Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
189 http://sosains.greenvest.co.id
RESPON BIOLOGI LARVA Spodoptera frugiperda J.E. SMITH
(NOCTUIDAE: LEPIDOPTERA) PADA UJI PAKSA
PENGKONSUMSIAN BERBAGAI PAKAN DAUN
Agus Suroto, Aida Laksmi Haryani dan Endang Warih Minarni
Universitas Jenderal Soedirman
Diterima: 04
Maret 2021
Direvisi: 08 Maret
2021
Disetujui: 10
Maret 2021
Abstrak
Spodoptera frugiperda J.E. Smith merupakan hama baru di
Indonesia yang menyerang tanaman jagung. Hama tersebut
bersifat polifagus yang belum diketahui secara pasti kisaran
inangnya di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
mengetahui berbagai respon biologi larva Spodoptera furgiperda
sebagai indikasi kesesuaian inang. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap satu faktor, yaitu jenis pakan daun yang
berbeda. Setiap perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 33
unit percobaan. Jenis pakan daun yang digunakan ada sepuluh
(10), antara lain: alang-alang, bambu, bayam, caisin, kangkung,
krokot, lelulangan, padi, seledri, tebu dan daun jagung sebagai
kontrol. Setiap unit percobaan berisi pakan seberat 10 gram
dengan 5 individu larva S. furgiperda. Hasil penelitian
menunjukan bahwa jenis pakan daun bayam, caisin, kangkung,
dan rumput lelulangan diduga dapat menjadi strain padi (R) dan
sebagai inang alternatif bagi Spodoptera frugiperda.
Kata Kunci : Hama baru, Jagung, Tanaman inang, Ulat
Grayak.
Abstract
Spodoptera frugiperda J.E. Smith is a new pest in Indonesia that
attacks corn crops. The pest is polyphagous and the range of
hosts in Indonesia is not certain. The aim of this study was to
determine the various biological responses of Spodoptera
furgiperda larvae as an indication of the host suitability. This
study used a one-factor completely randomized design, namely
different types of leaf feed. Each treatment was repeated three
times so there were 33 experimental units. There were ten (10)
types of leaf feed used, among others: reeds, bamboo, spinach,
caisin, kale, purslane, grass, rice, celery, sugar cane and corn
leaves as controls. Each experimental unit contains 10 grams of
feed with 5 individual S. furgiperda larvae. The results showed
that the types of leaves spinach, caisin, kale, and grass were
thought to be strains of rice (R) and as an alternative host for
Spodoptera frugiperda.
Keywords: New pest, Corn, Host plant, Fall Armyworm
Respon Biologi Larva Spodoptera Frugiperda J.E. Smith
(Noctuidae: Lepidoptera) Pada Uji Paksa
Pengkonsumsian Berbagai Pakan Daun
2021
Agus Suroto, Aida Laksmi Haryani dan Endang Warih Minarni 190
Pendahuluan
Spodoptera frugiperda J.E. Smith merupakan spesies alien yang datang dari
dataran Amerika. Sebelum sampai di Indonesia, hama tersebut terlebih dahulu menempati
Afrika (Goergen, Kumar, Sankung, Togola, & Tamò, 2016) dan beberapa negara di Asia
(Smith et al., 2020) seperti Thailand, China, India, dan Sri Lanka. Dilaporkan di
Indonesia pertama menyerang pada tanaman jagung di Lampung (Trisyono, Suputa,
Aryuwandari, Hartaman, & Jumari, 2019) dan di Jawa Barat (Maharani et al., 2019).
