1096 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 2 NOMOR 10 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI PLASTIC WRAP DI
PT. TRIMITRA CIKARANG
Doni Ario Bimo, Anggina Sandy Sundari, M. Ilhamsyah Akbar
Universitas Pancasila Jakarta
Email : donibim8@gmail.com, Anggina.sandy@univpancasila.ac.id,
Ilhamsyahakbar.g@gmail.com
Kata Kunci :
Industri
manufaktur,
Plastic, Kualitas
ABSTRACT
Latar Belakang: Penyebab terjadinya cacat produk plastic wrap yaitu berasal dari
faktor manusia, mesin, metode serta material yang dikarenakan belum maksimalnya
pengendalian kualitas yang dilaksanakan oleh perusahaan. Oleh sebab itu, untuk
mengontrol proses produksi dan mengurangi kesalahan produksi yang disebabkan oleh
mesin Strecth Film dengan menggunakan metode Diagram Pareto, Diagram Fishbone,
dan 5W1H sangat cocok digunakan pada sistem manajemen mutu untuk jenis
perusahaan industri manapu.
Tujuan: Tujuan dari penulisan ini untuk mengidentifikasi jenis detect apa saja yang
terjadi dalam proses produksi plastic wrap, serta mengidentifikasi factor factor
penyebab terjadinya defect tersebut.
Metode : Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil diagram
fishbone & pareto, penyebaran kuisioner Failure Mode and Effect Analysis (FMEA),
dokumentasi, serta data sekunder yang diperoleh dari hasil dari studi maupun
mempelajari dari beberapa sumber seperti jurnal, buku,webside yang berhubungan
dengan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ataupun Analisis 5W1H serta data
Produk cacat yang di dapatkan dari PT.Trimitra Cikarang.
Hasil : Dari ketiga jenis cacat tersebut, cacat meleleh dan robek yang paling dominan
atau sering terjadi yang dimana akan menjadi prioritas untuk dilalkukan perbaikan.
Setelah melakukan analisis data menggunakan diagram pareto dalam menentukan jenis
apa saja yang menjadi prioritas unutk di cari perbaikannya. Selanjutnya melakukan
analisis menggunakan diagram fishbone untuk mengetahui faktor cacat apa saja yang
terjadinya pada produk plastic wrap, maka selanjutnya faktor penyebab permasalahan
dikerucutkan, Sehingga diketahui akar penyebab berdasarkan permasalahan yang terjadi
dalam produk plastic Zdengan cacat meleleh adalah Belum adanya briefing operator
baru, Kurangnya komunikasi pada saat pergantiaan shift, Operator mengantuk / lelah,
operator terburu-buru, tidak ada sop setting suhu, belum adanya jadwal maintence pada
mesin Strecth film, Kurangnya pengecekan bahan baku pada saat datang dari supplier.
Sedangkan akar penyebab dari cacat robek adalah kurangnya kesadaran operator
terhadap sop yang berlaku, kurangnya instruksi kerja, jumlah operator sedikit, operator
terburu-buru, kurangnya Kualitas bahan baku, pendingin pada pencetakan mesin strecth
film error, belum adanya jadwal maintence pada mesin Strecth film.
Kesimpulan: Pengolahan data menggunakan diagram pareto yang dimana
menggunkana data cacat bulan januari april 2021 dan di dapatkan 3 jenis cacat yaitu,
cacat meleleh ,robek dan bercak warna.
Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1097 http://sosains.greenvest.co.id
Keywords:
Manufacturing
industry, Plastic,
Quality
ABSTRACT
Background: The cause of the defect of plastic wrap products comes from human factors,
machines, methods and materials due to the lack of maximum quality control carried
out by the company. Therefore, to control the production process and reduce production
errors caused by the Strecth Film machine using the Pareto Diagram, Fishbone
Diagram, and 5W1H methods, it is very suitable to be used in quality management
systems for any type of industrial company manapu.
Objective: The purpose of this paper is to identify what types of defects occur in the
plastic wrap production process, as well as identify the factors that cause the defect.
