyai riwayat penyakit kronis seperti penderita diabetes melitus. Prevalensi
diabetes melitus semakin tinggi seiring dengan tingginya angka Covid-19 di berbagai
negara. Sebelum pandemi Covid-19 penderita diabetes melitus di seluruh dunia mencapai
422 juta orang pada tahun 2016 kemudian pada tahun 2019 meningkat menjadi 463 juta
selama masa pandemi Covid-19 dan diperkirakan meningkat menjadi 570 juta pada tahun
2030 dan menjadi 700 juta pada tahun 2045. Pasien Covid-19 yang memiliki riwayat
penyakit kronis beresiko menyebabkan kematian tiga kali lipat dibandingkan dengan
penderita tanpa penyakit komordibitas yaitu 7,3% dibanding 2,3% pada pasien Covid-19.
Berdasarkan laporan dari Philippine Department of Health menunjukkan bahwa diabetes
merupakan komorbiditas kedua setelah hipertensi pada kematian pasien Covid-19 di
Filipina. Persentase tingkat kematian pada pasien Covid-19 dengan diabetes melitus di
China sebesar 7.3% sedangkan presentase kematian pada pasien Covid-19 dengan
diabetes melitus di Italia sebesar 36% .
Pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan pada pola makan, aktivitas fisik, dan
tingkat stres penderita diabetes melitus dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.
Kebijakan lockdown yang ditetapkan di masa pandemi Covid-19 menyebabkan tinggal
lama di rumah yang membuat akses tak terbatas terhadap makanan dan menyebabkan
Volume 2, Nomor 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
891 http://sosains.greenvest.co.id
responden mengonsumsi makanan di luar waktu makan yang berkibat pada peningkatan
kadar glukosa darah sehingga diabetes melitus yang diderita akan semakin parah.
Berlakunya lockdown dan membatasi pergerakan seseorang untuk keluar rumah di masa
pandemi Covid-19 membuat responden lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk,
berbaring, bermain game, menonton televisi, menggunakan perangkat seluler, dan bekerja
secara online sehingga membuat pengeluaran energi kurang yang berkibat pada
peningkatan kadar glukosa darah sehingga diabetes melitus yang diderita akan semakin
parah.
Pada masa pandemi Covid-19 responden terlalu sering mencari berita mengenai
Covid19 tanpa memilah berita yang akurat atau tidak. Stress berat dialami oleh anggota
keluarga yang sakit dan yang meninggal akibat Covid-19 karena protokol kesehatan yang
harus ditaati mengakibatkan tekanan tersendiri bagi penderita dan keluarga yang tidak
bisa merawat secara langsung. Demikian juga dengan keluarga yang meninggal karena
terkena virus Covid-19, akan mendapatkan tekanan tersendiri dari lingkungan sekitar,
karena khawatir tertular.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Al-fariqi dan Yunika (2022)
menyatakan bahwa ada hubungan pola makan dengan kadar glukosa darah penderita
diabetes melitus. Jika penderita diabetes mengonsumsi makanan mengandung tinggi gula,
garam, dan lemak dengan porsi yang berlebihan maka penderita diabetes melitus akan
mengalami peningkatan glukosa darah dalam tubuh. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ramadhani (2020) menyatakan bahwa ada hubungan aktivitas fisik
dengan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus. Penderita diabetes melitus yang
melalukan aktivitas fisik rendah beresiko meningkatkan kadar glukosa darah yang
mengakibatkan diabetes melitus yang diderita akan semakin buruk. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Nababan, Kaban dan Nurhayati (2020) menyatakan bahwa
ada hubungan tingkat stres dengan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus. Stres
berat akan mengakibatkan kadar glukosa darah tidak normal dapat membuat seseorang
menyerah dan akhirnya mengabaikan pengelolaan diabetes yang dimilikinya. Beberapa
hasil penelitiaan tersebut sejalan dengan terjadinya kenaikan kadar glukosa darah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian literature
riview mengenai pola makan, aktivitas fisik, dan tingkat stres penderita diabetes melitus
di masa pandemi Covid-19.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode Traditional Literature Review.
Database yang digunakan pada panelitian ini adalah google scholar dan science direct.
Pencariaan pada database google scholar menggunakan kata kunci “Pola makan,
aktivitas fisik, dan tingkat stres penderita diabetes melitus di masa pandemi Covid-19”
dengan hasil pencarian 564. Pada database science direct menggunakan kata kunci “Diet,
physical activity, and stress levels of people with diabetes mellitus during the Covid-19
pandemic dengan hasil 274 artikel. Artikel yang ditemukan selanjutnya masuk pada
tahapan screening. Pencarian literature ini dilakukan dari bulan Desember 2021 sampai
Mei 2022 dengan waktu pencarian dilakukan pada pukul 08.00 WIB. Analisis berfokus
pada persamaan antar kasus (method of agreement) atau perbedaan pada kasus yang mirip
(method of difference). Pada penelitian ini, akan dicari serta dinarasikan setiap persamaan
dan perbedaan dari hasil temuan setiap artikel yang telah didapat sebagai rujukan.
Literature Review: Pola Makan, Aktivitas Fisik, Dan
Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Dimasa
Pandemi Covid-19
2022
Enggy Ayu Nurfin Pratama, Rizki Nurmalya Kardina 892
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perubahan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan Selama
Pandemi Covid-19
Berdasarkan proses pencarian artikel, telah didapatkan hasil temuan artikel yang
telah diproses melalui kesesuaian perubahan pola makan penderita diabetes melitus
sebelum dan selama pandemi Covid-19. Adapun hasil temuan artikel sebagai berikut:
Tabel 1 Perubahan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan Selama
Pandemi Covid-19.
No.
Referensi
Metode
Sebelum Pandemi
Selama Pandemi
1.
Grabia et al.,
(2020)
a. Jenis penelitian:
survei analisis
b. Dietary History
c. Jumlah sampel: 124
responden
a. Pola makan baik=
42%
b. Pola makan cukup=
54%
c. Pola makan kurang=
4%
a. Pola makan baik=
47%
b. Pola makan cukup=
50%
c. Pola makan kurang=
3%
2.
Ghosh et al.,
(2020)
a. Jenis penelitian:
kualitatif
b. Food Frequency
Questionare (FFQ)
c. Jumlah sampel: 150
responden
a. Pola makan baik= 96
responden
b. Pola makan cukup=
20 responden
c. Pola makan kurang=
34 responden
a. Pola makan baik= 84
responden
b. Pola makan cukup= 29
responden
c. Pola makan kurang=
37 responden
3.
