1070 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 2 NOMOR 10 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
PERAN PARADIPLOMASI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI
SELATAN DALAM PROMOSI EKSPOR PRODUK PERTANIAN KE
MESIR
Agung Suhabi Putra, Nurhasan Affandi
Universitas Padjadjaran, Jawa Barat, Indonesia
Email : asuhabi7@gmail.com, affandi@unpad.ac.id
Kata kunci:
Paradiplomasi,
Pemerintah
Provinsi Sulawesi
Selatan, Promosi
Ekspor
Keywords:
Paradiplomation,
South Sulawesi
Provincial
Government,
Export Promotion
ABSTRAK
Latar Belakang : Riset ini menjelaskan Peran Paradiplomasi Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan dalam mempromosikan ekspor produk pertanian ke Mesir. Konsep
yang dipergunakan dalam riset ini adalah Paradiplomasi dan Perdagangan Internasional.
Tujuan: Tujuan dari riset ini adalah untuk mengetahui peran paradiplomasi pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan dalam promosi ekspor produk pertanian daerah ke Mesir.
Metode : Metode yang digunakan dalam riset ini adalah descriptive research atau
metode deskriptif analisis. Dengan metode tersebut, periset berupaya memaparkan
secara jelas berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan.
Hasil : Riset ini menemukan bahwa pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan merupakan
wujud dari praktik paradiplomasi tipe global paradiplomacy yang memiliki peran
sebagai fasilitator dan mempunyai strategi promosi ekspor ke Mesir seperti personal
selling, hubungan masyarakat dengan mengadakan webinar dan pelatihan, serta pameran
dagang. Tak hanya itu, pengembangan infrastruktur dan pelayanan menjadi nilai tambah
dan daya tarik tersendiri dalam aktifitas ekspor.
Kesimpulan: Melalui konsep global paradiplomacy, pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan memanfaatkan wewenang otonomi dari pemerintah pusat untuk menjalin relasi
perdagangan dan perluasan akses pasar ke Mesir
ABSTRACT
Background: This research explains the Paradiplomation Role of the South Sulawesi
Provincial Government in promoting the export of agricultural products to Egypt. The
concepts used in this research are Paradiplomation and International Trade.
Purpose: The purpose of this study is to determine the paradiplomation
role of the South Sulawesi Provincial government in the promotion of exports of
regional agricultural products to Egypt.
Method: The method used in this research is descriptive research or descriptive analysis
method. With this method, researchers seek to explaiy based on the results of research
that has been carried out.
Results: This research found that the South Sulawesi Provincial government is a form
of paradiplomation practice of global paradiplomacy type which has a role as a
facilitator and has a strategy of promoting exports to Egypt such as personal selling,
public relations by holding webinars and training, as well as trade fairs. Not only that,
the development of infrastructure and services is an added value and a special attraction
in export activities.
Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1071 http://sosains.greenvest.co.id
Conclusion: Through the concept of global paradiplomacy, the South Sulawesi
Provincial government leverages the autonomic authority of the central government to
establish trade relations and expand market access to Egypt.
PENDAHULUAN
Mesir adalah salah satu negara yang berada di bagian utara benua Afrika yang
mana merupakan negara Arab yang pertama kali mengakui kemerdekaan Negara
Indonesia pada tahun 1946. Pada tanggal 10 Juni 1947, Negara Mesir dan Indonesia
telah membuka hubungan antar negara alias hubungan diplomatik dan
menandatangani suatu perjanjian yang disebut The Treaty of Friendship and
Cordiality dan membuka kantor perwakilan Republik Indonesia pada tahun 1949 di
Kairo, Mesir. Berkat hubungan bilateral yang terjalin antara Negara Mesir dan
Negara Indonesia memberikan dampak positif di bidang ekonomi dengan
peningkatan yang signifikan. Tak hanya sampai di situ, peningkatan kuantitas
hubungan bilateral dalam berbagai kerja sama ekonomi antar negara seperti G-15
dan OKI (Organisasi Kerjasama Islam) turut meningkatkan volume perdagangan
secara bilateral. Sebagai salah satu mitra perdagangan non-tradisional bagi
Indonesia, Mesir memiliki peran yang penting bagi Indonesia urutan ke-26 sebelum
Perancis, Rusia, dan Kanada dengan Nilai ekspor USD 1 Miliyar pada tahun 2009.
