Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
170 http://sosains.greenvest.co.id
PENGARUH PENERAPAN TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP
DISIPLIN BELAJAR PAI DAN PRESTASI BELAJAR PAI
Tatang Suherman
Diterima: 04
Maret 2021
Direvisi: 11 Maret
2021
Disetujui: 13
Maret 2021
Abstrak
Penyelenggaraan pendidikan adalah tanggung jawab bersama
antara pemerintah, orang tua dan masyarakat. Penelitian ini
berjudul Pengaruh Penerapan Tata Tertib Sekolah Terhadap
Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar PAI (Penelitian di Kelas XI
SMAN 1 Purwakarta). Permasalahan penelitian untuk melihat
bagaimana pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap
disiplin, prestasi, dan hubungan antara disiplin dengan prestasi
belajar. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk dapat
mengeksplorasi dan mengambil simpulan dari permasalahaan
penelitian. Pendekatan penelitian kuantitatif analisis
korelasional. Metode deskriptif analisis dan survey. Tata tertib
harus betul-betul diterapkan; Efektivitas penerapan tata tertib
sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar; tata tertib
berpengaruh kepada disiplin belajar, tapi tidak serta merta
berpengaruh kepada prestasi belajar, begitu pula sebaliknya;
Hubungan antara disiplin dengan prestasi belajar, menunjukkan
hubungan searah; bukan hubungan timbal balik, dengan nilai
korelasinya cukup, yakni sebesar 0,299
2
.
Kata Kunci: Pengaruh Tata Tertib Sekolah, Disiplin Belajar,
Prestasi Belajar.
Abstract
The provision of education is a shared responsibility between the
government, parents and the community. This study entitled The
Effect of School Code Implementation on Learning Discipline
and Learning Achievement of PAI (Research in Class XI SMAN
1 Purwakarta). The research problem is to see how the influence
of school discipline implementation on discipline, achievement,
on discipline and achievement, and the relationship between
discipline and learning achievement. This research was
conducted with the aim of being able to explore and draw
conclusions from research problems. The quantitative research
approach to correlational analysis. Descriptive analysis and
survey methods. The Standing Orders must be strictly
implemented; The effectiveness of the application of the standard
is very influential on learning achievement; Standing orders
have an effect on learning discipline, but not necessarily on
learning achievement, and vice versa; The relationship between
discipline and learning achievement shows a unidirectional
relationship; not a reciprocal relationship, with a sufficient
correlation value, which is equal to 0.299
2
.
Keyword: Effect of School Rule, Discipline of Learning,
Learning Achievement
Pengaruh Penerapan Tata Tertib Sekolah Terhadap Disiplin
Belajar PAI dan Prestasi Belajar PAI
2021
Tatang Suherman 171
Pendahuluan
Pendidikan hakikatnya bertujuan mengembangkan potensi peserta didik untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(20, 2003) menyebutkan tentang ketentuan umum, pasal 1 dan ayat (1) dijelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara.
Kemudian pada bab II pasal 3 disebutkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
sebagai berikut Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Dijelaskan pula pada bab III prinsip penyelenggaraan pendidikan, pasal 4 ayat (1)
bahwa Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa. Bab IV hak dan kewajiban warga negara, orang tua,
masyarakat, dan pemerintah, pasal 5 ayat (1), dintaranya menjelaskan bahwa setiap
warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Selanjutnya dari Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas tersebut
dapat diambil simpulan bahwa penyelenggaraan pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara pemerintah (sekolah/guru), orang tua dan masyarakat.
Tanggung jawab pemerintah/sekolah atau guru diantaranya terkait dengan
kebijakan, pemerataan, rekrutmen pendidik, penyiapan sarana prasarana, pembiyaan,
standardisasi pelaksanaan, standardisasi lulusan, standardisasi sarpras, evaluasi akhir
nasional dan lain-lain. Sedangkan tanggung jawab guru, dikutip dari (Bandung, 2013),
pendidik dalam hal ini adalah orang tua, mempunyai tugas untuk mendidik, yakni
mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi spikomotor,
kognitif maupun ptensi afektif (Sofiati & Sumarni, 2016). Dalam hal ini, guru sebagai
orang tua peserta didik di sekolah, harus memiliki kemampuan professional dalam
mengemban tugasnya. Profesionalisme ialah paham yang mengajarkan bahwa setiap
pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesionalisme ialah orang yang memiliki
profesi (Bandung, 2013).
Tanggung jawab sekolah/guru diantaranya mendisiplinkan siswa di sekolah, dan
sebagai salah satu jalannya dengan pola penerapan tata tertib sekolah, ini akan sangat
berpengaruh kepada bagaimana siswa berdisiplin, dan pola disiplin siswa di sekolah akan
berpengaruh kepada prestasi belajar mereka. Dengan demikian di suatu sekolah yang
prosentase kehadirannya rendah, penulis merasa yakin pola penerapan tata tertib di
sekolah tersebut juga rendah. Hal ini akan berpengaruh kepada prestasi belajar siswa
pada sekolah tersebut menjadi rendah. Begitu juga sebaliknya, sekolah yang penerapan
disiplinnya tinggi, prosentase kehadirannya juga tinggi, dan ini dimungkinkan akan
mendorong tingginya prestasi belajar pada sekolah tersebut.
Tanggung jawab orang tua, diantaranya memasukan anaknya ke sekolah-sekolah
yang diminati anaknya dan sesuai bakatnya, memberikan dorongan atau dukungan moral
kepadanya, memenuhi kebutuhan pembiayaan sehari-hari sekolah, mengontrol proses
1
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
172 http://sosains.greenvest.co.id
sekolah anak-anaknya, membimbing pengerjaan tugas rumah terutama anak usia sekolah
dasar dan tugas lainnya. Sedangkan tanggung jawab masyarakat diantaranya adalah
mendukung terhadap terselenggaranya persekolahan.
Max Weber dikutip dari (Sumintak, 2015), Aksi sosial digambarkan sebagai
rasionalitas yang bertingkat: Aksi sosial yang berorientasi pada tradisi (tingkah laku atau
kebiasaan); Aksi sosial yang berorientasi pada pengaruh perilaku emosional); Orientasi
rasional terhadap nilai mutlak (aksi sosial didefinisakn sebagai aturan khusus dari sebuah
etik atau nilai); Orientasi rasional terhadap sistem yang diterima individu (didefinisikan
bahwa hasil yang tidak penting adalah semua rasional yang tidak efektif dan lengkap),
selanjutnya dirangkaikan dengan lapisan orientasi sosial dari budaya dan individualisme
yang rendah dari sontrol sosial yang tinggi dengan individulisme yang tinggi dengan
tradisionalisme yang rendah (Sumintak, 2015)
Fokus utama bimbingan di sekolah adalah membantu dan mendorong aktivitas
perkembangan peserta didik, baik kognitif, afektif, maupun psikomotornya demi
kehidupan mereka di masa depan (Amri, 2015). Lebih lanjut Amri menjelaskan prinsip-
prinsip bimbingan meliputi: Proses yang berkesinambungan; Secara khusus direncanakan
dan dikembangkan; Dilakukan secara multitujuan, multisubstansi, dan tanpa diskriminasi;
Melibatkan tanggung jawab orang tua; Berfokus utama pada program pendidikan;
Menginisiasi proses pembelajaran peserta didik; Membantu peserta didik memahami
dirinya sendiri; Dengan panduan tertentu dan didasarkan pada konsep yang benar
mengenai peserta didik.
Mengutip dari Budiman Syah, karena pendidikan karakter merupakan bagian
integral dari keseluruhan tatanan sistem pendidikan nasional, maka harus dikembangkan
dan dilaksanakan secara sistematik dan holistic dalam tiga pilar nasional pendidikan
karakter, yaitu satuan pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, satuan pendidikan non
formal), keluarga (keluarga inti, keluarga luas, keluarga orang tua tunggal), dalam
masyarakat (komunitas, masyarakat lokal, wilayah, bangsa dan negara). Setiap pilar
merupakan entitas pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai (nilai ideal, nilai
instrumental, dan nilai praksis) melalu proses intervensi dan habituasi (Majid, Wardan, &
Andayani, 2011).
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku individu baik yang besumber dari
dalam dirinya (faktor internal) atau yang berasal dari luar dirinya (faktor ekternal). Faktor
internal merupakan segala sikap dan kecakapan yang dimiliki atau dikuasai individu
dalam perkembangannya, diperoleh dari hasil keturunan atau karena interaksi keturunan
dengan lingkungan. Faktor eksternal merupakan segala hal yang diterima individu dari
lingkungannya (Sukmadinata, 2019).
Dalam istilah yang baru dalam banyak literatur, siswa disebut peserta didik.