Pergerakan hama tersebut dipicu oleh ketidakmampuan metabolisme tubuh hama
untuk melakukan dormansi yang disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti kurangnya
sumber pakan, akibatnya hama tersebut harus mencari lokasi guna menemukan sumber
pakan yang sesuai. Serangan S. Frugiperda menyebabkan kerusakan daun mencapai lebih
dari 54% (Baudron, Zaman-Allah, Chaipa, Chari, & Chinwada, 2019) dan menurunkan
hasil produksi mencapai 25-43% (Hruska, 2019). Adanya kerugian yang dihasilkan
menjadikan S. Frugiperda sebagai ancaman baru bagi komoditas tanaman pangan
Indonesia, khususnya tanaman jagung. S. frugiperda di negara asalnya Amerika hama
tersebut tidak hanya menyerang tanaman jagung, tetapi juga tanaman padi, tanaman
sereal dan tanaman pangan lainnya. Tanaman yang dapat menjadi inang bagi
S. Frugiperda yaitu terdapat 83 spesies dari 23 famili tanaman (Smith et al., 2020)
diantaranya: Poaceae (35.5%), Fabaceae (11.3%), Solanaceae dan Asteraceae (4.3%),
Rosaceae dan Chenopodiaceae (3.7%) dan Brassicaceae dan Cyperaceae (3.2%)
(CASMUZ et al., 2017). Dikenal terdapat dua jenis strain S. frugiperda, yakni kelompok
yang mengkonsumsi tanaman tanaman jagung, sorgum, kapas, dan kelompok yang
mengkonsumsi padi, rerumputan. Kedua strain tersebut sudah di jumpai Afrika (Goergen
et al., 2016) dan di India (Kalleshwaraswamy et al., 2018).
S. frugiperda di Indonesia belum diketahui secara pasti merupakan strain jagung
atau padi, untuk mengetahui itu, perlu dilakukan uji pakan larva ulat terhadap berbagai
sumber pakan yang memungkinkan menjadi inang di Indonesia. Kesesuaian inang
tersebut dapat dianalisis dari berbagai respon biologi setiap tahapan dari larva, pupa,
hingga imago yang menentukan keberlangsungan hidup dan kualitas tubuh hama.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui berbagai
respon biologi yang meliputi: tingkat mortalitas, lama hidup, ukuran tubuh dan bobot
tubuh S. frugiperda pada berbagai jenis pakan daun dari gulma tanaman jagung (alang-
alang, krokot, lelulangan), sayuran konsumsi (bayam, caisin, kangkung, seledri), tanaman
dalam famili yang sama (bambu, padi, tebu), dan jagung sebagai kontrol yang dilakukan
dengan uji paksa. Uji paksa dilakukan dengan memberikan pakan untuk larva
S. frugiperda dengan pakan yang diujikan meskipun bukan inang kesukaannya, apabila
tanaman tersebut tidak sesuai maka larva akan makan sedikit atau tidak makan sama
sekali dan mengakibatkan kematian. Berdasarkan pengujian tersebut maka dapat
diketahui jenis pakan yang disukai dan tidak disukai oleh larva S. frugiperda Selain itu,
penelitian ini dilakukan juga untuk menemukan dan menentukan pakan alternatif sebagai
pengganti tanaman jagung dalam strategi mengendalikan hama S. frugiperda.
Metode Penelitian
a. Tempat dan Waktu.
Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2019 hingga bulan Februari 2020.
Koleksi larva S. frugiperda diperoleh dari berbagai lokasi di Banyumas pada lahan
pertanaman jagung dengan rentang ketinggian tempat 0-400 m dpl. Pemeliharaan
dan perbanyakan larva dilakukan di Laboratorium Hama Fakultas Pertanian,
Universitas Jenderal Soedirman.
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
191 http://sosains.greenvest.co.id
b. Bahan dan Alat.
Bahan yang digunakan meliputi: larva S. frugiperda, tanaman jagung hibdrida umur
1-3 minggu, alang-alang, krokot, lelulangan, bayam, caisin, kangkung, seledri,
bambu, padi, tebu. Alat yang digunakan; meliputi kandang pemeliharaan berbentuk
kotak berukuran 3*4 m, toples, dan kain organdi.
c. Pelaksanaan Percobaan.
