Analisis Faktor Yang Memengaruhi Pelaksanaan
Keselamatan Pasien (Studi Kasus Instalasi Poli Jantung
Rumah Sakit X)
Artha Ferninda Oktavian, Budhi Setianto 838
Indikator ketiga adalah meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai. Hasil penelitian ini dapat diinformasikan bahwa dari perawat telah
melaksanakan meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai secara baik.
Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai adalah bagian dari rencana
yang penting untuk memastikan keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu diwaspadai
adalah obat yang presentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan dan kejadian
sentinel, obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan, demikian
pula obat-obatan yang tampak mirip (nama, rupa atau ucapan mirip, atau look-alike-
sound-alike/ LASA) Kementerian Kesehatan RI (2017).
Indikator keempat adalah memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur
yang benar, dan pembedahan pada pasien yang benar. Hasil penelitian ini dapat
diinformasikan bahwa dari perawat telah melaksanakan memastikan lokasi pembedahan
yang benar, prosedur yang benar, dan pembedahan pada pasien yang benar secara baik.
Kementerian Kesehatan RI (2017) menyebutkan bahwa salah lokasi, prosedur, salah
pasien operasi merupakan sesuatu yang mengkhawatirkan dan sering terjadi akibat
komunikasi tidak efektif. Di samping itu ada pula faktor yang sering terjadi yaitu
pengkajian yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat, serta
budaya yang tidak mendukung komunikasi antar anggota tim bedah.
Indikator kelima adalah mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan.
Hasil penelitian ini dapat diinformasikan bahwa dari perawat telah mengurangi risiko
infeksi akibat perawatan kesehatan secara baik. Kemenkes (2011) menyampaikan bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nasokomial adalah kemampuan
perawat dalam menerapkan teknik aseptik, selain itu hand hygiene juga merupakan aspek
yang harus diperhatikan. Oleh karena itu, diperlukan peran aktif dari perawat untuk
memperhatikan lingkungan yang aman bagi pasien sehingga terhindar dari bahaya infeksi
nasokomial di rumah sakit. Perawat telah berupaya melakukan cuci tangan sesuai standar
WHO, terutama saat lima momen yaitu saat sebelum dan setelah menyentuh pasien,
kontak dengan lingkungan pasien, terpapar cairan pasien dan sebelum melakukan
tindakan invasive. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan pengurangan infeksi sebagian
besar telah terlaksana dengan baik
Indikator keenam adalah mengurangi risiko cidera pasien akibat terjatuh. Hasil
penelitian ini dapat diinformasikan bahwa dari perawat telah melakukan upaya
mengurangi risiko cidera pasien akibat terjatuh secara baik. Perawat telah melakukan
pengkajian awal, pengkajian ulang pada pasien resiko jatuh. Perawat mengkategorikan
tingkat atau level pasien resiko jatuh dan berupaya melakukan prosedur pencegahan
pasien jatuh seperti memasang pagar pengaman, penerangan cukup dan mengupayakan
lantai tidak basah. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan pencegahan pasien jatuh
sebagian besar telah terlaksana dengan baik.
C. Analisis pengaruh dari faktor pengetahuan terhadap pelaksanaan
keselamatan pasien pada perawat di instalasi poli jantung Rumah Sakit X
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pengetahuan
terhadap pelaksanaan keselamatan pasien pada Perawat yang pernah melakukan
perawatan pasien di Instalasi Poli Jantung Rumah Sakit X Tahun 2022. Pengetahuan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara pendidikan, pengalaman, dan usia. Begitu juga
dengan pengalaman bahwa dengan belajar dalam bekerja maka semakin berkembang
pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Pengalaman perawat untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam melaksankan pelayanan keselamatan pasien
.pengetahuan bisa didapati dari pelatihan keselamatan pasien yang pernah diikuti oleh
perawat (Sunaryo, 2015). Pengetahuan tentang penerapan keselamatan pasien merupakan