Pandangan psikoanalitik melihat peserta didik sebagai insan digerakkan oleh dorongan-
dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instingtif. Pandangan humanistik melihat
peserta didik sebagai insan yang baik dan memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya
ke tujuan-tujuan yang positif (Amri, 2015).
Oleh karena itu penulis meyakini bila cita-cita pedidikan nasional ingin tercapai,
maka sekolah berkewajiban menerapkan pola tata tertib sekolah agar dapat
meningkatkan disiplin siswanya; walaupun cara ini bukan satu-satunya jalan untuk
mencapai keberhasilan cita-cita pendidikan nasional karena masih ada faktor-faktor lain
yang ikut menentukan.
Pengaruh Penerapan Tata Tertib Sekolah Terhadap Disiplin
Belajar PAI dan Prestasi Belajar PAI
2021
Tatang Suherman 173
Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
analisis korelasional. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis
dan survey dengan teknik pengumpul data utamanya menggunakan instrument angket
yang meliputi kuesioner dan test, juga wawancara dan observasi, sebagai instrumen
tambahannya. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu (Sugiyono, 2010), lebih lanjut Sugiono
menjelaskan bahwa cara Ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis.
Kuisioner, penulis gunakan untuk menjaring data-data yang berhubungan dengan
variabel penerapan tata tertib sekolah (variabel X) dan variabel disiplin belajar Agama
Islam (variabel Y1). Sedangkan test, penulis gunakan untuk menjaring data-data yang
berhubungan dengan variabel prestasi belajar Agama Islam (variabel Y2). Sedangkan
wawancara dan observasi, penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang
berhubungan dengan fakta-fakta objek yang diperlukan dalam penelitian.
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2010). Wawancana terstrutur, digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui tentang informasi
apa yang akan diperoleh (Sugiyono, 2010). Dikutip dari Sutrisno Hadi, observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersususn dari pelbagai proses
biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan (Sugiyono, 2010).
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu,
kualitas instrument penelitian, dan kualitas pengumpulan data (Sugiyono, 2010). Lebih
lanjut Sugiono menjelaskan bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data
dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Selanjutnya bila dilihat dari
segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan interview (wawancara), kuisioner (angket), observasi (pengamatan), dan
gabungan ketiganya.
Adapun alasan penulis memilih metode deskriptis analisis dan survey pada
penelitian ini, adalah karena sifat atau jenis penelitiannya kuantitatif. Dalam penelitian
kuantitatif, termasuk pada penelitian ini, melibatkan responden yang cukup banyak.
Selain itu, dalam penelitian kuantitatif data-datanya ada yang bersifat kualitatif, dan ada
juga yang bersifat kuantitatif.
Data-data kualitatif cukup digambarkan saja, dan hanya sedikit yang perlu
dianalisis, ditafsirkan dan disimpulkan. Dikutip dari Burton, penelitian kualitatif biasanya
menggunakan metode deskriptif seperti observasi, wawancara, dan studi kasus untuk
menggambarkan perilaku daripada menggunakan data yang bisa dianalisis secara statistik
(SYAMRONI, 2019). Sedangkan data-data kuantitatif ada yang cukup digambarkan atau
dijelaskan saja; hanya sedikit perlu dianalisis, ditafsirkan dan disimpulkan. Seperti data-
data berupa jumlah item tiap variabel (data frekwensi). Misalnya, jumlah jawaban skala
ordinal. Berapa jumlah jawaban item 5, 4, 3, 2 dan atau 1, dari seluruh responden yang
memberikan jawaban. Data ini harus dihitung jumlahnya (frekuensinya). Dikutip dari
Burton, dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggambarkan temuannya dengan rinci
berkaitan dengan hipotesis yang diformulasikan. Hal ini biasanya melibatkan pemaparan
statistic, means dan standar deviasi ketimbang skor untuk masing-masing individu
(SYAMRONI, 2019).
Data berupa frekuensi tersebut, selanjutnya ada yang harus dianalisis dan dikorelasi
sederaha. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui validitas data yang berbentuk
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
174 http://sosains.greenvest.co.id
jumlah-jumlah itu; data dianalisis, dikorelasikan dengan jumlah r tabel (dilihat
pada tabel r). Apakah jumlah data pada tiap item itu prosentasenya dibawah r tabel, sama
r tabel atau lebih tinggi dari r tabel. Maka akan diketahui apakah suatu item dari variabel
penelitian itu valid atau tidak. Dalam penelitian formal - - analisis data diarahkan untuk
menguji hipotesis tentang ada tidaknya hubungan, perbedaan atau pengaruh variabel satu
atau variabel X terhadap variabel yang lain atau variabel Y dalam tarap signifikansi
tertentu (Sanjaya, 2016). Dikutip dari Tuckman, skema hubungan antar variable
menunjukkan adanya hubungan antara variable bebas, moderat, dan perantara dengan
variable tergantung. Peneliti dapat juga mempertimbangkan variabel-variabel lainya ,
yaitu variabal moderat dan variabel kontrol. Hubungan variabel bebas dengan variabel
tergantung melalui suatu label yang disebut variabel perantara. Variabel ini bersifat
hipotetikal, artinya secara fakta tidak tampak tetapi secara teoretis ada dan mempengaruhi
hubungan antara variable bebas dan tergantung (Wahyono, 2014).
Tahap berikutnya, setelah penulis mengetahui validitas tiap item dari variabel-
variabel penelitian, penulis melakukan uji korelasi untuk melihat seberapa besar
hubungan satu variabel dengan variabel lainnya (korelasi), dan seberapa besar nilai
signifikansinya. Apakah hubungan kedua atau tiga variabel tersebut signifikan atau tidak.
Apakah nilainya positif atau negatif. Dan apakah hipotesis suatu variabel itu dapat
diterima atau ditolak.
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik
pengukuran asosiasi/hubungan (measure of association). Pengukuran asosiasi merupakan
istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariate yang
digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Diantara sekian
banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi, terdapat dua teknik korelasi yang sangat
populer sampai sekarang, yaitu Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Rank
Spearmen (Wahyono, 2014). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Korelasi
Pearson Product Moment.
Setelah uji korelasi dilakukan, selanjutnya penulis melakukan uji prediksi atau
tahap memprediksikan variabel terikat dengan variabel bebas (uji regresi). Tahap ini
dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan dua variabel tersebut dapat digunakan
untuk memprediksi gejala-gelaja atau fakta-fakta lain atau tidak. Berapa nilai
signifikansinya, bahwa suatu variabel dapat berpengaruh kepada variabel lainya.
Regresi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel
bebas (Wahyono, 2014). Dikutip dari Gujarati, mendefinisikan analisis regresi sebagai
kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan
(the explained variable) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the
explanatory). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel tergantung dan variabel
kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka
analisis regresi disebut regresi linier berganda. Disebut berganda karena pengaruh
beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung (Wahyono, 2014).
Hasil Penelitian
Hasil dan Pembahasan penelitian yang penulis laksanakan di SMA Negeri 1
Purwakarta dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pengukuran Variabel Penerapan Tata Tertib Sekolah (X)
Hasil pengukuran dapat dijelaskan bahwa rata-rata variabel Penerapan Tata Tertib
Sekolah (X) adalah sangat baik, ditunjukkan dengan nilai 86.63 %. Nilai tertinggi ada
Pengaruh Penerapan Tata Tertib Sekolah Terhadap Disiplin
Belajar PAI dan Prestasi Belajar PAI
2021
Tatang Suherman 175
pada nomor 2 dengan nilai 97.5 %, menunjukkan bahwa Sekolah mewajibkan siswa yang
beragama Islam, mengikuti pengajian selama 15 menit sebelum belajar dimulai, dipandu
oleh guru. Sedangkan nilai terendah adalah item nomor 14 dengan nilai 76.5%,
menunjukkan bahwa sekolah mewajibkan siswa yang sudah berencana akan
meninggalkan pelajaran, untuk membawa surat keterangan dari orang tua/wali/pihak lain
yang berkepentingan dan dapat dipertanggung-jawabkan pelaksanaannya bernilai baik.
Hasil pengukuran dimensi pembinaan siswa, dapat dijelaskan bahwa rata-rata
nilainya adalah baik, ditunjukkan dengan nilai 83.68 %. Nilai tertinggi ada pada nomor 2
dengan nilai 97.5 %, menunjukkan bahwa Sekolah mewajibkan siswa yang beragama
Islam, mengikuti pengajian selama 15 menit sebelum belajar dimulai, dipandu oleh guru
dengan nilai sangat baik. Sedangkan nilai terendah adalah item nomor 14 dengan nilai
76.5%, menunjukkan bahwa sekolah mewajibkan siswa yang sudah berencana akan
meninggalkan pelajaran, untuk membawa surat keterangan dari orang tua/wali/pihak lain
yang berkepentingan dan dapat dipertanggung-jawabkan, pelaksanaannya bernilai baik.