Method: This study uses primary data obtained from the results of fishbone & pareto
diagrams, the distribution of the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
questionnaire, documentation, as well as secondary data obtained from the results of
studies and studies from several sources such as journals, books, websides related to
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) or 5W1H Analysis as well as defective
product data obtained from PT. Trimitra Cikarang.
Result: Of the three types of defects, melting and tearing defects are the most dominant
or frequently occurring which will be a priority for repairs. After analyzing the data
using the pareto diagram in determining what types are the priorities to find
improvements. Furthermore, conducting an analysis using a fishbone diagram to find
out what defect factors occur in plastic wrap products, then the causative factors of the
problem are pursed, so that the root cause is known based on the problems that occur
in plastic wrapt products with melt defects is The absence of new operator briefings,
Lack of communication during shifts, Sleepy / tired operators, operators in a hurry, no
temperature setting sop, no maintence schedule on the Strecth film machine, Lack of raw
material checking when coming from the supplier. While the root cause of the torn defect
is the operator's lack of awareness of the applicable soup, lack of work instructions,
small number of operators, rush operator, lack of raw material quality, coolant on the
printing machine strecth film error, absence of maintence schedule on the Strecth film
machine.
Conclusion: Data processing using a pareto diagram which uses defect data from
January to April 2021 and obtained 3 types of defects, namely, melt defects, tearing
and color spots.
PENDAHULUAN
Pesat selama beberapa waktu. Banyak bermunculan perusahaan industri baru,
dimana dibagi dalam beberapa sektor, terutama sektor manufaktur. Indonesia ialah negara
kelima di mana sektor industri dapat memberikan kontribusi ekonomi lebih dari 20,5%
(Suliswanto, 2016).
Setiap perusahaan memperebutkan pangsa pasar untuk memenangkan persaingan.
Salah satu strategi perusahaan ini adalah meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya
(Putri et al., 2021). Dalam meningkatkan kualitas produk, perusahaan selalu berupaya
dalam memproduksi produk yang bermutu tinggi sesuai dengan standar yang berkualitas.
Tetapi, masih terdapat produk yang cacat dalam proses produksi (Sihombing & Sumartini,
2017). Oleh sebab itu, sebuah organisasi membutuhkan penanganan yang tepat dalam
mengurangi ataupun meminimalisir terjadinya produk cacat guna mencapai standar
kualitas yang diperlukan. Dalam persaingan, setiap perusahaan industri harus menawarkan
yang terbaik di segala bidang untuk memenuhi harapan pelanggan serta menjaga loyalitas
The Impact of Star Endorser Attraction, Credibility,
and Expertise
2022
Doni Ario Bimo, Anggina Sandy Sundari, M. Ilhamsyah Akbar 1098
pelanggan (Tjahjaningsih, 2016). Suatu aspek kualitas produk yang dicita-citakan tercapai.
Kualitas ialah suatu hal terpenting dalam tiap kegiatan produksi serta mampu menjadi tolok
ukur dan perhatian pelanggan untuk membeli produk (Santoso, Waluyo, & Listyorini,
2014).
Kualitas ialah suatu unsur yang mampu menentukan keberhasilan suatu perusahaan
dalam meningkatkan kualitas produksinya. Kualitas produk digunakan sebagai parameter
dimana menyatakan suatu produk ataupun jasa dapat memenuhi kebutuhan konsumen atau
tidak (Revita & Agtoviafrimayasa, 2018). Oleh sebab itu, ditarik kesimpulan dimana
kualitas merupakan aspek yang sangat penting dari strategi bisnis (Purnomo, 2003).
PT. Trimitra Cikarang ialah organisasi dimana bergerak dalam bidang industri
manufaktur. Dimana PT. Trimitra Cikarang memproduksi plastic packaging seperti Stretch
Fillm (Plastic Wrap), Blown Film dan OPP Tape. PT. Trimitra Cikarang merupakan
Perusahaan yang berdiri pada tahun 2002, dengan menggunakan teknologi modern dengan
mesin " 7layer film " yang dimana memiliki teknologi dengan tingkat akurasi tinggi serta
hasil yang berkualitas. Juga memiliki laboratorium dengan mesin test highlight yang
berkualitas, untuk menguji kualitas produk yang di produksi. PT. Trimitra Cikarang sudah
menetapkan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2015 serta sistem manajemen lingkungan
sebagai jaminan standarisasi mutu produk. PT. Trimitra Cikarang memiliki jaringan
pemasaran distribusi yang luas didalam negri, misalnya: Jakarta, Bandung, Semarang,
Surabaya, Bali serta Medan. kami juga mempunyai pasar export pada beberapa negara
seperti singapore, hongkong, philipines, korea, Taiwan, jepang, Austria, dll. Di PT.Trimitra
Cikarang memproduksi Strecth Film yang berbahan dasar biji plastik yang memiliki peran
besar untuk menghasilkan permintaan customer (Wahid, Munir, & Hidayatulloh, 2020).
