1003
http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 2 NOMOR 9 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAUN GAMAL TERHADAP
PERTUMBUHAN RUMPUT GAJAH MINI
Maulidya Nanda Nur Illah
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur.
Email : maulidyannd15@gmail.com
Kata Kunci:
Pupuk
Organik Cair,
Daun Gamal,
Pertumbuhan
Rumput,
Gajah Mini
Keywords:
Gamal Leaf
Liquid Organic
Fertilizer ,
Mini Elephant
Grass Growth
ABSTRAK
Latar Belakang: Rumput gajah mini termasuk jenis rumput unggul karena memiliki
kemampuan produksi yang tinggi yaitu 49,39-57,71 ton/ha dalam sekali panen sehingga
berpotensi untuk dibudidayakan sebagai pakan ternak. Kegiatan budidaya pakan ternak
membutuhkan perlakuan pemupukan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam
tanah. Pupuk yang digunakan memanfaatkan bahan baku dari campuran daun gamal, air
cucian beras, gula aren, dan EM4.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemberian berbagai
konsentrasi pupuk organik cair daun gamal terhadap pertumbuhan rumput gajah mini.
Metode : Jenis penelitian ini adalah eksperimental menggunakan rancangan acak
kelompok (RAK). Penelitian ini terdiri atas 6 perlakuan dengan 4 kali ulangan sehingga
terdapat 24 percobaan. Pertumbuhan rumput gajah mini yang diamati meliputi tinggi
tanaman, panjang daun, lebar daun, dan jumlah daun. Data parameter tinggi tanaman
dan panjang daun dianalisis secara statistik menggunakan uji anova. Data parameter
lebar daun dan jumlah daun dianalisis secara statistik menggunakan uji Kruskal wallis
Hasil: Hasil analisis statistik memiliki nilai sig ≤0,05 menunjukkan bahwa ada
perbedaan pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik cair daun gamal terhadap
tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, dan jumlah daun rumput gajah mini.
Kesimpulan: Penggunaan pupuk organik cair daun gamal dengan konsentrasi 8%
mempunyai hasil pertumbuhan rumput gajah mini tertinggi dengan rata-rata tinggi
tanaman 47,8 cm, panjang daun 36,7 cm, lebar daun 1,5 cm, dan jumlah daun 21,4 helai.
ABSTRACT
Background: Mini elephant grass is a superior type of grass because it has a high
production capacity of 49.39-57.71 tons/ha in one harvest so that it has the potential to
be cultivated as animal feed. Animal feed cultivation activities require fertilization
treatment to increase the availability of nutrients in the soil. The fertilizer used utilizes
raw materials from a mixture of gamal leaves, rice washing water, palm sugar, and
EM4.
Objective: This study aims to determine the differences in the application of various
concentrations of liquid organic fertilizer of Gamal leaves on the growth of mini
elephant grass.
Methods: This type of research is experimental using a randomized block design (RAK).
This study consisted of 6 treatments with 4 replications so that there were 24 trials. The
growth of mini elephant grass that was observed included plant height, leaf length, leaf
width, and number of leaves. Parameter data of plant height and leaf length were
statistically analyzed using the ANOVA test. Parameter data for leaf width and number
of leaves were statistically analyzed using the Kruskal wallis . test
Pemberian Pupuk Organik Cair Daun Gamal Terhadap
Pertumbuhan Rumput Gajah Mini
2022
1004
Results: The results of statistical analysis had a sig value of 0.05, indicating that there
were differences in the application of various concentrations of liquid organic fertilizer
on gamal leaves to plant height, leaf length, leaf width, and leaf number of mini elephant
grass.
Conclusion: The use of liquid organic fertilizer with 8% concentration of gamal leaves
has the highest growth yield of mini elephant grass with an average plant height of 47.8
cm, leaf length 36.7 cm, leaf width 1.5 cm, and number of leaves 21.4 sheet.
PENDAHULUAN
Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemeliharaan hewan
ruminansia. Pakan dibutuhkan bagi hewan tersebut agar dapat bertahan hidup. Pakan yang
diberikan pada hewan ternak ruminansia umumnya berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan
merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia. Pernyataan tersebut memiliki
kesesuaian dengan (De Araujo, Un, Koten, Randu, & Wea, 2019) yang mengatakan bahwa
hampir 90% pakan ternak berasal dari hijauan, sedangkan sisanya berasal dari konsentrat
dan pakan tambahan. Hijauan pakan ternak (HPT) adalah pakan yang berasal dari tanaman
maupun tumbuhan. Hijauan dijadikan sebagai pakan ternak utama bagi hewan ruminansia
karena memiliki kandungan serat kasar yang tinggi (Berliana, Sihombing, Khairani, &
Wahyudi, 2021). Hijauan yang diberikan pada ternak ruminansia terdiri atas rumput dan
leguminosa. Kebutuhan akan hijauan pakan ternak meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah populasi ternak. Peningkatan jumlah populasi ternak tidak sebanding
dengan ketersediaan hijauan pakan ternak. Ketersediaan hijauan pakan ternak yang tidak
memadai menjadi salah satu kendala dalam melakukan pengembangan suatu usaha
peternakan. Upaya dalam mengatasi kendala tersebut dapat dilakukan dengan cara
membudidayakan hijauan pakan ternak.