Hasil pengukuran Dimensi Pemberian Sanksi Pelanggaran, dapat dijelaskan
bahwa rata-rata nilainya menunjukkan sangat baik, dengan nilai 90.55 %. Nilai tertinggi
ada pada nomor 39 dengan nilai 95.5 %, menunjukkan bahwa Sekolah mewajibkan siswa
yang diketahui melanggar tata tertib sekolah, untuk diberi sanksi membuat surat
pernyataan oleh pihak-pihak yang berkepentingan di sekolah. Sedangkan nilai terendah
adalah item nomor 37 dengan nilai 87.75%, menunjukkan bahwa sekolah mewajibkan
siswa yang diketahui melanggar tata tertib sekolah, untuk ditegur oleh pihak-pihak
berkepentingan di sekolah, pelaksanaannya bernilai sangat baik.
Pengukuran Kondisi Variabel Disiplin Belajar Agama Islam (Y1)
Hasil pengukuran Kondisi Variabel Disiplin Belajar Agama Islam (Y1), dapat
dijelaskan bahwa rata-rata nilai variabel Disiplin Belajar Agama Islam (Y1) adalah baik,
ditunjukkan dengan nilai 80.30 %. Nilai tertinggi ada pada nomor 29 dengan nilai 99.25
%, menunjukkan bahwa item siswa tidak pernah terlibat perkelahian dengan teman satu
sekolah di sekolah. Sedangkan nilai terendah adalah item nomor 13 dengan nilai 55%,
menunjukkan bahwa siswa 45% tidak mengikuti salat Jum’at yang diselenggarakan di
sekolah dan pelaksanaannya hanya bernilai cukup baik. Hal ini terjadi, karena disebabkan
45% responden adalah siswi, mereka tidak pernah mengikuti kegiatan Salat Jum’at di
sekolah.
Hasil pengukuran Dimensi Penetapan Tujuan Siswa dalam Belajar Agama Islam
dapat dijelaskan bahwa rata-rata nilai dimensi penetapan tujuan siswa dalam belajar
Agama Islam adalah sangat baik, ditunjukkan dengan nilai 89.5 %. Nilai tertinggi ada
pada nomor 2 dengan nilai 97.75 %, menunjukkan bahwa item siswa belajar mengikuti
materi pelajaran Agama Islam, dengan niat dari nuraninya sendiri. Sedangkan nilai
terendah adalah item nomor 5 dengan nilai 77.5%. Menunjukkan bahwa sebanyak
77.5% siswa menggunakan teknik-teknik belajar, dalam belajar mengikuti materi
pelajaran Agama Islam bernilai baik.
Hasil pengukuran Dimensi Kehadiran Siswa Pada Pelajaran Agama Islam dapat
dijelaskan bahwa rata-rata nilai dimensi kehadiran siswa pada pelajaran Agama Islam
sangat baik, ditunjukkan dengan nilai 92.88 %. Nilai tertinggi ada pada nomor 8 dengan
nilai 96.75 %, menunjukkan bahwa item siswa setia hadir utuk mengikuti setiap tatap
muka pelajaran Agama Islam dengan nilai sangat baik. Sedangkan nilai terendah adalah
item nomor 7 dengan nilai 89%, sangat baik. Menunjukkan bahwa sebanyak 89% siswa
hadir tepat waktu di kelas untuk mengikuti kegiatan belajar Agama Islam dan bernilai
sangat baik.
Hasil pengukuran Dimensi Pengerjaan Tugas-Tugas Pelajaran Agama Islam dapat
dijelaskan bahwa rata-rata nilai dimensi pengerjaan tugas-tugas pelajaran Agama Islam
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
176 http://sosains.greenvest.co.id
sangat baik, ditunjukkan dengan nilai 89.13 %. Nilai tertinggi ada pada nomor 10 dengan
nilai 90.75 %, menunjukkan bahwa item siswa mengerjakan tugas-tugas tidak terstruktur
(PR) yang diberikan bapak/ibu guru mata pelajaran Agama Islam di rumah dengan nilai
sangat baik. Sedangkan nilai terendah adalah item nomor 8 dengan nilai 87.5%, sangat
baik. Menunjukkan bahwa sebanyak 87.5% siswa mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan bapak/ibu guru mata pelajaran Agama Islam di sekolah dan bernilai sangat
baik.
Hasil pengukuran Dimensi Kegiatan Keagamaan dijelaskan bahwa rata-rata nilai
dimensi kegiatn keagamaan baik, ditunjukkan dengan nilai 77.55 %. Nilai tertinggi ada
pada nomor 12 dengan nilai 94.5 %, menunjukkan bahwa item siswa mengikuti kegiatan
pengajian rutin yang diselenggarakan di sekolah dengan nilai sangat baik. Sedangkan
nilai terendah adalah item nomor 13 dengan nilai 55%, cukup baik. Menunjukkan bahwa
sebanyak 45% siswa tidak mengikuti salat Jum’at yang diselenggarakan di sekolah. Hal
ini disebabkan karena 45% tersebut adalah siswa perempuan.
Hasil pengukuran Dimensi Budaya Keagamaan dapat dijelaskan bahwa rata-rata
nilai dimensi kegiatn keagamaan sangat baik, ditunjukkan dengan nilai 88.79 %. Nilai
tertinggi ada pada nomor 29 dengan nilai 99.25 %, menunjukkan bahwa item siswa tidak
pernah terlibat perkelahian dengan teman satu sekolah di dalam sekolah dengan nilai
sangat baik. Sedangkan nilai terendah adalah item nomor 21 dengan nilai 82%, baik.
Menunjukkan bahwa sebanyak 82% siswa berjabat tangan dengan teman, ketika
bertemu mereka di sekolah.
Pengukuran Kondisi Variabel Prestasi Belajar Agama Islam (Y2)
Hasil pengukuran Kondisi Variabel Prestasi Belajar Agama Islam (Y2), dapat
dijelaskan bahwa rata-rata nilai variabel prestasi belajar Agama Islam sangat baik,
ditunjukkan dengan nilai 88.14 %. Nilai tertinggi ada pada nomor 1 dengan nilai 100 %,
menunjukkan bahwa semua siswa dapat menjawab pertanyaan atau soaal nomor 1 ini,
dengan nilai sangat baik. Sedangkan nilai terendah adalah item nomor 4 dengan nilai
46.25%, kurang baik. Menunjukkan bahwa sebanyak 53.75% siswa tidak mampu
menjawab benar soal nomor 4.
Hasil pengukuran Dimensi Pemahaman dapat dijelaskan bahwa rata-rata nilai
dimensi pemahaman siswa baik, ditunjukkan dengan nilai sebesar 82.64 %. Nilai tertinggi
ada pada nomor 1 dengan nilai 100 %, menunjukkan bahwa semua siswa dapat menjawab
pertanyaan atau soal nomor 1 ini, dengan nilai sangat baik. Jawaban siswa 100%, karena
soal nomor 1 tentang berlomba-lomba dalam kebaikan ini, sudah sangat familier dalam
pemahaman siswa; soal ini tergolong mudah menurut pemahaman siswa Sedangkan nilai
terendah adalah item nomor 4 dengan nilai 46.25%, kurang baik. Menunjukkan bahwa
sebanyak 53.75% siswa tidak mampu menjawab benar soal nomor 4. Soal nomor 4
tergolong soal yang paling sulit menurut pemahaman siswa, dan ayat ini tidak begitu
populer dalam pemahaman mereka bila disbanding dengan soal nomr 1.
Hasil pengukuran Dimensi Ingatan dapat dijelaskan bahwa rata-rata nilai dimensi
ingatan sangat baik, ditunjukkan dengan nilai 90.91 %. Nilai tertinggi ada pada nomor 12
dengan nilai 98.75%, menunjukkan bahwa 98.75% siswa dapat menjawab soal arti dari
empat sifat Rasul-rasul Allah, dengan nilai sangat baik. Sedangkan nilai terendah adalah
item nomor 10 dengan nilai 72.5%, baik. Menunjukkan bahwa sebanyak hanya 72.5%
siswa yang mampu menjawab benar soal nomor 10; dari jumlah penjawab yang benar
soal ini dapat digolongkan tingkat kesukarannya sedang.
