1227 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 2 NOMOR 11 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
PERAN HUMANIORA TERHADAP TRADISI SEDEKAH LAUT
Bambang Yuniarto, Arib Mubarok, Ali Ridho, Rozihi, Nida Nadia
IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jawa Barat
Email : bb_yunior@yahoo.co.id, radenaman99@gmail.com,
ridhoali758@gmail.com nidanadiya14@gmail.com, rozihijii@gmail.com
Kata kunci:
Tradisi, Sedekah
Laut, peran
humaniora,
ABSTRAK
Latar Belakang : Ritual sedekah laut adalah salah satu ritual yang dilakukan satu kali dalam
setahun oleh masyarakat nelayan di desa Prapag Kidul, kecamatan Losari, kabupaten Brebes
yang merupakan bentuk budaya yang memberikan sedekah ke laut yang dilakukan
masyarakat untuk menjaga kesimbangan lingkungan pesisir pantai serta melestarikan
warisan nenek moyang. Tradisi ritual sedekah laut di desa Prapag Kidul, kecamatan Losari,
kabupaten Brebes merupakan bagian dari tradisi yang juga dilakukan oleh masyarakat
nelayan di sepanjang pesisir utara laut jawa.
Tujuan : Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui terjadinya perubahan tradisi
upacara sedekah laut masyarakat desa Prapag Kidul, kecamatan Losari, kabupaten Brebes.
Metode : adapun metode yang akan digunakan adalah metode penelitian sejarah, karena
penelitiannya berhubungan dengan kenyataan yang terjadi pada masa lampau.
Hasil : Dalam konteks culture of histories, prilaku manusia yang membentuk budaya sudah
ada sejak manusia itu berada dalam kandungan, dimana anak mencatat dari segala aktifitas
yang dilakukan oleh orang tuanya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai atau ajaran-ajaran
Islam mulai dimasukkan dalam kegiatan upacara sedekah laut, sehingga nampak akulturasi
yang kuat antara budaya asal, larung sajen: Jawa, dengan budaya baru, Islam.
Kesimpulan: Peranan Tradisi Sedekah Laut di bidang sosial budaya sangat penting yaitu
untuk memelihara budaya masyarakat sekitarnya, dengan terpeliharanya budaya masyarakat,
maka dalam kehidupan sehari-hari masyarakat telah mematuhi norma-norma sosial budaya
yang ada dalam masyarakat tersebut. Kaitannya dengan persfektif agama terdapat beberapa
hukum ada yang membolehkan dan ada juga yang tidak membolehkan yang mana semua itu
memiliki alas an masing-masing. Terlepas dari itu banyak dari kalangan masyarakat menilai
bahwa tradisi sedekah laut boleh karena terdapat nilai-nilai positif yaitu berupa rasa syukur
kita kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan lewat jalur laut.
ABSTRACT
BackgroundThe sea alms ritual is one of the rituals carried out once a year by the
fishing community in Prapag Kidul village, Losari district, Brebes regency which is a
form of culture that gives alms to the sea carried out by the community to maintain the
balance of the coastal environment and preserve the heritage of the ancestors. The
tradition of sea alms rituals in Prapag Kidul village, Losari district, Brebes regency is
part of a tradition that is also carried out by fishing communities along the north coast
of the Java Sea.
Purpose: The purpose of this study is to determine the change in the tradition of the sea
alms ceremony of the people of Prapag Kidul village, Losari district, Brebes regency.
Peran Humaniora Terhadap Tradisi Sedekah Laut
2022
Bambang Yuniarto, Arib Mubarok, Ali Ridho, Rozihi, Nida Nadia 1228
Keywords:
Tradition, The
Alms of the Sea,
the role of the
humanities,