Keterbatasan dalam kegiatan budidaya pakan ternak adalah kondisi iklim. Musim
kemarau yang panjang dengan lahan kering menjadi permasalahan utama dalam melakukan
kegiatan tersebut. Dengan begitu, perlu dilakukan pemilihan spesies tanaman yang tahan
terhadap kekeringan. Salah satu hijauan pakan ternak yang tahan terhadap kekeringan
adalah rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott). Rumput tersebut termasuk
jenis rumput unggul karena memiliki kemampuan produksi yang tinggi yaitu 49,39 sampai
57,71 ton/ha dalam sekali panen. Rumput gajah mini mempunyai kandungan nutrisi yang
cukup tinggi dibandingkan jenis rumput gajah lainnya. Selain itu, rumput gajah mini
mempunyai tingkat palatabilitas yang tinggi bagi ternak ruminansia sehingga berpotensi
untuk dibudidayakan sebagai pakan ternak (De Araujo et al., 2019).
Kegiatan budidaya pakan ternak sangat dipengaruhi faktor tingkat kesuburan tanah.
Salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan kegiatan
pemupukan (Oviyanti, Syarifah, & Hidayah, 2016). Perlakuan pemupukan dapat
mempercepat pertumbuhan suatu tanaman Hal ini dikarenakan pupuk mengandung unsur
hara esensial seperti N, P, dan K yang menjadi kebutuhan utama bagi tanaman. Adanya
kandungan unsur hara tersebut akan memicu pertumbuhan tanaman sehingga dalam jangka
waktu pendek pertumbuhan rumput gajah mini yang diberi perlakuan pemupukan sudah
dapat diamati baik jumlah daun, panjang daun, lebar daun, dan tinggi tanamannya.
Berdasarkan sumber bahannya, pupuk terdiri atas pupuk organik/alamiah dan pupuk
anorganik/kimia. Pupuk organik/alamiah merupakan pupuk yang terbuat dari hasil
pelapukan senyawa organik seperti tanaman dan hewan, sedangkan pupuk anorganik/kimia
adalah pupuk dengan bahan baku berupa zat kimia atau senyawa anorganik. Pupuk organik
mengandung unsur hara yang lebih rendah dibandingkan dengan pupuk anorganik (Umam,
2020). Kandungan unsur hara yang lebih tinggi pada pupuk anorganik mengakibatkan
suatu usaha peternakan menggunakan pupuk tersebut sebagai sarana produksi utama dalam
hal budidaya pakan ternak. Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dan berlebih
Volume 2, Nomor 9, September 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1005
dapat menyebabkan tanah menjadi mengeras sehingga peneliti ingin mengurangi
pemakaian pupuk anorganik dengan cara memanfaatkan pupuk organik sebagai alternatif
pengganti dalam kegiatan budidaya pakan ternak.
Pupuk organik cair dapat menjadi alternatif untuk mencukupi kebutuhan unsur hara
yang diperlukan tanaman. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dijadikan sebagai
bahan dasar pembuatan pupuk organik cair (POC) adalah daun gamal (Gliricidia sepium).
Pemanfaatan daun gamal sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik cair dikarenakan
daun ini mengandung 3,15% N, 0,22% P, 2,65% K, 1,35% Ca, dan 0,41% Mg (Novriani,
Nurshanti, & Asroh, 2019). Kandungan tersebut merupakan berbagai macam unsur hara
yang diperlukan tanaman selama pertumbuhannya sehingga keefektifan dari pupuk organik
cair berbahan baku daun gamal masih perlu diuji pada pertumbuhan rumput gajah mini
dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman. Selain unsur hara esensial, pembuatan
pupuk organik juga harus memperhatikan tiga komponen, yaitu karbohidrat, glukosa, dan
sumber bakteri. Oleh karena itu, peneliti menambahkan air cucian beras sebagai sumber
karbohidrat, gula aren sebagai sumber glukosa, dan EM4 sebagai sumber bakteri (Riyanto
& Ramadhan, 2021).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimental menggunakan rancangan acak kelompok
(RAK) (Rahmawati & Erina, 2020). Penelitian ini terdiri atas 6 perlakuan dengan 4 kali
ulangan sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Penelitian ini dilakukan di pekarangan
rumah Jl Jelidro Gang 01 No 02 RT 01 RW 01 Sambikerep Surabaya 60217 dan
dilaksanakan pada Bulan Januari-April 2022. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa
tahapan, yakni pembuatan pupuk organik cair, persiapan dan pengolahan lahan, pembuatan
media tanam, pemupukan, penanaman, pemeliharaan, pengambilan data pertumbuhan
rumput gajah mini, pengambilan data pH tanah, dan analisis kadar unsur hara. Data yang
didapatkan dari masing-masing percobaan berupa hasil pengukuran tinggi tanaman,
panjang daun, lebar daun, dan jumlah daun akan diuji secara statistik untuk mengetahui
perbedaan pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik cair daun gamal terhadap
pertumbuhan rumput gajah mini. Sebelum melakukan uji beda, terlebih dahulu dilakukan
uji prasyaratan, yaitu uji normalitas. Apabila data terdistribusi normal maka uji statistik
yang digunakan, yakni uji one way ANOVA. Jika terdapat perbedaan antar kelompok
perlakuan maka akan dilakukan uji lanjut dengan DMRT (Duncan Multiple Range Test).