Hasil pengukuran Dimensi Aplikasi/Penerapan dapat dijelaskan bahwa rata-rata
nilai dimensi aplikasi/penerapan, sangat baik, ditunjukkan dengan nilai 88.75 %. Nilai
tertinggi ada pada nomor 27 dengan nilai 98.75 %, hal ini menunjukkan bahwa 98.75 %
dapat menjawab soal tuliskan dua contoh perilaku seseorang yang menunjukkan beriman
Pengaruh Penerapan Tata Tertib Sekolah Terhadap Disiplin
Belajar PAI dan Prestasi Belajar PAI
2021
Tatang Suherman 177
kepada Rasul-rasul Allah , dengan nilai sangat baik. Sedangkan nilai terendah adalah
item nomor 28 dengan nilai 73.75%, baik. Menunjukkan bahwa sebanyak 73.75% siswa
dapat menjawab soal tuliskan dua contoh perilaku seseorang yang menunjukkan taubat
kepada Allah SWT.
1. Gambaran Variabel Penerapan Tata Tertib Sekolah (X)
Penerapan tata tertib sekolah pengambilan datanya dengan angket. Alasan
menggunakan angket adalah karena jumlah responden cukup banyak, yakni meliputi 80
orang siswa. Angket yang diberikan kepada responden berupa kuisioner, tersusun dari
kisi-kisi angket yang meliputi 2 dimensi, 10 indikator dan 40 item soal atau pernyataan,
dengan opsi jawaban sebanyak 5 item rentang (skala ordinal) 1 sampai 5.
Untuk melihat gambaran secara statistik mengenai bagaimana keadaan variabel
penerapan tata tertib sekolah, penulis menggunakan bantuan aplikasi program SPSS 16.0.
hasilnya dapat dijelaskan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh adalah 186 dan skor
terendah adalah 154 dengan standar deviasi 6.856, rata-rata sebesar 173.26. Berdasarkan
nilai rata-rata tersebut terdapat 38 responden di bawah rata-rata dan 42 responden di atas
rata-rata, hal ini menunjukan 38 responden dengan kuota 47.5% dari sampel tersebut
menyatakan bahwa penerapan tata tertib sekolah di bawah rata-rata atau kurang
memenuhi harapan. Dan 42 responden dengan kuota 52.5% dari sampel menyatakan
penerapan tata tertib sekolah sudah di atas rata-rata atau memenuhi harapan.
Skor ideal dari penerapan tata tertib sekolah (X) adalah skor jawaban tertinggi
dikalikan jumlah pertanyaan dan dikalikan jumlah sampel (5x40x80 = 16000). Sedangkan
berdasarkan tabel di atas jumlah keseluruhan skor variabel penerapan tata tertib sekolah
sebesar 13861. Dengan demikian nilai penerapan tata tertib sekolah yang ditampilkan
adalah (13861:16000) x 100% = 87%. Jadi penerapan tata tertib sekolah yang
dilaksanakan baru mencapai 87%% dari yang diharapkan 100%.
2. Gambaran Variabel Disiplin Belajar Agama Islam (Y1)
Data hasil penelitian variabel disiplin belajar Agama Islam (Y1) diukur dengan
29 butir pernyataan atau soal yang disebarkan kepada 80 responden. Berdasarkan hasil
perhitungan statistik dengan bantuan SPSS 16.0 hasilnya dapat dijelaskan, bahwa skor
tertinggi yang diperoleh adalah 140 dan skor terendah adalah 104 dengan standar deviasi
7.537 dan rata-rata sebesar 126.74 Berdasarkan nilai rata-rata tersebut terdapat 36
responden di bawah rata-rata dan 44 responden di atas rata-rata. Hal ini menunjukan 36
responden dengan bobot 45% dari respoden atau sampel kedisiplinan belajar Agama
Islam-nya harus ditingkatkan dan 44 responden dengan bobot 55% dari sampel disiplin
belajar Agama Islam-nya sudah bagus.
Skor ideal disiplin belajar Agama Islam (Y1) adalah skor jawaban tertinggi
dikalikan jumlah pertanyaan dan dikalikan jumlah sampel (5x29x80 = 11600).
Berdasarkan tabel di atas jumlah keseluruhan skor variabel disiplin belajar Agama Islam
adalah sebesar 10139. Dengan demikian nilai disiplin belajar Agama Islam yang
ditampilkan adalah (10139:11600) x 100% = 87.41%. Jadi displin belajar Agama Islam
yang ditampilkan 87.41% dari yang diharapkan 100%.
3. Gambaran Variabel Prestasi Belajar Agama Islam (Y2)
Berdasarkan data tabel dapat dilihat deskripsi bahwa skor tertinggi yang diperoleh
adalah 145 dan skor terendah adalah 110 dengan standar deviasi 8.473 dan rata-rata
sebesar 131.82. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut terdapat 34 responden di bawah rata-
rata dan 46 responden di atas rata-rata, hal ini menunjukan 34 responden dengan bobot
42.5% dari sampel prestasi belajar Agama Islam harus ditingkatkan dan 46 responden
dengan bobot 57.5% dari sampel prestasi belajar Agama Islam-nya sudah bagus.
Skor ideal prestasi belajar Agama Islam (Y2) adalah skor jawaban tertinggi
dikalikan jumlah penyataan atau soal dan dikalikan jumlah sampel (5x30x80 = 12000).
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
178 http://sosains.greenvest.co.id
Berdasarkan tabel di atas jumlah keseluruhan skor variabel disiplin belajar Agama Islam
adalah sebesar 10546. Dengan demikian nilai prestasi belajar Agama Islam yang
ditampilkan adalah (10546:12000) x 100% = 87.88%. Jadi displin belajar Agama Islam
yang ditampilkan 87,88% dari yang diharapkan 100% perolehannya.
Pembahasan
Pengujian Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Penerapan Tata Tertib Sekolah (X) terhadap Disiplin Belajar Agama Islam
(Y1)
a. Korelasi Bivariat Parametrik Pearson Product Moment
Pengaruh variabel penerapan tata tertib sekolah (X) akan dilihat bagaimana
korelasinya terhadap variabel disiplin belajar Agama Islam (Y1), dengan korelasi
bivariat parametrik pearson product moment, yang hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:
1) Nilai Korelasi
Dari hasil penghitungan terlihat nilai korelasi sebesar 0,403** antara variabel
penerapan tata tertib sekolah (X) dan disiplin belajar Agama Islam (Y1), menunjukkan
korelasi yang sangat kuat dan searah. Sebagaimana ketentuan koefesien korelasi: 0= ada
korelasi, >0 0,25= sangat lemah, >0,25 0,5= korelasi cukup, >0,5 0,75= korelasi
kuat, >0,75 0,09= korelasi sangat kuat dan 1= korelasi sempurna. Dengan demikian
korelasi variabel x terhadap y1 yang ditunjukkan tabel di atas terjadi korelasi cukup.
Hal ini menunjukkan jika variabel penerapan tata tertib sekolah semakin besar,
maka peningkatan disiplin belajar Agama Islam akan semakin besar pula.
2) Nilai Signifikasi
Pada tabel di atas terlihat angka probabilitas hubungan antara variabel penerapan
tata tertib sekolah dan disiplin belajar Agama Islam dengan nilai sebesar 0,000. Karena
angka probabilitas 0,000 < 0,01 (tidak 0,05, karena korelasinya bertanda **), maka
hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
3) Keputusan Uji Hipotesis
Untuk mengambil putusan hasil uji hipotesis ini, penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap
disiplin belajar Agama Islam.
H1 : Terdapat pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap disiplin belajar Agama
Islam.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
a) Jika probabilitas atau signifikansi < 0,01, H0 ditolak dan H1 diterima.
b) Jika probabilitas atau signifikansi > 0,01, H1 ditolak dan H0 diterima.
Dari data pada tabel terlihat nilai probabilitas hasil penghitungan sebesar 0,000< 0,01.
Dengan demikian H0 ditolak, dan H1 diterima.
b. Regresi Linier
Selanjutnya penulis menganalisis hubungan atau pengaruh variabel penerapan tata
tertib sekolah (X), terhadap disiplin belajar Agama Islam (Y1) dengan menggunakan
model analisis Regresi Linier, didapati data sebagai berikut:
Pengaruh Penerapan Tata Tertib Sekolah Terhadap Disiplin
Belajar PAI dan Prestasi Belajar PAI
2021
Tatang Suherman 179
1) Statistik Deskriptif
a) Dari tabel terlihat rata-rata nilai penerapan tata tertib sekolah (X) sebesar 217.38
dan rata-rata nilai disiplin belajar Agama Islam sebesar 218.06.
b) Standar deviasi variabel penerapan tata tertib sekolah sebesar 8.604, dan standar
deviasi disiplin belajar Agama Islam sebesar 12.566.