Method: The method to be used is the historical research method, because the research
is related to the reality that occurred in the past..
Results: In the context of culture of histories, human behavior that shapes culture has
existed since the human being was in the womb, where the child records all the activities
carried out by his parents in daily life. Islamic values or teachings began to be included
in the activities of the sea alms ceremony, so that there was a strong acculturation
between the original culture, larung sajen: Javanese, and the new culture, Islam..
Conclusion: The role of the Sea Alms Tradition in the socio-cultural field is very
important, namely to maintain the culture of the surrounding community, with the
preservation of the culture of the community, then in daily life the community has
complied with the socio-cultural norms that exist in the community. In relation to
religious effectiveness there are some laws that allow and some that do not allow which
all have their own basis. Apart from that, many people think that the tradition of sea
almsgiving is okay because there are positive values, namely our gratitude to God for
the favors that have been given through the sea route.
PENDAHULUAN
Bangsa indonesia pada hakikatnya terdiri dari berbagai keberagaman kebudayaan,
Masing-masing suku bangsa mempunyai ciri-ciri khusus di setiap daerah. Dari berbagai
corak masyarakat indonesia yang multi etnis, agama, kepercayaan dan lain sebagainya
menjadikan indonesia sebagai negara yang memiliki kebudayaan yang heterogen.
Keanekaragaman masyarakat dan budaya di pengaruhi adanya berbagai suku bangsa atau
etnik, factor geografis, kontak budaya dan mata pencaharian.
Manusia tidak lepas dari kebudayaan dalam kehidupan sehari-harinya. Antara
manusia dan kebudayaan saling berhubungan. Kebudayaan diperoleh atau dipelajari dari
tradisi masyarakat, termasuk pola-pola hidup mereka, cara berpikir, perbuatan, perasaan
dan tingkah laku (Karolina & Randy, 2021). Kebudayaan itu sendiri timbul dari hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat
istiadat. Dalam buku Koentjaraningrat kebudayaan merupakan keseluruhan yang komplek,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan kemampuan kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat. Sedangkan definisi lain menyebutkan bahwa kebudayaan adalah semua
seperangkat sistem gagasan, tindakan, hasil atau benda-benda manusia yang diperoleh
dengan cara belajar dalam rangka hidup bermasyarakat dan dimiliki oleh manusia (Ismail,
2020).
Sejarah Islam Jawa masih sangat kabur. Belum ada kejelasanmengenaiproblem yang
signifikan berkaitan dengan asal-muasal penyebaran Islam di Indonesia yang mungkin
tidak akan di selesaikan karena kurangnya sumber-sumber yang bisa di percaya, sehingga
banyak berbagai versi yang menyebutkan tentang penyebaran Islam di Indonesia. Sejarah
Islam Jawa tidak sekedar soal kontroversi saja, tapi juga soal penegaan Islam sebagai
agama kerajaan, suatu proses yang mengakibatkan banyak penghancuran kebudayaan
Hindu-Budha yang ada atas kekuasaan keraton (Karim, 2017).
Sejak zaman prahistoris orang Jawa sudah mengenal agama. Pada Serat ramayana
yang berasal dari abad ke-9, menunjukan bahwa orang Jawa telah memeluk agama Hindu
dan Budha. Kedua agama tersebut telah mewarnai dan menjadi jiwa bagi orang Jawa secara
hampir menyeluruh hingga abad ke -15. Gelombang pengislaman secara besar-besaran di
Jawa terjadi pada akhir abad ke- 15, yakni sejak Prabu Brawijaya V, raja yang diakui