Sankar et al.,
(2020)
a. Jenis penelitian:
kualitatif
b. 24 Hours Recall
c. Jumlah sampel: 110
responden
a. Pola makan baik=
50%
b. Pola makan cukup=
35%
c. Pola makan kurang=
15%
a. Pola makan baik=
39%
b. Pola makan cukup=
41%
c. Pola makan kurang=
20%
4.
Ruiz-Roso et
al., (2020)
a. Jenis penelitian:
cohort study
b. Food Frequency
Questionare (FFQ)
c. Jumlah sampel: 72
responden
a. Pola makan baik=
36 responden
b. Pola makan cukup=
25 responden
c. Pola makan kurang=
11 responden
a. Pola makan baik= 21
responden
b. Pola makan cukup= 30
responden
c. Pola makan kurang=
21 responden
5.
Farhane et al.,
(2021)
a. Jenis penelitian:
kuantitatif
b. Food Frequency
Questionare (FFQ)
c. Jumlah sampel: 121
responden
a. Pola makan baik=
56 responden
b. Pola makan cukup=
46 responden
c. Pola makan kurang=
19 responden
a. Pola makan baik= 40
responden
b. Pola makan cukup= 51
c. Pola makan kurang=
30 responden
Gambar 1 Perubahan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan Selama
Pandemi Covid-19 (Grabia et al., 2020).
Berdasarkan Tabel 3.1 diketahui bahwa 5 artikel berdasarkan perubahan pola
makan penderita diabetes melitus sebelum dan selama pandemi Covid-19 yang
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
0
50
100
pola makan baik pola makan cukup pola makan kurang
sebelum pandemi selama pandemi
Volume 2, Nomor 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
893 http://sosains.greenvest.co.id
menjelaskan bahwa ada perubahan pola makan penderita diabetes melitus sebelum dan
selama pandemi Covid-19 diantarannya hasil penelitian Grabia et al., (2020), Ghosh et
al., (2020), Sankar et al., (2020), Ruiz-Roso et al., (2020), dan Farhane et al., (2021).
Berdasarkan Gambar 3.1 perubahan pola makan penderita diabetes melitus diukur
menggunakan Dietary History mengalami perubahan pola makan kategori baik
meningkat dari 42% menjadi 47%, perubahan pola makan kategori cukup menurun dari
54% menjadi 50%, dan perubahan pola makan kategori kurang menurun dari 4% menjadi
3%.
Gambar 2 Perubahan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan Selama
Pandemi Covid-19 (Ghosh et al., 2020).
Berdasarkan Gambar 2 perubahan pola makan penderita diabetes melitus diukur
menggunakan Food Frequency Questionare (FFQ) mengalami perubahan pola makan
kategori baik menurun dari 96 responden Berdasarkan menjadi 84 responden, perubahan
pola makan kategori cukup meningkat dari 20 responden menjadi 29 responden, dan
perubahan pola makan kategori kurang meningkat dari 34 responden menjadi 37
responden.
Gambar 3 Perubahan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan Selama
Pandemi Covid-19 (Sankar et al., 2020).
Berdasarkan Gambar 3 perubahan pola makan penderita diabetes melitus diukur
menggunakan 24 Hours Recall mengalami perubahan pola makan kategori baik menurun
dari 50% menjadi 39%, perubahan pola makan kategori cukup meningkat dari 35%
menjadi 41%, dan perubahan pola makan kategori kurang meningkat dari 15% menjadi
20%.
96
20
34
84
29
37
0
50
100
pola makan baik pola makan cukup pola makan kurang
sebelum pandemi selama pandemi
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
0
50
100
pola makan baik pola makan cukup pola makan kurang
sebelum pandemi selama pandemi
36
25
11
21
30
21
0
50
100
pola makan baik pola makan
cukup
pola makan
kurang
sebelum pandemi selama pandemi
Literature Review: Pola Makan, Aktivitas Fisik, Dan
Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Dimasa
Pandemi Covid-19
2022
Enggy Ayu Nurfin Pratama, Rizki Nurmalya Kardina 894
Gambar 4 Perubahan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan Selama
Pandemi Covid-19 (Ruiz-Roso et al., 2020).
Berdasarkan Gambar 4 perubahan pola makan penderita diabetes melitus diukur
menggunakan Food Frequency Questionare (FFQ) mengalami perubahan pola makan
kategori baik menurun dari 36 responden menjadi 21 responden, perubahan pola makan
kategori cukup meningkat dari 25 responden menjadi 30 responden, dan perubahan pola
makan kategori kurang meningkat dari 11 responden menjadi 21 responden.
Gambar 5 Perubahan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan Selama
Pandemi Covid-19 (Farhane et al., 2021)
Berdasarkan Gambar 5 perubahan pola makan penderita diabetes melitus diukur
menggunakan Food Frequency Questionare (FFQ) mengalami perubahan pola makan
kategori baik menurun dari 56 responden menjadi 40 responden, perubahan pola makan
kategori cukup menurun dari 46 responden menjadi 51 responden, dan perubahan pola
makan kategori kurang meningkat dari 19 responden menjadi 30 responden.
Berdasarkan 5 artikel diatas diketahui bahwa ada perubahan pola makan
penderita diabetes melitus sebelum dan selama pandemi Covid-19. Perubahan tersebut
dikarenakan kebijakan lockdown yang diberlakukan selama pandemi Covid-19
membatasi pergerakan seseorang untuk keluar rumah sehingga merubah pola makan
responden kearah lebih buruk yaitu pengurangan pola makan atau penambahan pola
makan. Sebelum pandemi Covid-19 responden yang biasanya makan masakan rumah
berganti menjadi suka memesan makanan dari luar yang cenderung tidak sehat karena
mengandung banyak gula, garam, dan lemak selama pandemi Covid-19. Selain Itu
kenaikan harga bahan makanan pokok di masa pandemi Covid-19 membuat responden
lebih menyukai fast food dan makanan instan karena lebih murah dan porsinya lebih
banyak. Hal tersebut dapat menyebabkan tidak terkontrolnya kadar glukosa darah yang
menyebabkan kadar glukosa darah cenderung selalu diatas normal sehingga
menyebabkan kondisi tubuh semakin memburuk, dan penyakit diabetes melitus yang
diderita akan semakin parah.
