1160 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 2 NOMOR 11 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP DUKUN DALAM
PANDANGAN ISLAM
Bambang Yuniarto, Dede Rosada Kolbi, Reni Marliani, Ta’ti
Mamlakah
IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jawa Barat
Email : bb_yunior@yahoo.co.id, dederosadakolbi1982@gmail.com;
renhiemerli@gmail.com, tmamlakah@gmail.com
Kata kunci:
Persepsi
masyarakat, dukun,
pandangan islam.
ABSTRAK
Latar Belakang :. Sebagian manusia (masyarakat) yang menghadapi berbagai masalah
yang sulit diselesaikan dan penyakit yang sulit disembuhkan secara medis, keinginan
yang sulit untuk diraih dengan doa usaha, sehingga tumbuh rasa frustasi dan akhirnya
mencari alternatif lain, diantaranya dunia mistik, sihir, paranormal, ahli spiritual dan
perdukunan
Tujuan : untuk mengamati bagaimana persepsi masyarakat terhadap dukun atau
paranormal.
Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang bertujuan
untuk mendeskripsikan dan memaknai secara mendalam bagaimana persepsi
masyarakat terhadap dukun dan bagaimana dalam pandangan Islam
Hasil : Walaupun mereka mengetahui sihir, dukun dan tenung diharamkan agama, tapi
nyatanya masih banyak muslim yang terlibat dalam praktik perdukunan dan ilmu ghaib,
baik yang sifatnya penyembuh maupun penangkal yang sering dilakukan oleh
paranormal, bahkan ada diantara mereka berkedok kyai, haji, guru atau yang khusus
berprofesi sebagai dukun kampung. Kecenderungan sebagian masyarakat mempercayai
kekuatan dan baroqah guru masih tinggi, keadaan ini sangat memprihatinkan, ditambah
dengan munculnya promosi diberbagai iklan dan media masa yang menunjukkan
kemampuan dan kehebatannya, sehingga masyarakat dengan mudah terpancing dan
terjebak mempercayai ramalan-ramalan, penyembuhan penyakit, mengatasi masalah
urusan kehidupan dan keadaan masa depan.
Kesimpulan: Meskipun dalam Islam sudah dilarang akan tetapi masih ada masyarakat
muslim yang percaya akan dukun dan ilmu sihir. Semua keyakinan tentang dunia
perdukunan dan ilmu-ilmu ghaib dikembalikan lagi pada pribadi masing-masing, karna
masyarakat yang percaya akan hal-hal sepereti itu juga memiliki sudut pandang
tersendiri, begitu pula sebaliknya masyarakat yang tidak percaya akan hal-hal seperti itu
juga memiliki sudut pandang tersendiri. Semuanya dikembalikan lagi pada perspektif
masing-masing.
ABSTRACT
Background: Some human beings (societies) who face various problems that are
difficult to solve and diseases that are difficult to cure medically, desires that are difficult
to achieve with business prayers, so that frustration grows and eventually seeks other
alternatives, including the mystical world, magic, psychics, spiritual experts and
shamanism. .
Volume 2, Nomor 11, November 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1161 http://sosains.greenvest.co.id
Keywords:
Public perceptions,
shamans, islamic
views.
Purpose: to observe how society perceives shamans or psychics.
Method: This research uses a qualitative descriptive approach that aims to describe and
interpret in depth how people perceive shamans and how in the Islamic view.
Results: Although they know that magic, shamans and shamans are forbidden by
religion, in fact there are still many Muslims who are involved in shamanic practices
and ghaib science, both healing and antidote that are often carried out by psychics, some
of them even under the guise of kyai, hajj, teachers or those who specialize in working
as village shamans. The tendency of some people to trust the strength and baroqah of
teachers is still high, this situation is very concerning, coupled with the emergence of
promotions in various advertisements and mass media that show their ability and
greatness, so that people are easily provoked and trapped in believing predictions,
curing diseases, overcoming problems of life affairs and future circumstances..