Pada zaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ajakan
paradiplomasi pernah diserukan kepada beberapa pihak asing seperti Australian’s
businessman pada tahun 2010 silam. Seruan tersebut mengajak para Australian’s
businessman untuk menjalin relasi dengan pemerintah daerah yang ada di Indonesia
yang bertujuan untuk mengadakan investasi di Indonesia. Kerjasama yang terjalin
antara pemerintah daerah dengan pihak asing sangat diperlukan dan juga ditegaskan
oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono dengan alasan
bahwa pertumbuhan ekonomi daerah akan sulit untuk didorong dan ditingkatkan
tanpa kerjasama dengan investor asing atau pihak asing lainnya untuk berkembang
lebih cepat (Mukti, 2013).
Dalam UU No. 32 Tahun 2004 pasal 42 ayat (1) menjelaskan tentang
kewenangan daerah otonom dalam melakukan kerjasama dengan pihak asing yang
menjadi landasan hukum untuk memberikan peluang bagi daerah utnuk
bekerjasama. Dalam hal ini, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) memiliki
tugas dan wewenang dalam memberikan persetujuan kepada pemerintah daerah
untuk melakukan kerjasama internasional.
Ada beberapa daerah di Indonesia yang telah melakukan paradiplomasi
dengan pihak luar negeri seperti Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dengan Provinsi Ismailia, Mesir. Program kerja sama antara Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan Provinsi Ismailia, Mesir berawal dari kunjungan Duta
Besar Republik Arab Mesir kepada Gubernur DIY pada bulan Januari 1990 dan
dilanjutkan dengan pembicaraan antar-gubernur. Dalam pembicaraan lanjutan
tersebut muncul keinginan untuk melakukan kerjasama antar provinsi, yang
kemudian direspons positif oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dan ditindaklanjuti dengan penandatangan Letter of Intens pada tanggal 15 Oktober
1990 dan Memorandum of Understanding pada tanggal 24 Desember 1991 (Mukti,
2013).
Program kerja sama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi
Ismailia berpedoman pada MoU yang meliputi lima bidang, yaitu bidang
Peran Paradiplomasi Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan Dalam Promosi Ekspor Produk Pertanian Ke
Mesir
2022
Agung Suhabi Putra, Nurhasan Affandi 1072
perdagangan, pariwisata, teknologi, industri, pendidikan, dan kebudayaan (Mukti,
2013). Melihat praktik paradiplomasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan gambaran untuk daerah lain di
Indonesia yang memiliki potensi dan peluang dalam melaksanakan hubungan luar
negeri untuk meningkatkan ekonomi daerah, seperti Provinsi Sulawesi Selatan.
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki beragam potensi daerah diantaranya
pariwisata, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, dan peternakan.
Potensi tersebut dapat dibuktikan dengan sejumlah prestasi yang ditorehkan. Pada
tahun 2017, laju pertumbuhan ekonomi mencapai 7% atau diatas pertumbuhan
ekonomi nasional (Rusman, 2017).
Pada bulan Desember 2021 silam, dikutip dari website resmi sulselprov.go.id,
Pelaksana Tugas Gubernur Sulwaesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, menerima
kunjungan silaturahim Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Luthfi Rauf, di
Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan. Plt Gubernur Sulawesi Selatan, Andi
Sudirman Sulaiman, Mengatakan bahwa Provinsi Sulawesi Selatan Memiliki
banyak potensi yang dapat diekspor. Pertemuan tersebut memiliki harapan agar
nantinya akan membantu mengekspor potensi-potensi dari Provinsi Sulawesi
Selatan sebagai bentuk upaya peningkatan ekonomi masyarakat di tengah pandemi
covid-19 (Karo-Karo, 2022). Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk
Mesir, Luthfi Rauf menerangakan bahwa ada berbagai komoditas yang banyak
diekspor ke Mesir diantaranya minyak sawit, kopi dan perikanan. Menurutnya,
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki banyak potensi, baik dalam bidang investasi
dan perdagangan.