B. Perubahan Aktivitas Fisik Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan Selama
Pandemi Covid-19
Berdasarkan proses pencarian artikel, telah didapatkan hasil temuan artikel yang
telah diproses melalui kesesuaian perubahan aktivitas fisik penderita diabetes melitus
sebelum dan selama pandemi Covid-19. Adapun hasil temuan artikel sebagai berikut:
Tabel 2 Perubahan Aktivitas Fisik Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan Selama
Pandemi Covid-19.
No
.
Referensi
Metode
Perubahan Skor Aktivitas Fisik
Sebelum Pandemi
Selama Pandemi
1.
Grabia et
a. Jenis penelitian: survei
a. Tidak melakukan
a. Tidak melakukan
56
46
19
40
51
30
0
100
pola makan baik pola makan cukup pola makan kurang
sebelum pandemi selama pandemi
Volume 2, Nomor 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
895 http://sosains.greenvest.co.id
No
.
Referensi
Metode
Perubahan Skor Aktivitas Fisik
Sebelum Pandemi
Selama Pandemi
al., (2020)
analisis
b. Adolecent Physical
Activity Recall
Questionairs (APARQ)
c. Jumlah sampel: 124
responden
aktivitas fisik= 34%
b. Aktivitas fisik
ringan= 29%
c. Aktivitas fisik
sedang=31%
d. Aktivitas fisik
berat=6%
aktivitas fisik= 30%
b. Aktivitas fisik
ringan=31%
c. Aktivitas fisik
sedang=29%
d. Aktivitas fisik
berat=10%
2.
Ghosh et
al., (2020)
a. Jenis penelitian: kualitatif
b. International Physical
Activity Questionnaire
(IPAQ)
c. Jumlah sampel: 150
responden
a. Tidak melakukan
aktivitas fisk= 25
responden
b. Aktivitas fisik
ringan= 29 responden
c. Aktivitas fisik
sedang= 71
responden
d. Aktivitas fisik berat=
25 responden
a. Tidak melakukan
aktivitas fisik= 35
responden
b. Aktivitas fisik ringan=
38 responden
c. Aktivitas fisik sedang=
67 responden
d. Aktivitas fisik berat=
10 responden
3.
Sankar et
al., (2020)
a. Jenis penelitian: kualitatif
b. Adolecent Physical
Activity Recall
Questionairs (APARQ)
c. Jumlah sampel: 110
responden
a. Tidak melakukan
aktivitas fisik= 13%
b. Aktivitas fisik
ringan= 37%
c. Aktivitas fisik
sedang= 31%
d. Aktivitas fisik berat=
19%
a. Tidak melakukan
aktivitas fisik= 18%
b. Aktivitas fisik ringan=
45%
c. Aktivitas fisik sedang=
27%
d. Aktivitas fisik berat=
10%
4.
Ruiz-Roso
et al.,
(2020)
a. Jenis penelitian: cohort
study
b. International Physical
Activity Questionnaire
(IPAQ)
c. Jumlah sampel: 72
responden
a. Tidak melakukan
aktivitas fisik = 19
responden
b. Aktivitas fisik
ringan= 26 responden
c. Aktivitas fisik
sedang= 24
responden
d. Aktivitas fisik berat=
3 responden
a. Tidak melakukan
aktivitas fisik= 24
responden
b. Aktivitas fisik ringan=
28 responden
c. Aktivitas fisik sedang=
16 responden
d. Aktivitas fisik berat= 4
responden
5.
Farhane et
al., (2021)
a. Jenis penelitian:
kuantitatif
b. International Physical
Activity Questionnaire
(IPAQ)
c. Jumlah sampel: 121
responden
a. Aktivitas fisik
ringan= 45 responden
b. Aktivitas fisik sedang
dan berat= 76
responden
a. Aktivitas fisik ringan=
62 responden
b. Aktivitas fisik sedang
dan berat= 59
responden
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa 5 artikel berdasarkan perubahan aktivitas
fisik penderita diabetes melitus sebelum dan selama pandemi Covid-19 yang menjelaskan
bahwa ada perubahan aktivitas fisik penderita diabetes melitus sebelum dan selama
pandemi Covid-19.
Gambar 6 Perubahan Aktivitas Fisik Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan
Selama Pandemi Covid-19 (Grabia et al., 2020).
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
0
100
tidak melakukan aktivitas fisikaktivitas fisik ringanaktivitas fisik sedangaktivitas fisik berat
sebelum pandemi selama pandemi
Literature Review: Pola Makan, Aktivitas Fisik, Dan
Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Dimasa
Pandemi Covid-19
2022
Enggy Ayu Nurfin Pratama, Rizki Nurmalya Kardina 896
Berdasarkan Gambar 6 perubahan pola makan penderita diabetes melitus diukur
menggunakan Adolecent Physical Activity Recall Questionairs (APARQ) mengalami
perubahan aktivitas fisik kategori berat meningkat dari 6% menjadi 10%, perubahan
aktivitas fisik kategori sedang menurun dari 31% menjadi 29%, perubahan aktivitas fisik
kategori ringan meningkat dari 29% menjadi 31%, dan yang tidak melakukan aktivitas
fisik menurun dari 34% menjadi 30%.
Gambar 7 Perubahan Aktivitas Fisik Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan
Selama Pandemi Covid-19 (Ghosh et al., 2020).
Berdasarkan Gambar 7 perubahan pola makan penderita diabetes melitus diukur
menggunakan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) mengalami
perubahan aktivitas fisik kategori berat menurun dari 25 responden menjadi 10
responden, perubahan aktivitas fisik kategori sedang menurun dari 71 responden menjadi
67 responden, perubahan aktivitas fisik kategori ringan meningkat dari 29 responden
menjadi 38 responden, dan yang tidak melakukan aktivitas fisik meningkat dari 25
responden menjadi 35 responden.
Gambar 8 Perubahan Aktivitas Fisik Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan
Selama Pandemi Covid-19 (Sankar et al., 2020).
Berdasarkan Gambar 3.8 perubahan pola makan penderita diabetes melitus diukur
menggunakan Adolecent Physical Activity Recall Questionairs (APARQ) mengalami
perubahan aktivitas fisik kategori berat menurun dari 19% menjadi 10%, perubahan
aktivitas fisik kategori sedang menurun dari 31% menjadi 27%, perubahan aktivitas fisik
kategori ringan meningkat dari 37% menjadi 45%, dan yang tidak melakukan aktivitas
fisik meningkat dari 13% menjadi 18%.
