907 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 2 NOMOR 8 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
REVIEW TENTANG: EFEKTIVITAS PENGOLAHAN AIR LIMBAH
YANG ADA DI INDONESIA
Laili Nur Azizah
1
, Achmad Syafiuddin
2
12
Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
1
, achmadsyafiuddin@unusa.ac.id
2
Kata Kunci:
IPAL,
Kualitas,
Biaya,
Limbah Cair
Keywords:
WWTP,
Quality,
Cost,
Liquid waste
ABSTRAK
Latar Belakang:Sustainable Development Goals (SDGs) disektor lingkungan hidup
yaitu menargetkan masyarakat mencapai akses universal air bersih dan sanitasi di
tahun 2030 dapat terpenuhi. Sehingga diperlukan (IPAL) dengan pertimbangan
kebersihan, kesehatan, dan keamanan.
Tujuan: untuk mereview keberadaan IPAL yang ada di Indonesia, kualitas IPAL
yang ada di Indonesia, dan biaya perawatan IPAL yang ada di Indonesia.
Metode : comprehensive literature review. Sumber data yang digunakan berasal
dari google scholar dengan rentang waktu 2017-2021. Artikel yang digunakan
setelah dilakukan proses screening sebanyak 17 artikel
Hasil:. hanya 15 provinsi yang terdapat layanan IPAL, dan hanya 10 provinsi yang
telah diteliti. Kualitas IPAL dari parameter yang diteliti masih belum memenuhi
standar baku mutu yang ditetapkan, biaya perawatan ipal yang dibayar relatif murah.
Rekomendasi yang diberikan yaitu diharapkan segera dilakukan perencanaan IPAL
pada lokasi yang belum terdapat IPAL, agar dapat mengurangi pencemaran lingkungan
sekitar. Perlu melakukan pengecekan alat IPAL minimal 1-3 bulan sekali agar
kandungan dalam limbah terolah dengan maksimal dan mengurangi dampak negatif
pada sungai. Biaya iuran setiap bulannya dapat dinaikkan, tetapi pemerintah setempat
juga harus mengawasi operasional IPAL.
Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, parameter BOD dan
COD yang masih belum memenuhi baku mutu. Biaya perawatan IPAL yang dibayar
warga dengan sistem iuran setiap bulan masih terjangkau, namun air limbah yang
dihasilkan masih belum memenuhi baku mutu.
ABSTRACT
Background: Sustainable Development Goals (SDGs) in the environmental sector,
namely targeting the community to achieve universal access to clean water and
sanitation by 2030 can be met. So it is necessary (WWTP) with considerations of
cleanliness, health, and safety.
Objective: to review the existence of WWTPs in Indonesia, the quality of existing
WWTPs in Indonesia, and the cost of treating WWTPs in Indonesia.
Method: comprehensive literature review. The data source used comes from Google
Review Tentang: Efektivitas Pengolahan Air Limbah
Yang Ada Di Indonesia
2022
Laili Nur Azizah, Achmad Syafiuddin 908
Scholar with a time span of 2017-2021. The articles used after the screening process
were 17 articles
Results:. only 15 provinces have IPAL services, and only 10 provinces have been
studied. The quality of WWTP from the parameters studied still does not meet the
quality standards set, the cost of WWTP maintenance is relatively cheap. The
recommendation given is that it is hoped that WWTP planning will be carried out in
locations where there is no WWTP, in order to reduce environmental pollution. It is
necessary to check the WWTP equipment at least once every 1-3 months so that the
content in the waste is treated optimally and reduces the negative impact on the river.
The monthly fee can be increased, but the local government must also supervise the
operation of the WWTP.
Conclusion: Based on previous research, the BOD and COD parameters still do not
meet the quality standards. The cost of WWTP treatment paid by residents with a
monthly fee system is still affordable, but the wastewater produced still does not meet
the quality standards
PENDAHULUAN
Saat ini, akses untuk mendapatkan air bersih sangat susah. Tahun 2019
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyatakan bahwa 2,2 miliar atau ¼ populasi dunia
kekuarangan air minum yang layak dikonsumsi, 4,2 miliar orang tidak memiliki akses
sanitasi yang layak, dan 3 miliar orang tidak memiliki fasilitas cuci tangan dasar. Hal ini
bisa terjadi karena banyak air yang sudah tercemar oleh berbagai macam limbah.
Masyarakat selalu menghasilkan limbah cair yang berasal dari aktivitas sehari-hari,
seperti mencuci piring, mandi, mencuci baju, maupun aktivitas lainnya. Limbah cair yang
tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan sekitar dan
kesehatan seperti typhus, diare, dan kolera (Iskandar, Fransisca, Arianto, & Ruslan,
2016). Berdasarkan laporan statistik lingkungan hidup tahun 2020, sebanyak 57,42%
rumah tangga yang membuang air limbah ke got, selokan, atau sungai. Sebanyak 18,71%
rumah tangga yang membuang air limbah ke lubang tanah. Sebanyak 10,26% membuang
limbah cair ke tangki septik. Sebanyak 1,67% membuang limbah cair ke sumur resapan.
Sebanyak 1,28% yang membuang air limbah melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) atau Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) (Afifah & Mangkoedihardjo,
2018).
Sustainable Development Goals (SDGs) di sektor lingkungan hidup yaitu
menargetkan masyarakat mencapai akses universal air bersih dan sanitasi, dan diharapkan
target tersebut dapat terpenuhi di tahun 2030 (Arifudin & Setiyono, 2019). Tahun 2014
Bank Dunia mengatakan bahwa 780 juta orang tidak memiliki akses air bersih, dan >2
miliar penduduk dunia tidak memiliki akses terhadap sanitasi. Sehingga mengakibatkan
ribuan nyawa melayang setiap hari dan kerugian materi hingga 7% dari PDB dunia.
