1291
https://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 2 NOMOR 12 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI TEKS
PROSEDUR
Siti Nurhaidah
SMAN 1 Babelan
Email : nurhaidahsiti53@gmail.com
Kata kunci:
Aktivitas belajar,
Hasil belajar,
Model problem
Based learning
Keywords:
ABSTRAK
Latar Belakang : Pendidikan pada dasarnya adalah upaya untuk membawa manusia
ke tingkat yang lebih baik, yaitu keberhasilan guru atau pendidik untuk mencapai
tujuan mengajar.
Tujuan : Tujuan penelitian untuk untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil
belajar Bahasa Indonesia materi Teks Prosedur Pada Siswa Kelas XI MIPA 2 SMAN 1
Babelan tahun Pelajaran 2022/2023 melalui penggunaan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
Metode : Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan
pada semester gasal tahun pelajaran 2022/2023 dengan 36 siswa sebagai subjek
penelitian.
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan Model Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi Teks
Prosedur pada siswa XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan tahun Pelajaran 2022/2023 . Hal
tersebut ditunjukan dengan 1) Aktivitas siswa meningkat setiap siklusnya, pada tahap
siklus I aktivitas siswa memperoleh score sebesar score 21 dengan nilai rata-rata
sebesar 2.1 dengan presentase nilai seebsar 42% yang masuk pada kategori cukup.
Pada siklus II kembali meningkat menjadi aktivitas siswa memperoleh score sebesar 8,
dengan rata-rata nilai 3,8.
Kesimpulan: Apabila dipresentasikan mencapai 95%. Rata-rata nilai dan
presentasenya menunjukkan kategori sangat baik 2) Hasil belajar siswa pada tahap pra
siklus, Siklus I, dan Siklus II mengalami kenaikan hasil belajar. Pada tahap prasiklus
yaitu dari 36 siswa XI MIPA 2 yang lulus atau mencapai nilai KKM sebanyak 13
siswa atau 36% sedangkan, siswa yang tidak lulus sebanyak 23 siswa atau 64% dengan
nilai rata-rata kelas sebesar 64.71, Selanjutnya siklus I dari 36 siswa XI MIPA 2
SMAN 1 Babelan terdapat 20 siswa atau 56% telah mencapai nilai KKM 75 atau lulus,
sedangkan sebanyak 16 siswa atau 44% tidak mencapai nilai KKM 75 atau tidak lulus
dengan nilai rata-rata kelas sebesar 73.05, dan pada siklus II dari 36 siswa XI MIPA 2
SMAN 1 Babelan terdapat 30 siswa atau 83% telah mencapai nilai KKM 75 atau
lulus, sedangkan 6 siswa atau 17% tidak mencapai nilai KKM 75 atau tidak lulus
dengan nilai rata-rata sebesar 80.41.
ABSTRACT
Background: Education is basically an effort to bring humans to a better level, namely
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (Pbl) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Teks Prosedur
2022
Siti Nurhaidah 1292
Learning activities,
learning outcomes,
problem-based
learning models
the success of teachers or educators in achieving teaching goals.
Purpose: The purpose of the study was to find out the increase in activity and learning
outcomes in Indonesian in the material of Procedure Text in Class XI MIPA 2 SMAN 1
Babelan in the 2022/2023 academic year through the use of the Problem Based
Learning (PBL) learning model.
Method: This research method uses classroom action research (CAR). This Classroom
Action Research was conducted in class XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan in the odd
semester of the 2022/2023 academic year with 36 students as research subjects.
Results: Based on the results of the research, it shows that the application of the
Problem Based Learning (PBL) Model can improve the learning outcomes of the
Indonesian Language Procedure Text material for XI MIPA 2 students at SMAN 1
Babelan in the 2022/2023 academic year. This is indicated by 1) Student activity
increases in each cycle, in the first cycle stage student activity obtains a score of 21
with an average value of 2.1 with a percentage value of 42% which is in the sufficient
category. In cycle II it again increased to student activity obtaining a score of 8, with
an average value of 3.8.