Peluang ini tentunya akan sangat membantu meningkatkan perekonomian
daerah sebagai jalan alternatif untuk membantu kemajuan negara Indonesia lebih
baik melalui paradiplomasi sebagai bentuk implementasi hak otonomi daerah yang
diberikan kepada pemerintah daerah oleh pemerintah pusat. Hal tersebut
diberlakukan sebab pemerintah pusat tidak seperti pemerintah daerah yang lebih
memahami potensi wilayahnya sehingga paradiplomasi dalam praktiknya lebih
disarankan untuk mencapai kepentingan dan mendapatlkan yang lebih baik sebagai
alternatif paradiplomasi demi kemajuan Negara Indonesia (Fitriah, 2021).
Melihat potensi yang dimiliki Provinsi Sulawesi Selatan tentu menjadi
sebuah pertimbangan dalam mengupayakan peningkatan ekonomi daerah dengan
menjalin relasi ke berbagai negara luar. Adanya konsep paradiplomasi tak hanya
menjadi keuntungan bagi pemprov Sulsel, melainkan juga menjadi kendala yang
mesti diambil agar terwujudnya kepentingan daerah untuk meningkatkan presentasi
perekonomian daerah yang turun.
Paradiplomasi secara relatif masih masih tergolonng sangat muda bagi
aktivitas pemerintahan di Indonesia. Paradiplomasi sendiri mengacu pada upaya
dan kapabiltas untuk melakukan hubungan luar negeri dengan pihak asing yang
dilakukan oleh entitas sub-state’, atau pemerintah daerah, dalam rangka
kepentingan mereka secara spesifik (Wolff, 2007). Istilah paradiplomacy
diluncurkan pertama kali dalam perdebatan akademik oleh ilmuwan asal Basque,
Panayotis Soldatos tahun 1980-an sebagai penggabungan istilah parallel
diplomacy menjadi paradiplomacy’, yang mengacu pada makna the foreign
Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1073 http://sosains.greenvest.co.id
policy of non-central governments’, menurut Aldecoa, Keating dan Boyer (Mukti,
2013).
Praktik paradiplomasi oleh pemerintah daerah di Indonesia untuk perluasan
akses pasar telah banyak dilakukan di Indonesia dan termuat pada peneletian
terdahulu. Jemima (Werune, 2020) memaparkan bahwa terdapat strategi yang
dilakukan oleh Pemerintah RI dalam meningkatkan ekspor gerbong kereta api ke
Bangladesh antara lain menerapkan harga minimum, menciptakan keunikan
produk, serta mempertimbangkan segmentasi pasar sehingga ekspor tersebut
memberikan dampak positif pada perekonomian Indonesia maupun Bangladesh.
Tak hanya ekspor bidang perindustrian, Indonesia juga mengekspor produk
pertanian seperti kopi. (Silalahi, 2019) menemukan bahwa strategi yang dilakukan
Pemerintah Indonesia terbagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal dengan
mengacu kepada institusi internasional ICO. Ada juga yang mengekspor produk
tekstil seperti yang dipaparkan oleh Rufaida (Vicri, 2019) dengan strategi internal
dan eksternal untuk mendorong kinerja ekspor TPT melalui negosisasi IEU-CEPA.
Tak hanya dilakukan oleh pemerintah Indonesia, perusahaan juga turut andil dalam
kegiatan ekspor seperti PT. Aquarium Shrimp (Firayanti, 2018) dan CV. Yudi Putra
terkait strategi pemasaran dalam meningkatkan penjualan ekspor (Aliyah, 2018).
Berbagai riset terdahulu yang sudah dilakukan, belum ada yang membahas
tentang promosi ekspor yang dilakukan oleh pemerintah daerah sebagai perwujudan
dari kewenangan paradiplomasi seperti paradiplomasi yang dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ke negara lain seperti Mesir. Maka dari itu,
periset berupaya untuk melakukan riset terkait bagaimana peran paradiplomasi
pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam promosi ekspor produk pertanian ke
Mesir.
Tujuan dari riset ini adalah untuk mengetahui peran paradiplomasi
pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam promosi ekspor produk pertanian
daerah ke Mesir.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam riset ini adalah descriptive research atau metode
deskriptif analisis. Dengan metode tersebut, periset berupaya memaparkan secara jelas
berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan. Menurut Arikunto, penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bertujuan untuk menelaah suatu gambaran situasi, kondisi, dan
sebagainya, dan hasilnya disajikan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2019).
