Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-7018 e-ISSN 2774-700X
162 http://sosains.greenvest.co.id
PENGARUH MODEL ADVANCE ORGANIZER SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENERAPKAN RAGAM HIAS DI
MEDIA TEKSTIL
Susi Sahriati
Sekolah Menengah Pertama Negeri 40 Bandung
Diterima: 04 Maret
2021
Direvisi: 11 Maret
2021
Disetujui: 12 Maret
2021
Abstrak
Kenyataan selama mengajar sampai saat ini, menunjukkan
bahwa banyak pemahaman siswa pada pembelajaran seni rupa
masih rendah, khususnya aspek ekspresi. Minat dan
keterampilan dalam pembelajaran seni rupa dalam
mengekspresikan diri sangatlah rendah. Ini mungkin disebabkan
karena selama belajar di tingkatan sebelumnya siswa tidak
pernah menggunakan media berkarya yang lain selain kertas
gambar dan metode atau model yang digunakan oleh guru yaitu
metode ceramah dalam proses pembelajaran. Pokok persoalan
dari penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimana membangun
kreativitas, keterampilan melukis pada media tekstil serta
respon siswa melalui model pembelajaran Advance Organizer
di kelas VII A SMP Negeri 40 Bandung. Adapun tujuan dari
penelitian tindakan kelas ini adalah mendeskripsikan aktivitas
siswa, hasil kegiatan belajar siswa, serta mengetahui respon
siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas VII A SMP Negeri
40 Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan
dan kreativitas melukis siswa meningkat. Respon terhadap
pembelajaran yang dilaksanakan positif. Dengan demikian dari
pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui model
pembelajaran advance organizer siklus I dan siklus II,
disimpulkan bahwa dapat meningkatkan keterampilan
menerapkan ragam hias pada media tekstil di Kelas VII A SMP
Negeri 40 Bandung
Kata Kunci: Keterampilan melukis, model pembelajaran
advance organizer, media tekstil
Abstract
The reality during teaching to date, shows that many students'
understanding on fine arts learning is still low, especially the
expression aspect. Interest and skills in art learning in
expressing one's self are very low. This may be because during
studying at the previous level students have never used any
other working media other than drawing paper and the methods
or models used by teachers are lecture methods in the learning
process. The main problem of this class action research is how
to build creativity, painting skills in textile media and student
response through advance organizer learning model in grade
VII A SMP Negeri 40 Bandung. The purpose of this class action
research is to describe student activities, the results of student
learning activities, and to know the response of students in
Pengaruh Model Advance Organizer Sebagai Upaya Meningkatkan
Keterampilan Menerapkan Ragam Hias Di Media Tekstil
2021
Susi Sahriati 163
Pendahuluan
Pendidikan merupakan proses yang mempengaruhi adaptasi siswa, untuk bergaul
dengan lingkungan sebanyak mungkin, dan menyebabkan perubahan pada
dirinya,sehingga hal ini bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar dan masyarakat
luas (Parnawi, 2019). Pendidikan berisi nilai, keterampilan dan perkembangan keilmuan.
Oleh karena itu Pendidikan dapat dijadikan bekal untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi dan memiliki peranan penting dalam meningkatkan taraf kualitas hidup.
Pendidikan Seni Budaya sebagai sarana memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bereksplorasi, mengembangkan keterampilan, dan berkreatifitas melalui media
grafis, bidang dan warna, misalnya menggambar, melukis, mematung, membatik dan
lain-lainnya.
Pengalaman mengajar selama ini di kelas VII, diketahui bahwa masih banyak
pemahaman siswa pada pembelajaran seni rupa masih rendah, khususnya aspek ekspresi.
Minat dan keterampilan dalam pembelajaran seni rupa dalam mengekspresikan diri
sangatlah rendah. Ini mungkin disebabkan karena selama belajar di tingkatan sebelumnya
siswa tidak pernah menggunakan media berkarya yang lain selain kertas gambar.
Disamping itu, guru juga masih menggunakan metode ceramah selama proses
pembelajarannya.
Seiring perkembangan zaman, media berkarya yang variatif, seperti tekstil, kayu,
tembikar dan lain-lainnya diharapkan dapat menarik minat anak untuk merangsang
kreativitas dalam berkarya. Penggunaan media berkarya dalam proses pembelajaran
merupakan suatu usaha untuk menciptakan suatu proses pembelajaran yang efektif dan
efisien. Selain itu, diharapkan juga dapat memberikan hasil belajar yang optimal serta
sesuai dengan tujuan dari pembelajaran tersebut.