Conclusion: Although in Islam it has been banned, there are still Muslim communities
who believe in shamanism and witchcraft. All beliefs about the world of shamanism and
the sciences are returned to each person, because people who believe in such things also
have their own point of view, and vice versa, people who do not believe in such things
also have their own point of view. Everything is returned again to their respective
perspectives
PENDAHULUAN
Masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang hidup bersama-sama, memiliki
tujuan yang sama dan memiliki kebudayaan yang sama (Usamah, 2018). Meskipun ada
sebagian masyarakat yang memiliki sifat individu. Semua itu disebabkan masing-masing
manusia memiliki akal yang berbeda-beda, tujuan khusus yang berbeda-beda.
Sebagian besar masyarakat dibagian negara barat, ada yang hanya mengandalkan
akal sebagai mahkota dalam memecahkan semua masalah, termasuk masalah keyakinan
dan kepercayaan, yang satu sama yang lain tidak boleh ikut mencapurinya, bahkan di barat
ada juga yang menganut Atheis, yang setiap kejadian, setiap masalah tidak membutuhkan
bantuan Tuhannya, karena mereka lebih mengandalkan akalnya (Arif, 2015). Berbeda
dengan masyakarat Timur landasan memecahkan setiap masalah dengan keyakinan yang
Maha Kuasa dan intuisi masing-masing, meski dalam kenyataannya ada juga yang
meyakini kekuatan akal dan ada campur tangan makhluk halus, seperti malaikat, ruh, jin
dan bahkan syetan.
Menurut (Shihab, 2020) Akal merupakan pelita yang menerangi jalan menuju
hakekat apapun sedangkan intuisi bertugas mengantar manusia menuju hakekat
pemahaman yang tidak mampu diraih oleh akal. Akal sebelum mencapai puncak
pemahaman pasti menolak segala sesuatu baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud
dalam waktu dan tempat yang sama, demikian suara akal.
Melalui kemampuan akal, manusia mampu mengadakan perubahan baik budaya
(Haderani, 2018), peradaban maupun tatanan kehidupan, yang terus berkembang
menyesuaikan perkembangan jaman. Pengetahuan dan teknologi dapat menunjukkan
kemampuannya untuk mengubah lingkungannya seperti lingkungan yang tandus menjadi
subur, lahan yang subur dapat menghasilkan keuntungan yang lebih, mengubah tenaga
manusia dengan mesin, serta berbagai alat canggih yang dapat dirasakan hasil dari kekuatan
dan kemampuannya.
Dipaparkan dalam penelitian yang ditulis oleh (Yulianti, 2019) Sebagian manusia
(masyarakat) yang menghadapi berbagai masalah yang sulit diselesaikan dan penyakit yang
sulit disembuhkan secara medis, keinginan yang sulit untuk diraih dengan doa usaha,
Persepsi Masyarakat Terhadap Dukun Dalam
Pandangan Islam
2022
Bambang Yuniarto, Dede Rosada Kolbi, Reni Marliani, Ta’ti Mamlakah 1162
sehingga tumbuh rasa frustasi dan akhirnya mencari alternatif lain, diantaranya dunia
mistik, sihir, paranormal, ahli spiritual dan perdukunan.
Berdasarkan kebiasaan dan pengalaman yang diwarisi dari nenek moyang, setiap
gangguan dan kendala hidup yang belum tidak terpecahkan, muncul berbagai prasangka
dan praduga bahkan masuk memfitnah, misalnya muncul anggapan bahwa kesulitan-
kesulitan tersebut disebabkan pengaruh ilmu-ilmu ghaib, sebagai pelampiasan sakit hati
atau hasad (dengki), bahkan menimbulkan kemunafikan yang mengarah pada kerusakan
(Lestari, 2022). Perlakuan seperti tersebut disadari atau tidak, sudah terlibat atau sudah
menjadi unsur ketergantungan pada hal-hal yang diyakini, seperti terlalu percaya dan
mengandalkan pesan-pesan dukun, paranormal atau ahli spiritual, tentang ada bantuan roh-
roh halus yang direalisasikan kepada upacara ritual-ritual, sesajen, mantera, jampi-jampi.