Larva uji yang digunakan ialah larva pada generasi ke-3 (F3) instar 3 dari awal
pengumpulan. Uji paksa di lakukan pada 11 jenis daun dari gulma tanaman Jagung
(alang-alang, krokot, lelulangan), sayuran konsumsi (bayam, caisin, kangkung,
seledri), tanaman dalam famili yang sama (bambu, padi, tebu), dan jagung sebagai
kontrol. Metode yang digunakan dalam uji ini ialah Rancangan Acak Lengkap satu
faktor, yaitu jenis pakan daun yang berbeda. Dilakukan 3 kali ulangan dari 10
sumber pakan uji dan 1 pakan kontrol, sehingga terdapat 33 unit percobaan. Setiap
unit percobaan berisi pakan seberat 10 gram dan 5 individu larva S. furgiperda. Data
dianalisis dengan Anova, kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT pada taraf
nyata 5%, dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf
nyat (α) 5%.
d. Variabel Pengamatan.
Setiap hari larva S. furgiperda diamati dan diukur tingkat mortalitas, panjang dan
bobot tubuh larva. Pengamatan lama hidup dilakukan pada fase larva, pupa, dan
imago dengan menghitung jumlah hari dari awal tahapan hingga setiap fase berakhir.
Hasil dan Pembahasan
Tingkat Mortalitas Larva Spodoptera frugiperda
Tingkat mortalitas larva S. frugiperda tertinggi terjadi pada pemberian pakan
daun alang-alang dan krokot, sedangkan mortalitas terendah terjadi pada pemberian
pakan daun jagung. Berdasarkan hasil statistik, perlakuan pemberian pakan daun bayam,
kangkung, dan rumput lelulangan menghasilkan tingkat mortalitas larva S. frugiperda
yang tidak berbeda dengan pakan daun jagung (kontrol) (Tabel 1).
Tabel 1. Tingkat mortalitas larva S. frugiperda pada berbagai jenis pakan daun yang
berbeda
Tanaman
Rata-rata
(%)
Jagung
20,00 a
Alang-alang
80,00 c
Bambu
73,33 bc
Bayam
46,67 ab
Caisin
73,33 bc
Kangkung
46,67 ab
Krokot
80,00 c
Lelulangan
46,67 ab
Padi
73,33 bc
Seledri
60,00 bc
Tebu
66,67 bc
Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada α = 5%.
Respon Biologi Larva Spodoptera Frugiperda J.E. Smith
(Noctuidae: Lepidoptera) Pada Uji Paksa
Pengkonsumsian Berbagai Pakan Daun
2021
Agus Suroto, Aida Laksmi Haryani dan Endang Warih Minarni 192
S. frugiperda termasuk hama fitofagus generalis yang memiliki inang 83 spesies
tanaman (Hardke, Lorenz III, & Leonard, 2015). Perbedaan tingkat mortalitas berkaitan
erat dengan daya makan larva terhadap pakan uji yang digunakan. Tingkat mortalitas
tinggi disebabkan oleh ketidakmauan larva untuk mengkonsumsi pakan daun yang
diberikan. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai hal, seperti morfologi daun yang sukar
untuk dikonsumsi, dan adanya senyawa metabolit sekunder yang bertindak sebagai
alelokimia yang bersifat repellent sehingga memengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan
hidup (Silvia, et al. 2016). Sebaliknya, pada tingkat mortalitas rendah pakan daun uji
banyak dikonsumsi. Lebih lanjut, banyaknya daftar tanaman inang S. frugiperda dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: tidak tersedianya makanan utama,
sehingga larva akan berpindah ke tanaman lain (CASMUZ et al., 2017) dan faktor
biologis seperti perilaku oviposisi serangga betina dan pergerakan larva (Montezano et
al., 2018).
Antixenosis merupakan sifat tanaman yang tidak disukai serangga karena adanya
senyawa kimia yang bersifat racun atau adanya struktur dan morfologi tanaman yang
dapat mengganggu proses makan atau peletakan telur (Arifin, 2015). Hal tersebut terbukti
pada perlakuan alang-alang dan krokot yang menyebabkan larva S. frugiperda menolak
untuk mengkonsumsi daun sehingga tingkat mortalitas menjadi tinggi.