26
29
71
25
35
38
67
10
0
50
100
tidak melakukan
aktivitas fisik
aktivitas fisik
ringan
aktivitas fisik
sedang
aktivitas fisik
berat
sebelum pandemi selam pandemi
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
0
50
100
tidak melakukan
aktivitas fisik
aktivitas fisik
ringan
aktivitas fisik
sedang
aktivitas fisik
berat
sebelum pandemi selama pandemi
Volume 2, Nomor 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
897 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 9 Perubahan Aktivitas Fisik Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan
Selama Pandemi Covid-19 (Ruiz-Roso et al., 2020).
Berdasarkan Gambar 9 perubahan pola makan penderita diabetes melitus diukur
menggunakan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) mengalami
perubahan aktivitas fisik kategori berat meningkat dari 3 responden menjadi 4 responden,
perubahan aktivitas fisik kategori sedang menurun dari 24 responden menjadi 16
responden, perubahan aktivitas fisik kategori ringan meningkat dari 26 responden
menjadi 28 responden, dan yang tidak melakukan aktivitas fisik meningkat dari 19
responden menjadi 24 responden.
Gambar 10 Perubahan Aktivitas Fisik Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan
Selama Pandemi Covid-19 (Farhane et al., 2021).
Berdasarkan Gambar 10 perubahan pola makan penderita diabetes melitus diukur
menggunakan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) mengalami
perubahan aktivitas fisik kategori berat dan sedang menurun dari 76 responden menjadi
59 responden, dan perubahan aktivitas fisik kategori ringan meningkat dari 45 responden
menjadi 62 responden.
Berdasarkan 5 artikel diatas diketahui bahwa ada perubahan aktivitas fisik
penderita diabetes melitus sebelum dan selama pandemi Covid-19. Perubahan tersebut
dikarenakan kebijakan lockdown yang diberlalukan selama pandemi Covid-19 membatasi
pergerakan seseorang untuk keluar rumah sehingga membuat aktivitas fisik responden
menjadi menurun. Sebelum pandemi Covid-19 responden dewasa yang biasanya malukan
aktivitas fisik berat dan sedang diluar rumah berganti menjadi melakukan aktivitas fisik
rendah atau bahkan tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali di rumah selama pandemi
Covid-19. Sedangkan pada responden lansia yang biasa melakukan aktivitas fisik rendah
berubah menjadi tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali di rumah selama pandemi
Covid-19. Hal tersebut dapat menyebabkan tidak terkontrolnya kadar glukosa darah yang
menyebabkan kadar glukosa darah cenderung selalu diatas normal sehingga
menyebabkan kondisi tubuh semakin memburuk, dan penyakit diabetes melitus yang
diderita akan semakin parah.
19
26
24
3
24
28
16
4
0
50
100
tidak melakukan aktivitas fisikaktivitas fisik ringanaktivitas fisik sedangaktivitas fisik berat
sebelum pandemi selama pandemi
[VALUE]
[VALUE]
[VALUE]
[VALUE]
0
50
100
aktivitas fisik ringanaktivitas fisik sedang dan berat
sebelum pandemi selama pandemi
Literature Review: Pola Makan, Aktivitas Fisik, Dan
Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Dimasa
Pandemi Covid-19
2022
Enggy Ayu Nurfin Pratama, Rizki Nurmalya Kardina 898
C. Perubahan Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan Selama
Pandemi Covid-19
Berdasarkan proses pencarian artikel, telah didapatkan hasil temuan artikel yang
telah diproses melalui kesesuaian perubahan tingkat stres penderita diabetes melitus
sebelum dan selama pandemi Covid-19. Adapun hasil temuan artikel sebagai berikut:
Tabel 3 Perubahan Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan Selama
Pandemi Covid-19.
No
.
Referens
i
Metode
Perubahan Skor Tingkat Stres
Sebelum Pandemi
Selama Pandemi
1.
Grabia et
al.,
(2020)
a. Jenis penelitian:
survei analisis
b. Depression
Anxiety Stress
Scale (DASS)
c. Jumlah sampel:
124 responden
a. Stres berat= 8%
b. Stres sedang= 20%
c. Stres ringan= 39%
d. Tidak stres= 33%
a. Stres berat= 12%
b. Stres sedang=
39%
c. Stres ringan=
29%
d. Tidak stres= 20%
2.
Ghosh et
al.,
(2020)
a. Jenis penelitian:
kualitatif
b. Depression
Anxiety Stress
Scale (DASS)
c. Jumlah sampel:
150 responden
a. Stres berat= 9
responden
b. Stres sedang= 51
responden
c. Stres ringan= 58
responden
d. Tidak stres= 32
responden
a. Stres berat= 13
responden
b. Stres sedang= 50
responden
c. Stres ringan= 57
responden
d. Tidak stres= 30
responden
3.
Sankar et
al.,
(2020)
a. Jenis penelitian:
kualitatif
b. Hospital Anxiety
and Depression
Scale (HADS)
c. Jumlah sampel:
110 responden
a. Stres berat= 10%
b. Stres sedang= 27%
c. Stres ringan= 28%
d. Tidak stres= 35%
a. Stres berat= 14%
b. Stres sedang=
25%
c. Stres ringan=
30%
d. Tidak stres= 31%
4.
Khare
dan
Jindal,
(2021)
a. Jenis penelitian:
kuantitatif
b. Hamilton Anxiety
Rating Scale
(HARS)
c. Jumlah sampel:
143 responden
a. Stres sedang dan
berat= 3,10%
b. Stres ringan=
21,55%
c. Tidak stres=
75,35%
a. Stres sedang dan
berat= 4,48%
b. Stres ringan=
22,42%
c. Tidak stres=
73,10%
5.