Akan tetapi, apabila data tidak terdistribusi normal maka uji statistik yang digunakan, yaitu
uji Kruskall wallis. Jika terdapat perbedaan antar kelompok perlakuan maka akan dilakukan
uji lanjut dengan man-whitney.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kadar Unsur Hara
Analisis kadar unsur hara bertujuan untuk mengetahui kadar unsur hara pada
pupuk yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini, kadar unsur hara yang
dianalisis, meliputi unsur hara nitrogen (N), phospor (P), dan kalium (K). Hal ini
dikarenakan N, P, dan K merupakan unsur hara yang paling banyak diserap oleh
tanaman. Unsur hara nitrogen (N) relatif lebih banyak diserap tanaman dibandingkan
unsur hara phosphor (P) dan kalium (K). Hal tersebut dikarenakan nitrogen (N)
merupakan unsur hara utama untuk pertumbuhan dan perkembangan bagian-bagian
vegetatif (Mappanganro, Kiramang, & Kurniawan, 2018). Hasil analisis kadar unsur
hara N, P, K dari pupuk organik cair daun gamal yang telah di uji pada Laboratorium
Penelitian dan Konsultasi Industri akan disajikan pada Tabel 1.
Pemberian Pupuk Organik Cair Daun Gamal Terhadap
Pertumbuhan Rumput Gajah Mini
2022
1006
Tabel 1
Hasil analisis kadar unsur hara pupuk organik cair daun gamal
No.
Unsur
Hara
Pupuk Organik Cair Daun Gamal
SNI
7763: 2018
1.
Nitrogen (%)
0,59
Min. 2
2.
Phosphor (%)
0,48
Min. 2
3.
Kalium (%)
0,61
Min. 2
(Dok. Pribadi, 2022)
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa pupuk organik cair daun gamal yang
digunakan dalam penelitian ini mempunyai kadar unsur hara nitrogen (N), phosphor (P)
dan kalium (K) tidak memenuhi SNI 7763: 2018. Adanya kadar unsur hara yang tidak
memenuhi SNI 7763: 2018 diduga berkaitan dengan lamanya waktu fermentasi yang
dibutuhkan mikroorganisme dalam merombak bahan organik pada pupuk. Hal ini
selaras dengan pernyataan (Utami & Syamsuddin, 2021), yang menyatakan bahwa
kandungan unsur hara yang tidak memenuhi SNI 7763: 2018 disebabkan belum cukup
waktu mikroorganisme dalam menguraikan bahan organik pada kompos.
Pupuk organik cair daun gamal yang digunakan dalam penelitian ini sudah
mengalami proses fermentasi. Fermentasi dilangsungkan dalam kondisi wadah tertutup
rapat. Kondisi ini dapat disebut juga fermentasi berlangsung dalam keadaan anaerob
karena tidak membutuhkan oksigen untuk penguraian senyawa organik. Selain itu,
fermentasi dilakukan dengan cara tidak spontan karena menambahkan mikroorganisme
yang didapatkan dari EM4 saat tahap pembuatannya.
Pada EM4 terdapat bakteri fermentasi dari genus Lactobacillus dan
Saccharomyces, bakteri penambat N, bakteri pelarut P, serta bakteri perombak bahan
organik (selulolitik dan lignolitik). Adanya penambahan mikroorganisme yang
diperoleh dari EM4 dimaksudkan agar proses fermentasi dapat berjalan lebih cepat.
Oleh karena itu, proses fermentasi pupuk organik cair daun gamal hanya berlangsung
selama 14 hari. Namun, proses fermentasi yang dilangsungkan selama 14 hari memiliki
kadar unsur hara yang tidak memenuhi SNI 7763: 2018. Hal ini selaras dengan hasil
penelitian (Utami & Syamsuddin, 2021) fermentasi yang berlangsung selama 7 hari dan
14 hari memberikan hasil kadar unsur hara pada perlakuan P1, yakni 1,18% dan
perlakuan P2, yaitu 1,76% sehingga dinyatakan tidak memenuhi SNI 7763: 2018.
Sedangkan, fermentasi yang berlangsung selama 21 hari dan 28 hari memberikan hasil
kadar unsur hara pada perlakuan P3, yakni 2,52% dan perlakuan P4, yaitu 3,51%
sehingga dinyatakan memenuhi SNI 7763: 2018. Semakin lama waktu fermentasi maka
multiplikasi mikroorganisme yang menguraikan unsur hara akan meningkat sehingga
kadar unsur hara semakin tinggi.