sebagai raja terakhir Majapahit yang masuk Islam atas bimbingan Sunan Kalijaga. Agama
Volume 2, Nomor 11, November 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1229 http://sosains.greenvest.co.id
Islam telah mengubah kiblat orang Jawa, namun kuatnya tradisi Jawa membuat Islam mau
tak mau harus berakulturasi, akhirnya wujud akulturasi tersebut menjadi ajaran khas Jawa,
yang dikenal dengan nama Islam Kejawen. Islam dan Kejawen hampir tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya, Kejawen menjadi suatu warna baru yang berkembang
di tanah jawa. Walisanga memiliki andil yang sangat besar dalam penyebaran Islam di
Tanah Jawa (Izzuddin, 2015).
Percampuran yang kental telah memunculkan tradisi sendiri yang unik. Maksudnya
orang Jawa yang taat menjalankan ajaran Islam tetapi masih enggan meninggalkan ritual
kejawen. Pemahaman Islam Jawa didasarkan analogi munculnya keyakinan Hindu Jawa
yang ada jauh sebelum Islam datang. 7 Munculnya sebuah tradisi mengandung unsur nilai
dan kearifan khas lokal. Nilai tersebut terkait dengan problem dan perhatian masyarakat
tertentu terhadap realitas atau fenomena. masalah kelestarian alam harus di perhatikan,
sebagai keberlangsungnya alam semesta yang menjadikan manusia bisa hidup dengan
nyaman. Problem alam yang paling krusial adalah pelestarian kelautan, sebab kebanyakan
manusia hanya memperhatikan masalah alam daratan padahal antara daratan, lautan dan
udara merupakan sesuatu yang tidak bisa di pisahkan.
Ritual bagi masyarakat Muslim Jawa sebagai wujud pengabdian dan ketulusan
penyembahan kepada Allah, di dalam ritual tersebut memiliki simbolsimbol yang
mendalam bagi masyarakat Jawa. Simbol-simbol ritual merupakan ekspresi atau
pengejawantahan rasa syukur terhadap Allah yang telah melimpahkan karunia dan rizkinya
kepada masyarakat Jawa. Simbol-simbol ritual tersebut di antaranya adalah selamatan,
ruwatan, kenduri dan sedekahan. Harus diakui bahwa sebagian dari simbol-simbol ritual
dan simbol spiritual yang diaktualisasikan oleh masyarakat Jawa mengandung pengaruh
asimilasi antara Hindu-Jawa, Budha-Jawa, dan Islam-Jawa yang menyatu dalam wacana
kultural mistik (Takdir, 2017).
Di Desa Prapag Kidul kecamatan Losari Kabupaten Brebes khususnya masih
memiliki tradisi yang sampai sekarang ini tetap di jalankan dan di lestarikan. Salah satu
tradisi yang masih di jalankan yang sesuai dengan keadaan masyarakat Labuhan yang
tinggaldi pesisir dan bermata pencaharian sebagai nelayan adalah tradisi sedekah laut.
Seperti halnya tradisi yang ada di pantai-pantai nelayan lainnya. Pada dasarnya sedekah
laut tidak dapat di pisahkan dengan nelayan, dimana sedekah laut adalah bagian dari
kehidupan masyarakat nelayan. Sedekah laut banyak juga di kenal dengan istilah petik laut
atau nyadran, yang kesemuanya itu mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebagai wujud rasa
syukur serta sebagai permohonan agar mendapatkan berkah dan keselamatan serta pada
tahun-tahun yang akan datang bisa mendapatkan hasil laut yang lebih banyak. Tujuan
Penelitian ini adalah untuk mengetahui terjadinya perubahan tradisi upacara sedekah laut
masyarakat desa Prapag Kidul, kecamatan Losari, kabupaten Brebes. Peneliti merasa
penelitian ini urgen dilakukan guna mengalisis peran humaniora terhadap tradisi sedekah
laut. METODE PENELITIAN
Penelitian ini diperlukan suatu metode, adapun metode yang akan digunakan adalah