Daun alang-alang memiliki morfologi seperti permukaan daun diselimuti bulu-bulu
kasar, sisi-sisi daun sangat tajam, dan daun memiliki kandungan air yang sangat sedikit
membuat larva kesulitan untuk mengkonsumsi pakan daun tersebut. Menurut
(Buambitun, Salaki, Manueke, & Dien, 2015) struktur morfologi daun alang-alang yaitu
memiliki bulu-bulu yang tajam, kasar, dan kadar serat tinggi. Daun sangat tipis dengan
panjang daun 180 cm dan lebar daun 3 cm. Oleh karena itu jika larva memakan daun
alang-alang, maka akan melukai rongga mulut larva yang disebabkan oleh sisi-sisi daun
yang tajam. Larva memilih untuk tidak mengkonsumsi daun alang-alang sehingga lama-
lama larva akan mengalami kematian.
Ketidakmauan S. frugiperda mengkonsumsi daun tanaman krokot karena menurut
(KARLINA, 2013) krokot mengandung senyawa metabolit sekunder seperti saponin,
flavonoid, tannin, dan garam (klorida, sulfat, dan nitrat). Kandungan saponin dapat
menyebabkan larva mengkerut dan menguning (Muta’ali, 2015). Kematian larva S.
frugiperda akibat senyawa saponin terjadi karena penurunan permeabilitas membran sel
sehingga senyawa-senyawa toksik masuk dan menggangu proses metabolisme larva,
pembentukan ATP juga terhambat sehingga larva kekurangan energi dan menyebabkan
kematian (NINGSIH, 2013). Senyawa tanin juga berperan dalam menghalangi serangga
dalam mencerna makanan (Mokodompit, Koneri, Siahaan, & Tangapo, 2013).
S. frugiperda secara genetik, ekologi, dan fisiologi diidentifikasi memiliki dua
strain dengan karakteristik berbeda yaitu S. frugiperda strain jagung (C) dan strain padi
(R) (Saldamando & Vélez-Arango, 2010), namun secara morfologi, tidak ditemukan
perbedaan antara dua strain ini (Cañas-Hoyos, Márquez, & Saldamando-Benjumea,
2014). Oleh karenanya sulit untuk membedakan dua strain tersebut hanya berdasarkan
morfologi S. frugiperda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa S. frugiperda yang dijumpai di Banyumas
merupakan strain R (padi). Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat mortalitas larva S.
frugiperda yang tinggi pada pakan padi dan berbeda dengan daun tanaman jagung
sebagai kontrol.
Lama Hidup Larva Spodoptera frugiperda
Umur larva pada uji yang dilakukan juga menunjukkan hasil yang bervariasi. Larva
paling cepat mati pada uji pakan krokot, yaitu sekitar 2-3 hari setelah aplikasi perlakuan
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
193 http://sosains.greenvest.co.id
(Tabel 2), namun tidak berbeda dengan perlakuan pemberian pakan daun alang-alang,
bambu, padi, dan tebu. Uji pakan dengan daun jagung sebagai kontrol menunjukkan
bahwa larva mampu bertahan 5-6 hari dan tidak berbeda dengan pakan daun seledri,
rumput lelulangan, dan kangkung.
Tabel 2. Lama hidup larva S. frugiperda pada berbagai jenis pakan daun yang berbeda
Tanaman
Alang-
alang
Bambu
Bayam
Caesim
Jagung
Kangkung
Krokot
Lelulangan
Padi
Seledri
Tebu
Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan Duncan Multiple Range Test
pada α = 5%.
Lama hidup larva pada penelitian ini ditentukan oleh nutrisi pada pakan yang
disediakan. Larva pada pakan daun krokot, alang-alang, bambu, tebu, dan padi kurang
dapat mempertahankan hidupnya dibandingkan dengan larva pada daun jagung sebagai
kontrol. Hal tersebut disebabkan larva pada pakan daun krokot dan alang-alang
kekurangan nutrisi sebagai sumber energi untuk perkembangan dan pertumbuhan larva.
Hal tersebut didukung oleh (Lestari, Ambarningrum, & Pratiknyo, 2013) yang
menyatakan bahwa periode larva berhubungan dengan kandungan nutrisi pada pakan
yang diberikan. Pertumbuhan dan proses reproduksi larva akan lebih lambat apabila
tingkat kualitas pakan kurang sesuai.