B. Pertumbuhan Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott)
Kegiatan budidaya rumput gajah mini yang dilaksanakan selama 60 hari
menambahkan perlakuan pemupukan menggunakan pupuk organik, yakni pupuk
organik cair daun gamal. Penambahan perlakuan tersebut bertujuan meningkatkan
ketersediaan unsur hara bagi rumput gajah mini sehingga dapat dimanfaatkan untuk
pertumbuhannya. Adanya perlakuan pemupukan dapat mempercepat pertumbuhan
rumput gajah mini sehingga dalam kurun waktu 60 hari sudah bisa diamati
pertumbuhannya. Pertumbuhan rumput gajah mini yang diamati, meliputi
1. Tinggi Tanaman
Volume 2, Nomor 9, September 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1007
Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter yang sering diamati sebagai
indikator pertumbuhan. Pertambahan tinggi tanaman mengindikasikan bahwa
tanaman mengalami pembelahan sel (Harjanti & Tohari, 2014). Pembelahan sel
dapat terjadi karena tanaman mampu menyerap unsur hara dengan baik (Rachman,
2017).
Pada penelitian ini, pengukuran awal tinggi tanaman dimulai saat rumput
gajah mini umur 16 HST. Selanjutnya, pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap
9 hari sekali. Hasil rata-rata tinggi tanaman selama 60 hari akibat pemberian berbagai
konsentrasi pupuk organik cair daun gamal akan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2
Hasil Rata-Rata Tinggi Tanaman Pemberian Pupuk Organik Cair Daun Gamal
No.
Perlakuan
Rata-rata tinggi tanaman (cm)
1.
B
1
47,8
*
2.
B
2
42,2
*
3.
B
3
41,9
*
Keterangan: Rata-rata tinggi tanaman yang diikuti kesamaan simbol bintang (*)
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan dengan taraf signifikansi
5%
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa hasil rata-rata tinggi tanaman
rumput gajah mini tertinggi didapatkan dari perlakuan B1 (konsentrasi 8%), yakni
47,8 cm, sedangkan hasil rata-rata tinggi tanaman rumput gajah mini terendah
diperoleh dari perlakuan B3 (konsentrasi 16%), yaitu 41,9 cm.
Pada penelitian ini, pupuk organik cair daun gamal memiliki kadar unsur hara
0,59% N; 0,48% P; dan 0,61% K. Kadar unsur hara N, P, dan K dari pupuk organik
cair daun gamal yang digunakan dalam penelitian ini tidak memenuhi SNI 7763:
2018, tetapi termasuk dalam kategori tinggi. Tingginya kadar unsur hara dapat
dipengaruhi oleh komposisi bahan bakunya. Bahan baku yang dimanfaatkan dalam
pembuatan pupuk organik cair berasal dari campuran daun gamal, air cucian beras,
gula aren, dan EM4. Masing-masing bahan baku, seperti daun gamal, air cucian
beras, dan gula aren memiliki kandungan unsur hara esensial. Oleh karena itu,
campuran bahan baku tersebut dapat menghasilkan kadar unsur hara dalam kategori
tinggi. Menurut Lasamadi dkk. (2013), unsur hara nitrogen (N) termasuk dalam
kategori tinggi apabila mempunyai kadar 0,51-0,75%. Menurut (Soil, 2018) unsur
hara phosphor (P) >0,035% serta unsur hara kalium (K) >0,06% termasuk dalam
kategori sangat tinggi.
Tingginya kadar unsur hara pada pupuk organik cair daun gamal
menyebabkan pemberian konsentrasi 8% sudah mampu mencukupi kebutuhan
rumput gajah mini akan unsur hara. Ketersediaan unsur hara yang tercukupi karena
sesuai dengan kebutuhan rumput gajah mini menyebabkan pemberian konsentrasi
8% memiliki kecepatan pertumbuhan lebih cepat dibandingkan perlakuan lainnya.
Oleh karena itu, perlakuan B1 (konsentrasi 8%) memiliki hasil rata-rata tinggi
tanaman rumput gajah mini tertinggi. Hal ini selaras dengan pendapat (Mappanganro
et al., 2018) yang menyatakan bahwa tanaman akan tumbuh dengan baik jika unsur
hara yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya.
Rata-rata tinggi tanaman rumput gajah mini menurun seiring dengan
meningkatnya pemberian konsentrasi pupuk organik cair daun gamal. Hal tersebut
dikarenakan pemberian pupuk organik cair daun gamal dengan konsentrasi 16%
Pemberian Pupuk Organik Cair Daun Gamal Terhadap
Pertumbuhan Rumput Gajah Mini
2022
1008
terlalu tinggi sehingga menurunkan hasil rata-rata tinggi tanaman rumput gajah mini.
