1133 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 2 NOMOR 10 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
STUDI PERILAKU HARIAN MONYET EKOR PANJANG (MACACA
FASCICULARIS) DI OBYEK WISATA SANGEH, KABUPATEN
BADUNG, BALI
Gleny Sinta D, Luchman Hakim, Hamdani Dwi P
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang,
Indonesia
Email : glenydewi85614@gmail.com, luchman@ub.ac.id,
Kata kunci:
Macaca
fascicularis ,
Perilaku Harian,
Obyek Wisata
Sangeh.
Keywords:
Macaca
fascicularis , Daily
Behavior, Obyek
Wisata Sangeh.
ABSTRAK
Latar Belakang : Etologi adalah studi tentang perilaku hewan. Genus Macaca memiliki
distribusi yang luas termasuk Indonesia. Berdasarkan kategori Daftar Merah yang
dikeluarkan oleh IUCN (International Union for the Conservation of Nature), Monyet
Ekor Panjang termasuk dalam kategori berisiko rendah (paling tidak memprihatinkan).
Tujuan : Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui perilaku sehari-hari
Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis ) di Obyek Wisata Sangeh, perilaku
dominan, dan interaksi wisatawan.
Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah focal animal sampling,
dan Instantaneous. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk observasi selama 24 hari (24
kali pengulangan).
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa aktivitas tertinggi yang terjadi pada
Macaca fascicularis pada Obyek Wisata Sangeh adalah pada perilaku bergerak
(bergerak) dengan persentase 17%, dan Perilaku Grooming (Mencari kutu) sebesar 15%,
kemudian untuk kegiatan lain seperti istirahat (istirahat) sebesar 14%, kawin 8%,
memberi makan 13%, sosial 14%, agonis 13%, untuk perilaku dengan persentase tidur
(tidur) terendah 6%.
Kesimpulan: Interaksi yang paling sering dengan wisatawan adalah memberikan
makanan. Perilaku khas yang mendominasi Macaca fascicularis adalah melompat-
lompat, menunjukkan gigi taring dan perawatan.
ABSTRACT
Background: Ethology is the study of animal behavior. The genus Macaca has a wide
distribution including Indonesia. Based on the Red List category issued by the IUCN
(International Union for the Conservation of Nature), the Long-Tailed Monkey is
included in the category of low risk (least concern).
Purpose: The purpose of this observation is to determine the daily behavior of the Long
Tailed Monkey (Macaca fascicularis ) at the Sangeh Tourism Object, the dominant
behavior, and the interaction of tourists.
Method: The method used in this research is focal animal sampling, and Instantaneous.
This research was conducted in the form of observation for 24 days (24 repetitions).
Results: ). Based on the results of the study, it is known that the highest activity that
occurs in Macaca fascicularis at Sangeh Tourism Object is in the behavior of moves
(moving) with a percentage of 17%, and Grooming behavior (Looking for lice) by 15%,
then for other activities such as rest (rest) by 14 %, mating 8%, feeding 13%, social
14%, agonistic 13%, for behavior with the lowest percentage of sleep (sleep) of 6%.
Studi Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca
Fascicularis) Di Obyek Wisata Sangeh, Kabupaten
Badung, Bali
2022
Amiruddin, Anasril, Maryono, Sri Gustini 1134
Conclusion: The most frequent interaction with tourists is giving food. Typical
behaviors that dominate Macaca fascicularis are jumping around, showing canines and
grooming.
PENDAHULUAN
Salah satu negara dengan spesies primata yang beragam adalah Indonesia,
menurut (Supriatna & Wahyono, 2000), di kepulauan Indonesia dapat ditemukan
sekitar kurang lebih 20% spesies primata di dunia. Di Indonesia Macaca
fascicularis atau biasa disebut sebagai monyet ekor panjang adalah salah satu jenis
primata yang paling mudah ditemukan. Primata jenis ini juga merupakan bagian
dari suku Cercopithecidae (Roos et al., 2014). Menurut International Union for
Conservation of Nature (IUCN) Red List, Monyet Ekor Panjang pada tingkat
internasional status konservasinya ialah least concern, hal itu berdasarkan wilayah
penyebaran yang luas, populasi besar, di semua tipe habitat memiliki tingkat
toleransi yang tinggi.