metode penelitian sejarah, karena penelitiannya berhubungan dengan kenyataan yang
terjadi pada masa lampau (Wasino & Endah Sri, 2018). Sedangkan pengertian metode
sejarah menurut Louis Gottschalk adalah suatu proses menguji dan menganalisa secara
kritis rekaman dan peninggalan masa lampau oleh sejarawan. Mengenai metode sejarah
pada umumnya tidak hanya meliputi pelajaran mengenai analisa tetapi juga meliputi usaha
sintesa dari data menjadi penyajian dan kisah sejarah yang dapat dipercaya (Wardah, 2014).
Peran Humaniora Terhadap Tradisi Sedekah Laut
2022
Bambang Yuniarto, Arib Mubarok, Ali Ridho, Rozihi, Nida Nadia 1230
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengertian Tradisi Sedekah Laut
Tradisi merupakan sebuah kebiasaan turun-temurun yang dilaksanakan oleh
msyarakat sebagai bagian dari kebudayaan warisan leluhur. Salah satu tradisi yang
berkembang dalam masyarakat suku Jawa adalah tradisi Sedekah Laut. Tradisi Sedekah
Laut diwujudkan dengan serangkaian upacara ritual setahun sekali yang dilakukan
masyarakat pesisir pantai sebagai ungkapan rasa syukur dan sarana tolak bala
(Setiawan, 2016). Dalam konteks culture of histories, prilaku manusia yang membentuk
budaya sudah ada sejak manusia itu berada dalam kandungan, dimana anak mencatat
dari segala aktifitas yang dilakukan oleh orang tuanya dalam kehidupan sehari-hari.
Proses interaksi antara seorang anak dan orang tua dalam kandungan menghasilkan
benih kebiasaan pada seorang anak. Kebiasaan tersebut akan terus berlanjut ketika ia
tumbuh besar bersama dengan lingkungannya. Melalui lingkungan keluarga dan
masyarakat, seorang anak akan membentuk kebiasaan berdasarkan apa yang ia lihat.
Dalam kontek ini, lingkungan sangat mempengaruhi karakter dari seorang anak. Ketika
kebiasaan itu dilakukan secara berulang-ulang maka di sanalah budaya itu terbentuk.
Seperti itulah budaya itu bekerja secara alami dalam siklus kehidupan umat manusia
(Saputra, Syahputra, & Setyo, 2020).
Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat yang
menghasilkan berupa kebudayaan kebendaan yang tertanam dalam bentuk kaidah dan
nilai-nilai moral yang mengikat (Abdurrohman, 2016). Secara historis, Indonesia diapit
oleh beragam pulau, memiliki bermacam suku budaya dan bahasa. Keberagamaan ini
yang membuat Indonesia semakin Indah. Dari keragaman tersebut memiliki
karakteristik nilai yang berbeda-beda. Di satu sisi budaya juga dapat diartikan sebagai
jaringan kerja yang sudah tertanam di dalam pikiran manusia dimulai dari kehidupan
awal mula eksistensi manusia ada (Simanjuntak, Saraswati, & Sukirno, 2019). Di
Indonesia, meyakini terhadap nilai tertentu (kepercayaan, tradisi dan budaya) adalah
bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia yang tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan sehari-hari. Karena budaya lokal sebagai penanda identitas. Dalam konten
seperti ini, budaya tidak dapat dilepaskan dari kepercayaan, agama, bahasa, suku dan
adat-istiadat. Terutama masyarakat pesisir yang kental dengan budaya melautnya, atau
meraungnya (ritual upacara laut). Perayaan seperti upacara Sedekah Laut tidak hanya
sebatas ritual sakral, tetapi sudah menjadi bagian dari fungsi ekonomi, komunikasi, dan
hiburan masyarakat pesisir. Di samping itu, Sedekah Laut juga mempunyai peranan
penting dalam pendidikan masyarakat. Di antaranya untuk melestarikan nilai-nilai
ajaran leluhur, spiritual, etos kerja, pelestarian budaya dan alam (Widati, 2011).
2. Pandangan Agama tentang Sedekah Laut