Oleh sebab itu, pemberian konsentrasi 16% mempunyai rata-rata lebih rendah
dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat (Prastya &
Puspitorini, 2017), yang menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi pupuk yang
diberikan dapat menekan laju pertumbuhan sehingga menurunkan hasil
pertumbuhan tanaman. Selaras dengan pernyataan (Darmawati & Sutarno, 2020),
yang mengungkapkan bahwa pemberian pupuk dengan konsentrasi tinggi (melebihi
batas tertentu) akan menghambat pertumbuhan tanaman yang mengakibatkan
terjadinya penurunan hasil. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi pupuk terlalu tinggi
akan menghambat efisiensi penyerapan hara yang disebabkan oleh terjadinya
plasmolisis.
Tersedianya unsur hara N, P, dan K mampu mempengaruhi pertambahan
tinggi tanaman rumput gajah mini. Hal ini dikarenakan N, P, dan K merupakan unsur
hara esensial yang diperlukan suatu tanaman untuk kelangsungan hidupnya. Menurut
(Lakitan, 2010) Unsur hara nitrogen (N) dalam jaringan tumbuhan merupakan
komponen penyusun dari senyawa esensial bagi tumbuhan, seperti asam amino.
Setiap molekul protein tersusun atas asam amino sehingga nitrogen (N) juga
merupakan unsur hara penyusun protein yang berperan penting pada proses
pertumbuhan untuk menghasilkan sel tambahan. Pernyataan tersebut memiliki
kesesuaian dengan (Daru, Kurniadinata, & Patandean, 2019) mengungkapkan bahwa
unsur hara nitrogen (N) berpengaruh dalam proses pembelahan sel sehingga dapat
merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan terutama pertumbuhan
batang dan daun yang memicu bertambahnya tinggi tanaman.
Menurut (Haryadi, Yetti, & Yoseva, 2015), ketersediaan unsur hara phosphor
berperan dalam pembelahan sel, sedangkan unsur hara kalium (K) dalam fase
pertumbuhan berfungsi untuk merangsang titik-titik tumbuh tanaman sehingga
memicu pertumbuhan tanaman pada tingkat permulaan. Selaras dengan pernyataan
(Hafizah & Mukarramah, 2017) yang mengatakan bahwa unsur hara kalium (K)
dibutuhkan untuk pertumbuhan tinggi tanaman karena berperan sebagai katalisator
dalam pembentukan protein yang dibutuhkan tanaman untuk proses
pertumbuhannya.
2. Panjang Daun
Panjang daun merupakan salah satu parameter yang sering diamati sebagai
indikator pertumbuhan. Hal ini dikarenakan bertambahnya panjang daun
memberikan pengaruh terhadap semakin luasnya ukuran permukaan daun sehingga
dapat menentukan laju fotosintesis (Sulaiman, Dwatmadji, & Suteky, 2018)
Pada penelitian ini, pengukuran awal panjang daun dimulai saat rumput gajah
mini umur 16 HST. Selanjutnya, pengukuran panjang daun dilakukan setiap 9 hari
sekali. Hasil rata-rata panjang daun selama 60 hari akibat pemberian berbagai
konsentrasi pupuk organik cair daun gamal akan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3
Hasil rata-rata panjang daun pemberian pupuk organik cair daun gamal
No.
Perlakuan
Rata-rata panjang daun (cm)
1.
B
1
36,7
*
2.
B
2
33,1
*
3.
B
3
31,8
*
Keterangan:
Rata-rata panjang daun yang diikuti kesamaan simbol bintang (*) menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji duncan dengan taraf signifikansi 5%
Volume 2, Nomor 9, September 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1009
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa hasil rata-rata panjang daun
rumput gajah mini tertinggi diperoleh dari perlakuan B1 (konsentrasi 8%), yakni
36,7 cm, sedangkan rata-rata panjang daun rumput gajah mini terendah didapatkan
dari perlakuan B3 (konsentrasi 16%), yaitu 31,8 cm. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa pemberian pupuk organik cair daun gamal memiliki batas tingkat optimum.
Pada penelitian ini, pemberian pupuk kandang sapi dengan konsentrasi 8%
menunjukkan penggunaan batas tingkat optimum karena pemberian konsentrasi
yang semakin tinggi menyebabkan pertumbuhan panjang daun mengalami
penurunan. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian berbagai konsentrasi pupuk
organik cair daun gamal dapat memberikan rataan panjang daun rumput gajah mini
yang berbeda-beda. Hal tersebut diduga karena perbedaan konsentrasi yang
diberikan akan mempengaruhi ketersediaan kandungan unsur hara didalam tanah.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Lasamadi, Malalantang, & Anis, 2017),
mengungkapkan bahwa perbedaan ukuran panjang daun dapat terjadi karena adanya
perlakuan level pupuk yang berbeda sehingga berbeda pula kandungan unsur hara
yang terdapat dalam tanah.