Berikut merupakan Persentase Produk Cacat Plastic Wrap pada bulan Januari April 2021.
Tabel 1 Data Presentase Cacat Produk Plastic Wrap Periode 2021
Bulan
Total Produksi
(Roll)
Persentase
Januari
13500
3%
Febuari
11200
5%
Maret
9300
6%
April
8400
7%
Sumber data diolah dari Data PT. Trimitra Cikarang
Pada Tabel 1 bisa dilihat adanya peningkatan persentase cacat produksi dari bulan
januari-april 2021 pada mesin Stretch Film Hal ini cukup menyebabkan perusahaan
kehilangan waktu melalui pemborosan waktu yang berujung pada proses produksi yang
lama, hingga kerugian berupa penambahan biaya operasional dan keterlambatan waktu
pengiriman. Pada gambar 1, merupakan output dari mesin Strecth Film yang dihasilkan di
PT. Trimitra Cikarang.
Gambar 1 Produk Plastic Wrap
Setelah dilakukan identifikasi penyebab terjadinya cacat produk plastic wrap yaitu
berasal dari faktor manusia, mesin, metode serta material yang dikarenakan belum
maksimalnya pengendalian kualitas yang dilaksanakan oleh perusahaan. Oleh sebab itu,
untuk mengontrol proses produksi dan mengurangi kesalahan produksi yang disebabkan
oleh mesin Strecth Film dengan menggunakan metode Diagram Pareto, Diagram Fishbone,
Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1099 http://sosains.greenvest.co.id
dan 5W1H sangat cocok digunakan pada sistem manajemen mutu untuk jenis perusahaan
industri manapun (Sihadi, Pangemanan, & Gamaliel, 2018). Maka tujuan dari penulisan ini
untuk mengidentifikasi jenis defect apa saja yang terjadi dalam proses produksi plastic
wrap, serta mengidentifikasi factor factor penyebab terjadinya defect tersebut.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil diagram fishbone
& pareto, penyebaran kuisioner Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), dokumentasi
(Schmittner, Gruber, Puschner, & Schoitsch, 2014). Data sekunder yang diperoleh dari
hasil dari studi maupun mempelajari dari beberapa sumber seperti jurnal, buku,webside
yang berhubungan dengan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) (Schmittner et al.,
2014) ataupun Analisis 5W1H serta data Produk cacat yang di dapatkan dari PT.Trimitra
Cikarang.Seperti data produk cacat, jenis cacat. Setelah data didapat, maka dilakukan
pengolahan dan analisis data dengan menggunakan diagram pareto, diagram fishbone,
failure mode and effect analysis (FMEA), dan 5W1H (Han, Lee, Lee, & Lee, 2013).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan
PT.Trimitra Cikarang berdiri sejak tahun 2002. PT. Trimitra Cikarang yakni
perusahaan dimana bergerak dalam bidang industri manufaktur. Dimana PT.
Trimitra Cikarang memproduksi plastic packaging seperti Stretch Fillm, Blown Film
dan OPP Tape. Dengan mesin " 7layer film " yang memiliki teknologi dengan tingkat
akurasi tinggi serta hasil yang berkualitas juga memiliki laboratorium dengan mesin
test highlight yang berkualitas, untuk menguji kualitas produk yang di produksi.
Menyediakan produk dan layanan melalui sumber daya manusia yang kompeten dan
penerapan sistem manajemen mutu yang optimal (Ulum, 2017).