Pengukuran akses sanitasi layak, akses sanitasi aman, dan persentase praktik buang air
besar sembarangan yang sangat penting untuk mengetahui tingkat pemenuhan kebutuhan
masyarakat terhadap pengelolaan air limbah domestik terkait tingkat kesehatan
masyarakat dan gambaran pencemaran air dari sumber air limbah domestik (Bappenas,
2020). Sehingga diperlukan (IPAL) dengan pertimbangan kebersihan, kesehatan, dan
keamanan (ASIA, n.d.).
Pengolahan air limbah di Indonesia menempati urutan ketiga di dunia dalam hal
kesenjangan antara permintaan dan koneksi aktual, sedangkan Jakarta menempati urutan
kedua terakhir dengan perbandingan kota-kota besar di Asia (Firdaus, Saptomo, &
Febrita, 2018). Kurangnya infrastruktur air limbah dapat memberikan dampak yang
signifikan pada kualitas air, kesehatan, dan juga produktivitas. Sebagai contoh, menurut
Volume 2, Nomor 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
909 http://sosains.greenvest.co.id
catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta 2005 terdapat 84% sampel air tanah yang
diambil sudah terkontaminasi kotoran manusia. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(BPLH) Jakarta juga menemukan sebanyak 13 sungai yang sudah tercemar (Firdaus et al.,
2018).
Limbah domestik dapat mencemari lingkungan atau badan air penerima, seperti air
tanah, drainase, sungai, dan air laut. Limbah domestik yang dihasilkan masyarakat
mengandung material organik dan anorganik. Limbah domestik dibagi menjadi dua
kategori, yaitu kakus atau Water Closet (WC) yang biasa disebut (black water), dan non
kakus yang biasa disebut (grey water). Sistem pengolahan air buangan domestik sendiri
dikelompokkan menjadi dua, yaitu sistem setempat (on-site system) dan sistem terpusat
(off-site system). Sistem setempat yaitu pengolahan air limbah yang dilakukan di dalam
lahan milik pribadi (Gafur, Fitriyanti, & Rahman, 2019). Sistem terpusat yaitu
pembuangan air limbah dari beberapa rumah yang disalurkan secara terpusat ke bangunan
sebelum dibuang ke badan perairan (Hidayah, Djalalembah, Asmar, & Cahyonugroho,
2018).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, masih ditemukan masalah terkait kualitas air
limbah yang ada di Indonesia. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan Susanthi et al,
(2018) menyatakan bahwa beberapa parameter effluent IPAL komunal yang telah
beroperasi di Kota Bogor belum memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan.
Selain itu, (Iskandar et al., 2016) menyatakan bahwa hasil analisa air limbah dari 7 lokasi
IPAL komunal yang ada di Kabupaten Sleman belum memenuhi standar baku mutu yang
telah ditetapkan. Berdasarkan uraian tersebut maka IPAL dianggap penting, karena dapat
mengurangi pecemaran terhadap lingkungan atau badan air. Oleh karena itu, tujuan dari
literature review ini adalah u ntuk menganalisis kualitas IPAL yang ada di Indonesia.
.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode literature review, sampel yang diambil pada
literature review ini menggunakan comprehensive literature review. Artikel bersumber
dari database online google scholar yang bisa diakses secara gratis. Tahap pertama
melakukan pencarian menggunakan kata kunci “kualitas IPAL di Indonesia” ditemukan
sebanyak 4170 artikel dan “biaya perawatan IPAL di Indonesia” ditemukan sebanyak
1060 artikel. Tahap kedua melakukan screening pada artikel yang telah ditemukan
dengan memperhatikan kesamaan judul dan abstrak.
Pengolahan data dilakukan dengan me-review artikel terkait pengolahan air limbah
yang ada di Indonesia. Data penelitian diambil dari temuan artikel yang direview dengan
rentan tahun 2017-2021. Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi terkait lokasi
pengolahan air limbah, kualitas pengolahan air limbah, biaya perawatan pengolahan air
limbah, perspektif dan rekomendasi terkait pengolahan air limbah berdasarkan artikel yang
sudah ditemukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keberadaan IPAL yang ada di Indonesia
Data PUPR tahun 2019 menunjukkan cakupan pelayanan IPAL yang ada di Indonesia
pada setiap provinsi.
Tabel 1.1 Tabel cakupan layanan IPAL di setiap provinsi
No.
Provinsi
Cakupan Layanan IPAL
1.
Sumatera Utara
60.000
2.
Riau
7.400
3.
Bangka Belitung
2.000
4.
DKI Jakarta
3.000
Review Tentang: Efektivitas Pengolahan Air Limbah
Yang Ada Di Indonesia
2022
Laili Nur Azizah, Achmad Syafiuddin 910
5.
Jawa Barat
3.751
6.
D.I. Yogyakarta
16.000
7.
Banten
2.000
8.
Bali
1.100
9.
Nusa Tenggara Barat
105
10.
Nusa Tenggara Timur
150
11.
Kalimantan Tengah
200
12.
Sulawesi Tenggara
200
13.
Maluku
138
14.
Maluku Utara
300
15.
Papua Barat
2.000
Sumber : Data PUPR 2019
Tabel 1 berdasarkan data PUPR tahun 2019 menunjukkan bahwa 15 dari 34
provinsi yang terdapat layanan IPAL, sedangkan 19 lainnya belum terdapat layanan
IPAL. Berdasarkan pencarian artikel, ditemukan IPAL yang telah diteliti. Lokasi tersebut
antara lain: 1. Jawa Timur: Surabaya, Malang, Sidoarjo, dan Probolinggo. 2. Jawa Barat :
Bandung, dan Bogor. 3. Jawa Tengah : Surakarta, dan Semarang. 4. DI Yogyakarta :
Sleman. 5. DKI Jakarta : Jakarta. 6. Banten : Tangerang. 7. Bali : Denpasar. 8.