Pertumbuhan rumput gajah mini yang ditandai dengan adanya peningkatan
panjang daun merupakan bentuk respon daun terhadap ketersediaan unsur hara N, P,
dan K. Adanya unsur hara tersebut mampu meningkatkan panjang daun rumput
gajah mini. Selaras dengan pernyataan (Daru et al., 2019), yang mengatakan bahwa
penambahan pupuk kandang ke dalam tanah dapat meningkatkan ketersediaan unsur
hara N, P, dan K yang bermanfaat bagi pertumbuhan sehingga mampu meningkatkan
pemanjangan daun.
3. Lebar Daun
Lebar daun merupakan salah satu parameter yang sering diamati sebagai
indikator pertumbuhan. Hal ini dikarenakan bertambahnya lebar daun memberikan
pengaruh terhadap semakin luasnya ukuran permukaan daun sehingga dapat
menentukan laju fotosintesis (Sulaiman et al., 2018).
Pada penelitian ini, pengukuran awal lebar daun dimulai saat rumput gajah
mini umur 16 HST. Selanjutnya, pengukuran lebar daun dilakukan setiap 9 hari
sekali. Hasil rata-rata lebar daun akibat pemberian berbagai konsentrasi pupuk
organik cair daun gamal akan disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4
Hasil Rata-Rata Lebar Daun Pemberian Pupuk Organik Cair Daun Gamal
No.
Perlakuan
Rata-rata lebar daun (cm)
1.
B
1
1,5
*
2.
B
2
1,4
*
3.
B
3
1,3
*
Keterangan: Rata-rata lebar daun yang diikuti kesamaan simbol bintang (*)
menunjukkan tidak berbeda nyata
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa hasil rata-rata lebar daun rumput
gajah mini tertinggi didapatkan dari perlakuan B1 (konsentrasi 8%), yakni 1,5 cm,
sedangkan hasil rata-rata lebar daun rumput gajah mini terendah diperoleh dari
perlakuan B3 (konsentrasi 16%), yaitu 1,3%. Hal tersebut berbanding lurus dengan
parameter panjang daun. Pada parameter panjang daun hasil rata-rata tertinggi
didapatkan dari perlakuan B1 (konsentrasi 8%), sedangkan hasil rata-rata terendah
diperoleh dari perlakuan B3 (konsentrasi 16%). Hal ini memiliki kesesuaian dengan
pernyataan (Wijayanti & Sukarini, 2022), yang mengungkapkan bahwa lebar daun
Pemberian Pupuk Organik Cair Daun Gamal Terhadap
Pertumbuhan Rumput Gajah Mini
2022
1010
berbanding lurus dengan panjang daun sebab semakin bertambah ukuran panjang
daun maka ukuran lebar daun juga akan bertambah.
Parameter lebar daun juga berbanding lurus dengan parameter jumlah daun.
Rata-rata lebar daun tertinggi didapatkan dari perlakuan B1 (konsentrasi 8%),
sedangkan rata-rata lebar daun terendah diperoleh dari perlakuan B3 (konsentrasi
16%). Begitu pun dengan parameter jumlah daun rata-rata tertinggi didapatkan dari
perlakuan B1 (konsentrasi 8%), sedangkan rata-rata terendah diperoleh dari
perlakuan B3 (konsentrasi 16%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa
permukaan daun yang semakin lebar menyebabkan laju fotosintesis mengalami
peningkatan. Apabila laju fotosintesis meningkat maka akan memberikan dampak
positif terhadap hasil pertumbuhan rumput gajah mini. Dengan begitu, semakin lebar
permukaan daun rumput gajah mini maka semakin banyak pula jumlah daun yang
dihasilkan. Selaras dengan pernyataan (Putra, 2020), mengatakan bahwa tanaman
yang memiliki permukaan daun lebih lebar pada awal pertumbuhannya maka proses
fotosintesis dapat berlangsung dengan baik sehingga fotosintat yang dihasilkan
semakin tinggi memungkinkan membentuk organ baru dalam jumlah lebih besar.
4. Jumlah Daun
Daun merupakan organ tanaman yang berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya proses fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun yang terbentuk
maka hasil fotosintesis semakin meningkat. Oleh karena itu, jumlah daun dijadikan
sebagai salah satu parameter yang diamati sebagai indikator pertumbuhan
(Kantikowati & Supriyadi, 2019).
Pada penelitian ini, penghitungan awal jumlah daun dimulai saat rumput gajah
mini umur 16 HST. Selanjutnya, penghitungan jumlah daun dilakukan setiap 9 hari
sekali. Hasil rata-rata jumlah daun selama 60 hari akibat pemberian berbagai
konsentrasi pupuk organik cair daun gamal akan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5
Hasil Rata-Rata Jumlah Daun Pemberian
Pupuk Organik Cair Daun Gamal
No.
Perlakuan
Rata-rata jumlah daun (helai)
1.
B
1
21,4
*
2.
B
2
19,7
*
3.