Menurut (Welker, 1992), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis )
hidupnya berkoloni dengan sistem hirarki. Macaca fascicularis merupakan primata
yang memiliki massa tubuh sekitar 3 4 kg (Lucas dan Corlett, 1991), mempunyai
ciri-ciri rambut berwarna abu-abu sampai coklat kemerahan pada tubuh dengan
sedikit rona cerah pada bagian bawahnya. Macaca fascicularis jantan mempunyai
rambut seperti berewok pada bagian pipi dan kumis, lalu untuk Macaca fascicularis
betina berjenggot dan bayi Monyet Ekor Panjang yang baru lahir berwarna hitam.
Menurut (Brotcorne et al., 2017) Monyet Ekor Panjang sendiri memiliki sifat yang
oportunis dan termasuk ke dalam golongan omnivora (pemakan segala) (Hambali,
Ismail, & Md-Zain, 2012) mempunyai keunggulan sangat baik dalam adaptasi pada
lingkungan terutama dengan kehadiran manusia, sanggup tinggal di daerah habitat
kecil di dekat desa dan kota.
Sebagian besar spesies Cercopithecine ini mempunyai fleksibilitas dalam hal
penggunaan time budget (Sajuthi et al., 2016). Time bugdet atau penggunaan waktu
adalah metode yang digunakan dalam mempelajari bagaimana primata
berhubungan dengan lingkungannya dan menginvestasikan tenaga juga waktu
mereka dalam beraneka macam aktivitas termasuk istirahat, mencari makan,
makan, dan kegiatan sosial (Sajuthi et al., 2016). Kebiasaan-kebiasaan hewan liar
pada aktivitas hariannya disebut sebagai perilaku, misalnya dalam sifat
berkelompok, kegiatan aktif, daerah pergerakan, upaya menemukan dan
mengumpulkan makanan, upaya dalam pembuatan sarang, berhubungan sosial,
perilaku bersuara, hubungan bersama spesies jenis lainnya, cara kawin dan
melahirkan anak. (Suhara, 2010) dalam (Sari & Saputra, 2015) mengungkapkan
bahwasanya perilaku ialah tindakan atau pola gerakan yang mengubah hubungan
antara organisme dan lingkungannya.
Salah satu desa yang ada di kawasan kabupaten Badung, yaitu desa Sangeh,
merupakan salah satu desa yang di dalamnya terdapat habitat hutan semi range yang
dihuni oleh Macaca fascicularis yaitu alas pala. Hutan Semi Range sendiri ialah
kawasan hutan yang memiliki luas wilayah terbatas dan berbatasan langsung
dengan pemukiman penduduk, hal ini menjadikan kawasan dipengaruhi oleh
keberadaan manusia. Di desa Sangeh sekawanan monyet-monyet sering
berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar dan pengunjung. Menurut
(Mahayuni, Watiniasih, & Yusup, 2018), Kondisi ini dapat berpengaruh langsung
Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1135 http://sosains.greenvest.co.id
terhadap tingkah laku hewan tersebut, terutama pada kegiatan hariannya. Hal
itulah yang melatarbelakangi peneliti dalam melakukan penelitian ini. Informasi
mengenai tingkah laku (aktivitas harian) Monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis ) diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jauh mengenai
perilaku harian Monyet Ekor Panjang jika habitatnya bersentuhan dengan manusia.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk pengamatan observasi selama 8,5 jam
setiap hari, mulai pukul 08.00 hingga 16.30 WITA dengan metode yaitu focal animal
sampling, adalah teknik pengambilan data langsung aktivitas hewan dengan mengamati
satu individu sebagai objek utamanya (Arlington, 2021), pencatatan data dilakukan dengan
metode Instantaneous, yakni dengan dicatat seluruh kegiatan atau perilaku Macaca
fascicularis pada waktu atau periode yang telah ditentukan (Sofyan, Pudyatmoko, &
Imron, 2013). Pengamat mencatat aktivitas atau perilaku harian Monyet Ekor Panjang
(Macaca fascicularis ) kelompok utara dengan berdiri pada titik yang telah ditentukan
dengan pertimbangan agar pergerakan dan keberadaan peneliti tidak dilihat oleh Macaca
sehingga objek tidak merasa takut dan terancam saat akan melakukan aktivitas harian.
