1 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 3 NOMOR 1 2023
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
KAJIAN UKURAN BUTIR AGREGAT BATU ASPAL BUTON
(ASBUTON) TERHADAP LAPISAN ASPAL BETON
Suhaila Ridwan, Revia Oktaviani, Agus Winarno, Windhu Nugroho,
Shalaho Dina Devy
Fakultas Teknik Universitas Mulawarman
Email : suhailaridwan875@gmail.com, revia.oktaviani@gmail.com,
a.winarno@ft.unmul.ac.id, windhu.n@ft.unmul.ac.id,
Kata kunci:
Batu Aspal Buton,
Marshall, Ukuran
Butir Agregat.
Keywords:
Asphalt Buton
Stone, Marshall,
ABSTRAK
Latar Belakang : Asbuton (Batuaspal Buton) merupakan campuran antara bitumen
dengan bahan mineral lainnya dalam bentuk batuan, karena asbuton merupakan
material yang ditemukan begitu saja di alam, maka kadar bitumen yang dikandungnya
sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi. Maka oleh karena itu untuk mengetahui
pemanfaatan dan pemeliharaan jalan maka dilakukan pengujian terhadap Asbuton.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menemukan komposisi campuran yang baik
dalam penggunaan Asbuton non ekstraksi dengan memanfaatkan kadar bitumen dan
mineral yang masih menyatu dalam batuan tersebut terhadap kualitas perkerasan jalan
lapisan aspal beton AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing Course).
Metode : Adapun tahapan analisis data hasil pengujian penelitian adalah analisis data
berat jenis dan penyerapan agregat, analisis keausan agregat, analisis rancangan
campuran agregat (Job Mix Design), analisis data pengujian Karakteristik Marshall.
Untuk proses pengolahan datanya maka dilakukan analisis data menggunakan aplikasi
software Microsoft Excel. Berdasarkan hasil pengujian karakteristik Marshall terhadap
campuran Batuaspal Buton sebagai agregat halus dan Sirtu Kukar sebagai agregat
kasar dan medium.
Hasil : Adapun hasil perhitungan dari nilai stabilitas marshall adalah 972,77 kg-
1477,22 kg, nilai Flow (pelelehan) adalah 2,6 mm 10 mm, nilai perolehan VMA
adalah 11,585% - 16,813%, nilai perolehan VIM adalah 3,238% - 5,461%, nilai
perolehan VFA adalah 63,717% - 78,848%, nilai perolehan marshall Q adalah 127,290
kg-516,864 kg, kadar Aspal Optimum (KAO) adalah 3,4% untuk kualitas jalan lapisan
aspal beton AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing Course).
Kesimpulan: Maka dapat disimpulkan hasil penelitian pengujian marshall dengan
23% campuran agregat halus Asbuton, hubungan antara kandungan kadar aspal
pertamina penetrasi 60/70 dan seluruh parameter Marshall dan volumetrik
menggunakan agregat Asbuton dan sirtu kukar kandungan kadar aspal optimum berada
pada kadar 3,4% untuk kualitas jalan lapisan aspal beton AC-WC (Asphalt Concrete-
Wearing Course).
ABSTRACT
Background: Asbuton (Buton asphalt stone) is a mixture of bitumen and other mineral
materials in the form of rock, because asbuton is a material that is found naturally in
nature, the bitumen content it contains varies widely from low to high. Therefore, to
Kajian Ukuran Butir Agregat Batuaspal Buton
(Asbuton) Terhadap Lapisan Aspal Beton
2022
Suhaila Ridwan, Revia Oktaviani, Agus Winarno, Windhu Nugroho, Shalaho Dina Devy 2
Aggregate Grain
Size.
find out the use and maintenance of the road, testing of Asbuton was carried out.
Purpose: This study aims to find a good mix composition in the use of non-extracted
Asbuton by utilizing the levels of bitumen and minerals that are still integrated in the
rock on the quality of the asphalt concrete layer AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing
Course) pavement.
Method: The stages of data analysis from research testing results are data analysis on
specific gravity and absorption of aggregate, analysis of aggregate wear, analysis of
aggregate mix design (Job Mix Design), analysis of Marshall Characteristics data
testing. For the processing of the data, data analysis was carried out using the
Microsoft Excel application software. Based on the results of the Marshall
characteristics test on a mixture of Buton Asphalt Stone as fine aggregate and Sirtu
Kukar as coarse and medium aggregate.
Results: The calculation results from the marshall stability value are 972.77 kg-
1477.22 kg, the Flow value (melting) is 2.6 mm 10 mm, the VMA acquisition value is
11.585% - 16.813%, the VIM acquisition value is 3.238% - 5.461 %, the acquisition
value of VFA is 63.717% - 78.848%, the acquisition value of marshall Q is 127.290
kg-516.864 kg, the Optimum Asphalt content (KAO) is 3.4% for the quality of asphalt
concrete asphalt roads AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing Course) .