Farhane
et al.,
(2021)
a. Jenis penelitian:
kuantitatif
b. Depression
Anxiety Stress
Scale (DASS)
c. Jumlah sampel:
121 responden
a. Stres berat= 10
responden
b. Stres sedang= 11
responden
c. Stres ringan= 50
responden
d. Tidak stres=50
responden
a. Stres berat= 13
responden
b. Stres sedang= 17
responden
c. Stres ringan= 54
responden
d. Tidak stres=37
responden
Volume 2, Nomor 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
899 http://sosains.greenvest.co.id
Berdasarkan Tabel 3.3 diketahui bahwa 5 artikel berdasarkan perubahan tingkat
stres penderita diabetes melitus sebelum dan selama pandemi Covid-19 yang menjelaskan
bahwa ada perubahan tingkat stres penderita diabetes melitus sebelum dan selama
pandemi Covid-19 diantarannya hasil penelitian Grabia et al., (2020), Ghosh et al.,
(2020), Sankar et al., (2020), Khare dan Jindal (2021), dan Farhane et al., (2021).
Gambar 11 Perubahan Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan
Selama Pandemi Covid-19 (Grabia et al., 2020).
Berdasarkan Gambar 3.11 perubahan pola makan penderita diabetes melitus
diukur menggunakan Depression Anxiety Stress Scale (DASS) mengalami perubahan
tingkat stres kategori berat meningkat dari 8% menjadi 12%, perubahan tingkat stres
kategori sedang meningkat dari 20% menjadi 39%, perubahan tingkat stres kategori
ringan menurun dari 39% menjadi 29%, dan yang tidak stres menurun dari 33% menjadi
20%.
Gambar 12 Perubahan Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan
Selama Pandemi Covid-19 (Ghosh et al., 2020).
Berdasarkan Gambar 12 perubahan pola makan penderita diabetes melitus diukur
menggunakan Depression Anxiety Stress Scale (DASS) mengalami perubahan tingkat
stres kategori berat meningkat dari 9 responden menjadi 13 responden, perubahan tingkat
stres kategori sedang menurun dari 51 responden menjadi 50 responden, perubahan
tingkat stres kategori ringan menurun dari 58 responden menjadi 57 responden, dan yang
tidak stres menurun dari 32 responden menjadi 30 responden.
Gambar 13 Perubahan Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan
Selama Pandemi Covid-19 (Sankar et al., 2020).
Berdasarkan Gambar 13 perubahan pola makan penderita diabetes melitus diukur
menggunakan Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) mengalami perubahan
tingkat stres kategori berat meningkat dari 10% menjadi 14%, perubahan tingkat stres
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
0
100
stres berat stres sedang stres ringan tidak stres
sebelum pandemi selama pandemi
[VALUE]
[VALUE]
[VALUE]
[VALUE]
[VALUE]
[VALUE]
[VALUE]
[VALUE]
0
100
stres berat stres sedang stres ringan tidak stres
sebelum pandemi selama pandemi
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
0
50
100
stres berat stres sedang stres ringan tidak stres
sebelum pandemi selama pandemi
Literature Review: Pola Makan, Aktivitas Fisik, Dan
Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Dimasa
Pandemi Covid-19
2022
Enggy Ayu Nurfin Pratama, Rizki Nurmalya Kardina 900
kategori sedang menurun dari 27% menjadi 25%, perubahan tingkat stres kategori ringan
meningkat dari 28% menjadi 30%, dan yang tidak stres menurun dari 35% menjadi 31%.
Gambar 14 Perubahan Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan
Selama Pandemi Covid-19 (Khare and Jindal, 2021).
Berdasarkan Gambar 14 perubahan pola makan penderita diabetes melitus diukur
menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) mengalami perubahan tingkat stres
kategori sedang dan berat meningkat dari 3,10% menjadi 4,48%, perubahan tingkat stres
kategori ringan meningkat dari 21,55% menjadi 22,42%, dan yang tidak stres menurun
dari 75,35% menjadi 73,10%.
Gambar 15 Perubahan Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Sebelum dan
Selama Pandemi Covid-19 (Farhane et al., 2021).
Berdasarkan Gambar 15 perubahan pola makan penderita diabetes melitus diukur
menggunakan Depression Anxiety Stress Scale (DASS) mengalami perubahan tingkat
stres kategori berat meningkat dari 10 responden menjadi 13 responden, perubahan
tingkat stres kategori sedang meningkat dari 11 responden menjadi 17 responden,
perubahan tingkat stres kategori ringan meningkat dari 50 responden menjadi 54
responden, dan yang tidak stres menurun dari 50 responden menjadi 37 responden.
Berdasarkan 5 artikel diatas diketahui bahwa ada perubahan tingkat sres penderita
diabetes melitus sebelum dan selama pandemi Covid-19. Perubahan stres responden
kearah lebih tinggi. Perubahan tersebut dikarenakan kebijakan lockdown yang
diberlalukan selama pandemi Covid-19 membatasi pergerakan seseorang untuk keluar
rumah dan mandeknya kegiatan memberikan berdampak besar bagi responden terutama
bagi responden usia produktif yang mengalami PHK yang berdampak kurangnya
ekonomi dan sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari membuat responden
mengalami stres. Sedangkan bagi responden lansia mereka merasa bosan dan tidak
berguna karena hanya bisa berdiam diri dirumah membuat responden menjadi stres
selama pandemi Covid-19. Tingkat stres berat dapat menyebabkan tidak terkontrolnya
kadar glukosa darah yang menyebabkan kadar glukosa darah cenderung selalu diatas
normal sehingga menyebabkan kondisi tubuh semakin memburuk, dan penyakit diabetes
melitus yang diderita akan semakin parah
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
[VALUE]%
0
50
100
stres sedang
dan berat
stres ringan tidak stres
sebelum pandemi selama pandemi
[VALUE]
[VALUE]
[VALUE] [VALUE]
[VALUE]
[VALUE]
[VALUE]
[VALUE]
0
50
100
stres berat stres sedang stres ringan tidak stres
sebelum pandemi selama pandemi
Volume 2, Nomor 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
901 http://sosains.greenvest.co.id
D. Hubungan Pola Makan dengan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes
Melitus
Berdasarkan proses pencarian artikel, telah didapatkan hasil temuan artikel yang
telah diproses melalui kesesuaian hubungan pola makan dengan kadar glukosa darah
penderita diabetes melitus. Adapun hasil temuan artikel sebagai berikut:
Tabel 4 Hubungan Pola Makan dengan Kadar glukosa Darah Penderita Diabetes
Melitus
No.
Referensi
Metode
p- value
1.
Al-fariqi dan
Yunika, (2022)
a. Jenis penelitian: deskriptif analitik
b. Desain penelitian: cross sectional
c. Jumlah sampel: 75 responden
0,012
2.