Conclusion: When it is presented it reaches 95%. The average value and percentage
shows a very good category 2) Student learning outcomes in the pre-cycle, Cycle I,
and Cycle II stages have increased learning outcomes. In the pre-cycle stage, 36
students from XI MIPA 2 who passed or achieved KKM scores were 13 students or
36%, while 23 students or 64% did not pass with a class average score of 64.71. Then
in cycle I, 36 students from XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan there were 20 students or
56% had achieved a KKM score of 75 or passed, while 16 students or 44% did not
reach a KKM score of 75 or failed with a class average score of 73.05, and in cycle II
of 36 students XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan there were 30 students or 83% who had
achieved a KKM score of 75 or passed, while 6 students or 17% did not achieve a
KKM score of 75 or failed with an average score of 80.41.
PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya adalah upaya untuk membawa manusia ke tingkat yang
lebih baik, yaitu keberhasilan guru atau pendidik untuk mencapai tujuan mengajar
(Buchari, 2018). Pembelajaran adalah sistem atau proses pembelajaran siswa yang
direncanakan atau dirancang, diimplementasikan, dan dievaluasi secara sistematis
sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran mereka dengan cara yang efisien dan
hemat biaya (Yuliani et al., 2020). Tujuan pembelajaran tidak dapat terlepas dari tujuan
pendidikan, yang mana setiap tujuan tersebut tidak dapat terlaksana tanpa adanya suatu
proses pembelajaran yang ada di suatu lembaga pendidikan. Tujuan tiap satuan
pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional. Menurut UU
RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3.
Dalam rangka mewujudkan peraturan undang-undang, maka harus adanya
kerterlibatan yang baik antara tenaga pengajar dan juga peserta didik, juga harus terjain
interaksi belajar yang baik pula. Interaksi dalam pengajaran dan pembelajaran memiliki
arti yang lebih luas, tidak hanya hubungan antara guru dan siswa, tetapi sebagai interaksi
edukatif. Dalam proses belajar mengajar, ada kesatuan yang tidak terpisahkan dari
kegiatan antara siswa belajar dan guru mengajar. Antara kedua kegiatan ini, interaksi
bersarang ditetapkan (Usman et al., 2011).
Volume 2, Nomor 12, December 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1293 http://sosains.greenvest.co.id
Proses belajar yang baik akan menghasilkan hasil akhir yang baik pula bagi guru maupun
siswa (Syafi’i, Marfiyanto, & Rodiyah, 2018). Hasil belajar yang baik dicapai melalui
interaksi dari berbagai faktor yang saling mendukung satu sama lain (Lomu & Widodo,
2018). Salah satu faktor penting dalam kegiatan pembelajaran adalah penggunaan model
pembelajaran yang menarik dan efektif. Penggunaan model pembelajaran yang menarik
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat siswa,
membangkitkan motivasi, rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh
psikologis bagi peserta didik dan penerapan model pembelajaran yang menarik akan
memicu suasana belajar yang lebih menyenangkan (Rusman, 2014).
Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan.
Karena bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi dalam kegiatan belajar
mengajar dan sebagai pengantar dasar setiap mata pelajaran (Hidayah, 2015).
Keterampilan dalam belajar sangat diperlukan meliputi keterampilan berbicara, membaca,
menyimak, dan menulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang sekolah menengah
ke atas, diarahkan agar siswa semakin terampil berkomunikasi baik secara lisan maupun
tulis. Hal ini disesuaikan dengan fungsi utama bahasa yaitu sebagai alat untuk
berkomunikasi (Tarigan, Cifuentes, Quinn, & Kriebel, 2015). Kegiatan berkomunikasi
merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, baik
komunikasi antar pribadi maupun antar kelompok. Tujuan berkomunikasi dapat tercapai
bila kita menggunakan bahasa dengan tatanan yang baik dan memiliki keterampilan
berbahasa yang memadai. Sehubungan dengan pemakaian bahasa dalam komunikasi,
dikenal empat kategori keterampilan berbahasa yaitu: (1) menyimak, (2) berbicara, (3)
membaca, dan (4) menulis (Fithriyana, 2014).