2. Pengumpulan Data
Proses Produksi Stretch Film
Gambar 2 Proses Mesin Strecth Film
Keterangan :
a. Hopper
Merupakan tempat penyimpanan bahan baku (Biji Plastic).
b. Mixer
Tahap pertama dalam memulai produksi Strecth Film yaitu menyatukan Bahan
baku yang di alirkan dari Hopper ke Mixer.
c. Dies
Selanjutnya material dimasukkan kedalam dies pada mesin Strecth Film untuk di
lakukan pemanasan bahan baku dan di lakukan pencetakan plastic wrap. Material
The Impact of Star Endorser Attraction, Credibility,
and Expertise
2022
Doni Ario Bimo, Anggina Sandy Sundari, M. Ilhamsyah Akbar 1100
dimasukkan kedalam Dies pada mesin Strecth Film, dengan suhu tinggi dan
langsung dilakukan pencetakan plastic wrap.
d. Primary Roll & Secondary Roll
Selanjutnya material di cetak dan di dinginkan dengan 2 kali pendingin yang
berada pada aliran proses pencetakan agar hasil sesuai dengan ketebalan yang di
inginkan.
e. NDC Thickness Control
Pada tahap ini operator mengatur dan mengecek setting mesin untuk menentukan
ketebalan ukuran serta mengatur suhu, berdasarkan dengan SOP yang ada di
dalam organisasi.
f. Spindel Winder
Proses ini adalah sebuah proses yang akan menentukan apakah produk tersebut
akan menjadi produk good (OK) atau defect (NG), proses ini juga merupakan
proses terakhir dari proses produksi. Material yang yang telah dilakukan
pendinginan selanjutnya akan di tarik secara manual oleh operator ke palet
pengemasan sesuai ukuran yang telah di tentukan.
g. Proses Packing Produk
Setelah produk melewati proses quality control dan produk tersebut sudah
dinyatakan produk good (OK), maka produk sudah siap dikemas dalam bentuk
gulungan. Setiap 1 roll palet produk Strecth Film berukuran 50cm x 300m dengan
tebal 17mc.
h. Penyimpanan Produk (Warehouse)
Selanjutnya Setelah proses packing telah dilakukan, produk akan disimpan di
dalam gudang (Warehouse) untuk dikirim ke berbagai konsumen.
Gambar 3 Proses Mesin Strecth Film
3. Pengolahan Data
a. Diagram Pareto
Gambar 3 Diagram Batang Cacat Mesin Strecth Film
Dari hasl diagram pareto pada gambar 3 didapatkan unsur cacat yang
paling dominan pada mesin strecth film pada saat produksi plastic wrap yaitu
meleleh, robek, dan bercak warna. Karna keterbatasan waktu oleh sebab itu hanya
jenis cacat meleleh dan robek menjadi permsalahan utama yang dimana menjadi
Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1101 http://sosains.greenvest.co.id
prioritas perbaikan untuk menekan terjadinya cacat jenis meleleh dan robek,
sehingga tidak menjadi permasahalahan utama di PT.Trimitra Cikarang.
b. Diagram Fishbone
Gambar 4 Diagram Fishbone cacat meleleh
Gambar 5 Diagram Fishbone cacat robek
Dari hasl diagram pareto pada gambar 4 dan gambar 5 didapatkan unsur cacat
yang paling dominan pada mesin strecth film pada saat produksi plastic wrap yaitu
meleleh, robek, dan bercak warna. Karna keterbatasan waktu oleh sebab itu hanya
jenis cacat meleleh dan robek menjadi permsalahan utama yang dimana menjadi
prioritas perbaikan untuk menekan terjadinya cacat jenis meleleh dan robek,
sehingga tidak menjadi permasahalahan utama di PT.Trimitra Cikarang.
4. 5W1H
Setelah mengetahui akar permasalahan yang terjadi pada produk Plastic wrap,
selanjutnya membuat usulan perbaikan menggunakan analisis 5W1H agar dapat
meningkatkan nilai produk (Ulkhaq & Rasyida, 2016).