Peneliti juga mengamati interaksi Macaca terhadap wisawatan baik domestik maupun lokal
dengan menggunakan metode pengambilan data accidental sampling menurut (Soekidjo,
2010), yakni teknik pengambilan sampel dengan mengambil responden yang kebetulan ada
atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. Pengamatan ini dilakukan
sebanyak 24 kali ulangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1. Presentase Seluruh Perilaku Harian Macaca fascicularis Di
Obyek Wisata Sangeh
Bedasarkan hasil dari pengamatan perilaku atau aktivitas harian Monyet Ekor
Panjang (Macaca fascicularis ) di obyek wisata sangeh diketahui bahwasanya
Studi Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca
Fascicularis) Di Obyek Wisata Sangeh, Kabupaten
Badung, Bali
2022
Amiruddin, Anasril, Maryono, Sri Gustini 1136
aktivitas tertinggi ada pada perilaku bergerak dengan presentase 17%, dan perilaku
Grooming (menelisik) sebesar 15%, selanjutnya untuk aktivitas lainya seperti rest
(istirahat) sebesar 14%, kawin 8%, feeding (makan) 13%, sosial 14%, agonistik
13%, untuk perilaku dengan presentase terendah yakni sleep (tidur) sebesar 6%.
Gambar 2. Perilaku Harian Macaca fascicularis Grooming (A), Sosial (B),
Agonistik (C), Rest (D)
Perilaku Istirahat (Rest)
Salah satu perilaku yang dimiliki Macaca yakni perilaku rest. Macaca memiliki
tingkat istirahat (Rest) sebesar 14% dengan total kejadian yakni 180 kali. Perilaku istirahat
memiliki presentase yang tinggi karena perilaku istirahat menjadi aktivitas yang penting
bagi Macaca karena Macaca membutuhkan waktu istirahat khusus untuk efektivitas
maksimum dan untuk pencernaan makanan. Kejadian perilaku istirahat (Rest) seringkali
ditemukan pada saat seusai jam makan dan pada saat sepinya pengunjung.
Perilaku Bergerak (Moves)
Aktivitas moves, Macaca memiliki tingkat aktivitas bergerak (Moves) sebesar 17%
dengan total kejadian 233 kali. Menurut (Nasution & SNO, 2011) aktivitas monyet ekor
panjang akan mulai meningkat antara pukul 07.00-10.00 dan didominasi oleh aktivitas
jalan berkeliaran yang termasuk didalamnya adalah perilaku bergerak atau moving. Namun,
aktivitas berkeliaran atau mengembara ini mulai menurun pada siang hari dan meningkat
kembali pada sore hari. Perilaku bergerak ini biasanya dilakukan Macaca disaat istirahat
(rest), mencari makan (foraging), bermain (playing), dan pada saat terjadinya perilaku
agonistik. Perilaku bergerak (moves) pada Macaca sering dilakukan oleh kelompok tengah.
Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan frekuensi interaksi antara Macaca dengan
pengunjung. Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan (Saputra, Watiniasih, & Ginantra,
2014), terkait pengamatannya tentang aktivitas harian kera ekor panjang (M. fascicularis),
bahwasannya Macaca fascicularis nampak lebih aktif bergerak dan banyak berkumpul di
tempat yang sering dikunjungi wisatawan, hal itu terjadi karena mereka menantikan dan
mengharapkan untuk mendapatkan makanan dari wisatawan. Menurut (Ariani, Syarifah,
Saputra, & Mahanani, 2020), anggota tubuh utama yang digunakan Macaca fascicularis
dalam bergerak untuk berlari, berjalan yaitu kedua kaki dan tangannya (quandrapedalisme)
Perilaku Grooming
Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1137 http://sosains.greenvest.co.id
Perilaku grooming atau biasa disebut sebagai perilaku menelisik adalah aktivitas
membersihkan, mencari dan mengambil kotoran, debu, dan parasit dari tubuh. Grooming
terdiri dari 2 macam yakni menelisik individu lain atau berpasangan (allogrooming) dan
menelisik diri sendiri (autogrooming). Perilaku grooming tersebut biasanya dilakukan oleh
monyet kasta rendah ke kasta tertinggi. Pada Obyek Wisata Sangeh umumnya kegiatan
menelisik dilakukan secara berpasangan (lebih dari satu individu), namun terkadang juga
ditemui kegiatan menelisik yang hanya dilakukan oleh satu individu saja. Bedasarkan hasil
dari pengamatan diketahui bahwasanya pada Macaca memiliki tingkat aktivitas Grooming
sebesar 15% dengan total kejadian 197 kali. Perilaku ini biasanya dilakukan disaat rest dan
disaat menunggu kedatangan para pengunjung. Menurut (Kamilah, Saprianto, & Jarulis,
2013)., Perilaku menelisik Macaca betina dewasa dengan anaknya diyakini bertujuan
untuk menjaga dan memelihara hubungan yang baik terhadap anaknya. Selain itu tingkah
laku grooming juga bertujuan untuk memperbaiki hubungan interpersonal dalam suatu
kelompok serta mengurangi ketegangan ketika terjadi konflik diantara individu dalam
suatu kelompok (Pijoh, Astuti, Mansjoer, Sajuthi, & Suparto, 2020).