Keberhasilan dalam proses belajar merupakan tanggung jawab bersama antara guru
dan siswa (Mahmudah, 2018). Dalam perencanaan proses pembelajaran, guru setidaknya
salah satu faktor yang umumnya harus dipertimbangkan secara bersamaan oleh guru,
antara lain: tujuan, materi pembelajaran, siswa, bahan ajar, metode belajar dan durasi
studi (Purwanto, 2013). Guru hingga saat ini masih berjuang dan mengatur dalam proses
pembelajaran yang efektif.
Sebagaimana dinyatakan oleh Hadi 2003 dalam (Dede Salim Nahdi, 2015): 1),
orientasi pendidikan di Indonesia umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut: (1)
cenderung memperlakukan siswa yang terdaftar sebagai objek; (2) guru adalah otoritas
ilmiah tertinggi dan endoctrinateur; (3) materi berorientasi pada subjek; dan (4)
manajemen terpusat. Karakteristik ini menunjukkan bahwa tidak ada peran aktif dalam
belajar siswa. Guru di sekolah lebih berperan sebagai subyek pembelajaran (learning
berpusat pada guru), sedangkan siswa sebagai objek belajar tidak berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Menurut apa yang telah dikatakan di atas, perlu bahwa guru
mengatur urutan kegiatan belajar sehingga mereka relevan dengan tujuan pembelajaran
dan dipahami dengan baik oleh siswa yang mereka mengajar.
Kondisi diatas sering mencegah seorang guru untuk mengajar karena ia melihat
bahwa murid-muridnya tidak akan belajar dan itu adalah masalahnya bahwa siswa tidak
memiliki motivasi atau minat yang dibutuhkan untuk mempelajari. Rendahnya aktivitas
dan hasil belajar siswa juga dirasakan oleh SMAN 1 Babelan khususnya pada siswa Kelas
XI MIPA 2 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat ketika guru
menjelaskan materi pelajaran, tampak siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran yang
diberikan oleh guru. Pada kegiatan yang peneliti laksanakan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di Kelas XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan. Setelah diadakan evaluasi sebagai
langkah untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu pembelajaran melalui tes formatif,
menunjukan hasil belajar yang masih rendah atau belum mencapai standar Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (Pbl) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Teks Prosedur
2022
Siti Nurhaidah 1294
Berdasarkan fenomena diatas, maka dibutuhkan sebuah model pembelajaran baru
yang lebih menarik. Hal tersebut dikarenakan salah satu faktor yang menunjang
keberhasilan dalam proses belajar mengajar adalah tersedianya media pembelajaran yang
memadai serta model dan metode pembelajaran yang sesuai. Media pembelajaran dapat
berupa alat bantu belajar. Sedangkan model dan metode pembelajaran adalah rencana
serta cara guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Salah satu model pemelajaran
yang dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri adalah model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) (Marhamah Saleh, 2013).
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat memicu siswa untuk
berpikir secara kritis untuk memecahkan masalah. Hal selaras juga diungkapkan oleh
Arends (2008: 41) yang menyatakan bahwa esensi PBL menyuguhkan berbagai situasi
bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa yang dapat berfungsi sebagai batu
loncatan untuk investigasi dan penyelidikan.
Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui perosedur penerapan Problem Based
Learning (PBL) serta meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan
materi Teks Prosedur Pada Siswa Kelas XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan Tahun Pelajaran
2021/2022 (Pramana, Jampel, & Pudjawan, 2020).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan tindakan kelas
(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi
pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah Djunaidi, dalam
(Mulyatiningsih, 2015). Jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research)
dilakukan oleh guru bekerja sama dengan peneliti atau dilakukan oleh guru sendiri yang
juga bertindak sebagai peneliti di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis PTK berapa siklus
pembelajaran.