Hizib dan sebagainya.
Bahkan tidak jarang ditemukan adanya pengkultusan dengan bertawassul ke kuburan
orang-orang tertentu, mengkeramatkan surah-surah atau ayat-ayat tertentu dalam Al-
 -benda yang dianggap mendatangkan berkah dan menolak bala, bahkan
sampai kepada keyakinan memakai jimat-jimat, penggantungan benda-benda atau tulisan-
tulisan tertentu, pemaknaan pada binatang, tumbuhan, hari, bulan dan tahun dengan dalil
mengikuti warisan nenek moyang dan lain-lain (Ariska, 2018).
Sehingga hal-hal berbaumagis dan mistis, termasuk kegiatan yang berhubungan
dengan kultus, nyatanya masih dipercaya oleh masyarakat di era modern. Pola pikir
masyarakat dinilai sebagai salah satu sebab hal-hal magis ini masih menimbulkan
kehebohan dimasyarakat. Dari paparan di atas maka penulis tertarik untuk mengamati
bagaimana persepsi masyarakat terhadap dukun atau paranormal.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif (Yuliani, 2018),
bertujuan untuk mendeskripsikan dan memaknai secara mendalam bagaimana persepsi
masyarakat terhadap dukun dan bagaimana dalam pandangan Islam. Peneliti memperoleh
data melalui wawancara dengan informan yang mengetahui dan memahami segala sesuatu
yang menyangkut tentang persepsi masyarakat terhadap dukun (Manab, 2015).
Karakteristik yang diteliti oleh peneliti adalah masyarakat yang masih mempercayai dukun
dan masyarakat yang masih melakukan pengobatan terhadap dukun, kemudian peneliti
mengaitkan dengan pandangan Islam. Disini peneliti mengambil informannya adalah
masyarakat yang masih mempercayai dukun.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengertian Dukun
Dukun atau Orang Pintar adalah istilah yang secara umum dipahami dalam
pengertian orang yang memiliki kelebihan dalam hal kemampuan supranatural yang
menyebabkannya dapat memahami hal tidak kasat mata serta mampu berkomunikasi
dengan arwah dan alam ghaib, yang dipergunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah di masyarakat, seperti penyakit, gangguan sihir, kehilangan barang, kesialan,
dan lain-lain (Syafitri & Zuhri, 2022). Aktivitas yang dilakukan dukun disebut
perdukunan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dukun berarti orang
yang mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, gunaguna).
Pendapat lain juga menyebutkan dukun merupakan Orang yang memiliki ngelmu ghaib
yang diperoleh dengan cara laku mistik dan memanfaatkannya untuk membantu atau
menolong orang yang membutuhkannya.
Volume 2, Nomor 11, November 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1163 http://sosains.greenvest.co.id
Dukun atau Shaman merupakan fenomena besar dan selalu mengiringi kita dalam
setiap sendi kehidupan baik disadari maupun tidak, mereka mampu menolong (Nurdin,
2012), mengobati dengan cara memberi jampi atau ramuan tertentu bahkan dengan
sedikit mantra yang diucapkan ketika proses menyembuhkan si pasien.
Pemilahan dukun dalam setiap kelompok memiliki tradisi sendiri. Dalam tradisi
dukun priyayi, sosok dukun akan sering di sebut sebagai paranormal untuk membantu
tokoh-tokoh priyayi dalam menjalankan roda pemerintahan, menggunakan tehnik jimat
yang harus dibawa atau ditaruh ditempat yang dikehendaki oleh pelakunya (Novitasari,
2021).