Gambar 3. Perilaku Harian Macaca fascicularis Hindquarter Present (A), Genital
Inspect (B), Ejakulation (C)
Perilaku Kawin
Perilaku kawin pada Macaca fascicularis di Obyek Wisata Sangeh sering terjadi
pada pagi hari yakni pada saat pengelola memberikan pakan. Hal tersebut dikarenakan
dengan berkumpulnya Macaca, memungkinkan Macaca memiliki lebih banyak peluang
untuk bersosialisasi (courtship) dan kawin (mating). Pernyataan ini sesuai dengan
penelitian (Munawaroh, 2021) yang menyimpulkan bahwa frekuensi aktivitas kawin pada
kelompok Macaca di Pancalikan, Ciamis banyak terjadi terutama pada pagi hari.
Bedasarkan hasil dari pengamatan perilaku atau aktivitas harian Monyet Ekor Panjang di
Obyek Wisata Sangeh diketahui bahwasanya Macaca memiliki tingkat aktivitas kawin
sebesar 8% dengan total kejadian 109 kali. Perilaku kawin sendiri ditandai dengan adanya
betina dewasa memperlihatkan bagian belakang tubuhnya (hindquarter present) sebagai
undangan untuk menarik perhatian pejantan, kemudian dilanjutkan dengan jantan
memeriksa kelamin betina (genital inspect), hal itu dilakukan untuk memastikan apakah
betina tersebut siap dikawini atau tidak. Jika bagian belakang betina berwarna merah, dan
membengkak (ovulasi) hal tersebut pertanda bahwa betina siap dikawini, Kemudian jantan
memasukkan alat kelaminnya ke dalam kelamin betina (intromission), mendorong dan
menarik (thrusting), terjadinya proses ejakulasi (ejakulation), lalu diakhiri dengan jantan
turun dari tubuh betina. Pada M. fascicularis terdapat suatu jenis dorongan atau pemaksaan
seksual yaitu kopulasi. Menurut (Clutton-Brock & Parker, 1995), pemaksaan seksual oleh
jantan bertujuan meningkatkan peluang jantan mengawini betina dan mengurangi
Studi Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca
Fascicularis) Di Obyek Wisata Sangeh, Kabupaten
Badung, Bali
2022
Amiruddin, Anasril, Maryono, Sri Gustini 1138
kesempatan betina tersebut dikawini oleh jantan lain. Posisi dominansi jantan pada
kelompok mempengaruhi dalam adanya suatu persaingan.
Perilaku Makan (Feeding)
Monyet ekor panjang termasuk hewan frugivora karena sumber pakan terbesarnya
berasal dari buah. Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis ) diketahui memiliki tingkat
aktivitas makan (Feeding) di Obyek Wisata Sangeh sebesar 13% dengan total kejadian 168
kali. Hal tersebut tergolong cukup tinggi dikarenakan makan merupakan aktivitas utama
yang dilakukan Macaca untuk bertahan hidup. Adapun tiga makanan utama Macaca di
Obyek Wisata Sangeh yakni pisang (Musa paradisiaca), Ketela (Manihot esculenta), dan
kacang tanah (Arachis hypoghea). Perilaku ini ini terjadi disaat istirahat (rest), pada saat
waktu makan sekitar pukul 08.00 WITA dan pada saat adanya pengunjung atau wisawatan.
Menurut (Pujiantari, 2019), Ada beberapa cara Macaca mendapatkan makanan yaitu,
meminta (begging), mencuri (robbing), Mengais (scavenge), diambil (taken), pemberian
(given).
Tabel 1.
Jenis Makanan Yang Dimakan Macaca fascicularis di Obyek Wisata Sangeh.