Bahan tekstil dapat digunakan sebagai media berkarya dalam kegiatan
pembelajaran untuk lebih bisa melatih keterampilan, kreativitas dan mengasah imajinasi
anak dengan melukis ragam hias. Melalui proses penerapan tersebut, siswa juga ingin
belajar melukis pada media tekstil karena dapat merangsang imajinasi, Kreativitas, agar
anak tidak bosan saat membuatnya. Peningkatan pembelajaran di sekolah tidak dapat
dilepaskan dari peran serta guru dan model yang digunakannya. Diharapkan siswa
mengalami perubahan sikap, perilaku, motivasi, prestasi belajar dengan model
pembelajaran yang akan digunakan.
Model Advance Organizer adalah pendekatan konstruktivis berbasis prinsip, yang
membuat siswa membaca materi atau presentasi kelas sebelumnya, fungsinya yaitu
digunakan untuk meningkatkan kinerja siswa dengan tingkat pemahaman yang lebih
rendah. Model ini bertujuan untuk memperkuat struktur kognitif siswa. Struktur kognitif
seseorang merupakan faktor utama untuk menentukan apakah materi baru itu bermanfaat
dan bagaimana ilmunya yang baru ini bisa didapatkan dan dipelihara dengan sangat baik.
Advance Organizer merupakan cara untuk mempelajari dan memperoleh
pengetahuan baru terkait dengan pengetahuan belajar yang ada. Dengan kata lain, setiap
pengetahuan memiliki struktur konseptual khusus yang merupakan kerangka kerja sistem
pemrosesan informasi yang dikembangkan dengan ilmu pengetahuan (sains).
Model pembelajaran Advance Organizer sangat berguna dalam proses pengetahuan.
Advance Organizer adalah
learning activities in grade VII A SMP Negeri 40 Bandung. The
results showed that students' painting skills and creativity
Kata Kunci: Painting skills, advance organizer learning model,
textile media
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-7018 e-ISSN 2774-700X
164 http://sosains.greenvest.co.id
sarana untuk membantu siswa dalam membuat informasi yang bermakna. Menurut
Ausubel (Suprijono, 2016) “seseorang memperoleh pengetahuan terutama melalui
penerimaan bukan penemuan. Konsep, prinsip dan ide atau gagasan dipresentasikan dan
diterima seseorang, bukan melalui penemuan”. Ausubel menolak untuk menerima
pendapat bahwa mendengarkan, menonton dan membaca hanyalah hafalan, pasif, dan
tidak begitu penting, kecuali jika pikiran siswa siap menerima dan memproses informasi.
Di bidang psikologi dan pendidikan, pembelajaran umum diartikan sebagai proses yang
menggabungkan kognisi, emosi, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk
mendapatkan, meningkatkan, atau membuat perubahan pengetahuan, keterampilan, dan
nilai juga merupakan pandangan dunia (Nurdyansyah & Fahyuni, 2016).
(Rifa’i, n.d.) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa
(events) yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu
memperoleh kemudahan. Menurut (Rifa’i, n.d.), pembelajaran merupakan rangkaian
kegiatan Peserta didik eksternal yang dirancang untuk mendukung proses pembelajaran
internal. Belajar adalah memberi siswa kebebasan (fleksibilitas) dalam bidang-bidang
berikut: Pilih buku teks dan metode pembelajaran sesuai minat dan jenjang setiap
kematangan (Ismiyanto & Syakir, 2010). Berdasarkan beberapa uraian di atas, bisa
disimpulkan bahwa belajar seni rupa merupakan ikhtiar guru untuk menciptakan kondisi
yang kondusif untuk kegiatan pembelajaran yang relevan. Hal ini berhubungan dengan
ekspresi, artistik dan menciptakan lingkungan yang kondusif, serta menemukan
perkembangan anak melalui eksplorasi dan eksperimen dalam pembelajaran. Guru
menggunakan sumber belajar untuk menyusun bahan ajar Belajar. Sumber belajar tidak
hanya berupa buku, tetapi juga manusia, Lingkungan, benda, hewan, tumbuhan, dll.