Dukun santri atau yang lebih femiliar disebut kyai menggunakan kalimat-kalimat
bahkan huruf dari Al-ekuatan yang dipercaya dapat membantu
orang yang menggunakannya, sehingga dalam setiap tata cara yang di lontarkan pasti
tidak akan berseberangan dengan akidah Islam. Sedang yang terakhir dukun abangan,
bagi sebagian orang dukun abanganlah yang memang pantas di sebut sebagai dukun,
sebab sosok ini yang menggunakan prewangan sebagai alat bantu, menggunakan media
puasa untuk mensucikan diri supaya ilmu dapat turun kepadanya dan masih banyak lagi
hal yang dianggap sepatutnya gelar itu tersandar olehnya.
2. Pengertian Sihir dan Ilmu Sihir
Secara etimologi sihir berasal dari bahasa Arab yang terambil dari akar kata
sahara-yashiru-sihram dan jamaknya adalah ashaar (Nurafidah, 2018). Menurut Abi
Husen Ahmad Al-Faris bin Zakariya, kata sihran mempunyai 3 pengertian yaitu anggota
tubuh, waktu dan tipu daya. Ada juga yang memahami sihir suatu perlakuan yang dapat
menyulap mata, dalam arti apa yang dilihat itu sesungguhnya bukan aslinya melainkan
hanya tipuan yang dilakukan dengan halus dan cermat.
Sihir dapat pula berarti minta pertolongan setan dengan cara mendekatkan diri
kepadanya. Sihir juga mengandung makna bayangan keindahan yang mempesona,
padahal sebenarnya adalah tipuan belaka. Makna lain kata sihir ialah memutar balikkan
fakta, yakni pekerjaan memfitnah dan mencemarkan nama baik orang lain, atau suka
memalsukan atau mengada-ada untuk menjatuhkan orang lain, dan juga diartikan
sebagai tukang sihir wanita, pekerjaan memfitnah mencemarkan nama baik orang lain
(Nurafidah, 2018).
Sihir adalah buhul-buhul, mantera-mantera dan jampi-jampi yang dapat memberi
pengaruh ke hati atau badan yang bisa membunuh, menimbulkan rasa sakit dan
memisahkan antara suami dan istri.
Selanjutnya menurut Wahid Abdussalam Baly, sihir adalah kesepakatan atau
perjanjian antara tukang sihir dengan setan dengan syarat, tukang sihir harus melakukan
perbuatan-perbuatan haram atau syirik sebagai imbalan dari bantuan dan kepatuhan
setan kepadanya.
Disimpulkan Secara etimologi sihir berarti anggota tubuh (paru-paru), waktu
(pagi atau malam sebelum terbit fajar), tipu daya, kerusakan, memutarbalik fakta, minta
pertolongan setan, orang alim yang bisa memberikan keterangan dengan kecerdasan dan
ilmu pengetahuan, kambing betina, jenis pohon, bayangan keindahan yang mempesona,
buhul-buhul, mantera-mantera dan jampi-jampi serta memalingkan atau membelokkan
(Cholifatuzzahro, 2021).
Sementara Komarudin Hidayat membagi pengertian sihir kepada pengertian
klasik dan modern (Zulfiqar, 2017). Sihir dalam tradisi (klasik) adalah sutau kehebatan
yang ditunjukkan orang sakti, sehingga orang awam menjadi takluk. Sedangkan dalam
pengertian modern dapat berarti produk teknologi canggih, seperti handphone,
komputer, mobil dan lainnya, yang memiliki kekuatan sihir.
Persepsi Masyarakat Terhadap Dukun Dalam
Pandangan Islam
2022
Bambang Yuniarto, Dede Rosada Kolbi, Reni Marliani, Ta’ti Mamlakah 1164
Sedangkan Quraisy Shihab mengatakan ilmu sihir adalah pengetahuan yang
seengganya seseorang memiliki kemampuan kejiwaan yang dapat melahirkan hal-hal
aneh dan sebab-sebab tersembunyi, termasuk setiap ucapan yang mengandung
pengagungan kepada selain Allah yang dipercaya oleh pengamalnya dapat
menghasilkan sesuatu dengan kadar-kadarnya dan merupakan alat setan untuk
        

Memperhatikan beberapa pengertian ilmu sihir yang dikemukakan oleh para ahli
di atas, maka dapat dipahami bahwa dukun atau tukang sihir baik melalui warisan,
pengalaman atau dipelajari sendiri dengan berbagai perangkapnya untuk dipergunakan
dalam menghadapi sasaran yang pada umumnya mengandung perlakuan negatif yang
memperdaya manusia, seperti teluh, tuju, nujum, santet, pelet dan sebagainya.