Nama Species
Famili
Pisang (Musa paradisiaca)
Musaceae
Ketela (Manihot esculenta)
Euphorbiaceae
Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Fabaceae
Pepaya (Carica papaya)
Caricaceae
Wortel (Daucus carota)
Apiaceae
Tomat (Solanum lycopersicum)
Soalanaceae
Mentimun (Cucumis sativus)
Cucurbitaceae
Jagung (Zea Mays)
Poaceae
Padi (Oryza Sativa)
Poaceae
Gumitir (Tegetes Erecta)
Asteraceae
Kelapa (Cocos nucifera)
Arecaceae
Ketapang (Terminalia catappa)
Combretaceae
Perilaku Tidur
Perilaku tidur Macaca fascicularis di Obyek Wisata Sangeh memiliki presentase
sebesar 6% dengan total kejadian 77 kali. Hal tersebut terbilang presentase yang paling
sedikit karena perilaku tidur merupakan perilaku inkatif yang terjadi pada Macaca. Macaca
cenderung memiliki posisi tidur yang sama seperti manusia. Biasanya ditemukan tidur
Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1139 http://sosains.greenvest.co.id
dengan posisi tubuh tengkurap, terlentang, maupun dengan posisi duduk. Pada malam hari
spesies ini tidur diatas pohon guna melindungi diri dari ancaman hewan buas yang dapat
mengancam keselamatan hidup mereka. Sedangkan pada siang hari Macaca memilih untuk
tidur di area rerumputan, dibawah pohon, maupun ditempat yang teduh seperti bale
bengong.
Perilaku Sosial
Macaca memiliki tingkat aktivitas sosial (Social) sebesar 14% dengan total kejadian
185 kali. Hal itu tergolong presentase besar dikarenakan Macaca memiliki tingkat
keaktifan yang tinggi, terutama disaat banyaknya pengunjung. Perilaku ini terkadang
dilakukan pada saat istirahat (rest) dan seusai makan (feeding). Beberapa perilaku sosial
yang teramati yakni perilaku affiliatif (persahabatan), dan bermain. Perilaku affiliatif
memiliki peranan penting dalam mempererat hubungan sosial dalam suatu kelompok.
Hubungan persahabatan ini terjadi tidak memandang kasta atau tingkatan tertentu, baik
umur, dominansi, maupun jenis kelamin. Bedasarkan hasil pengamatan terlihat beberapa
perilaku affiliatif yang terjadi pada Macaca di obyek wisata sangeh yakni bersentuhan,
duduk berdekatan bersama, berpelukan, bermain, dan yang paling sering terjadi yaitu
grooming. Sedangkan untuk perilaku bermain dilakukan Macaca tidak pandang umur,
namun paling sering terjadi pada Macaca muda (juvenile). Bayi Macaca betina cenderung
menghabiskan waktu dengan indukan betina, betina dewasa lainnya atau bayi baru yang
lain (Winarno & Harianto, 2018). Salah satu hal yang sering dilakukan Macaca saat
bermain adalah berenang (membersihkan diri dengan air), melompat-lompat dengan
sesama anakan, berkejar-kejaran, berlari menaiki pohoh, bergelantungan di ranting-ranting
pohon, dan saling dorong-mendorong. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Jawadi &
Rita, 2019) terkait pengamatannya terhadap Macaca yang menyatakan bahwa Perilaku
bermain yang teramati berupa aktivitas memeluk, menggigit, melompat dengan ranting,
dan bergantung di ekor individu lain. (Thor & Holloway Jr, 1984) menyimpulkan bahwa
perilaku bermain (aktivitas) akan memuncak ketika hewan mencapai usia remaja (juvenile),
namun tidak menutup kemungkinan dewasa Macaca bermain dengan anakan atau juvenile.
Perilaku bermain digunakan sebagai proses belajar, pengembangan keterampilan (pelatihan
motorik), dan adaptasi yang berhasil saat dewasa (Cenni & Fawcett, 2018).
Perilaku Agonistik
Perilaku Agonistik atau biasa disebut sebagai perilaku agresif pada monyet ekor
panjang dilakukan saat merasakan ancaman dari spesies maupun individu lain. perilaku ini
diinisiasi dengan menunjukkan taringnya untuk menakuti lawan dan untuk berkelahi.