B
3
16,8*
Keterangan: Rata-rata jumlah daun yang diikuti kesamaan huruf simbol bintang (*)
menunjukkan tidak berbeda nyata
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa pemberian pupuk organik cair
daun gamal yang memberikan hasil rata-rata jumlah daun rumput gajah mini
tertinggi didapatkan dari perlakuan B1 (konsentrasi 8%), yakni 21,4 helai,
sedangkan rata-rata jumlah daun rumput gajah mini terendah diperoleh dari
perlakuan B3 (konsentrasi 16%), yaitu 16,8 helai. Hasil tersebut berbanding lurus
dengan parameter tinggi tanaman rumput gajah mini yang memiliki rata-rata
tertinggi diperoleh dari perlakuan B1 (konsentrasi 8%), sedangkan rata-rata terendah
didapatkan dari perlakuan B3 (konsentrasi 16%). Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Haryadi et al., 2015), yang menyatakan bahwa jumlah daun berkaitan dengan tinggi
tanaman sebab semakin tinggi tanaman maka semakin banyak pula jumlah daun
yang terbentuk.
Volume 2, Nomor 9, September 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1011
Pertumbuhan rumput gajah mini yang ditandai dengan bertambahnya jumlah
daun dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara terutama nitrogen (N). Menurut
(Sado, 2016), nitrogen merupakan unsur hara yang berperan dalam pembentukan
pigmen klorofil. Pigmen tersebut berfungsi sebagai penangkap cahaya matahari
dalam proses fotosintesis. Adanya penambahan pupuk organik cair daun gamal dapat
meningkatkan ketersediaan unsur hara nitrogen di dalam tanah. Tersedianya unsur
hara tersebut mampu membentuk klorofil dalam jumlah yang cukup sehingga proses
fotosintesis dapat berjalan dengan baik. Hasil dari proses fotosintesis akan
ditranslokasikan ke bagian vegetatif untuk membentuk organ baru seperti daun.
Selain unsur hara nitrogen (N), tersedianya unsur hara phosphor (P) dan
kalium (K) juga mempengaruhi bertambahnya jumlah daun. Menurut (Satria,
Wardati, & Khoiri, 2015), menyatakan bahwa unsur phosphor (P) dibutuhkan
tanaman untuk reaksi gelap pada proses fotosintesis. Menurut (Rizal, Susi, &
Mutryarny, 2021), adanya unsur hara (K) akan membantu dalam translokasi
fotosintat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa; Ada
perbedaan pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik cair daun gamal terhadap
pertumbuhan rumput gajah mini karena memiliki nilai sig. < 0,05. Pemberian pupuk
organik cair daun gamal perlakuan B1 (konsentrasi 8%) mempunyai hasil rata-rata
pertumbuhan rumput gajah mini tertinggi dengan rata-rata tinggi tanaman 47,8 cm, panjang
daun 36,7 cm, lebar daun 1,5 cm, dan jumlah daun 21,4 helai.
BIBLIOGRAFI
Berliana, Yunida, Sihombing, Juli Mutiara, Khairani, Khairani, & Wahyudi, Erfan. (2021).
The Influence of Cutting Age and Liquid Organic Fertilizer Dosage on The Yield of
King Grass (Pennisetum purpupoides Schumach) as Source of Livestock. Agrinula:
Jurnal Agroteknologi Dan Perkebunan, 4(1), 6172.
Darmawati, Adriani, & Sutarno, Sutarno. (2020). Respon Pertumbuhan Dan Produksi
Tomat (Solanum Lycopersicum) Akibat Dosis Dan Interval Waktu Pemberian
Pemberian Pupuk Organik Cair Daun Gamal Terhadap
Pertumbuhan Rumput Gajah Mini
2022
1012
Pupuk Organik Cair. Faculty Of Animal And Agricultural Sciences.
Daru, Taufan P., Kurniadinata, Odit F., & Patandean, Yabel Noberto. (2019). Pengaruh
Dosis Pupuk Kandang dan Jarak Tanam terhadap Produksi Rumput Gajah Mini
(Pennisetum purpureum cv. Mott). Jurnal Pertanian Terpadu, 7(1), 3846.
De Araujo, Celeste, Un, Maria Yasinta, Koten, Bernadete Barek, Randu, Melkianus D. S.,
& Wea, Redempta. (2019). Pertumbuhan dan Produksi Rumput Odot (Pennisetum
purpureum cv. Mott) pada Tanah Entisol di Lahan Kering Akibat Pemberian Pupuk
Organik Cair Berbahan Feses Babi Dengan Volume Air Berbeda. Jurnal Ilmu
Peternakan Terapan, 3(1), 613.
Hafizah, Nur, & Mukarramah, Rabiatul. (2017). Aplikasi pupuk kandang kotoran sapi pada
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.) di lahan rawa
lebak. Ziraa’ah Majalah Ilmiah Pertanian, 42(1), 17.
Harjanti, Risva Aprian, & Tohari, Sri Nuryani Hidayah Utami. (2014). Pengaruh takaran
pupuk nitrogen dan silika terhadap pertumbuhan awal (Saccharum officinarum L.)
pada inceptisol. Vegetalika, 3(2), 3544.
Haryadi, Dede, Yetti, Husna, & Yoseva, Sri. (2015). Pengaruh pemberian beberapa jenis
pupuk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kailan (Brassica alboglabra L.).