menganggap bahwa tradisi ini adalah akulturasi ajaran Islam, atau adat kebiasaan
masyarakat. Berbagai kritik mengenai tradisi upacara sedekah laut ini ada yang
menganggap kedalam perbuatan syirik (menyekutukan tuhan) dan perbuatan sia-sia
(mubadzir) . Saat ini, upacara sedekah laut sudah mengalami perubahan seiring
menguatnya keislaman para nelayan dan masyarakat sekitar. Nilai-nilai atau ajaran-
ajaran Islam mulai dimasukkan dalam kegiatan upacara sedekah laut, sehingga nampak
akulturasi yang kuat antara budaya asal, larung sajen: Jawa, dengan budaya baru, Islam
(Pakuna, Hunowu, & Obie, 2020).
Volume 2, Nomor 11, November 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1231 http://sosains.greenvest.co.id
Dilihat dari sudut pandang Islam mengenai hokum sedekah laut ini dikembalikan
kepada niatnya, seperti dalam hadis yang diriwayatkan oleh Umar Bin Khatab sebagai
berikut: 
 


 

 






 













 




 


dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa Telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari berkata, telah mengabarkan
kepada kami Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar Alqamah
bin Waqash Al Laitsi berkata; saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab diatas
mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung)
apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau
karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa
dia diniatkan" (HR. BUKHARI).
Selain tergantung kepada niatnya, keutamaan sedekah dapat menjadi sebab
dihindarkannya seseorang dari marabahaya, sesuai dengan hadis Nabi Muhammad
SAW dalam kitab tanqihul Qauli Hatsits fii Syarh Lubab al-Hadis karya syekh Nawawi
al-Bantani bab shodaqoh yaitu:

: {


} .

Jika praktik pelaksanaan upacara sedekah laut diniatkan untuk meyakini adanya
kekuatan selain Allah dengan memohon terhindar dari marabahaya, dijauhkan dari
paceklik, dan berharap akan rezeki hasil tangkapan ikan yang melimpah kepada
penguasa laut maka diharamkan karena hanya kepada Allah lah kita memohon dan
berharap sesuai dengan firman Allah SWT dalam sebagai berikut :


 
lah kamu memohon (beribadah) kepada selain Allah, akan
apa yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi madharat, sebab jika kamu
berbuat demikian, maka sesungguhnya kamu termasuk orang-
Kemudian hanya Allah lah yang menghendaki menimpakan bencana dan
menghilangkannya seperti dalam ayat al-Quran

 




 


yang dapat menghilangkannya kecuali dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi
kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan
kepada siapa saja yang dia kehendaki diantara hamba-hamba-Nya. Dia maha
pengampun, maha penyayang.
fenomena upacara sedekah laut bisa jadi dihukumi mubah bila upacara
penyembelihan hewan tertentu di maknai atau diniatkan sebagai taqqarub kepada Allah
untuk mengusir Jin jahat atau makhluk penguasa laut. Namun ketika penyembelihan
hewan ini di niatkan untuk menyenangkan Jin penguasa laut, maka hal ini di hukumi
haram sebagaimana Keterangan Syekh Zainuddin al-   
sebagai berikut:
 
 
,

Peran Humaniora Terhadap Tradisi Sedekah Laut
2022
Bambang Yuniarto, Arib Mubarok, Ali Ridho, Rozihi, Nida Nadia 1232
         
maksud menolak gangguan Jin, maka dagingnya halal di makan. Tetapi kalau jinjin itu

Keterangan Syekh Zainuddin Al-Malibari di atas ini kemudian diulas lebih lanjut
Oleh Syekh Sayid Bakri bin Sayid M Syatha Ad-   
berikut ini.



 . 




 
.
 

,

 

.



,


, (
:
:
)

,
,


.



 



(karena taqarrub kepada Allah) yang diniatkan taqarrub dan ibadah kepada-Nya semata
(dengan maksud menolak gangguan jin) sebagai dasar tindakan pemotongan hewan.
Taqarrub dengan yakin bahwa Allah dapat melindungi pemotongnya dari gangguan jin,
(maka daging) hewan sembelihan-nya halal dimakan) hewan sembelihannya menjadi
hewan qurban karena ditujukan kepada Allah, bukan selain-Nya.(Tetapi kalau jin-jin
itu) bukan Allah (yang ditaqarrubkan, maka daging sembelihannya haram) karena
tergolong daging bangkai. Bahkan, jika seseorang berniat taqarrub dan mengabdi pada