Kalimantan Selatan : Banjarmasin. 9. Sulawesi Selatan : Makassar. 10. Riau : Kampar.
Lokasi IPAL yang sudah diteliti mendapatkan hasil bahwa terdapat beberapa
parameter yang belum memenuhi strandar baku mutu. Lokasi IPAL yang belum diteliti
terkait IPAL di Indonesia terdapat 24 Provinsi. Maka perlu dilakukan pendekatan untuk
mengetahui kondisi IPAL tersebut. Pendekatan dapat dilakukan dengan observasi, dan
wawancara kepada tokoh masyarakat.
Tabel 3.1 berdasarkan data PUPR tahun 2019 menunjukkan bahwa 15 dari 34 provinsi
yang terdapat layanan IPAL. Lokasi IPAL yang telah diteliti berdasarkan artikel yang
ditemukan, hanya 10 provinsi dari 34 provinsi di Indonesia yang telah dilakukan
penelitian terkait IPAL. Terdapat perbedaan data antara data PUPR dan artikel yang
ditemukan. Kementrian PUPR diharapkan bisa meninjau ulang cakupan pelayanan IPAL
yang ada di Indonesia untuk saat ini. Karena data PUPR tentang cakupan pelayanan IPAL
terakhir dibuat pada tahun 2019. Penyebaran IPAL yang ada di Indonesia berdasarkan
data yang telah di dapat :
Gambar 1.1 Peta Penyebaran IPAL yang ada di Indonesia
Keterangan:
:Lokasi yang terdapat IPAL :Lokasi yang tidak terdapat IPAL
Volume 2, Nomor 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
911 http://sosains.greenvest.co.id
Daftar Provinsi di Indonesia yang terdapat IPAL
2. Nusa Tenggara Timur
4. Kalimantan Tengah
6. Kalimantan Selatan
8. Sulawesi Tenggara
10. Sulawesi selatan
12. Maluku
14. Maluku Utara
16. Papua Barat
18. Nusa Tenggara Barat
Gambar 3.1 menunjukkan bahwa keberadaan IPAL yang ada di Indonesia belum
merata. Pembangunan IPAL sangat diperlukan guna mencegah terjadinya pencemaran
sekitar, melindungi ekosistem dan makhluk hidup yang tinggal di badan air. Berdasarkan
perda Kota Malang nomor 17 tahun 2001 tentang Konservasi Air, bahwa segala jenis
kegiatan yang menimbulkan limbah harus memiliki IPAL. Pemerintah setempat
diharapkan segera melakukan perencanaa pembangunan IPAL, agar dapat meminimalisir
pencemaran lingkungan dan dapat mendaur ulang air limbah menjadi air yang layak
pakai.
B. Kualitas IPAL yang ada di Indonesia Berdasarkan Parameter
Hasil dari proses pencarian artikel, diperoleh artikel yang sesuai dengan topik
dalam literature review ini yaitu mengidentifikasi kualitas IPAL yang ada di Indonesia
berdasarkan parameter.
Tabel 1.2 Identifikasi Kualitas IPAL yang ada di Indonesia Berdasarkan Parameter
No.
Lokasi
Parameter
Parameter yang
tidak memenuhi
baku mutu
Refrensi
1.
Kabupaten
Sleman
pH, BOD,
COD,TSS,
minyak lemak,
total coliform
Semua parameter
yang diteliti
belum memenuhi
baku mutu
(Ranudi,
2018)
2.
Kelurahan
Bendul Merisi,
Kota
Surabaya
BOD, COD,TSS,
minyak lemak
COD
(Nilandit
a et al.,
2019)
3.
Hotel Swiss-
Bell
Panakukkang
Kota
Makasar
pH,
BOD,
COD,T
SS
BOD,
COD,TSS
(Fitriyant
i et al.,
2019)
Review Tentang: Efektivitas Pengolahan Air Limbah
Yang Ada Di Indonesia
2022
Laili Nur Azizah, Achmad Syafiuddin 912
4.
Rumah
Potong
Hewan
Gadang
Kabupaten
Malang
pH, BOD,
COD,TSS,
minyak
lemak,
NH
3
-N
Semua parameter
yang diteliti
belum memenuhi
baku mutu
(Yuriski et
al.,
2018)
5.
Bojongsoang,
Bandung
pH, BOD,
COD,TSS
BOD
(Firdaus et
al.,
2018)
6.
Kota Bogor
TSS, pH, COD,
BOD,
Amonia,
Minyak
Lemak, Total
Coliform
Semua parameter
yang diteliti
belum
memenuhi baku
mutu
(Susanthi et
al.,
2018)
7.
Industri Agar-
agar di
Kabupaten
Malang
pH, BOD,
COD,TSS, NH
3
-
N,
sisa klor
BOD,
COD,TSS
(Sari &
Yuniarto,
2016)
8.
Perkantoran
Pemerintah di
Serpong
pH, BOD,
COD,TSS, NH
3
-
N,
minyak
lemak, total
coliform
COD, NH
3
-
N, minyak
lemak
(Sulistia
& Septisya,
2020)
9.
Kabupaten
Kampar
pH, BOD,
COD,TSS,
total
coliform
Semua
parameter yang
diteliti belum
memenuhi
baku mutu
(Siabu et
al.,
2020)
10.
Denpasar,
Bali
pH, BOD,TSS,
NH
3
-N,
minyak
lemak,
deterjen,
hidrogen
sulfida,
DO
pH, BOD, DO
(Rarasari et
al.,
2018)
11.
Kecamatan
Lowokwaru, Kota
Malang
BOD, COD,
TSS
Semua
parameter yang
diteliti belum
memenuhi
baku mutu
(Pitoyo et al.,
2017)
Volume 2, Nomor 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
913 http://sosains.greenvest.co.id
12.