2) Korelasi Penerapan Tata Tertib Sekolah (X) dan Prestasi Belajar Agama Islam (Y1)
Dari hasil penghitungan diperoleh data sebagai berikut:
a) Besar hubungan antara penerapan tata tertib sekolah dengan disiplin belajar
Agama Islam, adalah sebesar 0,403. Ini mengandung arti bahwa hubungan kedua
variabel tersebut berkorelasi cukup. Nilai positif, menunjukkan bahwa hubungan
antara penerapan tata tertib sekolah dengan peningkatan disiplin siswa terjadi
searah. Artinya, jika nilai penerapan tata tertib sekolah meningkat, maka nilai
disiplin belajar Agama Islam juga meningkat.
b) Hubungan antara variabel penerapan tata tertib sekolah dengan variabel
peningkatan disiplin siswa signifikan dengan angka signifikansi 0,000 < 0,01.
Sebagaimana ketentuan bahwa jika angka signifikasi < 0,05 atau < 0,01, maka
hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
3) Variabel yang Dimasukkan
Hasil penghitungan terlihat pada tabel tidak ada variabel yang dikeluarkan;
artinya penulis sudah memasukan variabel yang akan dianalisis dengan menggunakan
metode enter.
4) Ringkasan Model
Angka R Square (angka korelasi yang dikuadratkan atau 0,403
2
) sebesar 0,162.
Angka R Square disebut juga sebagai Koefisien Determinasi. Besarnya angka Koefesien
Determinasi, 0,162 atau sama dengan 16,2%. Angka tersebut berarti bahwa sebesar
16,2% disiplin belajar Agama Islam yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan
variabel penerapan tata tertib sekolah. Sedangkan sisanya, yaitu 83,8% (100% - 16,2%)
harus dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya.
5) Anova
Uji Anova menghasilkan angka F sebesar 15,133 dengan tingkat signifikansi
(angka probabilitas) sebesar 0,000
2
. Karena angka probabilitas 0,000
2
< dari 0,01, model
regresi ini sudah layak digunakan untuk memprediksi pengaruh penerapan tata tertib
sekolah terhadap disiplin belajar Agama Islam.
6) Koefesien Regresi
Koefesien Regresi menggambarkan persamaan regresi untuk mengetahui angka
konstan dan uji hipotesis signifikansi koefesien regresi. Adapun persamaan
regresinya adalah sebagai berikut: Ŷ = a + bX
Di mana:
Y = Disiplin belajar Agama Islam
X = Penerapan tata tertib sekolah
a. Angka konstan dari Unstandardized Coefficient yang dalam penelitian ini adalah
sebesar 157,188. Angka ini merupakan angka konstan yang mempunyai arti :
Berpengaruh atau tidaknya penerapan tata tertib sekolah di suatu sekolah
diprediksikan pada skor konstan sebesar 157,188.
b. Angka koefesien regresi sebesar 0,276. Angka tersebut mempunyai arti bahwa setiap
penambahan satu point skor penerapan tata tertib sekolah, maka disiplin siswa akan
meningkat sebesar 0,276. Sebaliknya jika angka ini negatif, maka disiplin belajar
Agama Islam intensitasnya akan menurun sebesar angka tersebut.
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
180 http://sosains.greenvest.co.id
Dengan demikian persamaannya menjadi: Ŷ1 = 157,188 + 0,276X
Persamaan ini menunjukkan bahwa pada konstanta 157,188 akan terjadi
peningkatan disiplin belajar Agama Islam sebesar 0,276. Selanjutnya uji t digunakan
untuk menguji signifikansi Ŷ1= 157,188 + 0,276X dan variabel penerapan tata tertib
sekolah sebagai prediktor untuk variabel disiplin belajar Agama Islam.
Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap disiplin belajar
Agama Islam.
H1 : Terdapat pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap disiplin belajar Agama
Islam.
Keputusan:
Jika t hitung < dari t tabel, maka H0 diterima
Jika t hitung > dari t tabel, maka H0 ditolak
t hitung = 3,890
t tabel = dihitung dengan ketentuan, α= 0,05;
Degree of Freedom (DF) = (jumlah data -2) atau 40 2 = 38;
t tabel = 2,030 (dilihat dari tabel)
Karena t hitung (3,890) > dari t tabel (2,030), maka H0 ditolak dan H1 diterima;
berarti koefeien regresi kedua variabel tersebut signifikan. Karena t hitung = 3,890 jatuh
di daerah penolakan, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya koefesien regresi
signifikan. Kesimpulannya adalah variabel penerapan tata tertib sekolah berpengaruh
kepada variabel disiplin belajar Agama Islam.
7) Statistik Residual
Berdasarkan hitungan statistic residual diperoleh data bahwa tergambar normalitas
persebaran data, yakni jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai
sebaran data akan akan berada pada area di sekitar garis lurus. Dengan demikian
persyaratan normalitas penghitungan ini sudah terpenuhi.
8) Persyaratan Kelayakan Model Regresi
Terlihat pada gambar hasil regresi bahwa ditunjukkan adanya sebaran data di
sekitar titik nol sumbu Y, maka model regresi layak digunakan untuk memprediksi
disiplin belajar Agama Islam dengan penerapan tata tertib sekolah. Dari data pada gambar
terlihat hanya ada 5 data di atas yang tidak tersebar di daerah titik nol.
9) Persyaratan Model Fit Tiap Data
Dari data pada gambar hasil hitungan model fit, bahwa ditunjukkan keselarasan
tiap data. Maka simpulanya adalah model regresi ini dapat digunakan dalam memprediksi
disiplin belajar Agama Islam dengan penerapan tata tertib sekolah.
2. Pengaruh Penerapan Tata Tertib (X) Sekolah terhadap Prestasi Belajar Agama
Islam (Y2)
Uji hipotesis pengaruh penerapan tata tertib sekolah (X) terhadap pretasi belajar
Agama Islam (Y2) ini, akan dilaksanakan dengan dua model analisis juga, yakni analisis
Korelasi Bivariat Parametrik Pearson Product Moment dan analisi Regresi Linier.
a. Korelasi Bivariat Parametrik Pearson Product Moment, hasil penghitungan ini
diperoleh data, bahwa:
1) Nilai Korelasi
Dilihat dari tabel, hasil penghitungan terlihat nilai korelasi sebesar 0,399
2
antara
variabel penerapan tata tertib sekolah (X) dan pretasi belajar Agama Islam (Y2),
menunjukkan korelasi yang sangat kuat dan searah. Hal ini mengandung arti jika variabel
Pengaruh Penerapan Tata Tertib Sekolah Terhadap Disiplin
Belajar PAI dan Prestasi Belajar PAI
2021
Tatang Suherman 181
penerapan tata tertib sekolah besar, maka prestasi belajar Agama Islam akan semakin
besar pula.
2) Nilai Signifikasi
Pada tabel terlihat angka probabilitas hubungan antara variabel penerapan tata
tertib sekolah dan prestasi belajar Agama Islam dengan nilai sebesar 0,000. Angka
probabilitas 0,000 < 0,01. Dengan demikian hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
3) Keputusan Uji Hipotesis
Untuk mengambil putusan hasil uji hipotesis ini penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa.
H1 : Terdapat pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
a) Jika probabilitas atau signifikansi < 0,05, H0 ditolak dan H1 diterima.
b) Jika probabilitas atau signifikansi > 0,05, H1 ditolak dan H0 diterima.
Dari tabel diatas terlihat nilai probabilitas hasil penghitungan sebesar 0,000 < 0,01.
Dengan demikian H0 ditolak, dan H1 diterima.
b. Regresi Linier
Selanjutnya penulis menganalisis pengaruh variabel penerapan tata tertib sekolah
(X), terhadap prestasi belajar Agama Islam (Y2) dengan menggunakan model analisis
Regresi Linier, dengan hasil sebagai berikut:
1) Statistik Deskriptif
a) Dari data hasil hitung terlihat rata-rata nilai penerapan tata tertib sekolah (X) sebesar
217.38, dan rata-rata nilai prestasi belajar Agama Islam (Y2), sebesar 218,75.
b) Standar deviasi variabel penerapan tata tertib sekolah sebesar 8,604, dan standar
deviasi peningkatan disiplin siswa, sebesar 11,152.
2) Korelasi Antara Jumlah Nilai Penerapan Tata Tertib (X) Sekolah dan Prestasi Belajar
Agama Islam (Y2)
Dari uji korelasi ini diperoleh data sebagai berikut:
a) Besar pengaruh antara penerapan tata tertib sekolah terhadap prestasi belajar Agama
Islam adalah sebesar 0,397. Ini berarti hubungan kedua variabel tersebut cukup. Nilai
positif, menunjukkan bahwa hubungan antara penerapan tata tertib sekolah dengan
prestasi belajar Agama Islam terjadi searah. Artinya jika nilai penerapan tata tertib
sekolah meningkat, maka nilai prestasi siswa juga meningkat.
b) Hubungan antara variabel penerapan tata tertib sekolah dengan variabel prestasi
belajar Agama Islam signifikan dengan angka signifikansi 0,000 < 0,05.