Kurniasari, Sari
dan Warmi,
(2020)
a. Jenis penelitian: kuantitatif
b. Desain penelitian: cross sectional
c. Jumlah sampel: 364 responden
0,002
3.
Alianatasya dan
Khoiroh, (2020)
a. Jenis penelitian: kuantitatif
b. Desain penelitian: cross sectional
c. Jumlah sampel: 32 responden
0,002
4.
Achmad, (2020)
a. Jenis penelitian: kuantitatif
b. Desain penelitian: deskriptif kolerasional
c. Jumlah sampel: 60 responden
0,002
5.
Susanti dan
Bistara, (2018)
a. Jenis penelitian: kuantitatif
b. Desain penelitian: cross sectional
c. Jumlah sampel : 40 responden
0,000
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa 5 artikel dari hasil penelitian dari Al-fariqi
dan Yunika, Alianatasya dan Khoiroh, Kurniasari, Sari dan Warmi, Susanti dan Bistara,
dan Achmad menyatakan bahwa ada hubungan pola makan dengan kadar glukosa darah
penderita diabetes melitus.
Pola makan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam mempertahankan
kadar glukosa darah dalam keadaan normal. Ketika makanan masuk dalam tubuh,
makanan akan dimetabolisme didalam saluran cerna. Glukosa akan diserap di usus dan
diedarkan ke seluruh tubuh melalui peredarah darah hingga sampai sel. Masuknya
glukosa ke dalam sel ini membutuhkan insulin. Setelah glukosa masuk ke dalam sel,
metabolisme dalam sel akan menjadi energi. Pada penderita diabetes melitus,
metabolisme glukosa menjadi energi terganggu karena glukosa di dalam darah tidak dapat
dimasukkan kedalam sel karena insulin yang berkurang jumlahnya yang menyebabkan
glukosa di dalam darah terus meningkat (Adyaksari, 2019).
Berdasarkan 5 artikel diatas menyatakan bahwa ada hubungan pola makan
dengan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus. Mayoritas responden memiliki
pola makan yang buruk. Responden mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi
karbohidrat, tinggi glukosa, tinggi lemak dalam jumlah banyak. Pengaturan waktu makan
responden juga cenderung tidak teratur ada yang makan diluar waktu makan, ada juga
yang sengaja melewatkan waktu makan diganti dengan cemilan. Pengontrolan kadar
glukosa darah penderita diabetes melitus tergantung pada pola makan responden. Apabila
pola makan sehari-hari tidak sesuai dengan pola makan yang dianjurkan pada penderita
diabetes melitus termasuk pengontrolan jenis, jumlah serta jadwal makan yang berlebihan
maka dapat menyebabkan tidak terkontrolnya kadar glukosa darah yang menyebabkan
kadar glukosa darah cenderung selalu diatas normal sehingga menyebabkan kondisi tubuh
semakin memburuk, dan penyakit diabetes melitus yang diderita akan semakin parah.
Literature Review: Pola Makan, Aktivitas Fisik, Dan
Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Dimasa
Pandemi Covid-19
2022
Enggy Ayu Nurfin Pratama, Rizki Nurmalya Kardina 902
E. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes
Melitus
Berdasarkan proses pencarian artikel, telah didapatkan hasil temuan artikel yang
telah diproses melalui kesesuaian hubungan aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah
penderita diabetes melitus. Adapun hasil temuan artikel sebagai berikut:
Tabel 5 Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar glukosa Darah Penderita Diabetes
Melitus
No.
Referensi
Metode
p- value
1.
Ramadhani, (2020)
a. Jenis penelitian: kuantitatif
b. Desain penelitian: cross
sectional
c. Jumlah sampel: 78 responden
0,001
2.
Lestari dan Laksmi,
(2020)
a. Jenis penelitian: Jenis
penelitian: deskriptif
kolerasional
b. Desain penelitian: cross
sectional
c. Jumlah sampel: 35 responden
0,004
3.
Sumah dan Huwae,
(2019)
a. Jenis penelitian: kuantitatif
b. Desain penelitian: cross
sectional
c. Jumlah sampel: 32 responden
0,002
4.
Anggraeni dan
Alfarisi, (2018)
a. Jenis penelitian: analitik
b. Desain penelitian: cross
sectional
c. Jumlah sampel: 60 responden
0,001
5.
Azitha, Aprilia dan
Ilhami, (2018)
a. Jenis penelitian: analitik
b. Desain penelitian: cross
sectional
c. Jumlah sampel: 120 responden
0,602
Berdasarkan Tabel 3.5 diketahui bahwa 4 dari 5 artikel dari hasil penelitian dari
Ramadhani, (2020), Lestari dan Laksmi (2020), Sumah dan Huwae (2019), dan
Anggraeni dan Alfarisi (2018) menyatakan bahwa ada hubungan aktivitas fisik dengan
kadar glukosa darah penderita diabetes melitus. 1 dari 5 artikel dari hasil penelitian
Azitha, Aprilia dan Ilhami (2018) menyatakan bahwa tidak ada hubungan aktivitas fisik
dengan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus.
Aktivitas fisik menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam
mempertahankan kadar glukosa darah dalam keadaan normal. Ketika beraktivitas fisik,
tubuh akan menggunakan glukosa dalam otot untuk diubah menjadi energi. Hal tersebut
menyebabkan kekosongan glukosa dalam otot. Kekosongan yang terjadi menyebabkan
otot untuk menarik glukosa dalam darah sehingga kadar glukosa dalam darah akan turun
(WHO, 2010).
Berdasarkan 5 artikel yang ada diatas menyatakan bahwa ada hubungan aktivitas
fisik dengan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus. Mayoritas responden
memiliki aktivitas fisik yang rendah. Hal tersebut disebakan karena banyak faktor, faktor
pertama karena kesibukan individu yang tidak dapat meluangkan waktu, faktor kedua
Volume 2, Nomor 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
903 http://sosains.greenvest.co.id
karena faktor teknologi dan transportasi yang semakin canggih. Penderita diabetes
melitus yang memiliki aktivitas fisik rendah beresiko meningkatkan kadar glukosa darah
yang mengakibatkan diabetes melitus yang diderita akan semakin buruk. Penderita
diabetes melitus diharuskan untuk melakukan aktivitas fisik terutama olahraga secara
teratur dengan memperhatikan usia, frekuensi, intensitas, waktu, dan jenis olahraganya
agar kadar glukosa darah tetap terkontrol.