3. Bentuk-Bentuk Kepercayaan Masyarakat Terhadap Dukun dalam Perspektif Islam
Masyarakat dunia, Indonesia khususnya semakin maju, modern dan rasional,
sedangkan ilmu sihir, perlakuan dukun atau paranormal yang bersifat supranatural dan
metafisik, dengan kata lain tidak rasional. Seharusnya orang-orang rasional tidak
mempercayai sihir dan perdukunan itu, namun dalam kenyataannya terdapat orang-
orang dikalangan intelektual terlibat dalam praktik sihir, dukun dan paranormal, baik
sebagai pelaku (mengobati penyakit atau membantu penyelesaian masalah dengan teori
dan praktik tertentu) ataupun sebagai pasien.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian oleh Tb. Ronny Baskara,
Sianiar, R. Tumanggor, Kepercayaan terhadap ilmu sihir khususnya perdukunan pada
umumnya hidup dengan subur di pedesaan (Syofrianisda & Susanti, 2017). Akan tetapi,
hal ini tidak berarti bahwa masyarakat kota tidak mempercayai hal seperti itu.
Berdasarkan keterangan responden, menyebutkan bahwa banyak dari mereka yang
meminta jasa pelayanan adalah pejabat dan orang kota.
Berdasarkan pengamatan yang diperoleh penulis di lapangan banyak kasus yang
cukup memprihatinkan dan menggelikan yang diungkapkan terhadap dukun,
paranormal, orang pintar dan sebagainya, diantaranya :
Pejabat-pejabat dan calon pejabat yang ingin melanggengkan kedudukan atau
memperoleh kedudukan memerlukan dukungannya, apalagi sebentar lagi menghadapi
tahun pemilu, baik Pemilu Presiden, DPR/MPR/DPD, Gubernur, Bupati, Camat bahkan
sampai Kepala Desa.
Penyuksesan kegiatan akbar tingkat nasional seperti kejuaraan Motor GP
Mandalika, konser musik, meminta bantuannya agar tidak terjadi musibah hujan besar.
Kelancaran hajatan, baik di desa maupun di perkotaan, meminta jasa mereka supaya
lancar hajatannya, dijauhkan dari marabahaya, mencegah hujan dan bahkan supaya
banyak yang menghadiri hajatan tersebut (banyak amplop undangan) Balas dendam, iri
hati dan dengki.
Memperoleh ilmu kekebalan, seperti belakangan ini muncul fenomena
perhimpunan dukun yang mempraktekkan ilmu kebalnya di sebuah acara Podcash
Televisi. Persaingan meraih simpati, seperti yang lagi viral antara pesulap merah dengan
Gus Samsudin.
Di bidang pengobatan, kita masih ingat sosok anak kecil yang bisa
menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan menggunakan media batu yang
ditemukan akibat pecahan petir dan pohon kelapa. Dan banyak lagi hal yang sudah
muncul dan bahkan sudah viral di Media Sosial tentang pertontonan ilmu-ilmu
demikian. Kesemuanya ditemukan subjeknya tidak lagi memperdulikan pengorbanan
materi, moral, etika, akhlak bahkan sudah termasuk penyimpangan akidah.