Sumber belajar digunakan oleh guru dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Sumber belajar bukan hanya berupa buku, tetapi dapat berupa manusia, lingkungan
sekitar, benda, binatang, tumbuhan dan sebagainya (Ismiyanto & Syakir, 2010). Sumber
belajar sangat berkaitan dengan media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
belajar dan mengajar. Media pembelajaran adalah semua yang bisa digunakan untuk
memberikan informasi dalam materi pembelajaran agar menerima rangsangan berpikir,
perasaan dan perhatian siswa, serta berbagai kemampuan yang dimiliki siswa.
Ada beberapa pendapat mengenai media berkarya seni lukis, seperti pendapat
berikut (Taufiq, 2015), Secara umum media dibedakan menjadi dua, yaitu media desain
dan media komunikasi. Media desain yaitu media yang berhubungan dengan desain
bahan, alat dan proses dalam produk; media komunikasi adalah Informasi tentang bahan,
alat dan proses komunikasi dan jenis produk; dan media seni Visi, yaitu pengetahuan
tentang bahan, alat, kriya, atau teknik yang berkaitan dengan seni rupa, seni, dan
teknologi Jenis produk seni. Sedangkan menurut (Sunaryo, 2014) media ialah alat dan
bahan, serta perlengkapan yang biasa digunakan untuk memproduksi karya seni rupa,
termasuk cara menggunakannya.
Minat adalah keinginan dasar orang-orang yang tulus untuk melakukan,
memutuskan atau membuat pilihan sesuai dengan kriteria yang dimiliki. Minat juga
merupakan suatu kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, juga merupakan suatu
hasrat atau keinginan (Anam, 2015). Jadi minat adalah keinginan yang tulus untuk diri
sendiri secara sadar atau tidak melakukan suatu tindakan ini membawa nilai kebaikan
atau kebahagiaan bagi dirinya sendiri.
Menurut (Pratiwi, 2017) minat adalah kecenderungan yang merasa tenang dan
tertarik dengan bidang / hal tertentu, dan puas berada di bidang itu. Minat adalah
kebiasaan yang masih membutuhkan perhatian dan pertimbangan beberapa aktivitas.
Aktivitas seseorang terus-menerus bersimpati dengan perhatian orang lain.
Pengaruh Model Advance Organizer Sebagai Upaya Meningkatkan
Keterampilan Menerapkan Ragam Hias Di Media Tekstil
2021
Susi Sahriati 165
Minat adalah sebuah pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan
penuh keinginannya dan tergantung dari bakat dan lingkungan sekitar (Lestari, 2012).
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penulis
mengembangkan dengan melihat langsung keadaan peserta didik yang sekaligus menjadi
subjek penelitian. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan proses belajar Seni Budaya
dengan menerapkan model Advance Organizer dalam kegiatan belajar untuk
meningkatkan kemampuan, keterampilan dan sikap siswa dalam menggunakan gaya
ragam hias pada media materi menenun tekstil secara kreatif dan benar.
Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama, yaitu
peneliti sebagai perencana dan pelaksana tindakan, pengamat, pengevaluasi dan
pengumpul data. Untuk mengungkapkan proses pembelajaran ini, peneliti mengumpulkan
data yang berupa kata-kata atau kalimat sehingga bersifat deskriptif.
Data yang terkumpul lalu di analisis dengan cara induktif. Proses yang diamati
meliputi aktivitas dan respon siswa serta aktivitas guru selama proses berjalannya
kegiatan belajar. Oleh karenanya metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian tindakan.
Lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 40 Bandung. Subyek dari penelitian ini
adalah siswa kelas VII B berjumlah 32 orang, yang terdiri atas 16 orang laki-laki dan 16
orang perempuan. Agenda kegiatan penelitian tindakan kelas tersebut akan dilaksanakan
pada bulan Juli (Perencanaan), Agustus (Pelaksanaan), dan September (Pelaporan).
Proses dasar dalam penelitian tindakan ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan (observasi), dan refleksi.
Adapun instrumen pengumpul data terdiri dari penilaian karya siswa berdasarkan
kriteria yang sudah ditetapkan guru, lembar observasi, dan angket. Sedangkan analisis
pengolahan data melalui langkah analisis dari hasil karya yang dibuat oleh siswa dan
analisis data hasil observasi guru dan siswa.