Riau University.
Kantikowati, Endang, & Supriyadi, Wisnu Ginanjar. (2019). Uji Efikasi Insektisida
Berbahan Aktif Bacillus thuringiensis Dan Emamektin Benzoate Terhadap
Spodoptera exigua Serta Pengaruhnya Terhadap Keragaan Tanaman Bawang Daun.
AGRO TATANEN| Jurnal Ilmiah Pertanian, 2(1), 1526.
Lakitan, Benyamin. (2010). Dasar-dasar fisiologi tumbuhan.
Lasamadi, Rahman D., Malalantang, S. S., & Anis, Selvie D. (2017). Pertumbuhan dan
perkembangan rumput gajah dwarf (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang diberi
pupuk organik hasil fermentasi EM4. ZOOTEC, 32(5).
Mappanganro, Rasyidah, Kiramang, Khaerani, & Kurniawan, Muh Dadang. (2018).
Pemberian Pupuk Organik Cair (Urin Sapi) terhadap Tinggi Pennisetum purpureum
cv. Mott. Jurnal Ilmu Dan Industri Peternakan, 4(1), 2331.
Novriani, Novriani, Nurshanti, Dora Fatma, & Asroh, Ardi. (2019). Pemanfaatan Daun
Gamal Sebagai Pupuk Organik Cair untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.). Klorofil: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu
Pertanian, 14(1), 711.
Oviyanti, Fitri, Syarifah, Syarifah, & Hidayah, Nurul. (2016). Pengaruh pemberian pupuk
organik cair daun gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth ex Walp.) terhadap
pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea L.). Jurnal Biota, 2(1), 6167.
Prastya, Yona, & Puspitorini, Palupi. (2017). Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi dan
Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Ungu
(Solanum melongena L.). VIABEL: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian, 11(1), 23
34.
Volume 2, Nomor 9, September 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1013
Putra, Bela. (2020). Peranan Pupuk Kotoran Kambing Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah
Daun, Lebar dan Luas daun Total Pennisitum purpureum cv. Mott. Stock
Peternakan, 1(2).
Rachman, Agus Bahar. (2017). Diversity Gen Growth Hormone (Gh) of Kacang Goat In
Kota Gorontalo and Regency Of Bone Bolango (Province Of Gorontalo).
PROSIDING, 10(821).
Rahmawati, Ana Silfiani, & Erina, Richie. (2020). Rancangan acak lengkap (RAL) dengan
uji anova dua jalur. OPTIKA: Jurnal Pendidikan Fisika, 4(1), 5462.
Riyanto, Riyanto, & Ramadhan, Andi Idhil. (2021). Pupuk Organik Cair Limbah Kotoran
Kambing dengan Penambahan Mikroorganisme EM4, PGPR, dan Mol Air Leri.
AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian, 20(2), 199205.
Rizal, Muhammad, Susi, Neng, & Mutryarny, Enny. (2021). Aplikasi Pupuk Organik Cair
Paitan Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineesis. Jacq) di Pre-
Nursery. Jurnal Agrotela, 1(1), 2024.
Sado, Reginaldis Isabella. (2016). Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Daun GAMAL
(Gliricidia sepium) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea
L.).
Satria, Nanda, Wardati, Wardati, & Khoiri, M. Amrul. (2015). Pengaruh pemberian
kompos tandan kosong kelapa sawit dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit
tanaman gaharu (Aquilaria malaccencis). Riau University.
Soil, Nitrogen Levels At Petroleum Contaminaded. (2018). Pengaruh Pupuk Organik
Terhadap Kadar Tph (Total Petroleum Hidrokarbon) dan Hara N (Nitrogen) pada
Tanah Tercemar Minyak Bumi.
Sulaiman, Wisnu Abdi, Dwatmadji, Dwatmadji, & Suteky, T. (2018). Pengaruh Pemberian
Pupuk Feses Sapi dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Rumput Odot (Pennisetum purpureum Cv. Mott) di Kabupaten Kepahiang. Jurnal
Sain Peternakan Indonesia, 13(4), 365376.
Umam, Khotibul. (2020). Uji Efektivitas Pupuk Organik Berbasis Limbah Biogas Dan
Organik Komersil Pada Tanaman Padi Banyuasin (Oryza Sativa L.) Di Desa Baru
Tahan, Sumbawa. Jurnal Agroteknosains, 4(1), 6065.
Utami, Kartika Budi, & Syamsuddin, Ach. (2021). Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap
Kualitas Nitrogen, Fospor dan Kalium pada Pupuk Trichokompos.
AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian, 20(2), 160168.
Wijayanti, Desna Ayu, & Sukarini, Nur Endang. (2022). Produksi Rumput Gajah Mini
(Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Pada Defoliasi Pertama Dengan Jarak
Penanaman Yang Berbeda. Jurnal Agriovet, 4(2), 231242.
Pemberian Pupuk Organik Cair Daun Gamal Terhadap
Pertumbuhan Rumput Gajah Mini
2022
1014
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.