Metode penelitian deskriptif analisis yang digunakan dalam riset ini dilakukan untuk
menjabarkan riset yang telah dilakukan dan hasil yang diperoleh dilakukan dengan
pendekatan kualitatif. Selanjutnya, metode ini bisa dideskripsikan dan dituangkan melalui
kata-kata yang dapat menjelaskan dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya pada saat
di lapangan atau pada saat penelitian. Dengan mendiskripsikan dan memaparkan peran
paradiplomasi pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam promosi ekspor produk
pertanian ke Mesir.
Sumber data langsung didapatkan melalui wawancara dengan narasumber terkait
dalam menguraikan permasalahan. Sedangkan sumber data tidak langsung diperoleh
berdasarkan dari bahan bacaan atau disebut data penunjang berupa bukti dan catatan yang
Peran Paradiplomasi Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan Dalam Promosi Ekspor Produk Pertanian Ke
Mesir
2022
Agung Suhabi Putra, Nurhasan Affandi 1074
telah disusun. Adanya studi kepustakaan yaitu kumpulan data, buku, karya ilmiah, dan lain-
lain.
Dalam pengumpulan data riset ini, periset akan menggunakan tiga langkah sebagai
upaya memperoleh data, yaitu wawancara, observasi, dan dokumen. Informan pada
wawancara ini adalah Kepala Dinas Pertanian dan Kepala Dinas Perdagangan Provinsi
Sulawesi Selatan.
Analisis data pada riset ini dilakukan ketika proses pengumpulan data di lapangan
dimulai. Analisis data bertujuan agar menemukan pemahaman yang lebih mendalam
tentang objek yang diteliti. Analisis dan interpretasi data pada riset ini meliputi tahap redusi
data, display data dan conclusion drawing yang merupakan bagian penuh dari analisis
kualitatif (Wijaya, 2018).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Paradiplomasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ke Mesir
Menurut Wolff, Paradiplomasi merupakan suatu konsep kebijakan luar negeri
yang dilakukan oleh entitas sub-negara (daerah) pada ranah internasional untuk
tujuan tertentu (Wolff, 2007). Dengan demikian, kegiatan paradiplomasi, termasuk
di Indonesia, melibatkan pemerintah daerah seperti pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan untuk melakukan aktivitas internasional semisal membuka relasi
perdagangan dengan negara lain. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan tertentu
seperti memperluas akses pasar ke negara tertentu. Dalam praktiknya, Ivo Duchaek
juga menjelaskan bahwa ada tiga jenis pada paradiplomasi yaitu transborder
paradiplomacy, transregional paradiplomacy, dan global paradiplomacy
(Damayanti, 2012). Transborder paradiplomacy merujuk pada lembaga atau
institusi formal maupun non-formal oleh pemerintah-pemerintah sub-state yang
secara geografis berbatasan langsung dengan negara yang akan dijalin kerjasama
sebab sangat memungkinkan dan memiliki konstruk hubungan emosional secara
budaya dan sejarah bagi mereka. Berbeda dengan transregional paradiplomacy,
yaitu pemerintah sub-nasional menjalin hubungan luar negeri dengan negara
berbeda dan tidak berbatasan langsung. Namun masih dalam satu kawasan atau
regional. Sedangkan global paradiplomacy yaitu pemerintah sub-nasional yang
melakukan hubungan diplomasi berada pada negara yang berbeda dan dari kawasan
yang berbeda pula di berbagai belahan dunia.
Dalam kasus ini, paradiplomasi pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan lebih
kepada global paradiplomacy, yaitu pemerintah sub-nasional dalam hal ini
pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melakukan hubungan diplomasi dengan
negara yang berbeda yaitu Mesir. Sedangkan negara Mesir berada di kawasan
benua Afrika yang berbeda dengan negara Indonesia yang berada di benua Asia
sehingga tidak cocok jika tipe paradiplomasi yang dilakukan pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan digolongkan kepada transborder paradiplomacy maupun
transregional paradiplomacy. Fenomena ini juga patut dikatakan sebagai
paradiplomasi sebab pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai aktor sub-
negara dari negara Indonesia berupaya menjalin relasi perdagangan dengan pihak
Mesir.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memiliki peran dalam hubungan luar
negeri ini. Peran tersebut dilakukan dengan berpedoman pada peraturan perundang-
Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1075 http://sosains.greenvest.co.id
undangan yang berlaku. Menurut fathun, aktivitas paradiplomasi harus
berlandaskan dengan peraturan yang berlaku agar tidak bertentangan dengan
kebijakan luar negeri resmi dari pemerintah pusat (Fathun, 2016). peraturan
tersebut tercantum pada UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Pasal 367 yang mengatur tentang kerjasama daerah dengan lembaga atau
pemerintah daerah di luar negeri yang meliputi promosi potensi daerah. Dalam hal
ini, pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memiliki kewenangan untuk
mempromosikan potensi daerah yang dimiliki kepada pihak luar negeri yaitu Mesir
melalui kegiatan paradiplomasi dalam bentuk promosi ekspor produk pertanian.