Tingkah laku mengancam Macaca dilakukan dengan posisi badan condong kedepan
dengan tatapan tajam ke arah lawan, mulut terbuka menunjukkan giginya disertai teriakan
dan posisi tubuh siap menyerang. Bedasarkan hasil dari pengamatan, diketahui bahwasanya
pada Macaca memiliki tingkat aktivitas agonistik sebesar 13% dengan total kejadian 177
kali. Hal tersebut tergolong tinggi, dikarenakan Macaca memiliki tingkat sosial yang
tinggi, sehingga dalam interaksi tersebut terdapat ketegangan sosial yang menyebabkan
terjadinya perilaku agonistik. Terjadinya perilaku agonistik pada Macaca fascicularis
didasari oleh beberapa faktor yakni perebutan makanan, perebutan betina untuk dikawini,
hirarki, maupun untuk perebutan dan mempertahankan wilayah kekuasaan. Pada wilayah
tengah (utara) kawasan obyek wisata sangeh dihuni oleh kelompok tengah. Wilayah tengah
sering ditemui Macaca yang agresif mempertahankan area kekuasaan (teritori), karena
merupakan wilayah inti yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Sehingga wilayah tengah
menjadi wilayah penting dan sensitif bagi macaca untuk perebutan makanan. Teritori ini
dipertahankan secara aktif oleh sekelompok Macaca wilayah tengah agar terhindar dari
Studi Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca
Fascicularis) Di Obyek Wisata Sangeh, Kabupaten
Badung, Bali
2022
Amiruddin, Anasril, Maryono, Sri Gustini 1140
gangguan atau perebutan wilayah oleh kelompok lain. Hal ini dilakukan guna kepentingan
kelompoknya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Watiniasih, 2009) bahwasannya
Macaca lebih banyak melakukan aktivitas aggression untuk melindungi kelompoknya.
Pada Macaca juga memiliki sinyal atau alarm suara (alarm call) untuk memanggil atau
meminta pertolongan kelompoknya saat terjadinya perilaku agonistik.
Aktivitas Harian M. fascicularis Perwaktu dan Interaksi Dengan Wisatawan
Aktivitas harian Macaca perwaktu dibagi menjadi tiga yakni pada pagi, siang dan
sore hari. Periode waktu pertama (pagi hari) pukul 08.00-10.30 WITA, proporsi individu
yang paling banyak teramati yaitu perilaku bergerak (moves) dengan presentase sebesar
19%. Hal itu dikarenakan saat pagi hari saat setelah keluar hutan dan turun dari pohon
Macaca biasanya melakukan aktivitas bergerak seperti berjalan, melompat, diikuti dengan
menelisik (grooming) sembari menunggu datangnya wisatawan, kemudian dilanjutkan
dengan aktivitas makan yang melibatkan pergerakan berlari untuk perebutan makanan
(foraging). Menurut (Huh et al., 2012) M. fascicularis, ialah salah satu satwa primata yang
menggunakan kaki depan dan kaki belakang untuk berjalan dan berlari (quan-
drapedalisme). Periode waktu ke dua (siang hari) pukul 10.31-13-30 WITA, proporsi yang
paling banyak terjadi yakni perilaku moves sebesar 17%. Periode waktu ke tiga (sore hari)
pukul 13.31-16.30 WITA, proporsi individu yang paling banyak teramati yaitu perilaku
moves dengan presentase sebesar 17%. Hal itu dikarenakan pada jam-jam tersebut sering
adanya kunjungan wisatawan khusnya warga lokal sekitar daerah wisata yang melakukan
kegiatan ritual keagamaan seperti persembahyangan di pura dll. Banyaknya persembahan
makanan yang dihaturkan, membuat Macaca bergerak aktif untuk mendekati wisatawan.
Hal tersebut berkaitan dengan aktivitas foraging yang merupakan usaha utama yang
dilakukan Macaca untuk bertahan hidup.
Bedasarkan hasil pengamatan, rata-rata wisatawan yang datang ialah dari wisatawan
domestik (55%), kemudian untuk wisatawan manca negara (45%). Macaca fascicularis
mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan di sekitarnya. Spesies ini dalam
hidupnya tidak pernah terlepas dari interaksi sosial baik dengan sesama species maupun
dengan manusia. Bedasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa interaksi yang paling
dominan terjadi antara wisatawan dengan Macaca di Obyek Wisata Sangeh adalah
memberi makanan (30%), Dilanjutkan dengan adanya interaksi agonistik seperti merebut
makanan (19%), mengusir (17%), menarik pakaian (14%), mengejar (11%), melukai (6%),
dan terlihat pula presentase paling sedikit terjadi yakni menyerang (3%). Pada obyek wisata
ini memiliki sistem pengelolaan tour guide, jadi setiap wisawatan berhak mendapatkan
fasilitas guiding yang telah disediakan secara cuma-cuma. Adanya tour guide tersebut
difungsikan sebagai pemandu agar wisawatan tidak tersesat saat perjalanan, tour guide juga
memiliki fungsi sebagai pelindung wisawatan saat terjadi perlawanan maupun konflik
dengan Macaca.