Kecamatan
Gunung Anyar,
Kota Surabaya
BOD, NH
3
-N
Reaktor
constructed
wetland
mampuan
menurunkan nilai
BOD,
dan NH
3
-N
(Hidayah et
al.,
2018)
13.
Rumah Potong
Unggas
Penggaron,
Semarang
BOD, COD,
TSS,
NH
3
-N
BOD, COD,
dan TSS
(Nareswar
i et al.,
2019)
14.
Perkantoran X di
Jakarta
pH, BOD,
COD,TSS, NH
3
-
N,
minyak
lemak, total
coliform
BOD, dan
COD
(Arifudin
& Setiyono,
2020)
15.
Puskesmas
Taman,
Sidoarjo
Suhu, pH, BOD,
COD,TSS, NH
3
-
N,
PO
4
, MPN kuman
NH
3
-N, PO
4
,
MPN kuman
(Febrianti et
al.,
2021)
Table 2 menunjukkan hasil identifikasi kualitas IPAL yang ada di Indonesia.
Terdapat 15 artikel yang menggambarkan kualitas IPAL. Kualitas IPAL
berdasarkan baku mutu yang diteliti masih terdapat parameter yang belum memenuhi
baku mutu.
Tahun 2015 tercatat ada sebanyak 52 unit IPAL komunal yang sudah dibangun,
dengan upaya meminimalisir pencemaran air limbah domestik yang ada di Kota Bogor.
Seluruh IPAL komunal yang ada di Kota Bogor menggunakan teknologi ABR. Sebagai
upaya pengendalian pencemaran, kualitas efluen IPAL komunal dipantau setiap satu
tahun sekali oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor. Lokasi Ipal komunal yang
diteliti adalah Ipal komunal dan MCK++ dari Kelompok Swadaya Masyarakat/ KSM
Amanah (Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur), KSM Rosella (Kelurahan
Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan), dan KSM Cipendek Indah (Kelurahan Bubulak,
Kecamatan Bogor Barat). IPAL komunal KSM Amanah, Rosella, dan Cipendek Indah
merupakan IPAL komunal yang dibangun sekitar tahun 2010 2013. IPAL KSM
Amanah dan Rosella pernah dilakukan 1 kali penyedotan tinja sedangkan IPAL Cipendek
Indah belum pernah dilakukan penyedotan (Susanthi et al., 2018). Analisis yang telah
dilakukan memperoleh hasil bahwa semua parameter yang diteliti belum memenuhi baku
mutu (Mulyana & Purnaini, 2011).
Desa Siabu merupakan salah satu Desa yang ada di Kabupaten Kampar yang
berstatus sebagai penerima dana hibah pembangunan IPAL komunal dari APBN Tahun
Anggaran 2017. Kapasitas IPAL Komunal KSM Siabu Sehat 48m3/hari dan pengguna
manfaat sebanyak 60 Kepala Keluarga. Kualitas Air Limbah (inlet dan outlet) IPAL
Komunal di Desa Siabu Kecamatan Salo Kabupaten Kampar berdasarkan parameter yang
diteliti menunjukkan bahwa semua parameter belum memenuhi baku mutu (Nareswari,
Nurjazuli, & Joko, 2019).
Review Tentang: Efektivitas Pengolahan Air Limbah
Yang Ada Di Indonesia
2022
Laili Nur Azizah, Achmad Syafiuddin 914
IPAL komunal di Kota Malang yang terletak di Kelurahan Tlogomas Kecamatan
Sukun seharusnya melayani 350 jiwa, tetapi pada kenyataanya IPAL ini melayani 96
kepala keluarga yang memiliki 480 jiwa. IPAL Komunal Tlogomas ini termasuk IPAL
Komunal yang over capacity atau melebihi kapasitas perencanaan pengguna. Hasil
pengujian kualitas air limbah IPAL komunal Tlogomas hanya parameter TSS yang telah
memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan (Nilandita, Pribadi, Nengse, Auvaria, &
Nurmaningsih, 2019).
Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan Bakti & Herumurti pada tahun
2016 terdapat 10 IPAL komunal yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Surabaya,
dan terdapat 40 unit fasilitas sanitasi. Terdapat 7 unit (18%) fasilitas yang terbengkalai, 7
unit (18%) fasilitas yang kurang dijalankan, dan 24 unit (64%) fasilitas yang sedang
dijalankan. Salah satu wilayah yang mempunyai IPAL komunal adalah RT 2, RW 12
Kelurahan Bendul Merisi Kecamatan Wonocolo. Efisiensi penyisihan untuk ABR pada
parameter BOD ,dan COD pada IPAL di RT 2 RW 12 tidak efisien, menurut SNI-8455:
2017 efisiensi penyisihan BOD sebesar 70-95%, dan efisiensi COD sebesar 65-90%.
Kualitas effluen IPAL komunal di RT 2, RW 12 hanya parameter COD yang belum
memenuhi baku mutu (Pitoyo, Hendriarianti, & Karnaningroem, 2017).
Terdapat 6 lokasi IPAL komunal di Kabupaten Sleman yang diteliti (Ranudi,
2018), diantaranya yaitu:
1. Sambirejo, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan yang dibangun pada bulan
Desember tahun 2013, dan melayani 186 KK. Kondisi eksistensinya kurang baik,
kurang terawat, dan terdapat tanaman liar yang tumbuh di sekitar IPAL.
2. Babadan, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak yang dibangun pada tahun
2014 dan melayani 78 KK. Kondisi eksistingnya cukup baik, bersih, dan juga
terawat.
3. Bandulan, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik yang dibangun pada tahun 2015
dan melayani 150 KK. Kondisi eksistingnya cukup baik, bersih, dan juga terawat.
4. Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak melayani 50 KK, dan sudah berdiri
selama 4 tahun. Kondisi eksistingnya kurang baik, kurang terawat, dan terdapat
tumpukan daun kering di selokan sekitar IPAL.