Volume 2, Nomor 11, November 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1165 http://sosains.greenvest.co.id
Kenyatan di lapangan juga, di era modern ini, walaupun dokter-dokter telah
membuka praktik dimana-mana dengan berbagai keahlian, tetapi masih banyak juga
orang memilih pergi ke tempat-tempat pelayanan penyembuhan tradisional (alternatif)
yang diperankan oleh dukun atau paranormal. Bahkan diberbagai media cetak dan
elektronik diiklankan, pengobatan tradisional sebagai alternatif pencarian solusi
masalah hidup dan kesehatan, yang tidak dapat dipungkiri telah menjadi bagian dari
kebutuhan pokok manusia.
Penyembuhan penyakit menurut ahli di Indonesia terutama sistem pengobatan
tradisional bernaungan dibawah istilah dukun. Perbedaan antara sistem pengobatan
modern dan tradisional ini terletak pada kepercayaan tentang dasar pandangan, metode,
pendekatan dalam mengdiagnosis penyakit dan penyebabnya serta model
penyembuhannya. Ilmu kedokteran berdasarkan eksperimen ilmiah dan akal, sesuatu
yang dapat diterangkan dengan hukum sebab akibat. Sementara perdukunan umumnya
berdasarkan kepercayaan, berhubungan erat dengan kebatinan, agama dan tradisi.
Diagnosisnya melalui pendekatan pada kekuatan supranatural. Pragnosisnya ditentukan
oleh kekuatan ghaib. Perdukunan diajarkan secara informal dan diterima tidak dengan
analisa kritis secara empiris tetapi melalui logika spekulatif dengan kepatuhan serta
keyakinan dogmatis dari guru.
Tabel 1. Perbedaan Pengobatan Modern dan Tradisional
No
Aspek
Medis Tradisional
1
Jenis Penyakit
Fisik dan Mental,
Kutukan, Invervensi
makhluk ghaib, kekuatan
ghaib (magis)
2
Penyebab
Penyakit
Ketidak seimbangan
unsur alam, paksaan atau
manipulasi, Tuhan, roh,
sihir (tenung), mimpi dan
agen pembawanya
3
Diagnosa
Perasaan pasien,
perabaan,
komunikasi penyembuh
dengan Tuhan, Roh,
Tenung, mimpi, dll
4
Penyembuhan
Dukun, dsb
5
Obat
Ramuan herbal:
tumbuhan, hewan, materi
dan non-material atau doa
(mantra), jampi, ajimat dll
6
Strategi
Pengobatan
Penghormatan alam
realitas dan alam ghaib
7
Tujuan
Menyeimbangkan,
Persepsi Masyarakat Terhadap Dukun Dalam
Pandangan Islam
2022
Bambang Yuniarto, Dede Rosada Kolbi, Reni Marliani, Ta’ti Mamlakah 1166
No
Aspek
Medis Tradisional
Pengobatan
membujuk, mengusir
sumber penyakit, tenaga
esoterik (prana, tenaga
dalam, dsb)
8
Tempat
Berobat
Institusi Formal, Rumah
Dukun
9
Biaya
Sukarela/ Keikhlasan
Hati/Tergantung pada
Tingkatan atau Level Ilmu
yang dikeluarkan Dukun
untuk Pasiennya.