Macaca fascicularis di Obyek Wisata Sangeh biasa berinteraksi dengan manusia,
seperti menaiki bahu, mendekati untuk mengambil atau meminta makanan dll. Makanan
yang diberikan oleh wisawatan tidak lain adalah kacang tanah (Arachis hypogaea), pisang
(Musa paradisiaca), dan snack. Wisatawan di Obyek Wisata Sangeh dihimbau untuk tidak
membawa makanan atau menjinjing benda yang berwarna mencolok agar menghindari
perilaku mencuri atau merebut yang dilakukan oleh Macaca fascicularis . Hal tersebut juga
sesuai dengan pernyataan (Pujiantari, 2019), bahwa Macaca akan mencuri (robbing)
Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1141 http://sosains.greenvest.co.id
minuman dan jajanan berupa ciki dan mi instan, hal ini sering terjadi apabila pengunjung
terlihat membawa sesuatu atau menjinjing kantong plastik
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan yakni aktivitas tertinggi
ada pada perilaku bergerak dengan presentase 17%, dan perilaku Grooming sebesar
15%, selanjutnya untuk aktivitas lainya seperti rest sebesar 14%, sosial 14%,
feeding 13%, agonistik 13%, kawin 8%, untuk perilaku dengan presentase terendah
yakni sleep sebesar 6%. Interaksi Monyet Ekor Panjang dengan wisatawan di
Obyek Wisata Sangeh dapat ditemui beberapa perilaku yakni merebut makanan,
memberi makanan, mengusir, melukai, menarik pakaian, menyerang, mengejar.
Terdapat perilaku khas dan abnormal pada Macaca di Obyek Wisata Sangeh. Untuk
perilaku khas yakni melompat-lompat, menunjukkan gigi taring dan grooming
(menelisik). Sedangkan untuk perilaku abnormal yaitu stereotypes, lokomosi, dan
stress yang diinisiasi dengan perilaku berputar-putar tanpa arah atau tujuan tertentu,
menyendiri, sering mencabut rambut pada tubuhnya sendiri, rambutnya yang
rontok, wajah muram, cenderung lebih agresif dan suka menyerang..
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Deby, Syarifah, Syarifah, Saputra, Andi, & Mahanani, Agnes Indra. (2020).
Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Betina di Taman Wisata
Alam Punti Kayu Palembang. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi
Terapan, 3(1), 474480.
Arlington, Va. (2021). Altmann, J. 1974. Observational Study of Behavior: Sampling
Methods. Behaviour. 49: 227267. Functional Dietary Diversity as Opposed to
Monotony: Effect on Animal Production, Welfare, and Environmental Impact, 171.
Brotcorne, Fany, Giraud, Gwennan, Gunst, Noëlle, Fuentes, Agustín, Wandia, I. Nengah,
Beudels-Jamar, Roseline C., Poncin, Pascal, Huynen, Marie Claude, & Leca, Jean
Baptiste. (2017). Intergroup variation in robbing and bartering by long-tailed
macaques at Uluwatu Temple (Bali, Indonesia). Primates, 58(4), 505516.
Cenni, Camilla, & Fawcett, Tim W. (2018). The coevolution of juvenile playfighting and
adult competition. Ethology, 124(5), 290301.
Clutton-Brock, Tim H., & Parker, Geoff A. (1995). Sexual coercion in animal societies.
Animal Behaviour, 49(5), 13451365.
Hambali, Kamarul, Ismail, Ahmad, & Md-Zain, Badrul Munir. (2012). Daily activity
budget of long-tailed macaques (Macaca fascicularis) in Kuala Selangor Nature
Park. International Journal of Basic & Applied Sciences, 12(4), 4752.
Huh, Jae Won, Kim, Young Hyun, Park, Sang Je, Kim, Dae Soo, Lee, Sang Rae, Kim,
Kyoung Min, Jeong, Kang Jin, Kim, Ji Su, Song, Bong Seok, & Sim, Bo Woong.
(2012). Large-scale transcriptome sequencing and gene analyses in the crab-eating
macaque (Macaca fascicularis) for biomedical research. BMC Genomics, 13(1), 1
12.
Jawadi, Ferry, & Rita, Raden Roro Narwastu Dwi. (2019). Studi Perilaku Individu Jantan
Alfa Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di TWA Gunung Pengsong
Kabupaten Lombok Barat. Jurnal Silva Samalas, 2(1), 3946.
Kamilah, Santi Nurul, Saprianto, Deni, & Jarulis, Jarulis. (2013). Perilaku Grooming
Macaca Fascicularis Raffles, 1821 Di Taman Hutan Raya Rajolelo Bengkulu.