5. Jowah, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean yang dibangun pada tahun 2013, dan
melayani 50 KK. Kondisi eksistingnya cukup baik, bersih, dan juga terawat.
6. Ganjuran, Desa Sidorejo, Kecamatan Godean yang dibangun pada tahun 2014,
dan melayani 100 KK. Kondisi eksistingnya cukup baik, bersih, dan juga terawat.
7. Gancahan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Godean. Kondisi eksistensinya kurang
baik, kurang terawat, dan terdapat tumbuhan liar yang mengelilingi IPAL.
Kualitas parameter pada IPAL komunal hanya parameter pH yang telah
memenuhi baku mutu. Ipal Kota Bandung dibagun melalui proyek BUDP Dewi Sartika
tahap I dan II dalam rangka penataan sanitasi lingkungan di Kota Bandung yang dikelola
oleh PDAM Kota Bandung. Ipal ini mempunyai kapasitas ± 243.000 m3 dan dapat
melayani ± 400.000 jiwa penduduk untuk daerah pelayanan Bandung Timur, Bandung
Tengah, dan Bandung Selatan. Instalasi ini dijalankan dengan proses melalui sistem
kolam stabilisasi yang sangat bergantung kepada faktor alam. Hasil pengukuran
konsentrasi hanya parameter COD dan pH yang memenuhi baku mutu (Firdaus et al.,
2018). Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Suwung-Denpasar, Bali merupakan
bagian dari Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) yang merupakan proyek
pembangunan sistem perpipaan air limbah terpusat, yang mencakup Kota Denpasar dan
Kabupaten Badung. Penyaluran air limbah yang masuk dari Sanur dan Kuta akan
dipompa melalui stasiun pompa. Sedangkan limbah dari Denpasar tidak memerlukan
Volume 2, Nomor 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
915 http://sosains.greenvest.co.id
saluran pompa karena penyaluran tersebut sepenuhnya dilakukan dengan sistem gravitasi.
Kualitas air limbah yang telah diteliti menunjukkan bahwa hanya parameter pH, BOD,
dan DO yan belum memenuhi baku mutu (Prihatiningsih & Haryono, 2019).
Hotel Swiss-Bel Panakukkang sebagai salah satu hotel berbintang yang ada di
Kota Makassar yang mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sehingga
limbah yang dihasilkan meskipun telah diolah, namun tetap dikhawatirkan mengandung
bahan yang berbahaya yang memiliki potensi dampak penting terhadap penurunan
kualitas lingkungan dan secara langsung memiliki potensi bahaya kesehatan bagi
penduduk sekitar hotel. Berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Makassar dibawah pengawasan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Kota Makassar pada bulan agustus tahun 2016 terhadap pengujian air limbah
Hotel Swiss-Bel Panakkukang memperoleh hasil, bahwahanya parameter pH yang sesuai
dengan baku mutu (Ranudi, 2018). Air olahan IPAL Gedung Perkantoran X yang ada di
Jakarta sebagian besar masih diatas baku mutu air limbah domestik (Permen LHK No. 68
Tahun 2016). Berdasarkan hasil pengukuran IPAL di laboratorium pada sampel, hanya
parameter pH dan minyak lemak yang memenuhi baku mutu (Rarasari, Restu, &
Ernawati, 2019).
Puskesmas Taman yang terletak di Kabupaten Sidoarjo menggunakan IPAL
dengan sistem Biofilter dengan menggunakan metode Biological System melalui
kombinasi proses anaerob dan proses aerob. Hasil uji laboratorium pada tahun 2018 dan
2019 menurut Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 27 Tahun 2013 tentang Baku Mutu
Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Rumah Sakit menunjukkan bahwa terdapat
parameter yang sudah memenuhi dan belum memenuhi standar baku mutu yang
ditetapkan. Tahun 2018 menunjukkan parameter pH, BOD, COD, dan TSS sudah
memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan. Tahun 2019 hanya parameter COD
pada bulan Juli yang tidak memenuhi standar baku mutu, sedangkan parameter yang lain
sudah memenuhi standar baku mutu.
Perkantoran pemerintah di Serpong menggunakan IPAL dengan sistem biofilter
aerob-anaerob yang bekerja secara biologis dengan keuntungan lebih murah, penurunan
kadar pencemar yang cukup signifikan, seta ramah bagi lingkungan. Peraturan kualitas
parameter yang digunakan sebagai acuan yaitu Permen LHK No. 68 Tahun 2016 tentang
Baku Mutu Limbah Domestik. Hasil uji parameter sampel air limbah menunjukkan
bahwa hanya parameter COD, NH3-N, dan minyak lemak yang belum memenuhi baku
mutu (Arifudin & Setiyono, 2019).
Rumah Potong Hewan (RPH) Gadang Kota Malang merupakan tempat
pemotongan hewan untuk wilayah Malang Kota dan sekitarnya, yang dibangun sejak
tahun 1937 dan mulai beroperasi pada tahun 1938 hingga saat ini. RPH Gadang memiliki
rata-rata pemotongan sebanyak 35 ekor setiap harinya. Hasil uji parameter di
laboratorium jika dibandingkan dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 27 Tahun
2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha lainya menunjukkan bahwa hanya
parameter COD yang tidak memenuhi standar baku mutu (Sari, 2016). Rumah
Pemotongan Unggas (RPU) Penggaron Kota Semarang menggunakan IPAL dengan
sistem anaerob. Hasil uji parameter menunjukkan bahwa hanya parameter BOD yang
memenuhi baku mutu (Susanthi, Purwanto, & Suprihatin, 2018).
IPAL di Indonesia sebagian besar menggunakan teknologi Anaerobic Baffled
Reactor (ABR). Konfigurasi ABR dinilai relatif stabil terhadap tekanan hidraulik dan
kondisi dimana terjadi pemasukan bahan organik secara mendadak (Susanthi et al., 2018).