F. Hubungan Tingkat Stres Dengan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes
Melitus.
Berdasarkan proses pencarian artikel, telah didapatkan hasil temuan artikel yang
telah diproses melalui kesesuaian hubungan tingkat stres dengan kadar glukosa darah
penderita diabetes melitus. Adapun hasil temuan artikel sebagai berikut:\
Tabel 1.6 Hubungan Tingkat Stres Dengan Kadar Glukosa Darah Penderita
Diabetes Melitus
No.
Referensi
Metode
p- value
1.
Nababan, Kaban dan
Nurhayati, (2020)
a. Jenis penelitian: kolerasi
b. Desain penelitian: cross
sectional
c. Jumlah sampel: 67
responden
0,04
2.
Toriquddin, Aryani
dan Fatmawati, (2019)
a. Jenis penelitian: kuantitatif
b. Desain penelitian: cross
sectional
c. Jumlah sampel: 39
responden
0,000
3.
Bistara, Zahroh dan
Wardani, (2019)
a. Jenis penelitian: analitik
observasional
b. Desain penelitian: cross
sectional
c. Jumlah sampel: 45
responden
0,000
4.
Ikhwan, Astuti dan
Misriani (2018)
a. Jenis penelitian: kuantitatif
b. Desain penelitian: cross
sectional
c. Jumlah sampel: 32
responden
0,001
5.
Anita, (2018)
a. Jenis penelitian: kolerasi
b. Desain penelitian: cross
sectional
c. Jumlah sampel: 45
responden
0,000
Berdasarkan Tabel 3.6 diketahui bahwa 5 artikel dari hasil penelitian Nababan,
Kaban dan Nurhayati, (2020), Toriquddin, Aryani dan Fatmawati, (2019), Bistara, Zahroh
dan Wardani, (2019), Ikhwan, Astuti dan Misriani, (2018), dan Anita, (2018) menyatakan
bahwa ada hubungan tingkat stres dengan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus.
Tingkat stres menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam mempertahankan
kadar glukosa darah dalam keadaan normal. Saat stres terjadi, tubuh akan berusaha
Literature Review: Pola Makan, Aktivitas Fisik, Dan
Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Dimasa
Pandemi Covid-19
2022
Enggy Ayu Nurfin Pratama, Rizki Nurmalya Kardina 904
melepaskan hormon kortisol. Hal tersebut dapat meningkatkan detak jantung dan
pernapasan. Secara bersamaan, simpanan glukosa dan protein dari hati akan menuju
aliran darah agar diolah menjadi energi. Akhirnya, kadar glukosa di dalam darah akan
meningkat (Verona, 2018).
Berdasarkan 5 artikel diatas menyatakan bahwa ada hubungan tingkat stres
dengan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus. Mayoritas responden memiliki
tingkat stres berat. Hal tersebut disebabkan oleh faktor pendidikan, pekerjaan, ekonomi,
keluarga, lingkungan masyarakat sehingga memungkinkan untuk mendapatkan stres
berat. Stres juga disebakan karena responden merasa putus asa terhadap penyakit diabetes
melitus yang dideritanya. Semakin berat tingkat stres penderita diabetes melitus maka
kadar glukosa darah dalam tubuhnya akan semakin tinggi. Penderita diabetes melitus
yang mengalami stres berat mengakibatkan kadar glukosa darah tidak normal dapat
membuat seseorang menyerah dan akhirnya mengabaikan pengelolaan diabetes yang
dimilikinya. Hal tersebut dapat berakibat buruk pada diabetes melitus yang diderita.
Diabetes yang tidak dikelola dengan baik dapat berujung pada komplikasi yang
berbahaya. Penderita diabetes melitus diharuskan untuk melakukan manajemen stres
dengan cara melakukan sesuatu yang menyenangkan, melakukan sesuatu yang
bermanfaat, dan mengatur pola tidur agar kadar glukosa darah tetap terkontrol.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil identifikasi dan telaah beberapa artikel atau penelitian lain
terkait pola makan, aktivitas fisik dan tingkat stres penderita diabetes melitus di masa
pandemi Covid-19, dapat disimpulkan bahwa; Ada perubahan pola makan penderita
diabetes melitus sebelum dan selama pandemi Covid-19. Pola makan penderita diabetes
melitus selama pandemi Covid-19 mayoritas mengalami penurunan dibandingkan
sebelum pandemi Covid-19. Ada perubahan aktivitas fisik penderita diabetes melitus
sebelum dan selama pandemi Covid-19. Aktivitas fisik penderita diabetes melitus selama
pandemi Covid-19 mayoritas mengalami penurunan dibandingkan sebelum pandemi
Covid-19. Ada perubahan tingkat stres penderita diabetes melitus sebelum dan selama
pandemi Covid-19. Tingkat stres penderita diabetes melitus selama pandemi Covid-19
mayoritas mengalami peningkatan dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Ada
hubungan pola makan dengan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus. Pola
makan yang buruk dapat meningkatkan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus.
Ada hubungan aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus.
Aktivitas fisik yang rendah dapat meningkatkan kadar glukosa darah penderita diabetes
melitus. Ada hubungan tingkat stres dengan kadar glukosa glukosa penderita diabetes
melitus. Tingkat stres yang berat dapat meningkatkan kadar glukosa darah penderita
diabetes melitus.
BIBLIOGRAFI
Achmad, Yasmin. (2020). Pengaruh Konsumsi Pangan Terhadap Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Mellitus Di Klinik Asri Wound Care Center Medan. Jurnal
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, 2(1), 17.
Adyaksari, Apriliyana. (2019). Diabetes Melitus, Apa Dan Bagaimana.
Al-Fariqi, M. Zulfikar, & Yunika, Regina Pricilia. (2022). Hubungan Asupan Makan Dan
Tingkat Stres Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii
Di Masa Pandemi Covid-19 Relationship Between Nutrient Intake And Stress
Levels With Blood Glucose Levels In Type Ii Diabetes Mellitus Patients During.
Ilmu Gizi Indonesia, 05(02), 133140.
Alianatasya, Nur, & Khoiroh, Siti. (2020). Hubungan Pola Makan Dengan Terkendalinya
Volume 2, Nomor 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
905 http://sosains.greenvest.co.id
Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Rsud Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda. Borneo Student Research, 1(3), 2020.