Kandungan nutrisi atau zat kimia sangat bergantung dengan mekanisme fisiologi
tanaman. Pada tanaman C4 seperti jagung terdapat komposisi dan jumlah nutrisi yang
lebih lengkap, sedangkan pada tanaman C3 seperti alang-alang memiliki phytoaleksin
(flavonoid) yang berperan terhadap penyakit yang diduga menjadi antifeedant (Subiono,
2019).
Umur larva S. frugiperda yang relatif singkat akibat kekurangan nutrisi pada
perlakuan daun krokot, alang-alang, bamboo, tebu dan padi menunjukkan bahwa daun
tersebut tidak sesuai untuk inang larva S. frugiperda. Umur larva pada perlakuan bayam,
caisin dan kangkung yang hampir sama lamanya dengan umur larva pada perlakuan
jagung sebagai kontrol diduga dapat menjadi inang bagi larva S. frugiperda untuk
mempertahankan hidupnya.
Respon Biologi Larva Spodoptera Frugiperda J.E. Smith
(Noctuidae: Lepidoptera) Pada Uji Paksa
Pengkonsumsian Berbagai Pakan Daun
2021
Agus Suroto, Aida Laksmi Haryani dan Endang Warih Minarni 194
Panjang Tubuh Larva Spodoptera frugiperda
Penelitian ini dapat disimpulkan panjang tubuh larva diukur dari kepala hingga
ujung abdomen pada keadaan relaksasi. Pemeliharaan S. frugiperda di laboratorium
memengaruhi pertumbuhan bobot dan panjang larva (Velásquez-Vélez, Saldamando-
Benjumea, & Ríos-Diez, 2011).
Tabel 3. Panjang tubuh S. frugiperda pada berbagai pakan daun yang berbeda
Tanaman
Rata-rata
(%)
Alang-alang
2,08 ab
Bambu
2,12 ab
Bayam
2,32 b
Caesim
2,26 ab
Jagung
2,24 ab
Kangkung
2,34 b
Krokot
2,03 a
Lelulangan
2,19 ab
Padi
2,11 ab
Seledri
2,28 ab
Tebu
2,09 ab
Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan Duncan Multiple Range Test
pada α = 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan daun krokot nyata
menghasilkan panjang tubuh larva S. frugiperda yang lebih panjang, namun tidak berbeda
dengan jenis pakan daun lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari ukuran tubuh larva
terpanjang pada uji kangkung hanya selisih 0,21 cm dari pakan krokot, namun tubuh larva
lebih panjang 1,04 % dari kontrol (jagung). Berdasarkan pada kondisi tersebut
menunjukkan bahwa jenis pakan daun yang diberikan pada larva S. frugiperda tidaklah
berpengaruh terhadap ukuran panjang tubuh larva.
Tubuh Larva Spodoptera frugiperda
Bobot tubuh setiap larva ditimbang pada tingkat ketelitian 10
2
. Hasil pengukuran
menunjukkan larva nyata paling ringan terdapat pada uji pakan daun bambu yaitu 0,6 %
lebih ringan dibanding dengan kontrol (jagung). Hasil tersebut tidak berbeda dengan
pakan daun alang-alang, krokot, padi dan tebu. (Tabel 4).
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
195 http://sosains.greenvest.co.id
Tabel 4. Bobot tubuh larva S. frugiperda pada berbagai pakan daun yang berbeda
Tanaman
Rata-rata
(gram)
Alang-alang
0,16 ab
Bambu
0,14 a
Bayam
0,23 d
Caesim
0,20 bcd
Jagung
0,23 d
Kangkung
0,22 cd
Krokot
0,17 abc
Lelulangan
0,22 cd
Padi
0,16 ab
Seledri
0,21 bcd
Tebu
0,17 abc
Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan Duncan Multiple Range Test
pada α = 5%.