Ajaran agama Islam menegaskan bahwa kepercayaan kepada sihir, dukun
dan paranormal yang umumnya bersandar pada kekuatan makhluk halus, seperti
jin, setan dan sebagainya, tidak dibolehkan sebagaimana firman Allah yang
terdapat dalam beberapa surat dan ayat Al-    
       -  
berbunyi :




 













         
          
-kawan mereka dari golongan manusia berkata,
endapatkan kesenangan dan kami telah sampai
         
   -lamanya, kecuali jika Allah menghendaki
-
An


membenarkan apa yang dikatakannya, berarti ia telah kufur terhadap apa yang
diturunkan kepada Nabi 
-Anshary ra : bahwa Rasulullah SAW melarang memakan

         
bertanya kepada Rasulullah tentang dukun-dukun. Rasulullah mengatakan
kepada mereka: Mereka tidak ada kebenaran sedikitpun. Lalu mereka berkata:

ampaikan itu datang dari
Allah yang telah disambar oleh para jin lalu para jin itu membisikkan ke telinga
wali-walinya (para dukun) sebagaimana berkotek ayam dan mereka

Memperhatikan ayat Al-, jelas menunjukkan
bahwa praktik sihir dan perdukunan dilarang, bahkan dilaknat Allah, semestinya
Volume 2, Nomor 11, November 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1167 http://sosains.greenvest.co.id
hal ini diketahui, dipahami dan diindahkan oleh setiap muslim. Akan tetapi pada
kenyataan dilapangan pemahaman, pengalaman dan penolakan terhadap praktik
dukun, sihir atau kebatinan selalu dicampuradukan dengan kepercayaan mereka,
sehingga banyak manusia yang terperosok ke dalamnya sekalipun menjurus

Walaupun mereka mengetahui sihir, dukun dan tenung diharamkan agama,
tapi nyatanya masih banyak muslim yang terlibat dalam praktik perdukunan dan
ilmu ghaib, baik yang sifatnya penyembuh maupun penangkal yang sering
dilakukan oleh paranormal, bahkan ada diantara mereka berkedok kyai, haji,
guru atau yang khusus berprofesi sebagai dukun kampung. Kecenderungan
sebagian masyarakat mempercayai kekuatan dan baroqah guru masih tinggi,
keadaan ini sangat memprihatinkan, ditambah dengan munculnya promosi
diberbagai iklan dan media masa yang menunjukkan kemampuan dan
kehebatannya, sehingga masyarakat dengan mudah terpancing dan terjebak
mempercayai ramalan-ramalan, penyembuhan penyakit, mengatasi masalah
urusan kehidupan dan keadaan masa depan.
Sikap masyarakat yang demikan, mengundang pertanyaan mengapa masih
banyak orang mencari pengobatan tradisional? Kepercayaan apa yang
mendasarinya? Apakah latar belakang kebudayaan lebih berpengaruh dari
keilmuan lain seperti pendidikan? Dan Faktor apa yang menyebabkan hal
tersebut makin marak?
Ternyata para dukun dan ahli-ahli kebatinan berjasa dalam memberi rasa
ketenangan kepada mereka yang percaya akan kekuatan ghaib, sehingga dalam
menghadap kesulitan merasa terbantu oleh kekuatan ghaib itu, meski terkadang
kekuatan tersebut tidak terbukti, tetapi secara psikologis dapat memberikan
ketenangan dan kepercayaan diri, untuk melanjutkan usahanya dalam mengatasi
kesulitannya.
Di Indonesia baik orang-orang yang terpelajar ataupun yang tidak, kalau
sudah putus asa berobat pada dokter karena penyakitnya tidak kunjung sembuh
atau masalah hidup yang dialami susah diselesaikan, maka mereka mengunjungi
dukun atau paranormal untuk berkonsultasi dan meminta bantuan.
KESIMPULAN
Seolah sudah tradisi, di era yang serba modern seperti sekarang ini masih ada
masyarakat yang percaya terhadap hal-hal mistis. Dukun contohnya, masyarakat
sekarang masih memiliki kepercayaan untuk meminta bantuan tertentu kepada
seorang dukun. Dukun adalah orang yang memiliki kelebihan dalam hal
kemampuan supranatural, dukun dipercaya bisa melihat hal-hal yang tidak kasat
mata. Dukun juga di percaya mampu menyembuhkan penyakit (baik penyakit
jasmani maupun penyakit yang disebabkan oleh gunaguna), menemukan barang
yang hilang, membuang kesialan pada seseorang, dan mampu menaikkan atau
mempertahankan jabatan seorang pejabat.