Sistem ABR telah banyak diaplikasikan dalam mengolah limbah domestik skala komunal
sesuai dengan berbagai pertimbangan aspek kelayakan teknik, sosial, dan lingkungan.
ABR memiliki biaya desain yang sederhana, mudah dioperasikan, modal yang rendah,
Review Tentang: Efektivitas Pengolahan Air Limbah
Yang Ada Di Indonesia
2022
Laili Nur Azizah, Achmad Syafiuddin 916
dan biaya operasi yang murah. Tetapi tidak selamanya IPAL komunal dengan sistem
ABR memiliki kinerja yang optimal dalam menurunkan kadar polutan air limbah
domestik. Beberapa Kota/Kabupaten yang menggunakan Ipal dengan sistem ABR yaitu
Kota Bogor, Kabupaten Kampar, Kota Malang di Kelurahan Tlogomas, dan Kota
Surabaya di RT 2, RW 12 Kelurahan Bendul Merisi.
Parameter kualitas air merupakan pengukuran standar air yang bersih, tidak
tercemar, dan bebas bahan kimia yang berbahaya. Pengukuran parameter yang sering
digunakan yaitu parameter BOD, COD, TSS, DO, dan pH. Parameter air jika melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dapat membahayakan kesehatan
masyarakat dan lingkungan sekitar.
Perbedaan kualitas IPAL di setiap lokasi penelitian dapat berbeda dikarenakan
tidak dilakukan perawatan IPAL seperti, pengurasan pada reaktor biofilter, dan
pergantian pipa. IPAL yang tidak dilakukan perawatan secara rutin dapat menurunkan
kinerja pengoperasian IPAL. Kualitas air limbah yang baik berdasarkan pembahasan di
atas terdapat di Kelurahan Bendul Merisi Kota Surabaya, Kecamatan Bojongsoang
Kecamatan Bandung, Perkantoran Pemerintah yang ada di Kecamatan Serpong, Kota
Denpasar, dan Puskesmas Taman Kabupaten Sidoarjo. Air limbah yang dihasilkan sesuai
dengan klasifikasi air kelas tiga dan kelas empat. Air kelas tiga yaitu air yang berfungsi
untuk budidaya ikan air tawar, peternakan, dan air untuk mengairi pertanaman.
Sedangkan air kelas empat yaitu berfungsi untuk mengairi pertanaman saja.
C. Biaya perawatan IPAL yang ada di Indonesia
Hasil dari proses pencarian artikel, diperoleh artikel yang sesuai dengan topik
dalam literature review ini yaitu mengidentifikasi biaya perawatan IPAL yang ada di
Indonesia.
Tabel 3 Identifikasi Biaya Perawatan IPAL yang ada di Indonesia
No.
Lokasi
Biaya
Refrensi
1.
Kabupaten Sleman
Rp. 2.000 Rp. 10.000
per bulan
(Ranudi, 2018)
2.
Kelurahan Bendul
Merisi, Kota Surabaya
Rp. 5.000 per bulan
(Nilandita et al.,
2019)
3.
Kecamatan
Lowokwaru, Kota
Malang
Rp. 30.000 per bulan
(Pitoyo et al.,
2017)
4.
Puskesmas Taman,
Sidoarjo
Rp. 5.232 Rp. 42.009
per m
3
, per bulan
(Febrianti et al.,
2021)
5.
Cv Proma Tun,
Probolinggo
Rp. 246.000 per bulan
(Prihatiningsih
& Haryono,
2019)
Tabel 1.3 menunjukkan hasil identifikasi biaya perawatan IPAL yang ada di
Indonesia. Terdapat 5 artikel yang menggambarkan biaya yang harus dibayar untuk
perawatan IPAL. Biaya operasional IPAL di Industri tahu CV Proma Tun Probolinggo
terdiri dari upah tenaga kerja IPAL sebagai operator yang diberikan setiap bulan sebesar
Rp. 200.000, biaya pengecatan gas holder setiap tahun sebesar Rp. 100.000, dan biaya
perawatan setiap 5 tahun sekali sebesar Rp. 2.276.116. Dari hasil analisis kelayakan
investasi dari aspek ekonomi, dimana nilai NPV positif, yaitu sebesar Rp. 58.249.000
yang berarti besarnya keuntuntungan yang akan diterima CV Proma Tun Probolinggo
selama 10 tahun kedepan. Perhitungan Payback Period (PP), waktu yang dibutuhkan
Volume 2, Nomor 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
917 http://sosains.greenvest.co.id
untuk pengembalian investasi IPAL biogas adalah 5 tahun 10 bulan 20 hari, waktu yang
dibutuhkan tersebut cukup singkat karena tidak mendekati ataupun melampaui umur
ekonomis gas holder yaitu 10 tahun (Yuriski, 2018).
IPAL komunal yang ada di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota
Malang dibangun oleh beberapa pihak antara lain Urban Sanitation and Rural
Infrastructure (USRI), PKK Kota, Bank dunia, Pinjaman ADB (Asian Development
Bank), atau Swadaya masyarakat sendiri yang membangun IPAL Komunal untuk
mengolah limbah domestik. Warga Kota Malang yang telah membangun fasilitas tempat
buang air besar dengan biaya sendiri/mandiri mencapai 76,32%, sementara 21,45%
menggunakan fasilitas buang air besar bersama dengan keluarga lain, dan sebanyak
1,29% menggunakan fasilitas umum atau IPAL Komunal. Biaya retribusi pengolahan air
limbah sebesar Rp 3000 setiap bulan. Hal ini disebabkan pengguna IPAL Komunal secara
umum adalah orang dengan tingkat pendapatan rendah dan tingkat pendidikan yang juga
rendah. Keberadaan IPAL Komunal bagi masyarakat sangat berguna dikarenakan
sebagian besar warga masih belum memiliki WC ataupun septic tank yang
memadai(Pitoyo et al., 2017).