Hasil dan Pembahasan
Kegiatan pembelajaran pada penelitian ini dilakukan dalam waktu 4 minggu (4
pertemuan), mulai dari tanggal 7 Agustus 2019 dan berakhir pada tanggal 28 Agustus
2019, yang terbagi dalam 2 (dua) siklus. Dengan pelaksanaan siklus I dan siklus II terdiri
dari 2 (dua) pertemuan untuk kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil karya siswa. Data
kuantitatif diperoleh dari penilaian hasil karya siswa siklus I dan siklus II, sedangkan data
kualitatif diperoleh dari lembar observasi.
Analisis data hasil penelitian dan pembahasannya akan diuraikan pada bab ini
sesuai dengan yang sudah dilakukan pada penelitian ini.
Keadaan subjek penelitian sebelum diadakan tratmen/perlakuan yaitu pada
pelajaran seni rupa siswa belum pernah melukis pada media tekstil, saat wawancara siswa
banyak menyatakan bosan di pembelajaran tingkat sebelumnya, serta cara penyampaian
pembelajaran masih menggunakan metode klasik.
Kegiatan pembelajaran selama pelaksanaan penelitian ini, terdiri dari perencanaan
dan pelaksanaan tindakan (pelaksanaan pembelajaran), observasi pembelajaran, refleksi
pembelajaran. Tahapan pembelajaran dibagi menjadi 2 siklus yaitu siklus I dan juga
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-7018 e-ISSN 2774-700X
166 http://sosains.greenvest.co.id
siklus II. Dapat di jabarkan pada Siklus I dan siklus II terdiri dari perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan dan observasi pembelajaran, evaluasi, dan refleksi
pembelajaran.
Berdasarkan tabel. 1 dibawah ini, rekapitulasi skor hasil karya siswa pada siklus I
masih kurang, karena siswa yang mendapat kategori sangat baik hanya ada 6 siswa,
kategori baik ada 14 siswa, kategori cukup 10 siswa, dan kategori kurang 2 siswa.
Tabel 1. Skor Hasil Karya Siswa Siklus I
Kriteria Karya Siswa
Jumlah siswa
Persentase
Sangat Baik (A)
6
18,75%
Baik (B)
14
43,75%
Cukup (C)
10
31,25%
Kurang (D)
2
6,25%
Berdasarkan tabel. 2 dibawah ini, jumlah siswa yang mendapat kategori sangat
baik mengalami kenaikan lebih dari 100% dan kategori baik naik, jika dibandingkan pada
hasil tes siklus I. Meskipun masih ada 1 siswa yang tergolong cukup.
Tabel 2. Skor Hasil Karya Siswa Siklus II
Kemampuan
Siswa
Jumlah siswa
Persentase
Sangat Baik (A)
13
40,63%
Baik (B)
18
56,25%
Cukup (C)
1
3,12%
Kurang (D)
0
0,00%
Gambar 1. Diagram skor hasil karya siswa pada siklus I dan II.
Dilihat dari diagram kategori Sangat baik dan Baik, dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan yang besar. Pada siklus I belum memenuhi KKM yang
ditetapkan, sedangkan pada siklus II sudah melebihi KKM yang ditetapkan.
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
Siklus I Siklus II
18,75%
40,63%
43,75%
56,25%
31,25%
3,12%
6,25%
0,00%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Pengaruh Model Advance Organizer Sebagai Upaya Meningkatkan
Keterampilan Menerapkan Ragam Hias Di Media Tekstil
2021
Susi Sahriati 167
Gambar 2. Grafik peningkatan skor rata-rata hasil karya siswa pada siklus I dan siklus II.
Grafik tersebut menggambarkan skor rata-rata hasil karya siswa, pada siklus I
yaitu 77,34 dan pada siklus II yaitu 82,88. Jadi bisa terlihat dari siklus I ke siklus II
terdapat peningkatan sebesar 5,54. Jadi target yang ditentukan peneliti yaitu 70,00 atau
sesuai KKM yang telah ditetapkan sekolah sudah tercapai.
Berdasarkan data-data hasil observasi dari siklus I dan siklus II yang dikumpulkan,
kemudian dianalisis maka akan dapat dilihat hasil observasi dari aktivitas siswa, guru dan
juga respon siswa terhadap pembelajaran
Gambar 3. Diagram persentase aktivitas siswa siklus I dan siklus II.