Jenis pakan daun bayam menghasilkan bobot tubuh larva S. frugiperda yang tidak
berbeda dengan kontrol (jagung), namun nyata lebih tinggi dibandingkan pakan daun
alang-alang, bambu, krokot, seledri dan tebu. Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui
bahwa bobot larva pada pakan daun bayam, caesim, kangkung, lelulangan, dan seledri
mempunyai selisih yang kecil dengan bobot larva pada pakan jagung yakni kisaran 0-0,03
%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pakan daun bayam, caisin, kangkung, lelulangan,
dan seledri memberikan nutrisi yang sesuai dan mencukupi untuk pertumbuhan larva
sehingga bobotnya tidak jauh berbeda dengan bobot larva pada kontrol sebesar 0,23-0,36
gram (Silva et al., 2016). Daun bayam, caesim, kangkung, lelulangan, dan seledri diduga
dapat menjadi sumber inang bagi larva S. frugiperda untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya.
Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap tingkat mortalitas, lama
hidup larva, panjang dan bobot tubuh larva dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan
daun alang-alang dan krokot menghasilkan tingkat mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan jenis pakan daun lainnya. Pemberian jenis pakan daun yang berbeda
menghasilkan Panjang dan bobot tubuh larva S. frugiperda yang tidak berbeda dengan
control (jagung). Jenis pakan daun bayam, caisin, kangkong, dan rumput lelulangan
diduga dapat menjadi strain padi (R) dan sebagai inang alternatif bagi S. frugiperda.
Bibliography
Arifin, Muhammad. (2015). Pengendalian hama terpadu: pendekatan dalam mewujudkan
pertanian organik rasional. Iptek Tanaman Pangan, 7(2).
Baudron, Frédéric, Zaman-Allah, Mainassara Abdou, Chaipa, Isaac, Chari, Newton, &
Chinwada, Peter. (2019). Understanding the factors influencing fall armyworm
(Spodoptera frugiperda JE Smith) damage in African smallholder maize fields and
quantifying its impact on yield. A case study in Eastern Zimbabwe. Crop
Protection, 120, 141150.
Buambitun, Dinda G., Salaki, Ch L., Manueke, Jusuf, & Dien, Moulwy F. (2015).
Respon Biologi Larva Spodoptera Frugiperda J.E. Smith
(Noctuidae: Lepidoptera) Pada Uji Paksa
Pengkonsumsian Berbagai Pakan Daun
2021
Agus Suroto, Aida Laksmi Haryani dan Endang Warih Minarni 196
PREFERENSI PADA MEDIA PENELURAN DAN PEMBERIAN PAKAN
TERHADAP PRODUKSI TELUR Sexava nubila STAL.(ORTHOPTERA;
TETTIGONIDAE). EUGENIA, 21(2).
Cañas-Hoyos, N., Márquez, E. J., & Saldamando-Benjumea, C. I. (2014). Differentiation
of Spodoptera frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae) corn and rice strains from
central Colombia: A wing morphometric approach. Annals of the Entomological
Society of America, 107(3), 575581.
CASMUZ, Augusto, Juarez, M. Laura, Socias, M. Guillermina, Murua, M. Gabriela,
PRIETO, Silvina, MEDINA, Santiago, WILLINK, Eduardo, & GASTAMINZA,
Gerardo. (2017). Review of the host plants of fall armyworm, Spodoptera frugiperda
(Lepidoptera: Noctuidae). Revista de La Sociedad Entomológica Argentina, 69(3
4).
Goergen, Georg, Kumar, P. Lava, Sankung, Sagnia B., Togola, Abou, & Tamò, Manuele.
(2016). First report of outbreaks of the fall armyworm Spodoptera frugiperda (JE
Smith)(Lepidoptera, Noctuidae), a new alien invasive pest in West and Central
Africa. PloS One, 11(10), e0165632.
Hardke, Jarrod T., Lorenz III, Gus M., & Leonard, B. Rogers. (2015). Fall armyworm
(Lepidoptera: Noctuidae) ecology in southeastern cotton. Journal of Integrated Pest
Management, 6(1), 10.
Hruska, Allan J. (2019). Fall armyworm (Spodoptera frugiperda) management by
smallholders. CAB Rev, 14(043), 111.
Kalleshwaraswamy, C. M., Asokan, R., Swamy, H. M. Mahadeva, Maruthi, M. S.,
Pavithra, H. B., Hegbe, K., Navi, Shivaray, Prabhu, S. T., & Goergen, Georg E.
(2018). First report of the fall armyworm, Spodoptera frugiperda (JE
Smith)(Lepidoptera: Noctuidae), an alien invasive pest on maize in India.