IPAL komunal di RT 2 RW 12 Kelurahan Bendul Merisi Kecamatan Wonocolo
Kota Surabaya dibangun pada tahun 2014 dan didanai oleh ADB dengan jumlah dana
sebesar Rp. 350.000.000 juta. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan IPAL dan
sambungan pipa di rumah warga, sedangkan untuk pengelolaan dan pemeliharaan IPAL
ditanggung oleh masyarakat. Terdapat 42 sambungan rumah dengan cakupan layanan 65
KK dan realisasi jumlah pemanfaat adalah 264 jiwa. Bangunan IPAL dibangun di bawah
jalan gang karena keterbatasan lahan. Besaran iuran di RT 2 RW 12 Kelurahan Bendul
Merisi adalah Rp 5000 per bulan (Nilandita et al., 2019).
Biaya jangka panjang dari IPAL yang ada di Puskesmas Taman meliputi data
biaya pembangunan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk investasi awal pembangunan
IPAL. Biaya operasional dari estimasi biaya yang meliputi gaji karyawan, biaya listrik,
dan lain sebagainya. Perhitungan total pengeluaran pada tahun ke satu yaitu didapatkan
total pengeluaran sebesar Rp 329,981,288. Dan pada tahun ke-2 hingga tahun ke-10
sebesar Rp 117,981,288. Dimana tahun ke-2 sampai tahun ke-10 total pengeluaran sama
dikarenakan pada tahun ke-1 terdapat biaya investasi awal untuk pembangunan IPAL.
Debit air limbah pada Puskesmas untuk satu bulan sebesar 693 m3. Menurut sumber dari
Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) menginformasikan bahwa layanan
pembuangan air limbah untuk biaya atau harga dari per m3 berkisar antara Rp 5.232 - Rp
42.009 (Febrianti et al, 2021). IPAL komunal di Kabupaten Sleman yang ditarik dari
masing-masing tempat tidak sama. Jumlah iuran yang ditarik adalah mulai dari Rp 2.000
sampai Rp. 10.000 per bulan. Tetapi pada Dusun Gancahan tidak ada penarikan iuran
rutin IPAL Komunal yang dilakukan, karena warga hanya ditarik uang iuran harian untuk
kas desa Rp 500,- per hari (Ranudi, 2018).
Biaya perawatan IPAL di Kota Bandung sebesar 30% dari tagihan air. Operator
memperoleh keuntungan karena menghasilkan pendapatan yang relatif tinggi. Sedangkan
masyarakat yang saluran ipalnya tidak terhubung dengan PDAM merasa dirugikan,
karena membayar untuk sesuatu yang tidak mereka dapatkan. Biaya perawatan di Kota
Medan sebesar Rp. 15. 000 per bulan, dan ditanggungkan kepada semua pelanggan
PDAM. Biaya perawatan di Kota Banjarmasin, sebesar Rp. 73.000 per bulan, sedangkan
di Yogyakarta biaya perawatan hanya Rp. 774 perbulan. Di Tangerang dan Balikpapan
pelanggan tidak membayar sama sekali (Usaid, 2006).
Pembangunan IPAL sebagian besar dibiayai oleh pinjaman dari donor (Bank
Dunia, ADB, Jepang, dll), baik yang diberikan atau dipinjamkan kepada pemerintah
daerah. Kota Surabaya menggunakan dana dari pemerintah, dengan pendanaan yang
Review Tentang: Efektivitas Pengolahan Air Limbah
Yang Ada Di Indonesia
2022
Laili Nur Azizah, Achmad Syafiuddin 918
berasal dari ADB. Hanya Cirebon dan Kota Bandung yang menanggung pinjaman
sedangkan sisanya menerima hibah (Usaid, 2006).
Biaya perawatan pada setiap lokasi IPAL berbeda, sebagian besar sistem
pembayaran yang diterapkan di Indonesia berupa iuran. Karena kapasitas IPAL dan
jumlah penduduk di setiap lokasi berbeda, maka biaya yang ditanggungkan pada
masyarakat berbeda di setiap lokasinya. Pembayaran yang paling standar yaitu dengan
membayar setiap m3 di setiap bulannya, seperti pembayaran yang dilakukan di Puskesma
Taman Sidoarjo.
D. Rekomendasi
Lokasi keberadaan IPAL di Indonesia sudah banyak ditemui, berdasarkan Perda
Kota Malang nomor 17 tahun 2001 tentang Konservasi Air, bahwa segala jenis kegiatan
yang menimbulkan limbah harus memiliki instalasi pengolahan air limbah. Lokasi yang
belum terdapat IPAL diharapkan dapat segera dilakukan perencanaan IPAL. Masyarakat
diharapkan dapat menjaga lingkungan di sekitar IPAL yang telah diteliti, agar IPAL tetap
bersih dan terawat.
Kualitas air limbah yang dihasilkan diharapkan bisa memenuhi baku mutu yang
telah ditetapkan, yaitu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 68 tahun 2016.
Dengan nilai pH 6-9, BOD 30 Mg/L, COD 100 Mg/L, TSS 50 Mg/L, dan total coliform
3000 ml. Sehingga pengelolah IPAL perlu melakukan pengecekan alat IPAL minimal 1-3
bulan sekali agar kandungan dalam limbah terolah dengan maksimal dan mengurangi
dampak negatif pada sungai(Yuriski, 2018). Melakukan pengurasan pada bak kontrol dan
bak inlet agar sampah padat yang tersaring pada screening tidak menyumbat aliran air
limbah (Ranudi, 2018).
Biaya perawatan IPAL yang ditanggungkan terhadap masyarakat sekitar Rp.