Biasanya dukun akan menggunakan sihir dalam prakteknya, sihir disini bisa
disebut dukun meminta bantuan pada syetan/iblis yang sudah memiliki perjanjian
tertentu dengan dukun tersebut. Didalam Islam perdukunan dan ilmu sihir itu
dilarang, hal ini tercantum dalam Al--
Persepsi Masyarakat Terhadap Dukun Dalam
Pandangan Islam
2022
Bambang Yuniarto, Dede Rosada Kolbi, Reni Marliani, Ta’ti Mamlakah 1168
hadits yang telah disebutkan di atas. Meskipun dalam Islam sudah dilarang akan
tetapi masih ada masyarakat muslim yang percaya akan dukun dan ilmu sihir.
Semua keyakinan tentang dunia perdukunan dan ilmu-ilmu ghaib dikembalikan lagi
pada pribadi masing-masing, karna masyarakat yang percaya akan hal-hal sepereti
itu juga memiliki sudut pandang tersendiri, begitu pula sebaliknya masyarakat yang
tidak percaya akan hal-hal seperti itu juga memiliki sudut pandang tersendiri.
Semuanya dikembalikan lagi pada perspektif masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Solehan. (2015). Manusia Dan Agama. Islamuna: Jurnal Studi Islam, 2(2), 149166.
Ariska, Rian. (2018). Jimat Dalam Perspektif Aqidah Islam (Studi Pada Masyarakat Pekon
Muara Tembulih Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat). Uin Raden Intan
Lampung.
Cholifatuzzahro, Aflakha Santi. (2021). Okultisme Perspektif Misbah Mustofa: Telaah
Interpretasi Terhadap Qs Al-Baqarah: 102-103 Dalam Kitab Tafsir Taj Al-Muslimin.
Uin Sunan Ampel Surabaya.
Haderani, Haderani. (2018). Tinjauan Filosofis Tentang Fungsi Pendidikan Dalam Hidup
Manusia. Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1).
Lestari, Dela. (2022). Konsep Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Paliare Pada
Suku Semende (Studi Kasus Di Desa Muara Dua Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur).
Uin Fatmawati Sukarno Bengkulu.
Manab, H. Abdul. (2015). Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif. Kalimedia.
Novitasari, Della Aura. (2021). Perubahan Bentuk Relasi Dukun Dan Masyarakat Desa
Ranggeh, Kabupaten Pasuruan. Kusa Lawa, 1(2), 95104.
Nurafidah, Nida. (2018). Lafadz Sihir Di Dalam Al-Qur’an: Kajian Semantik. Uin Sunan
Gunung Djati Bandung.
Nurdin, Ali. (2012). Komunikasi Magis Dukun (Studi Fenomenologi Tentang Kompetensi
Komunikasi Dukun). Jurnal Aspikom, 1(5), 383402.
Shihab, M. Quraish. (2020). Dia Dimana-Mana:" Tangan" Tuhan Di Balik Setiap
Fenomena. Lentera Hati Group.
Syafitri, Yulia, & Zuhri, Muhammad. (2022). Pengaruh Praktek Tabib Atau Dukun
Terhadap Kehidupan Beragama:(Studi Kasus Di Desa Jambur Pulau Kecamatan
Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai). Khazanah: Journal Of Islamic Studies, 1
15.
Syofrianisda, Syofrianisda, & Susanti, Novi. (2017). Interpretasi Paranormal Dalam
Perspektif Hadis. Jurnal Al-Irfani: Jurnal Kajian Tafsir Hadits, 3(2), 3955.
Usamah, Usamah. (2018). Peranan Pendidikan Islam Dalam Masyarakat. Darul Ulum:
Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan Dan Kemasyarakatan, 6174.
Yuliani, Wiwin. (2018). Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif Dalam Perspektif
Bimbingan Dan Konseling. Quanta, 2(2), 8391.
Yulianti, Heni. (2019). Kontribusi Agama Islam Terhadap Kesehatan Mental. Uin Raden
Intan Lampung.
Zulfiqar, Effan. (2017). Praktik Perdukunan Dalam Pentas Politik Lokal. Jurnal Ilmiah
Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik Dan Hummanioramaniora, 1(1).
Volume 2, Nomor 11, November 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1169 http://sosains.greenvest.co.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.