Anggraeni, Irna, & Alfarisi, Ringgo. (2018). Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Kadar
Gula Darah Puasa Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe Ii Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. H. Abdul Moeloek. Jurnal Dunia Kesmas, 7(3), 140146.
Anita, Andhika. (2018). Hubungan Tingkat Stres Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Mellitus Di Rsud Kota Madiun. Jurnal Stikes Bhakti Husada Mulia, 1(1),
15.
Azitha, Mala, Aprilia, Dinda, & Ilhami, Yose Ramda. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik
Dengan Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Pasien Diabetes Melitus Yang Datang Ke
Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas, 7(3), 400. Https://Doi.Org/10.25077/Jka.V7i3.893
Bistara, Difran Nobel, Zahroh, Chilyatiz, & Wardani, Erika Martining. (2019). Tingkat
Stres Dengan Peningkatan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus: Level Of
Stress With Increasing Blood Sugar Concerning Diabetes Mellitus. Tingkat Stres
Dengan Peningkatan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus, 5(1), 7782.
Farhane, Hamid, Motrane, Majida, Anaibar, Fatima Ezzahra, Motrane, Aïcha, Abeid,
Said Nassor, & Harich, Nourdin. (2021). Covid-19 Pandemic: Effects Of National
Lockdown On The State Of Health Of Patients With Type 2 Diabetes Mellitus In A
Moroccan Population. Primary Care Diabetes, 15(5), 772777.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Pcd.2021.06.007
Ghosh, Amerta, Arora, Bhavya, Gupta, Ritesh, Anoop, Shajith, & Misra, Anoop. (2020).
Effects Of Nationwide Lockdown During Covid-19 Epidemic On Lifestyle And
Other Medical Issues Of Patients With Type 2 Diabetes In North India. Diabetes &
Metabolic Syndrome: Clinical Research & Reviews, 14(1), 817920.
Grabia, Monika, Zukowska, Renata Markiewicz, Pu, Anna, Bielecka, Joanna,
Nowakowski, Patryk, Gromkowska-K, Krystyna, & Mielcarek, Konrad. (2020).
Nutrients The Nutritional And Health E Ff Ects Of The Covid-19 Pandemic On
Patients With Diabetes Mellitus. Food Healthy, 15(June), 115.
Ikhwan, Astuti, Eka, & Misriani. (2018). Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Tingkat
Stres Pada Penderita Diabetes Millitus Tipe 2. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah,
7(1), 17.
Khare, Jaideep, & Jindal, Sushil. (2021). Observational Study On Effect Of Lock Down
Due To Covid-19 On Hba1c Levels In Patients With Diabetes: Experience From
Central India. Primary Care Diabetes, 14(1), 15711574.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Pcd.2020.12.003
Kurniasari, Septi, Sari, Nova Nurwinda, & Warmi, Hernida. (2020). Pola Makan Dengan
Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Riset Media
Keperawatan, 3(1), 3035.
Lestari, Ni, & Laksmi, Gusti. (2020). Aktivitas Fisik Dengan Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Ilmu Kesehatan, 11(2).
Luis, Francisco, & Moncayo, Gil. (2018). Pembentukan Kondisi Fisik (1st Ed.). Depok:
Rajawali Pers.
Mowoka, Michael Johan, Udiana, I. Made, & Mudana, I. Nyoman. (2020). Pemutusan
Hubungan Kerja (Phk) Pada Pt. Tricon Bangun Sarana Di Jakarta Utara. Hukum
Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Nababan, Tiarnida, Kaban, Karmila Br, & Nurhayati, Eva Latifah. (2020). Hubungan
Tingkat Stres Terhadap Peningkatan Kadar Gula Darah Pada Pasien Dm Tipe Ii Di
Rsu. Royal Prima Medan. Jurnal Keperawatan Priority, 3(1), 39.
Https://Doi.Org/10.34012/Jukep.V3i1.809
Literature Review: Pola Makan, Aktivitas Fisik, Dan
Tingkat Stres Penderita Diabetes Melitus Dimasa
Pandemi Covid-19
2022
Enggy Ayu Nurfin Pratama, Rizki Nurmalya Kardina 906
Nugroho, Sigit. (2015). Pencegahan Dan Pengendalian Diabetes Melitus Melalui
Olahraga. Medikora, Ix(1). Https://Doi.Org/10.21831/Medikora.V0i1.4640
Ramadhani, Dani. (2020). Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Mellitus Di Klinik Asri Wound Care Center Medan. Skripsi
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Ruiz-Roso, María Belén, Knott-Torcal, Carolina, Matilla-Escalante, Diana C.,
Garcimartín, Alba, Sampedro-Nuñez, Miguel A., Dávalos, Alberto, & Marazuela,
Mónica. (2020). Covid-19 Lockdown And Changes Of The Dietary Pattern And
Physical Activity Habits In A Cohort Of Patients With Type 2 Diabetes Mellitus.
Nutrients, 12(8), 116. Https://Doi.Org/10.3390/Nu12082327
Sankar, Prasanth, Ahmed, Waseem N., Mariam, Vineetha, & Jacob, Rittin. (2020).
Effects Of Covid-19 Lockdown On Type 2 Diabetes, Lifestyle And Psychosocial
Health: A Hospital-Based Cross-Sectional Survey From South India. Diabetes &
Metabolic Sydrome, 14(1), 18151819.
Sumah, Dene Fries, & Huwae, Therese Fiandri. (2019). Hubungan Aktivitas Fisik Dan
Kualitas Tidur Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Poliklinik Penyakit Dalam Rsud Dr . M . Haulussy Ambon Program Studi
Keperawatan , Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku
Correspon. Molucca Medica, 12(2), 19.
Susanti, Susanti, & Bistara, Difran Nobel. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Kadar
Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan Vokasional, 3(1),
29. Https://Doi.Org/10.22146/Jkesvo.34080
Toriquddin, Mochammad Reza, Aryani, Hany Puspita, & Fatmawati, Istiadah. (2019).
Hubungan Stres Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Di
Ruang Dahlia Rsud Jombang. Media Pendidikan Keperawatan, 1(3), 4455.
Verona, Verury. (2018). Stress: How It Affects Diabetes And How To Decrease It.
Who. (2010). Global Recommendations On Physical Activity For Health. Switzerland:
World Health Organization.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.