Melihat kerjasama yang dilakukan Pemerintah Sulawesi Selatan Ini adalah
kegiatan kerjasama internasional dengan pembeli dari Mesir. Diimplementasikan
oleh negara dan subnasional. fenomena kerjasama Ini membuktikan adanya
aktivitas paradiplomatik oleh pemerintah negara bagian Sulawesi Selatan bekerja
sama dengan pembeli Mesir untuk meningkatkan potensi Sulawesi Selatan, tetapi
ada juga perbedaan tingkat aktor yang terlibat yang dilakukan di negara lain.
Strategi Promosi Ekspor Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Promosi ekspor memiliki peran penting agar terwujudnya kesepakatan
kontrak antara pihak eksportir dan importir (Budiarto & Ciptono, 1997). Hal ini
bertujuan untuk membangkitkan buyer atau pelanggan untuk membeli,
mendatangkan pelanggan untuk mengunjungi perusahaan, mendatangkan
pelanggan baru, mengelola pelanggan menjadi penggemar, dan memelihara
pelanggan menjadi setia terhadap produk yang dimiliki. Budiarto dan Ciptono
sebelumnya telah memaparkan tentang beberapa strategi promosi ekspor untuk
menghasilkan konsumen (buyers) untuk membeli agar terciptanya kesepakatan
kontrak antara pihak eksportir dan importir. Dalam kasus ini, terdapat 3 strategi
yang telah dilakukan oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yaitu personal
selling, hubungan masyarakat, dan pameran dagang.
Penjualan pribadi atau personal selling telah dilakukan oleh Dinas
Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan melaui program business matching dengan
bekerjasama beberapa pihak seperti FTA (Free Trade Agreement), Atase
Perdagangan KBRI Kairo, Kementerian Perdagangan bahkan perusahaan swasta
lainnya. Business matching sendiri merupakan program unggulan pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan dalam membina hubungan antara supplier yang berada
di Sulawesi Selatan dan buyer asal Mesir secara interaktif. Dengan melihat karakter
buyer yang dituju dan mengetahui kebutuhan dari buyer sehingga mengadakan
penyesuain dengan buyer untuk mencapai kesepakatan kontrak perdagangan.
Selanjutnya, hubungan masyarakat seperti mengadakan program seminar dan
pelatihan untuk membina masyarakat dan menumbuhkan citra. Webinar merupakan
salah satu strategi promosi ekspor melalui hubungan masyarakat, yaitu pihak
promosi dalam hal ini pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas
Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan merancang program untuk membina
hubungan dengan berbagai lapisan masyarakat untuk menjaga citra (Budiarto &
Ciptono, 1997). Tujuan dari program ini adalah menumbuhkan motivasi bisnis para
pelaku usaha yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan untuk memasarkan
produknya ke ranah internasional sebagai upaya perluasan akses pasar. Webinar
Peran Paradiplomasi Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan Dalam Promosi Ekspor Produk Pertanian Ke
Mesir
2022
Agung Suhabi Putra, Nurhasan Affandi 1076
dengan tema “Peluang Ekspor Kopi Sulawesi Selatan ke Mesir” diadakan pada
Oktober 2021 silam dan diselenggarakan oleh Dinas Perdagangan Provinsi
Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Dewan Kopi Indonesia perwakilan
SulSelBar dan Free Trade Agreement Center Makassar. Dalam agenda tersebut,
pihak penyelenggara menghadirkan Luthfi Rauf, Duta Besar Republik Indonesia di
Cairo-Mesir, Kaimuddin selaku Ketua Dewan Kopi Indonesia Perwakilan
SulSelBar, Hasan Sayed Haggad, CEO PT. Golden Coffee Bean dan Irman Adi
Purwanto Moefthi, Atase Perdagangan Cairo.