KARLINA, CHRYSTIE Yudha YUDHA. (2013). Aktivitas antibakteri ekstrak herba
krokot (Portulaca oleracea L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi, 2(1), 8793.
Lestari, Sri, Ambarningrum, Trisnowati Budi, & Pratiknyo, Hery. (2013). Tabel hidup
Spodoptera litura Fabr. dengan pemberian pakan buatan yang berbeda. J Sains Vet,
31(2), 166179.
Maharani, Yani, Dewi, Vira Kusuma, Puspasari, Lindung Tri, Rizkie, Lilian, Hidayat,
Yusup, & Dono, Danar. (2019). Cases of Fall Army Worm Spodoptera frugiperda
JE Smith (Lepidoptera: Noctuidae) Attack on Maize in Bandung, Garut and
Sumedang District, West Java. CROPSAVER-Journal of Plant Protection, 2(1), 38
46.
Mokodompit, Tri A., Koneri, Roni, Siahaan, Parluhutan, & Tangapo, Agustina M.
(2013). Uji Ekstrak Daun Tithonia diversifolia sebagai Penghambat Daya Makan
Nilaparvata lugens Stal. pada Oryza sativa L.(Evaluation of Tithonia diversifolia
Leaf Extract as Feeding Capacity Inhibitor of Nilaparvata lugens in Oryza sativa
L.). Jurnal Bios Logos, 3(2).
Montezano, Débora G., Specht, Alexandre, Sosa-Gómez, Daniel Ricardo, Roque-Specht,
Vânia F., Sousa-Silva, José Carlos, Paula-Moraes, S. V. de, Peterson, Julie A., &
Hunt, T. E. (2018). Host plants of Spodoptera frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae)
in the Americas. African Entomology, 26(2), 286300.
Muta’ali, Roqib. (2015). Pengaruh Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica) terhadap
Mortalitas dan Perkembangan Larva Spodoptera litura F. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
NINGSIH, T. R. I. Utami UTAMI. (2013). Pengaruh filtrat umbi gadung, daun sirsak dan
herba anting-anting terhadap mortalitas larva Spodoptera litura. LenteraBio:
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN2774-7018 e-ISSN2774-700X
197 http://sosains.greenvest.co.id
Berkala Ilmiah Biologi, 2(1), 3336.
Saldamando, Clara I., & Vélez-Arango, Ana M. (2010). Host plant association and
genetic differentiation of corn and rice strains of Spodoptera frugiperda Smith
(Lepidoptera: Noctuidae) in Colombia. Neotropical Entomology, 39(6), 921929.
Silva, Talita Roberta Ferreira Borges, Almeida, André Cirilo de Sousa, Moura, Tony de
Lima, Silva, Anderson Rodrigo da, Freitas, Silvia de Sousa, & Jesus, Flávio
Gonçalves. (2016). Effect of the flavonoid rutin on the biology of Spodoptera
frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae). Acta Scientiarum. Agronomy, 38(2), 165170.
Smith, D., Kermode, A., Cafà, G., Buddie, A. G., Caine, T. S., & Ryan, M. J. (2020).
Strengthening mycology research through coordinated access to microbial culture
collection strains. CABI Agriculture and Bioscience, 1(1), 117.
Subiono, Tjatjuk. (2019). Preferensi Spodoptera frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae)
pada beberapa sumber pakan. Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab, 2(2), 130
134.
Trisyono, Y. Andi, Suputa, Suputa, Aryuwandari, Valentina Erline Febry, Hartaman,
Maman, & Jumari, Jumari. (2019). Occurrence of heavy Infestation by the fall
armyworm Spodoptera frugiperda, a new alien invasive pest, in corn Lampung
Indonesia. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 23(1), 156160.
Velásquez-Vélez, M. I., Saldamando-Benjumea, C. I., & Ríos-Diez, J. D. (2011).
Reproductive isolation between two populations of Spodoptera frugiperda
(Lepidoptera: Noctuidae) collected in corn and rice fields from Central Colombia.
Annals of the Entomological Society of America, 104(4), 826833.