Sebagaimana ketentuan bahwa jika angka signifikasi < 0,05, maka hubungan kedua
variabel tersebut signifikan.
3) Variabel yang Dimasukkan
Dari uji variable diperoleh data bahwa terlihat tidak ada variabel yang dikeluarkan;
artinya penulis sudah memasukan variabel yang akan dianalisis dengan menggunakan
metode enter.
4) Ringkasan Model
Angka R Square (angka korelasi yang dikuadratkan atau 0,397
2
) sebesar 0,158.
Angka R Square disebut juga sebagai Koefisien Determinasi. Besarnya angka Koefesien
Determinasi, 0,158 atau sama dengan 15,8%. Angka tersebut berarti bahwa sebesar
15,8% penerapan tata tertib sekolah yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
182 http://sosains.greenvest.co.id
variabel prestasi belajar Agama Islam . Sedangkan sisanya, yaitu 84,2% (100% - 15.8%)
harus dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya.
5) Anova
Uji Anova digunakan untuk uji kelayakan model regresi dengan ketentuan bahwa
angka probabilitas yang baik untuk digunakan sebagai model regresi ialah harus lebih
kecil dari 0,05 atau 0,01.
Dari uji Anova yang sudah dilakukan, menghasilkan angka F sebesar 14,629
dengan tingkat signifikansi (angka probabilitas) sebesar 0,000. Karena angka probabilitas
0,000 < dari 0,01, model regresi ini sudah layak digunakan untuk memprediksi pengaruh
penerapan tata tertib sekolah terhadap prestasi belajar Agama Islam.
6) Koefesien Regresi
Dari uji Koefesien Regresi menggambarkan persamaan regresi untuk mengetahui
angka konstan dan uji hipotesis signifikansi koefesien regresi. Adapun persamaan
regresinya adalah sebagai berikut: Ŷ2 = a + bX
Di mana:
Y2 =Prestasi belajar Agama Islam
X = Penerapan tata tertib sekolah
a) angka konstan dari Unstandardized Coefficient yang dalam penelitian ini adalah
sebesar 150.303. Angka ini merupakan angka konstan yang mempunyai arti :
Berpengaruh atau tidaknya penerapan tata tertib sekolah terhadap prestasi belajar
Agama Islam di suatu sekolah adalah berada pada skor konstan sebesar 150.303.
b) angka koefesien regresi sebesar 0,307. Angka tersebut mempunyai arti bahwa setiap
penambahan satu point skor penerapan tata tertib sekolah, maka prestasi belajar
Agama Islam akan meningkat sebesar 0,307. Sebaliknya jika angka ini negatif, maka
disiplin belajar Agama Islam intensitasnya akan menurun sebesar angka tersebut.
Dengan demikian persamaannya menjadi: Ŷ2 = 150,303 + 0,307X. Persamaan ini
menunjukkan bahwa pada konstanta 150,303 prestasi belajar siswa akan terjadi
peningkatan. Selanjutnya uji t digunakan untuk menguji signifikasi Ŷ2 = 150,303 +
0,307X dan variabel penerapan tata tertib sekolah sebagai prediktor untuk varabel prestasi
belajar Agama Islam.
Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap
prestasi belajar Agama Islam.
H1 : Terdapat pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap prestasi belajar Agama
Islam.
Keputusan:
Jika t hitung < dari t tabel, maka H0 diterima
Jika t hitung > dari t tabel, maka H0 ditolak
t hitung = 3,825
t tabel = dihitung dengan ketentuan
α= 0,05;
Degree of Freedom (DF) = (jumlah data -2) atau 29 2 = 27;
t tabel = 2,045 (dilihat dari tabel)
Karena t hitung (3,825 > dari t tabel (2,045), maka H0 ditolak dan H1 diterima;
berarti koefeien regresi tersebut signifikan.
Pengaruh Penerapan Tata Tertib Sekolah Terhadap Disiplin
Belajar PAI dan Prestasi Belajar PAI
2021
Tatang Suherman 183
Karena t hitung = 3,825 jatuh di daerah penolakan, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Artinya koefesien regresi signifikan. Kesimpulannya adalah variable penerapan tata tertib
sekolah berpengaruh kepada variabel prestasi belajar Agama Islam secara signifikan.
7) Statistik Residual
Dari hasil penghitungan terlihat data dari gambar di atas bahwa sebaran data
berada pada posisi disekitar garis lurus yang membentuk garis miring dari kiri bawah ke
arah kanan atas. Dengan demikian persyaratan normalitas penghitungan ini sudah
terpenuhi.
8) Persyaratan Kelayakan Model Regresi
Ketentuan kelayakan model regresi, ialah model regresi layak digunakan untuk
memprediksi jika data yang tersebar berpencar di sekitar angka 0 (nol) pada sumbu Y
serta tidak membentuk pola atau kecenderungan tertentu. Dengan demikian gambar diatas
menunjukkan adanya sebaran data di sekitar titik nol sumbu Y, maka model regresi layak
digunakan untuk memprediksi prestasi belajar Agama Islam.
9) Persyaratan Model Fit Tiap Data
Persyaratan model fit, ketentuannya adalah model fit disebut memenuhi syarat
untuk penghitungan regresi dengan catan bila persebaran data dimulai dari sebelah kiri
bawah, kemudian kurus ke arah kanan dan ke arah atas. Gambar di atas sudah
menunjukkan keselarasan tiap data. Hanya ada 3 data di bawah yang berada agak jauh
dari titik nol (0). Maka model regresi ini dapat digunakan dalam memprediksi perestasi
belajar Agama Islam.
3. Pengaruh Penerapan Tata Tertib Sekolah(X) terhadap Disiplin Belajar Agama Islam
(Y1) dan Prestasi Belajar Agama Islam (Y2)
Uji hipotesis pengaruh penerapan tata tertib sekolah (X) terhadap disiplin belajar
Agama Islam (Y1) dan pretasi belajar Agama Islam (Y2) ini, dilaksanakan dengan model
analisis juga, yakni analisis Korelasi Bivariat Parametrik Pearson Product Moment.
1) Nilai Korelasi
Dilihat dari data pada tabel, hasil penghitungan terlihat nilai korelasi sebesar 0,403
antara variabel penerapan tata tertib sekolah (X) dan disiplin belajar Agama Islam (Y1);
dan terlihat nilai korelasi sebesar 0,397 antara variabel penerapan tata tertib sekolah (X)
dengan prestasi belajar Agama Islam (Y2).
Hal ini mengandung arti adanya korelasi yang cukup pengaruh X terhadap Y1, dan
korelasi cukup untuk pengaruh variabel X terhada Y2, dan kedua-duanya menunjukkan
korelasi searah. Dengan demikian berarti, jika variabel penerapan tata tertib sekolah
besar, maka disiplin belajar Agama Islam akan semakin besar; dan begitu pula dengan
prestasi belajar Agama Islam akan besar pula.
2) Nilai Signifikasi
Terlihat pada tabel, bahwa angka pobabilitas hubungan antara variabel penerapan
tata tertib sekolah dan disiplin belajar Agama Islam dengan nilai sebesar 0,000. Angka
probabilitas 0,000 < 0,01. Dengan demikian hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
Sedangkan angka probabilitas hubungan antara variabel penerapan tata tertib sekolah dan
prestasi belajar Agama Islam dengan nilai sebesar 0,000. Angka probabilitas 0,000 <
0,01. Dengan demikian hubungan kedua variabel tersebut, juga signifikan.
3) Keputusan Uji Hipotesis
Untuk mengambil putusan hasil uji hipotesis ini penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap disiplin belajar
Agama Islam dan prestasi belajar Agama Islam.
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
184 http://sosains.greenvest.co.id
H1 : Terdapat pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap disiplin belajar Agama
Islam dan prestasi belajar Agama Islam.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
a) Jika probabilitas atau signifikansi < 0,05 atau 0,01, H0 ditolak dan H1 diterima.
b) Jika probabilitas atau signifikansi > 0,05 atau 0,01, H1 ditolak dan H0 diterima.
Dari tabel diatas terlihat nilai probabilitas hasil penghitungan sebesar 0,000 dan 0,000,
kedua-duanya < 0,01. Dengan demikian H0 ditolak, dan H1 diterima.