Dari sini kita dapat menarik simpulan bahwa fenomena upacara sedekah laut bisa
dilihat dari niat mereka yang melakukannya karena ini berurusan dengan masalah
keyakinan, aqidah, tauhid, keimanan, dan seberapa sering upacara ini (misalnya sebulan
          
tindakan tabdzir yaitu menyia-nyiakan harta yang dimakruh kan dalam agama. Lain soal
ketika barang-barang yang dilarung itu seperti ayam, sayursayuran segar, buah-buahan,
dimanfaatkan oleh masyarakat nelayan dan sebagian masyarakat yang hadir, maka itu
bernilai ibadah. Jadi upacara sedekah laut ini mengandung banyak kemungkinan sesuai
dengan praktiknya di lapangan.
Islam tidak menentang sesuatu yang baru selama relevan dengan sepirit nilai
nilai Islam. Semangat Islam adalah Perubahan menuju perbaikan. Perubahan tidak
berarti semua tradisi ditinggalkan, tetapi memodifikasi tradisi dalam ukuran tertentu
sesuai dengan problem sosial yang ada atau merubah secara total tradisi dengan sesuatu
yang sama sekali baru. Hal ini berpedoman kepada kaidah menjaga tradisi lama yang
baik dan mengambil tradisi baru yang baik (Musa, 2014).
3. Pandangan Sosial Masyarakat Sekitar Tentang Sedekah Laut
Manusia adalah zoon politicon yaitu makhluk sosial dimana antara manusia yang
satu dengan yang lainnya saling membutuhkan, dan dalam diri setiap manusia sendiri
terdapat hasrat tolong-menolong serta kecenderungan sosial untuk menggabungkan
dirinya dengan individu dalam bentuk kelompok (Afriansyah & Sukmayadi, 2022).
alam pelaksanaan adat sedekah laut terdapat mekanisme sosial yang mengesankan
terutama kesetiakawanan yang kuat diantara anggota masyarakat pesisir Pantai. Dalam
masyarakat hubungan kekeluargaan antara satu dengan lainnya terjalin erat, dimana
terjadinya gotong royong dalam mempersiapkan upacara sedekah laut. Dalam halini
masyarakat pantai memaknai gotong royong sebagai salah satu pedoman hidup dimana
setiap aktivitas dalam masyarakat tidak akan terlepas dari partisipasi dan bantuan orang
lain. Diantara banyaknya kegiatan gotong royong nilai kebersamaan menjadi nilai yang
akan selalu ada pada setiap kegiatan, karena masyarakat paham bahwa adanya gotong
royong kebersamaan dirasakan bahkan kebersamaan tersebut tetap dapat dirasakan
ketika kegiatan sudah selesai. Pentingnya mempertahankan nilai gotong royong salah
Volume 2, Nomor 11, November 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1233 http://sosains.greenvest.co.id
satunya adalah untuk menjaga tradisi atau kebiasaan masyarakat, karena dengan adanya
gotong royong banyak manfaat atau keuntungan yang dirasakan, seperti pekerjaan
menjadi lebih mudah karena adanya kerjasama dan tolong menolong, dapat memperkuat
dan mempererat hubungan antar warga, dan menyatukan warga atau komunitas yang
tergabung pada setiap kegiatan gotong royong.