Hasil observasi pembelajaran siklus II berjalan jauh lebih baik dari siklus I. Hal ini
mungkin disebabkan pada siklus I siswa banyak yang bosan jika menggambar pada media
kertas gambar, sedangkan pada siklus II siswa menggambar pada media tekstil yang
belum pernah mereka lakukan sebelumnya jadi lebih menarik perhatian mereka.
77,34
82,88
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
Siklus 1 Siklus 2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Siklus I Siklus II
66,67
80,95
71,43
85,71
Data 1 Data2
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-7018 e-ISSN 2774-700X
168 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 4. Diagram persentase aktivitas guru siklus I dan II.
Dari diagram diatas, pada siklus I pertemuan pertama persentase keaktifan guru
71,43 dan pada pertemuan keduanya 73,21 jadi guru sudah aktif. Pada siklus II,
persentase keaktifan guru mengalami peningkatan menjadi sangat aktif, yaitu: 76,79 di
pertemuan pertama dan 78,67 di pertemuan kedua. Peneliti memberi contoh-contoh dan
menjelaskan tahapan-tahapan membuat ragam hias, juga memberikan bimbingan selama
siswa mengerjakan tugasnya sehingga memudahkan siswa.
Gambar 5. Diagram skor rata-rata respon siswa pada siklus I dan siklus II.
Dari diagram bisa dilihat dari jumlah skor rata-rata pernyataan siswa yang sangat
setuju dan setuju, bahwa respon siswa terhadap pembelajaran seni lukis dengan model
Advance Organizer sangat baik pada siklus I dan siklus II.
Kesimpulan
Berdasarkan Analisis dan Hasil Penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
Pembelajaran seni dengan model Advance Organizer mampu meningkatkan keterampilan
siswa kelas VII A SMP Negeri 40 Bandung. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai hasil
karya siswa dari siklus I ke siklus II yang meningkat dari 77,34 menjadi 82,88. Jadi
terdapat peningkatan sebesar 5,54. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dalam kategori
rata-rata aktif dengan rata-rata keaktifan diatas 70% dan respon siswa terhadap
pembelajaran sangat baik dengan skor diatas 75%.
66,00
68,00
70,00
72,00
74,00
76,00
78,00
80,00
Siklus I Siklus II
71,43
76,79
73,21
78,57
Pengamatan 1 Pengamatan 2
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Sangat
Setuju
Setuju Tidak
Setuju
67,50%
26,88%
5%
81,56%
16,56%
1,67%
Siklus I
Siklus II
Pengaruh Model Advance Organizer Sebagai Upaya Meningkatkan
Keterampilan Menerapkan Ragam Hias Di Media Tekstil
2021
Susi Sahriati 169
Bibliography
Anam, Khoirul. (2015). Pengaruh media pembelajaran terhadap minat belajar siswa pada
mata pelajaran pai di smp bani muqiman bangkalan. Tadarus: Jurnal Pendidikan
Islam, 4(2), 117.
Ismiyanto, P. C., & Syakir, S. (2010). Implementasi Creative Problem Solving dalam
Pembelajaran Menggambar: Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar.
Dalam Imajinasi Jurnal Seni, FBS UNNES, 6(2).
Lestari, Anifa Sri. (2012). Minat siswa melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) ditinjau dari lingkungan sosial dan orientasi masa depan pada siswa kelas
IX SMP Negeri 3 jatisrono tahun ajaran 2011-2012. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Nurdyansyah, Nurdyansyah, & Fahyuni, Eni Fariyatul. (2016). Inovasi model
pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Nizamia Learning Center.
Parnawi, Afi. (2019). Psikologi Belajar. Deepublish.
Pratiwi, Noor Komari. (2017). Pengaruh tingkat pendidikan, perhatian orang tua, dan
minat belajar siswa terhadap prestasi belajar bahasa indonesia siswa smk kesehatan
di kota tangerang. Pujangga, 1(2), 31.
Rifa’i, R. C. (n.d.). Achmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan.
Sunaryo, Yoni. (2014). Model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematik siswa sma di kota tasikmalaya.
Jurnal Pendidikan Dan Keguruan, 1(2), 209679.
Suprijono, Agus. (2016). Model-model pembelajaran emansipatoris. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Taufiq, Nashruddin. (2015). Studi Eksploratif: Pemanfaatan Pewarna Tekstil Dalam
Melukis Ekspresif Pada Kaos T-Shirt Di Kelas Ix A Smp N 1 Wedarijaksa Pati.
Universitas Negeri Semarang.