4. Hubungan antara Disiplin Belajar Agama Islam (Y1) dengan Prestasi Belajar Agama
Islam (Y2)
Uji hipotesis disiplin belajar Agama Islam (Y1) dan pretasi belajar Agama Islam
(Y2) ini, akan dilaksanakan dengan dua model analisis juga, yakni analisis Korelasi
Bivariat Parametrik Pearson Product Moment dan analisi Regresi Linier.
a. Korelasi Bivariat Parametrik Pearson Product Moment
Penghitungan dengan Korelasi Bivariat Parametrik Pearson Product Moment
keadaan data pada tabel dijelaskan dengan beberapa kategori, yakni: nilai korelasi, nilai
signifikansi dan keputusan uji hipotesis, sebagai berikut:
1) Nilai Korelasi
Dilihat dari di atas, bahwa hasil penghitungan terlihat nilai korelasi sebesar
0,313** antara variabel disiplin belajar Agama Islam (Y1) dan pretasi belajar Agama
Islam (Y2), menunjukkan korelasi yang cukup dan searah. Hal ini berarti, jika variabel
disiplin belajar Agama Islam besar, maka prestasi belajar Agama Islam juga akan kecil.
2) Nilai Signifikasi
Pada tabel di atas terlihat angka probabilitas hubungan antara variabel disiplin
belajar Agama Islam dan prestasi belajar Agama Islam dengan nilai sebesar 0,005.
Angka probabilitas 0,005 < 0,01. Dengan demikian hubungan kedua variabel tersebut
signifikan.
3) Keputusan Uji Hipotesis
Untuk mengambil putusan hasil uji hipotesis ini, penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
Hipotesis
H0 : Tidak terdapat hubungan antara disiplin belajar Agama Islam dengan
prestasi belajar Agama Islam.
H1: Terdapat hubungan antara disiplin belajar Agama Islam dengan prestasi belajar
Agama Islam.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
a) Jika probabilitas atau signifikansi < 0,05 atau 0,01, H0 ditolak dan H1 diterima.
b) Jika probabilitas atau signifikansi > 0,05 atau 0,01, H1 ditolak dan H0 diterima.
Dari tabel diatas terlihat nilai probabilitas hasil penghitungan sebesar 0,005 < 0,01.
Dengan demikian H1 ditolak, dan H0 diterima.
b. Regresi Linier
Selanjutnya penulis menganalisis hubungan variabel disiplin belajar Agama Islam
(Y1), dan peningkatan prestasi belajar Agama Islam (Y2), dengan menggunakan model
analisis Regresi Linier, sebagai berikut:
1) Statistik Deskriptif
a) Dari data hasil hitung terlihat rata-rata nilai disiplin belajar Agama Islam (Y1) sebesar
218,06 dan rata-rata nilai prestasi belajar Agama Islam sebesar 218,75.
b) Standar deviasi variabel disiplin belajar Agama Islam sebesar 12,566, dan standar
deviasi prestasi belajar Agama Islam sebesar 11,152
2) Korelasi Antara Jumlah Nilai Disiplin Belajar Agama Islam (Y1) dan Prestasi Belajar
Agama Islam (Y2)
Pengaruh Penerapan Tata Tertib Sekolah Terhadap Disiplin
Belajar PAI dan Prestasi Belajar PAI
2021
Tatang Suherman 185
Hasil uji korelasi variable Y1 dan Y2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Besar hubungan antara peningkatan disiplin siswa dengan prestasi belajar Agama
Islam adalah sebesar 0,299. Ini berarti hubungan kedua variabel tersebut cukup. Nilai
positif, menunjukkan bahwa hubungan antara disiplin siswa dengan prestasi belajar
siswa terjadi searah. Artinya jika nilai disiplin siswa meningkat, maka nilai prestasi
siswa meningkat.
b) Hubungan antara variabel peningkatan disiplin siswa dengan variabel peningkatan
prestasi belajar siswa tidak signifikan dengan angka signifikansi 0,004 < 0,05.
Sebagaimana ketentuan bahwa jika angka signifikansi < 0,05, maka hubungan kedua
variabel tersebut signifikan.
3) Variabel yang Dimasukkan
Dilihat data pada tabel uji variable, terlihat tidak ada variabel yang dikeluarkan;
artinya penulis sudah memasukan variabel yang akan dianalisis dengan menggunakan
metode enter.
4) Ringkasan Model
Terlihat data pada table bahwa angka R Square (angka korelasi yang dikuadratkan
atau 0,299
2
) sebesar 0,089. Angka R Square disebut juga sebagai Koefisien Determinasi.
Besarnya angka Koefesien Determinasi, 0,089 atau sama dengan 08,9%. Angka tersebut
berarti bahwa sebesar 08,9% prestasi belajar Agama Islam yang terjadi dapat
dijelaskan dengan menggunakan variabel disiplin belajar Agama Islam. Sedangkan
sisanya, yaitu 91,1% (100% - 08,9%) harus dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab
lainnya.
5) Anova
Uji Anova menghasilkan angka F sebesar 7,638 dengan tingkat signifikansi (angka
probabilitas) sebesar 0,007. Karena angka probabilitas 0,007 < dari 0,05, model regresi
ini sudah layak digunakan untuk memprediksi pengaruh disiplin belajar Agama Islam
terhadap prestasi belajar Agama Islam.
6) Koefesien Regresi
Koefesien Regresi menggambarkan persamaan regresi untuk mengetahui angka
konstan dan uji hipotesis signifikansi koefesien regresi. Adapun persamaan regresinya
adalah sebagai berikut:
Ŷ2 = a + bY1
Di mana:
Y2 = Prestasi belajar Agama Islam
Y1 = Disiplin belajar Agama Islam
a) angka konstan dari Unstandardized Coefficient yang dalam penelitian ini adalah
sebesar 144,450. Angka ini merupakan angka konstan yang mempunyai arti :
Berpengaruh atau tidaknya disiplin belajar Agama Islam terhadap prestasi belajar
Agama Islam pada suatu sekolah diprediksikan pada skor konstan 144,450.
b) angka koefesien regresi sebesar 0,337, mempunyai arti bahwa setiap penambahan
satu point skor disiplin belajar Agama Islam, maka prestasi belajar Agama Islam akan
meningkat sebesar 0,337, dan sebaliknya jika angka tersebut negatif, maka prestasi
belajar Agama Islam akan menurun skornya sebesar 0,337. Dengan demikian
persamaannya menjadi: Ŷ2 = 144,450 + 0,337Y1 .
Persamaan di atas menunjukkan bahwa pada konstanta 144,377, akan terjadi
peningkatan prestasi belajar Agama Islam sebesar 0,337 point. Selanjutnya uji t akan
digunakan untuk menguji signifikasi konstanta dan variabel peningkatan disiplin Agama
Islam sebagai prediktor untuk variabel peningkatan prestasi belajar Agama Islam.
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
186 http://sosains.greenvest.co.id
Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat hubungan disiplin belajar Agama Islam dengan prestasi belajar
Agama Islam.
H1 : Terdapat hubungan disiplin belajar Agama Islam dengan prestasi belajar Agama
Islam.
Keputusan:
Jika t hitung < dari t tabel, maka H0 diterima
Jika t hitung > dari t tabel, maka H0 ditolak
t hitung = 2,764
t tabel = dihitung dengan ketentuan
α= 0,05;
Degree of Freedom (DF) = (jumlah data -2) atau 30 2 = 28;
t tabel = 2,048 (dilihat dari table)
Karena t hitung (2,764 > dari t tabel (2,048), maka H0 ditolak dan H1 diterima; berarti
koefeien regresi signifikan.
Terlihat data hasil hitung hahwa t hitung = 2,764 jatuh di daerah penolakan, maka
H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya koefesien regresi signifikan. Kesimpulannya adalah
variabel penerapan tata tertib sekolah berpengaruh kepada variabel prestasi belajar
Agama Islam.
7) Statistik Residual
Terlihat data pada gambar bahwa ditunjukkan normalitas persebaran data, yakni
jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data akan akan berada
pada area di sekitar garis lurus. Dengan demikian persyaratan normalitas penghitungan
ini sudah terpenuhi.
8) Persyaratan Kelayakan Model Regresi
Terlihat pada gambar hasil hitung model regresi ditunjukkan adanya sebaran data
di sekitar titik nol sumbu Y, maka model regresi layak digunakan untuk memprediksi
penerapan tata tertib sekolah.
9) Persyaratan Model Fit Tiap Data
Terlihat data pada gambar hasil hitung Model Fit, sudah menunjukkan keselarasan
tiap data. Maka simpulanya adalah model regresi ini dapat digunakan dalam memprediksi
prestasi belajar Agama Islam.
Pembahasan Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Tenerapan Tata Tertib Sekolah (X) Terhadap Disiplin Belajar Agama Islam
(Y1)
Hipotesisis Terdapat pengaruh penererapan tata tertib sekolah terhadap disiplin
belajar Agama Islam, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Besar hubungan antara penerapan tata tertib sekolah dengan disiplin belajar Agama
Islam, adalah sebesar 0,403
2
. Ini mengandung arti bahwa hubungan kedua variabel
tersebut berkorelasi cukup. Nilai positif, menunjukkan bahwa hubungan antara
penerapan tata tertib sekolah dengan peningkatan disiplin siswa terjadi searah.