Konservasi Hayati, 9(2), 16.
Mahayuni, Ni Putu Kiki, Watiniasih, Ni Luh, & Yusup, Deny Suhernawan. (2018).
Studi Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca
Fascicularis) Di Obyek Wisata Sangeh, Kabupaten
Badung, Bali
2022
Amiruddin, Anasril, Maryono, Sri Gustini 1142
Populasi dan perilaku kera ekor panjang (Macaca fascicularis) di Desa Pancasari
Sukasada Buleleng Bali. SIMBIOSIS, 1215.
Munawaroh, Munawaroh. (2021). Explorasi Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis)
Di Desa Geger Kabupaten Bangkalan Madura. Pedago Biologi: Jurnal Pendidikan
Dan Pembelajaran Biologi, 7(2), 6274.
Nasution, E. K., & SNO, Swandyastuti. (2011). Wiryanto. 2011. Aktivitas Harian dan
Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Di Kawasan Wisata Cikakak
Wangon. Prosiding Seminar Nasional Hari Lingkungan Hidup.
Pijoh, Deyv, Astuti, Dewi Apri, Mansjoer, Sri Supraptini, Sajuthi, Dondin, & Suparto, Irma
Herawati. (2020). Kajian Tingkah Laku Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis)
Obes Dalam Kandang Individu. Zootec, 40(2), 781793.
Pujiantari, Putu Mas Itha. (2019). Perilaku Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca
Fascicularis) Dan Kehadiran Pengunjung Di Taman Wisata Alam Sangeh Bali.
Universitas Nasional.
Roos, Christian, Boonratana, Ramesh, Supriatna, Jatna, Fellowes, John R., Groves, Colin
P., Nash, Stephen D., Rylands, Anthony B., & Mittermeier, Russell A. (2014). An
updated taxonomy and conservation status review of Asian primates.
Sajuthi, D., Astuti, D. A., Perwitasari, D., Iskandar, E., Sulistiawati, E., Suparto, I. H., &
Kyes, R. C. (2016). Hewan Model Satwa Primata. IPB Pr, Bogor.
Saputra, Komang Gede Wahyu, Watiniasih, Ni Luh, & Ginantra, I. Ketut. (2014). Aktivitas
Harian Kera Ekor Panjang (Macaca Fascicularis) Di Taman Wisata Alam Sangeh,
Kabupaten Badung, Bali. Jurnal Biologi Udayana, 18(1).
Sari, Dewi Puspita, & Saputra, Alanindra. (2015). Studi Perilaku Monyet Ekor Panjang
(Macaca fascicularis) di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu Tawangmangu
Karanganyar. Prosiding KPSDA, 1(1).
Soekidjo, Notoatmodjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,
50.
Sofyan, Hadi, Pudyatmoko, Satyawan, & Imron, Muhammad Ali. (2013). Perilaku dan
Jelajah Harian Orangutan Sumatera (Pongo abelli Lesson, 1827) Rehabilitan di
Kawasan Cagar Alam Hutan Pinus Jantho, Aceh Besar. Jurnal Ilmu Kehutanan, 7(1),
111.
Suhara. (2010). Modul Pembelajaran Ilmu Kelakuan Hewan (Animal Behaviour) (1st ed.).
Retrieved from https://adoc.pub/ilmu-kelakuan-hewan-animal-behaviour.html
Supriatna, Jatna, & Wahyono, Edy Hendras. (2000). Panduan lapangan primata Indonesia.
Yayasan Obor Indonesia.
Thor, Donald H., & Holloway Jr, W. R. (1984). Social play in juvenile rats: a decade of
methodological and experimental research. Neuroscience & Biobehavioral Reviews,
8(4), 455464.
Watiniasih, Ni Luh. (2009). Melaleuca ericifolia Pada WETLAND Yang Lama Tergenang
Air Dan Implikasinya Terhadap Serangga Herbivori. Berkala Penelitian Hayati, 29
33.
Welker, Mark E. (1992). 3+ 2 Cycloaddition reactions of transition-metal 2-alkynyl and.
eta. 1-allyl complexes and their utilization in five-membered-ring compound
syntheses. Chemical Reviews, 92(1), 97112.
Winarno, Gunardi Djoko, & Harianto, Sugeng Prayitno. (2018). perilaku satwa liar
(ethology).
Volume 2, Nomor 10, Oktober 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1143 http://sosains.greenvest.co.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.