Sung Tulodho, Ing Madya Mbangun Karso, Tutwuri Handayani. Ing ngarso artinya di
depan, makna lain orang yang lebih berpengalaman atau berpengetahuan dan tuladha
artinya memberi contoh. Mangun karso artinya membina kehendak, kemauan serta
hasrat untuk mengabdi diri untuk kepentingan umum dan kepada cita-cita yang luhur.
Tutwuri artinya mengikuti dari belakang dengan penuh perhatian dan rasa tanggung
jawab berdasar cinta dan kasih sayang, handayani artinya memberi kebebasan,
kesempatan dengan perhatian dan bimbingan (Giri, 2018). Mengartikan bahwa pesan
tersebut agar seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan yang luas, sebagai sosok
yang dapat memberikan contoh yang baik, bertanggung jawab terhadap amanah serta
dapat membimbing masyarakat kearah yang lebih baik dan maju.
Peranan Tradisi Sedekah Laut di bidang sosial budaya sangat penting yaitu untuk
memelihara budaya masyarakat sekitarnya, dengan terpeliharanya budaya masyarakat,
maka dalam kehidupan sehari-hari masyarakat telah mematuhi norma-norma sosial
budaya yang ada dalam masyarakat tersebut. Yang mana dalam hal ini seperti
kepercayaan masyarakat nelayan Prapag Kidul jika tidak melaksanakan tradisi ini akan
terjadi bencana. Pada pelaksanaan tradisi sedekah laut dahulu masyarakat belum
antusias mengkuti acara sedekah laut ini sehingga belum tercapainya kerukunan yang
merata apabila kerukunan itu dapat tercapai maka mereka dapat bersatu dalam
membangun desanya sehingga mereka mengejar ketinggalan dan meninggalkan
keterbelakangan mereka untuk pelaksanaan tradisi sedekah laut sekarang masyarakat
sangat antusias dalam menyelenggarakan tradisi sedekah laut ini hal ini di buktikan dari
adanya perlombaan, dan hiburan sehingga masyarakat labuhan sangat antusias dalam
mengikuti penyelenggaraan. Adanya tradisi ini kehidupan sosial masyarakat menjadi
erat yaitu adanya gotong royong dan saling membantu antar nelayan, serta kerja sama
untuk mewujudkan tujuan yang sama dan adanya solidaritas yang tinggi diantara
nelayan tersebut. Masyarakat desa Prapag Kidul pada umumnya memiliki tempramen
yang cukup besar, hal ini disebabkan karena wilayah Prapag Kidul dekat dengan laut,
mereka hidup di pesisir yang suhunya panas, sehingga kondisi seperti itu sangat
mempengaruhi watak dan perilaku masyarakat setempat, namun pada kenyataannya
masyarakat Prapag Kidul memiliki sikap ramah tamah yang sangat tinggi, antara
individu satu dengan yang lain, bila bertemu akan menyapa begitupun juga terhadap
tamu di luar Prapag Kidul.
Dalam hal ini Ella sugiato SE selaku Kades Prapag Kidul Kecamatan Losari
Kabupaten Brebes menjelaskan bahwa pesta laut atau kata wong Jawa sedekah laut ini
sangat sederhana sekali karena situasi Pandemi Covid 19 yang penting acara tahunan
bisa terlaksana sebagai rasa syukur nikmat yang di berikan Allah SWT terhadap
hambanya dengan melalui hasil laut.
Di jelaskan pula bahwa pelaksanaan rutinitas sedekah laut yang di adakan setiap
setahun sekali dengan mematuhi protokol kesehatan ( prokes ) yang sebelumnya sudah
di beri himbauan terhadap para nelayan juga para pengunjung yang akan naik ke perahu
agar selalu memakai masker.
Di sebutkan oleh salah satu warga nelayan yang enggan di sebut namanya,sebagai
rasa syukur atas segala karunia atau Rezeky kepada kami sebagai pra nelayan yang
setiap hari mencari penghasilan di tengah laut berangkat pagi pulang siang,berangkat
Peran Humaniora Terhadap Tradisi Sedekah Laut
2022
Bambang Yuniarto, Arib Mubarok, Ali Ridho, Rozihi, Nida Nadia 1234
sore pulang malam demi memenuhi kebutuhan keluarga kami merasa bersyukur kepada
kepada Allah SWT dengan harapan perlindungan dari segala mara bahaya yang
berhubungan di laut biar mangkat selamet balike selamet tandasnya.
Sementara prosesi sedekah laut di mulai dari pagi hari sekitar pukul 6 pagi para
nelayan berangkat dengan membawa sesajian dari buah buahan juga kepala kerbau yang
akan di sajikan atau di tenggelamkan di laut dengan membikin perahu kecil sebagai