2.000 Rp. 37.000 setiap bulan, sedangkan biaya perawatan pada IPAL puskesmas
sekitar Rp. 5.232 Rp. 42.009 per m3 setiap bulan, dan biaya perawatan pada CV sekitar
Rp. 246.000. Biaya yang telah dibayarkan setiap bulannya ini relatif murah, dan kualitas
air limbah yang dihasilkan juga masih belum memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
Biaya iuran setiap bulannya dapat dinaikkan, tetapi pemerintah setempat juga harus
mengawasi operasional IPAL, seperti mengganti bak atau pipa yang telah berkarat, dan
mengingatkan masyarakat setempat untuk melakukan pengurasan secara berkala.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian review tentang efektifitas pengolahan air limbah yang
ada di Indonesia yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa;
Keberadaan IPAL di Indonesia masih belum merata keseluruh provinsi yang ada di
Indonesia, namun keberadaan IPAL yang ada telah banyak diteliti.kualitas IPAL
berdasarkan parameter yang diteliti, menunjukkan hampir semua parameter yang diuji
tidak memenuhi standar baku mutu yang digunakan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan sebelumnya, parameter BOD dan COD yang masih belum memenuhi baku
mutu. Biaya perawatan IPAL yang dibayar warga dengan sistem iuran setiap bulan masih
terjangkau, namun air limbah yang dihasilkan masih belum memenuhi baku mutu.
BIBLIOGRAFI
Afifah, Yuridna, & Mangkoedihardjo, Sarwoko. (2018). Studi Literatur Pengolahan Air
Limbah Menggunakan Mixed Aquatic Plants. Jurnal Teknik Its, 7(1), F228F232.
Arifudin, Arifudin, & Setiyono, Setiyono. (2019). Evaluasi Instalasi Pengolahan Air
Limbah (Ipal) Gedung Perkantoran X Di Jakarta. Jurnal Rekayasa Lingkungan,
12(2).
Volume 2, Nomor 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
919 http://sosains.greenvest.co.id
Asia, Linking Water Operators Throughout. (N.D.). A Rapid Assessment Of Septage
Management In Asia.
Firdaus, Muhammad Ihsan, Saptomo, Satyanto Krido, & Febrita, Joana. (2018). Evaluasi
Kinerja Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Bojongsoang Bandung. Jurnal Teknik
Sipil Dan Lingkungan, 3(1), 3548.
Gafur, Abd, Fitriyanti, Aninditta Putri, & Rahman, Rahman. (2019). Pengolahan Dan
Kualitas Limbah Cair Hotel Swiss-Bell Panakukkang Di Kota Makassar Tahun
2017. Celebes Enviromental Science Journal, 1(1), 1320.
Hidayah, Euis Nurul, Djalalembah, Andrysah, Asmar, Gina Aprilliana, & Cahyonugroho,
Okik Hendriyanto. (2018). Pengaruh Aerasi Dalam Constructed Wetland Pada
Pengolahan Air Limbah Domestik. J Ilmu Lingkung, 16(2), 155.
Iskandar, Sofyan, Fransisca, I., Arianto, E., & Ruslan, A. (2016). Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik-Terpusat Skala Permukiman. Jakarta: Kementerian Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat.
Mulyana, Yunita, & Purnaini, Rizki. (2011). Pengolahan Limbah Cair Domestik Untuk
Penggunaan Ulang (Water Reuse). Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah,
1(1).
Nareswari, Santya, Nurjazuli, Nurjazuli, & Joko, Tri. (2019). Evaluasi Kinerja Instalasi
Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Lumpur Aktif (Activated Sludge) Di
Rumah Pemotongan Unggas Penggaron Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip), 7(4), 3442.
Nilandita, Widya, Pribadi, Arqowi, Nengse, Sulistiya, Auvaria, Shinfi Wazna, &
Nurmaningsih, Dyah Ratri. (2019). Studi Keberlanjutan Ipal Komunal Di Kota
Surabaya: Studi Kasus Di Rt 02 Rw 12 Kelurahan Bendul Merisi Kota Surabaya.
Jurnal Kesehatan Lingkungan, 4(2), 4654.
Pitoyo, Edya, Hendriarianti, Evy, & Karnaningroem, Nieke. (2017). Evaluasi Ipal
Komunal Pada Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Jurnal
Purifikasi, 17(1).
Prihatiningsih, Tri, & Haryono, Haryono. (2019). Analisis Kelayakan Pengoperasian
Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) Cv Proma Tun Probolinggo. Jurnal Intake:
Jurnal Penelitian Ilmu Teknik Dan Terapan, 10(1), 2634.
Ranudi, Ratnawilis Safisani E. N. O. (2018). Evaluasi Pengelolaan Ipal Komunal Di
Kabupaten Sleman.
Rarasari, Desak Made Goldyna, Restu, I. Wayan, & Ernawati, Ni Made. (2019).
Efektivitas Pengolahan Limbah Domestik Di Instalasi Pengolahan Air Limbah
(Ipal) Suwung-Denpasar, Bali. Journal Of Marine And Aquatic Sciences, 5(2), 153
163.
Sari, Adelia Puspita. (2016). Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) Industri
Agar-Agar. Jurnal Teknik Its, 5(2), D92D97.
Susanthi, Dhama, Purwanto, Mohammad Yanuar, & Suprihatin, Suprihatin. (2018).
Evaluasi Pengolahan Air Limbah Domestik Dengan Ipal Komunal Di Kota Bogor.
Jurnal Teknologi Lingkungan, 19(2), 229238.
Yuriski, Ryan Isra’. (2018). Studi Evaluasi Kelayakan Sistem Instalasi Pengolahan Air
Limbah (Ipal) Rumah Potong Hewan Rph) Gadang Kabupaten Malang. Universitas
Brawijaya.
Review Tentang: Efektivitas Pengolahan Air Limbah
Yang Ada Di Indonesia
2022
Laili Nur Azizah, Achmad Syafiuddin 920
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.