Penelitian dilaksanakan di kelas XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan. Penelitian
dilaksanakan mulai bulan September sampai Oktober tahun pelajaran 2021/2022. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan semester ganjil tahun
ajaran 2021/2022 yang berjumlah 36 siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada siklus I yang telah dilakukan didapat hasil bahwa dari 36 siswa XI MIPA 2
SMAN 1 Babelan terdapat 20 siswa atau 56% telah mencapai nilai KKM 75 atau lulus,
sedangkan sebanyak 16 siswa atau 44% tidak mencapai nilai KKM 75 atau tidak lulus
dengan nilai rata-rata kelas sebesar 73.05. Pada perolehan hasil belajar siklus I
menunjukan adanya peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada tahap prasiklus
di gambarkan dalam gambar 1. Siklus II yang telah dilakukan didapat hasil belajar bahwa
dari 36 siswa XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan terdapat 30 siswa atau 83% telah mencapai
nilai KKM 75 atau lulus, sedangkan 6 siswa atau 17% tidak mencapai nilai KKM 75 atau
tidak lulus dengan nilai rata-rata sebesar 80.41. Pada perolehan hasil belajar siklus II
menunjukan adanya peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada tahap siklus I,
digambarkan pada gambar 2.
Volume 2, Nomor 12, December 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1295 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 1. Hasil belajar Siklus I Siswa XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan
Tahun Pelajaran 2019/2020
Gambar 2. Hasil Belajar Siklus II Siswa XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan
Tahun Pelajaran 2019/2020
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan Model Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi Teks Prosedur
pada siswa XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan tahun Pelajaran 2019/2020. Hal tersebut
ditunjukan dengan 1) Aktivitas siswa meningkat setiap siklusnya, pada tahap siklus I
aktivitas siswa memperoleh score sebesar score 21 dengan nilai rata-rata sebesar 2.1
dengan presentase nilai seebsar 42% yang masuk pada kategori cukup. Pada siklus II
kembali meningkat menjadi aktivitas siswa memperoleh score sebesar 8, dengan rata-rata
nilai 3,8. Apabila dipresentasekan mencapai 95%. Rata-rata nilai dan presentasenya
menunjukkan kategori sangat baik 2) Hasil belajar siswa pada tahap pra siklus, Siklus I,
dan Siklus II mengalami kenaikan hasil belajar. Pada tahap prasiklus yaitu dari 36 siswa
XI MIPA 2 yang lulus atau mencapai nilai KKM sebanyak 13 siswa atau 36% sedangkan,
siswa yang tidak lulus sebanyak 23 siswa atau 64% dengan nilai rata-rata kelas sebesar
64.71, Selanjutnya siklus I dari 36 siswa XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan terdapat 20 siswa
atau 56% telah mencapai nilai KKM 75 atau lulus, sedangkan sebanyak 16 siswa atau
44% tidak mencapai nilai KKM 75 atau tidak lulus dengan nilai rata-rata kelas sebesar
73.05, dan pada siklus II dari 36 siswa XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan terdapat 30 siswa
atau 83% telah mencapai nilai KKM 75 atau lulus, sedangkan 6 siswa atau 17% tidak
mencapai nilai KKM 75 atau tidak lulus dengan nilai rata-rata sebesar 80.41.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (Pbl) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Teks Prosedur
2022
Siti Nurhaidah 1296
pembelajaran Bahasa Indonesia materi Teks Prosedur pada siswa XI MIPA 2 SMAN 1
Babelan Tahun Pelajaran 2019/2020.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan Model Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi Teks Prosedur
pada siswa XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan tahun Pelajaran 2019/2020 . Hal tersebut
ditunjukan dengan 1) Aktivitas siswa meningkat setiap siklusnya, pada tahap siklus I
aktivitas siswa memperoleh score sebesar score 21 dengan nilai rata-rata sebesar 2.1
dengan presentase nilai seebsar 42% yang masuk pada kategori cukup. Pada siklus II
kembali meningkat menjadi aktivitas siswa memperoleh score sebesar 8, dengan rata-rata
nilai 3,8. Apabila dipresenrasekan mencapai 95%. Rata-rata nilai dan presentasenya
menunjukkan kategori sangat baik 2) Hasil belajar siswa pada tahap pra siklus, Siklus I,
dan Siklus II mengalami kenaikan hasil belajar. Pada tahap prasiklus yaitu dari 36 siswa
XI MIPA 2 yang lulus atau mencapai nilai KKM sebanyak 13 siswa atau 36% sedangkan,
siswa yang tidak lulus sebanyak 23 siswa atau 64% dengan nilai rata-rata kelas sebesar
64.71, Selanjutnya siklus I dari 36 siswa XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan terdapat 20 siswa
atau 56% telah mencapai nilai KKM 75 atau lulus, sedangkan sebanyak 16 siswa atau
44% tidak mencapai nilai KKM 75 atau tidak lulus dengan nilai rata-rata kelas sebesar
73.05, dan pada siklus II dari 36 siswa XI MIPA 2 SMAN 1 Babelan terdapat 30 siswa
atau 83% telah mencapai nilai KKM 75 atau lulus, sedangkan 6 siswa atau 17% tidak
mencapai nilai KKM 75 atau tidak lulus dengan nilai rata-rata sebesar 80.41.