Kegiatan webinar saja yang bertujuan untuk membina masyarakat. Selain itu
terdapat program latihan Export Coaching Program yang merupakan agenda atau
program unggulan dan produktif yang saat ini dimiliki oleh Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan melalui Dinas Perdagangan Sulawesi Selatan. Berkat program ini,
Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan berhasil menembuskan beberapa
Supplier yang mengikuti rangkaian dari Buisness Matching yang diadakan oleh
pemerintah daerah ke Pihak buyer asal Mesir. Adapun beberapa rangkaian
pembinaan meliputi (1) Workshop dan Verifikasi Program, (2) Training of
Exporters, (3) Market Development, (4) Pendampingan Produk, (5) Business
Matching, (6) Training of Exporters Part II, (7) Progress Monitoring, (8) Evaluasi
dan Penutupan.
Promosi ekspor juga dapat dilakukan dengan pameran dagang dengan
memperhatikan berbagai hal (Budiarto & Ciptono, 1997). Pameran dagang adalah
upaya sekunder dari pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dimana Kementerian
Perdagangan mengajak pemerintah daerah untuk berkontribusi dalam
mempromosikan produk unggulan masing-masing daerah. Dalam hal ini Dinas
Perdagangan dan Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura Provinsi
Sulawesi Selatan berupaya dalam memaksimalkan potensi produk untuk menarik
perhatian dari pada buyer internasional.
KESIMPULAN
Melalui konsep global paradiplomacy, pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan memanfaatkan wewenang otonomi dari pemerintah pusat untuk menjalin
relasi perdagangan dan perluasan akses pasar ke Mesir. Dengan memiliki peran
penting sebagai fasilitator antara suplier asal Sulawesi Selatan dengan buyer asal
Mesir, pemerintah Sulawesi Selatan memiliki strategi promosi ekspor seperti
personal selling, hubungan masyarakat dengan mengadakan webinar dan pelatihan,
serta pameran dagang.
DAFTAR PUSTAKA
Aliyah, Zulfa. (2018). Analisis Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan
Ekspor Kopi Arabika Pada CV Yudi Putra. UIN Sumatera Utara Medan.
Arikunto, Suharsimi. (2019). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Budiarto, Teguh, & Ciptono, Fandy. (1997). Pemasaran Internasional (pertama).
Yogyakarta: BPFE.
Damayanti, Christy. (2012). potensi paradiplomasi dalam mendukung kinerja Diplomasi
indonesia menuju komunitas asean. Transformasi, 14(22), 19.
Fathun, Laode Muhamad. (2016). Paradiplomasi Menuju Kota Dunia: Studi Kasus
Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1077 http://sosains.greenvest.co.id
Pemerintah Kota Makassar. Indonesian Perspective, 1(1), 7594.
Firayanti, Yuni. (2018). Strategi Ekspor PT. Aquarium Shrimp Pontianak dalam Memasuki
Pasar Global. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Kontemporer, Vol.2 No.
Fitriah, Melina Nur. (2021). Mengapa Tidak Semua Pemerintah Wilayah Di Indonesia
Dapat melakukan Paradiplomasi.
Karo-Karo, Rasidin. (2022). Usulan Pokok-Pokok Kebijakan Pembangunan Daerah
Dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2022.
Mukti, Takdir Ali. (2013). Paradiplomacy Kerjasama Luar Negeri oleh Pemda di
Indonesia. the phinisi press Yogyakarta.
Rusman, Mohamad. (2017). Potensi Sulsel Yang Mendunia.
Silalahi, Kevin Daniel Januari. (2019). Strategi Pemerintah Indonesia Dalam
Meningkatkan Ekspor Kopi Ke Malaysia. Universitas Sebelas Maret.
Vicri, Rufaida Nurul. (2019). Strategi Indonesi dalam Meningkatkan Kinerja Ekspor
Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) ke Uni Eropa. Universitas Katolik Parahyangan.
Werune, Jemima Juliani. (2020). Strategi Pemerintah Republik Indonesia Dalam
Meningkatkan Ekspor Gerbong Kereta Api ke Bangladesh Tahun 2016-2019.
Universitas Hasanuddin.
Wijaya, Hengki. (2018). Analisis data kualitatif ilmu pendidikan teologi. Sekolah Tinggi
Theologia Jaffray.
Wolff, Stefan. (2007). Paradiplomacy: scope, opportunities and challenges. The Bologna
Center Journal of International Affairs, 10.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.