Tabel 2 Usulan Perbaikan Cacat Meleleh
Penyebab
Kegagalan
Tujuan
Perbaikan
Alasan
Perbaikan
Tempat
Perbaikan
Waktu
Perbaikan
Pelaksana
Perbaikan
Tindakan
Perbaikan
Tindakan
Pencegahan
What
Why
Where
When
Who
How
Operator
mengantuk
/ lelah
Menambah
jumlah
operator
mesin
Strecth
Film
Supaya
operator
bekerja
dengan fokus
kepada job
desc masing-
masing
sehingga
operator tidak
kelelahan
Department
Strecth
Film
Prioritas
Kedua
Pihak
perusahaan
dan kepala
operator
Department
Strecth
Film
Merekrut
operator
mesin baru
dan
memberikan
pengarahan
mengenai
proses
produksi
serta
Melakukan
pengawasan
kepada pekerja
ketika
berlangsungnya
proses produksi
supaya
operator
bekerja sesuai
The Impact of Star Endorser Attraction, Credibility,
and Expertise
2022
Doni Ario Bimo, Anggina Sandy Sundari, M. Ilhamsyah Akbar 1102
melakukan
training
minimal 1
bulan
dengan SOP
yang berlaku
Tidak ada
SOP
setting
suhu
Membuat
SOP
setting
suhu
mesin
strecth
film
Agar operator
dapat bekerja
sesuai dengan
aturan kerja
dan proses
pengerjaan
produk
menjadi lebih
cepat
Department
Mesin
Strecth
Film
Prioritas
Ketiga
Pihak
perusahaan
dan kepala
operator
Department
Strecth
Film
Membuat
SOP sebagai
acuan
bekerja
operator dan
memberikan
pengarahan
untuk
menjalankan
SOP
tersebut
Melakukan
pengawasan
kepada pekerja
ketika
berlangsungnya
proses produksi
supaya
operator
bekerja sesuai
dengan SOP
yang telah
dibuat
Belum
adanya
jadwal
maintence
pada mesin
Strecth
film
Membuat
jadwal
maintence
Supaya panas
suhu dan
pendingin
pada mesin
strecth film
menjadi stabil
dan
meminimalisir
kerusakan
pada mesin
Department
Strecth
Film
Prioritas
Pertama
Pihak
perusahaan
dan kepala
operator
Department
Strecth
Film
Membuat
jadwal
perawatan,
merekrut
operator
baru untuk
divisi
maintenance
dan
melakukan
maintenance
mesin
secara
berkala
Pihak
perusahaan
dapat
mengambil
sistem
preventive
maintenance
dan melakukan
perawatan
mesin sesuai
jadwal
Tindakan yang akan di lakukan perbaikan dan pencegahan yang dapat
dilaksanakan untuk jenis cacat meleleh yang pertama untuk permasalahan operator
mengantuk/lelah tindakan perbaikannya adalah Merekrut operator mesin baru dan
memberikan pengarahan mengenai proses produksi serta melakukan training
minimal 1 bulan, tindakan pencegahannya dengan melakukan pengawasan ketika
berlangsungnya proses produksi agar operator bekerja sesuai dengan SOP. Lalu yang
kedua untuk permasalahan Tidak ada SOP setting suhu tindakan perbaikannya
adalah membuat SOP sebagai acuan bekerja operator dan memberikan pengarahan
untuk komitmen menjalankan SOP tersebut, tindakan pencegahannya dengan
melakukan pengawasan ketika berlangsungnya proses produksi agar operator
bekerja sesuai dengan SOP yang telah dibuat (Robecca & Pasaribu, 2019). Lalu yang
ketiga untuk permasalahan Belum adanya jadwal maintence pada mesin Strecth film
tindakan perbaikannya adalah Membuat jadwal perawatan, merekrut operator baru
untuk divisi maintenance dan melakukan maintenance mesin secara berkala,
tindakan pencegahannya dengan pihak perusahaan dapat mengambil sistem
preventive maintenance dan melakukan perawatan mesin sesuai jadwal.