tempat sesaji tersebut dan kemudian berdoa bersama serta memanjatkan
keberkahan,keselamatan serta meminta perlindungan keselamatan kepada Tuhan yang
maha kuasa atas segalanya.
KESIMPULAN
Peranan Tradisi Sedekah Laut di bidang sosial budaya sangat penting yaitu untuk
memelihara budaya masyarakat sekitarnya, dengan terpeliharanya budaya masyarakat,
maka dalam kehidupan sehari-hari masyarakat telah mematuhi norma-norma sosial budaya
yang ada dalam masyarakat tersebut.
Kaitannya dengan persfektif agama terdapat beberapa hukum ada yang
membolehkan dan ada juga yang tidak membolehkan yang mana semua itu memiliki alas
an masing-masing. Terlepas dari itu banyak dari kalangan masyarakat menilai bahwa
tradisi sedekah laut boleh karena terdapat nilai-nilai positif yaitu berupa rasa syukur kita
kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan lewat jalur laut.
Masyarakat desa Prapag Kidul menganggap bahwa adanya kegiatan sedekah laut ini
sangatlah penting untuk terus dilestarikan setiap tahunnya, karena mempunyai dampak
yang banyak khususnya untuk masyarakat itu sendiri seperti halnya mengangkat
perekoniman warga, terjalinnya silaturahmi baik antar manusia maupun dengan Tuhan dan
masih banyak lagi dampak positif yang di rasakan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrohman, Muhammad. (2016). Memahami Makna-Makna Simbolik Pada Upacara
Adat Sedekah Laut Di Desa Tanjungan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang.
Jurnal The Messenger, 7(1), 2734.
Afriansyah, Ardi, & Sukmayadi, Trisna. (2022). Nilai Kearifan Lokal Tradisi Sedekah Laut
Dalam Meningkatkan Semangat Gotong Royong Masyarakat Pesisir Pantai
Pelabuhan Ratu: Indonesia. Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, 23(1), 3346.
Giri, I. Made Ariasa. (2018). Antisipatif Problematika Pendidikan Berbasis
Teknohumanistik Dengan Pendidikan Sistem Among Ki Hajar Dewantoro. Maha
Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama Dan Budaya, 1(1).
Ismail, Ismail. (2020). Pengantar Ilmu Antropologi.
Izzuddin, Ahmad. (2015). Hisab Rukyat Islam Kejawen (Studi Atas Metode Hisab Rukyah
Sistem Aboge). Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 9(1), 123140.
Karim, Abdul. (2017). Makna Ritual Kematian Dalam Tradisi Islam Jawa. Sabda: Jurnal
Kajian Kebudayaan, 12(2), 161171.
Karolina, Desy, & Randy, Randy. (2021). Kebudayaan Indonesia.
Musa, Ali Masykur. (2014). Membumikan Islam Nusantara: Respons Islam Terhadap Isu-
Isu Aktual. Serambi Ilmu Semesta.
Pakuna, H. B., Hunowu, Momy A., & Obie, Muhammad. (2020). Traditional Wisdom Of
Peasant Community And Its Integration On Islamic Order In Molamahu Village Of
Gorontalo Regency-Indonesia. EAS Journal Of Humanities And Cultural Studies,
2(2), 8186.
Saputra, Eko, Syahputra, Iswandi, & Setyo, Bono. (2020). Pemberitaan Media Online:
Studi Kasus Konflik Budaya Sedekah Laut Di Pantai Baru, Ngentak, Bantul,
Volume 2, Nomor 11, November 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1235 http://sosains.greenvest.co.id
Yogyakarta. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 9(2), 175188.
Setiawan, Eko. (2016). Eksistensi Budaya Bahari Tradisi Petik Laut Di Muncar
Banyuwangi. UNIVERSUM: Jurnal Keislaman Dan Kebudayaan, 10(2).
Simanjuntak, Dumaria, Saraswati, Retno, & Sukirno, Sukirno. (2019). Hukum Yang
BerperasaanDalam Penyelesaian Konflik Antara Budaya Dan Agama: Penolakan
Administratif Terhadap Tradisi Sedekah Laut. Administrative Law And Governance
Journal, 2(3), 499510.
Takdir, Mohammad. (2017). Kearifan Ritual Jodangan Dalam Tradisi Islam Nusantara Di
Goa Cerme. IBDA: Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 15(1), 4258.
Wardah, Eva Syarifah. (2014). Metode Penelitian Sejarah. Jurnal Tsaqofah, 12(02), 163
175.
Wasino, M., & Endah Sri, Hartatik. (2018). Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga
Penulisan.
Widati, Sri. (2011). Tradisi Sedekah Laut Di Wonokerto Kabupaten Pekalongan: Kajian
Perubahan Bentuk Dan Fungsi. JPP, 1(2).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.