Artinya, jika nilai penerapan tata tertib sekolah meningkat, maka disiplin belajar
Agama Islam juga akan terjadi peningkatan.
b. Hubungan antara variabel penerapan tata tertib sekolah dengan variabel peningkatan
disiplin siswa signifikan dengan angka signifikasi 0,000 < 0,01. Sebagaimana
ketentuan bahwa jika angka signifikasi < 0,05 atau 0,01, maka hubungan kedua
variabel tersebut signifikan.
2. Pengaruh Penerapan Tata Tertib Sekolah (X) Terhadap Prestasi Belajar Agama Islam
(Y2)
Pengaruh Penerapan Tata Tertib Sekolah Terhadap Disiplin
Belajar PAI dan Prestasi Belajar PAI
2021
Tatang Suherman 187
Hasil uji hipotesis bahwa terdapat pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap
prestasi belajar Agama Islam, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Besar pengaruh antara penerapan tata terib sekolah terhadap prestasi belajar Agama
Islam adalah sebesar 0,397
2
. Ini berarti hubungan kedua variabel tersebut sangat kuat.
Nilai positif, menunjukkan bahwa hubungan antara peningkatan prestasi belajar siswa
dengan penerapan tata tertib sekolah terjadi searah. Artinya jika nilai penerapan tata
tertib sekolah ditingkatkan, maka nilai prestasi siswa juga akan terjadi peningkatan.
b. Hubungan antara variabel penerapan tata tertib sekolah dengan variabel disiplin
belajar Agama Islam, signifikan dengan angka signifikasi 0,000 < 0,01. Sebagaimana
ketentuan bahwa jika angka signifikasi < 0,01, maka hubungan kedua variabel tersebut
signifikan.
3. Pengaruh Penerapan Tata Tertib Sekolah (X) Terhadap Disiplin Belajar Agama Islam
(Y1) dan Prestasi Belajar Agama Islam (Y2)
Hasil uji hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut: Hubungan antara penerapan
tata tertib sekolah terhitung cukup (untuk variabel Y1) dan kuat (untuk variabel Y2).
Kedua-duanya signifikan dan searah. Dengan kata lain jika penerapan tata tertib sekolah
terjadi peningkatan, maka disiplin belajar Agama Islam dan prestasi belajar Agama
Islam, akan meningkat juga.
4. Hubungan Disiplin Belajar Agama Islam (Y1) dengan Prestasi Belajar Agama Islam
(Y2)
Hasil uji hipotesis bahwa terdapat hubungan antara variabel disiplin belajar
Agama Islam dan prestasi belajar Agama Islam dapat dijelaskan, bahwa:
a. Besarnya hubungan antara peningkatan disiplin belajar Agama Islam dengan prestasi
belajar Agama Islam, adalah sebesar 0,299
2
. Hal ini mengandung arti, bahwa
hubungan kedua variabel tersebut cukup. Nilai positif, menunjukkan bahwa hubungan
antara disiplin belajar Agama Islam dengan prestasi belajar Agama Islam terjadi
searah. Artinya jika skor disiplin belajar Agama Islam meningkat, maka skor prestasi
belajar Agama Islam juga akan terjadi peningkatan.
b. Hubungan antara variabel disiplin belajar Agama Islam dengan variabel prestasi
belajar Agama Islam, terjadi secara signifikan. Hal ini ditunjukan angka
signifikansinya dengan angka 0,004 < 0,01. Sebagaimana ketentuan bahwa jika angka
signifikansi < 0,01, maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
Kesimpulan
Sebagaimana uraian hasil penelitian pada Bab IV mengenai pengaruh penerapan
tata tertib sekolah terhadap disiplin belajar Agama Islam dan prestasi belajar Agama
hwaIslam, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penerapan
tata tertib sekolah terhadap disiplin belajar Agama Islam. Pengaruh penerapan tata tertib
sekolah terhadap disiplin belajar Agama Islam pada penelitian ini, salah satunya dapat
dilihat dalam kontek makin kuatnya tata tertib sekolah di terapkan di suatu sekolah, maka
pengaruhnya kepada disiplin belajar Agama Islam makin kuat pula; begitupun sebaliknya
makin rendah penerapan tata tertib sekolah di suatu sekolah, maka semakin rendah pula
pengaruhnya kepada disiplin belajar Agama Islam. Dapat pula dikatakan bahwa tinggi
atau rendahnya disiplin belajar Agama Islam di suatu sekolah, sangat terpengaruh oleh
seberapa besar intensitas penerapan tata tertib sekolah di sekolah tersebut dan juga
terdapat pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap prestasi belajar Agama Islam.
Pengaruh penerapan tata tertib sekolah terhadap prestasi belajar Agama Islam pada hasil
penelitian ini, salah satunya dapat dilihat sebagaimana pengaruh penerapan tata tertib
sekolah terhadap disiplin belajar Agama Islam pada simpulan nomor 1, yaitu dalam
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
188 http://sosains.greenvest.co.id
konteks makin kuatnya tata tertib sekolah di terapkan di suatu sekolah, maka makin kuat
pula pengaruhnya kepada prestasi belajar Agama Islam; begitu pula sebaliknya makin
rendah penerapan tata tertib sekolah di suatu sekolah, akan makin rendah pula
pengaruhnya kepada prestasi belajar Agama Islam. Terdapat pengaruh penerapan tata
tertib sekolah terhadap disiplin belajar Agama Islam dan prestasi belajar Agama Islam.
Secara bersama-sama, tata tertib sekolah, dapat berpengaruh kepada disilpin belajar
Agama Islam dan prestasi belajar Agama Islam. Tetapi pengaruh tersebut tidak terjadi
secara sama, antara kepada disiplin belajar Agama Islam dan prestasi belajar Agama
Islam. Pada penelitian ini, penerapan tata tertib sekolah, pengaruhnya lebih besar
terhadap displin belajar Agama Islam daripada kepada prestasi belajar Agama Islam.
Terdapat hubungan antara disiplin belajar Agama Islam dengan prestasi belajar
Agama Islam. Disiplin belajar Agama Islam ada hubungan dengan prestasi belajar Agama
Islam. Hubungan antara disiplin belajar Agama Islam dengan prestasi belajar Agama
Islam pada penelitian ini, menurut analisis penulis menunjukkan hubungan searah; bukan
hubungan timbal balik. Hubungan tersebut, dapat dilihat dari disiplin belajar Agama
Islam berhubungan dengan prestasi belajar Agama Islam, dengan nilai korelasinya
cukup, yakni sebesar 0,299
2
. Tetapi tidak terlihat hubungan pengaruh prestasi belajar
Agama Islam terhadap disiplin belajar Agama Islam. Siswa yang melakukan cara-cara
disiplin belajar, dimungkinkan dapat mencapai prestasi belajar Agama Islam. Tetapi
belum tentu, siswa berprestasi belajar Agama Islam, juga secara otomatis menunjukkan
belajar Agama Islam-nya disiplin.
Bibliography
20, undang undang nomor. Sistem Pendidikan Nasional bab I. , (2003).
Amri, M. Sholihul. (2015). Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Di MI Raudlatusshalihin Dan MIM Ngembatpadas Kecamatan
Gemolong Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Bandung, T. I. M. PLPG IAIN. (2013). Pengembangan Wawasan Profesi Guru.
Bandung.
Majid, Abdul, Wardan, Anang Solihin, & Andayani, Dian. (2011). Pendidikan
karakter perspektif Islam. PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, D. R. H. Wina. (2016). Penelitian tindakan kelas. Prenada Media.
Sofiati, Nunung Ayu, & Sumarni, Dewi. (2016). Pengaruh Kualitas Layanan Dan
Kinerja Guru Terhadap Kepuasan Peserta Didik Di Smk Angkasa Lanud
Husein Sastranegara Kota Bandung. Jurnal Indonesia Membangun, 15(2), 1
18.
Sugiyono, Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan
R&D. Alfabeta Bandung.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2019). Landasan psikologi proses pendidikan.
Sumintak, Sumintak. (2015). AGAMA DAN PERUBAHAN SOSIAL (Studi Kritis
Terhadap Pemikiran Max Weber).(Skripsi). UIN Raden Fatah Palembang.
SYAMRONI, S. (2019). Efektifitas Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan
Aktivitas Pembelajaran Pai (Studi Kasus Di Sma Al-Kautsar Bandar
Lampung). UIN Raden Intan Lampung.
Wahyono, Teguh. (2014). Analisis Statistik Mudah dengan SPSS 20. Elex Media
Komputindo.