Tabel 3 Usulan Perbaikan Cacat Robek
Penyebab
Kegagalan
Tujuan
Perbaikan
Alasan
Perbaikan
Tempat
Perbaikan
Waktu
Perbaikan
Pelaksana
Perbaikan
Tindakan
Perbaikan
Tindakan
Pencegahan
What
Why
Where
When
Who
How
Supaya
operator
bekerja
Department
Strecth
Film
Prioritas
Kedua
Pihak
perusahaan
dan kepala
Merekrut
operator
mesin baru
Melakukan
pengawasan
kepada pekerja
Supaya
operator
bekerja
Department
Strecth
Film
Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1103 http://sosains.greenvest.co.id
dengan tenang
tidak terburu-
buru dan
sesuai dengan
job descnya
sehingga
proses
produksi
menjadi
optimal
operator
Department
Strecth
Film
dan
memberikan
pengarahan
mengenai
proses
produksi
serta
melakukan
training
minimal 1
bulan
ketika
berlangsungnya
proses produksi
supaya
operator
bekerja sesuai
dengan SOP
yang berlaku
dengan tenang
tidak terburu-
buru dan
sesuai dengan
job descnya
sehingga
proses
produksi
menjadi
optimal
Supaya panas
suhu dan
pendingin
pada mesin
strecth film
menjadi stabil
dan
meminimalisir
kerusakan
pada mesin
Department
Strecth
Film
Prioritas
Pertama
Pihak
perusahaan
dan kepala
operator
Department
Strecth
Film
Membuat
jadwal
perawatan,
merekrut
operator
baru untuk
divisi
maintenance
dan
melakukan
maintenance
mesin
secara
berkala
Pihak
perusahaan
dapat
mengambil
sistem
preventive
maintenance
dan melakukan
perawatan
mesin sesuai
jadwal
Supaya panas
suhu dan
pendingin
pada mesin
strecth film
menjadi stabil
dan
meminimalisir
kerusakan
pada mesin
Department
Strecth
Film
Tindakan yang akan di lakukan perbaikan dan pencegahan yang dapat
dilaksanakan untuk jenis cacat robek yang pertama untuk permasalahan Operator
terburu-buru tindakan yang akan di lakukan perbaikannya adalah Merekrut operator
mesin baru dan memberikan pengarahan mengenai proses produksi serta melakukan
training minimal 1 bulan, tindakan pencegahannya dengan melakukan pengawasan
ketika berlangsungnya proses produksi agar operator bekerja sesuai dengan SOP
yang telah dibuat (Gunawan & Tannady, 2016). Lalu yang kedua untuk
permasalahan Belum adanya jadwal maintence pada mesin Strecth film tindakan
perbaikannya adalah Membuat jadwal perawatan, merekrut operator baru untuk
divisi maintenance dan melakukan maintenance mesin secara berkala, tindakan
pencegahannya dengan pihak perusahaan dapat mengambil sistem preventive
maintenance dan melakukan perawatan mesin sesuai jadwal.
KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan data menggunakan diagram pareto yang dimana
menggunkana data cacat bulan januari april 2021 dan di dapatkan 3 jenis cacat yaitu,
cacat meleleh ,robek dan bercak warna. Dari ketiga jenis cacat tersebut, cacat meleleh dan
robek yang paling dominan atau sering terjadi yang dimana akan menjadi prioritas untuk
dilalkukan perbaikan. Setelah melakukan analisis data menggunakan diagram pareto dalam
menentukan jenis apa saja yang menjadi prioritas unutk di cari perbaikannya. Selanjutnya
melakukan analisis menggunakan diagram fishbone untuk mengetahui faktor cacat apa saja
yang terjadinya pada produk plastic wrap, maka selanjutnya faktor penyebab permasalahan
dikerucutkan, Sehingga diketahui akar penyebab berdasarkan permasalahan yang terjadi
dalam produk plastic wrapt dengan cacat meleleh adalah Belum adanya briefing operator
baru, Kurangnya komunikasi pada saat pergantiaan shift, Operator mengantuk / lelah,
operator terburu-buru, tidak ada sop setting suhu, belum adanya jadwal maintence pada
mesin Strecth film, Kurangnya pengecekan bahan baku pada saat datang dari supplier.