DAFTAR PUSTAKA
Buchari, Agustini. (2018). Peran guru dalam pengelolaan pembelajaran. Jurnal Ilmiah
Iqra’, 12(2), 106124.
Dede Salim Nahdi. (2015). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penalaran
Matematis Siswa Melalui Model Brain Based Learning. Jurnal Cakrawala Pendas.
Fithriyana, Arina. (2014). BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK
PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA. Jurnal Bimbingan Konseling.
Hidayah, Nurul. (2015). Penanaman Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar. TERAMPIL: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Dasar, 2(2), 190204.
Lomu, Lidia, & Widodo, Sri Adi. (2018). Pengaruh motivasi belajar dan disiplin belajar
terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Mahmudah, Mahmudah. (2018). Pengelolaan kelas: Upaya mengukur keberhasilan proses
pembelajaran. Jurnal Kependidikan, 6(1), 5370.
Marhamah Saleh. (2013). Strategi Pembelajaran Fiqh dengan Problem-Based Learning.
Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA.
Mulyatiningsih, Endang. (2015). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Modul Pelatiihan
Pendidikan Profesi Guru: Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Pramana, Made Wisnu Adi, Jampel, I. Nyoman, & Pudjawan, Ketut. (2020).
Meningkatkan hasil belajar biologi melalui e-modul berbasis problem based
learning. Jurnal Edutech Undiksha, 8(2), 1732.
Purwanto, Didik. (2013). Pengembangan Media Komik IPA Terpadu Tema Pencemaran
Air sebagai Media Pembelajaran untuk Siswa SMP Kelas VII. In Jurnal Pendidikan
Sains.
Rusman, Rusman. (2014). Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Melalui Model
Volume 2, Nomor 12, December 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
1297 http://sosains.greenvest.co.id
Pembelajaran Kooperatif Think-Pairs Share (TPS). Pedagogia : Jurnal Pendidikan.
https://doi.org/10.21070/pedagogia.v3i1.58
Syafi’i, Ahmad, Marfiyanto, Tri, & Rodiyah, Siti Kholidatur. (2018). Studi tentang
prestasi belajar siswa dalam berbagai aspek dan faktor yang mempengaruhi. Jurnal
Komunikasi Pendidikan, 2(2), 115123.
Tarigan, Lukman H., Cifuentes, Manuel, Quinn, Margaret, & Kriebel, David. (2015).
Prevention of Needle-Stick Injuries in Healthcare Facilities: A Meta-Analysis.
Infection Control and Hospital Epidemiology. https://doi.org/10.1017/ice.2015.50
Usman, Hussain R., Rahbar, Mohammad H., Kristensen, Sibylle, Vermund, Sten H.,
Kirby, Russell S., Habib, Faiza, & Chamot, Eric. (2011). Randomized controlled
trial to improve childhood immunization adherence in rural Pakistan: Redesigned
immunization card and maternal education. Tropical Medicine and International
Health. https://doi.org/10.1111/j.1365-3156.2010.02698.x
Yuliani, Meda, Simarmata, Janner, Susanti, Siti Saodah, Mahawati, Eni, Sudra, Rano
Indradi, Dwiyanto, Heri, Irawan, Edi, Ardiana, Dewa Putu Yudhi, Muttaqin,
Muttaqin, & Yuniwati, Ika. (2020). Pembelajaran daring untuk pendidikan: Teori
dan penerapan. Yayasan Kita Menulis.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.