Sedangkan akar penyebab dari cacat robek adalah kurangnya kesadaran operator terhadap
SOP yang berlaku, kurangnya instruksi kerja, jumlah operator sedikit, operator terburu-
The Impact of Star Endorser Attraction, Credibility,
and Expertise
2022
Doni Ario Bimo, Anggina Sandy Sundari, M. Ilhamsyah Akbar 1104
buru, kurangnya Kualitas bahan baku, pendingin pada pencetakan mesin strecth film error,
belum adanya jadwal maintence pada mesin Strecth film.
BIBLIOGRAFI
Gunawan, Clara Valentina, & Tannady, Hendy. (2016). Analisis Kinerja Proses Dan
Identifikasi Cacat Dominan Pada Pembuatan Bag Dengan Metode Statistical Proses
Control. Jurnal Teknik Industri, 11(1), 914.
Han, Sangdo, Lee, Kyusong, Lee, Donghyeon, & Lee, Gary Geunbae. (2013). Counseling
Dialog System With 5w1h Extraction. Proceedings Of The Sigdial 2013 Conference,
349353.
Purnomo, Hari. (2003). Pengantar Teknik Industri.
Putri, Zhulaydar Esa, Labibah, Nida Khoirun Nahda, Baidlowi, Zulfa Fauziah Irsyada, Sari,
Diah Novita, Asmaranti, Kirena Farah, & Abiyasa, Ilham Akbar. (2021). Strategi
Penetrasi Pasar Untuk Meningkatkan Daya Saing Perusahaan E-Commerce Di
Indonesia. Jmb: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 10(1).
Revita, Maria Lapriska Dian Ela, & Agtoviafrimayasa, Aris Kurniawan. (2018). Pengaruh
Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung.
Robecca, Julian, & Pasaribu, Maya Veby Damayanti. (2019). Metode Failure Mode And
Effect Analysis Untuk Mengurangi Cacat Produk. Inaque J. Ind. Qual. Eng, 7(2),
117125.
Santoso, Krestiawan Wibowo, Waluyo, Handoyo Djoko, & Listyorini, Sari. (2014).
Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Permen Tolak Angin Di Semarang. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 3(1), 95105.
Schmittner, Christoph, Gruber, Thomas, Puschner, Peter, & Schoitsch, Erwin. (2014).
Security Application Of Failure Mode And Effect Analysis (Fmea). International
Conference On Computer Safety, Reliability, And Security, 310325. Springer.
Sihadi, Intan Purwatianingsih, Pangemanan, Sifrid S., & Gamaliel, Hendrik. (2018).
Identifikasi Kendala Dalam Proses Produksi Dan Dampaknya Terhadap Biaya
Produksi Pada Ud. Risky. Going Concern: Jurnal Riset Akuntansi, 13(04).
Sihombing, Midian Immanuel Sihombing, & Sumartini, Sumartini. (2017). Pengaruh
Pengendalian Kualitas Bahan Baku Dan Pengendalian Kualitas Proses Produksi
Terhadap Kuantitas Produk Cacat Dan Dampaknya Pada Biaya Kualitas (Cost Of
Quality). Jurnal Ilmu Manajemen Dan Bisnis, 8(2), 4249.
Suliswanto, Muhammad Sri Wahyudi. (2016). Tingkat Keterbukaan Ekonomi Di Negara
Asean-5. Neo-Bis, 10(1), 3348.
Tjahjaningsih, Endang. (2016). Pengaruh Citra Dan Promosi Terhadap Kepuasan
Pelanggan Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Pada Pelanggan
Supermarket Carrefour Di Semarang). Media Ekonomi Dan Manajemen, 28(2).
Ulkhaq, M. Mujya, & Rasyida, Dyah R. (2016). Aplikasi Seven Tools Dan Analisis 5w+
1h Untuk Mengurangi Cacat Produk Galon: Studi Kasus Di Pt. Berlina, Tbk.
Ulum, Miftahul. (2017). Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan Pasca
Penerapan Sistem Manajemen Mutu Iso 9001: 2008. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial,
27(1), 6991.
Wahid, Abdul, Munir, Misbah, & Hidayatulloh, Achmad Rofiq. (2020). Analisis Resiko
Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode Hirarc Pt. Spi. Journal Of Industrial View,
2(2), 4552.
Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1105 http://sosains.greenvest.co.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.