Conclusion: So it can be concluded that the results of the Marshall test with 23%
Asbuton fine aggregate mixture, the relationship between the asphalt content content
of pertamina penetration 60/70 and all Marshall and volumetric parameters using
Asbuton aggregates and sirtu kukar optimum asphalt content content is at 3.4% quality
for AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing Course) asphalt concrete lining road.
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki aspal alam yaitu di Pulau Buton, yang berupa aspal gunug,
terkenal dengan nama Asbuton (Batuaspal Buton) (Ariyanti, Sutrisno, & Haza, 2018).
Asbuton merupakan campuran antara bitumen dengan bahan mineral lainnya dalam
bentuk batuan, karena asbuton merupakan material yang ditemukan begitu saja di alam,
maka kadar bitumen yang dikandungnya sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi.
Kadar aspal bervariasi antara 10% sampai 35% aspal (Sukarman, 2003).
Guna memenuhi kebutuhan aspal dalam melaksanakan pembangunan serta
pemeliharaan jalan, pada saat saat ini Indonesia masih melakukan impor aspal minyak
dalam jumlah yang cukup banyak pertahunnya dari beberapa negara lain (Lubis,
Kumalasari, & Nurdin, 2022). Hal ini dikarenakan produksi aspal minyak yang dihasilkan
dari dalam negeri masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan, yaitu hanya sekitar 600.000
ton pertahunnya atau sekitar 50% dari kebutuhan nasional (Sabaruddin & lahir di
Soppeng, n.d.). Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan pemeliharaan jalan
tersebut, tentunya perlu dilakukan pemanfaatan bahan-bahan lain yang tersedia di dalam
negeri, diantaranya ialah pemanfaatan aspal alam yang dikenal dengan asbuton
(Batuaspal Buton) yang terdapat di provinsi Sulawesi Tenggara (Bina Marga, 2014).
Maka oleh karena itu, peneliti perlu melakukan pengujian mengenai karakteristik
marshall batuaspal buton (Asbuton) untuk dapat mengetahui pemafaatannya dalam
perkerasan jalan lapisan aspal beton (Asphalt Concrete-Wearing Course / Laston AC-
WC) (Sowolino, Mujahid, Hadi, & Santosa, 2019). Pada penelitian ini akan dilaporkan
nilai dari berat jenis dan penyerapan batuan sebagai agregat, persen keausan batuan
sebagai agregat, serta karakteristik marshall batuaspal buton sebagai campuran laston
Volume 3, Nomor 1, January 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
3 http://sosains.greenvest.co.id
(Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, 2018). Dari beberapa pengujian tersebut, penulis
dapat memperoleh nilai karakteristik batuaspal buton yang dapat digunakan sebagai
parameter standar dalam pemanfaatan asbuton (Hary, 2002).
Daerah lokasi pengambilan sampel penelitian batuaspal buton terletak di
Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Jarak lokasi dapat
ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat selama ±1
jam dari Kantor PT.WIKA BITUMEN, Kec. Pasarwajo menuju ke Kec. Siotapina dengan
jarak tempuh sekitar 39 km (Gambar 1).
Gambar 1
Peta Lokasi Sampel Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan komposisi campuran yang baik
dalam penggunaan Asbuton non ekstraksi dengan memanfaatkan kadar bitumen
dan mineral yang masih menyatu dalam batuan tersebut terhadap kualitas
perkerasan jalan lapisan aspal beton AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing Course)
(Kafabihi & Wedyantadji, 2020).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian menggunakan metode kuantitatif yaitu memanfaatkan teori-teori
atau hipotesis yang ada kemudian melakukan pengujian yang hasilnya berupa data dan
angka di mana nantinya peneliti akan menganalisis dan mengkaji secara mendalam
(Mulyadi, 2012). Tahapan-tahapan penelitian yaitu: tahap pra lapangan (studi literatur,
persiapan alat & bahan), tahap Lapangan (observasi lapangan & pengambilan sampel),
tahap pengujian laboratorium (berat jenis & penyerapan agregat, keausan agregat,
rancangan campuran agregat, marshall), serta tahap analisis data . Adapun data data
yang dibutuhkan yaitu:
1. Data Berat Jenis dan Penyerapan Agregat
Analisis Berat Jenis dan Penyerapan Agregat menggunakan aplikasi Software
Microsoft Excel untuk mengetahui berat jenis (bulk), berat kering permukaan jenuh atau
Saturated Surface Dry (SSD) dan berat jenis semu (apparent), serta penyerapan air oleh
agregat kasar (Karami, 2017).
2. Data Keausan Agregat
Analisis nilai perbandingan antara berat bahan aus lolos/lewat saringan no.12
(1.17mm) terhadap berat semula dalam bentuk persen dengan aplikasi Software Microsoft
Excel, yang dimana hasil akhirnya nanti diperoleh persen suatu keausan agregat
(Sabaruddin & lahir di Soppeng, n.d.).
3. Data Rancangan Campuran Agregat
Pembuatan AC-WC harus melalui perancangan blending diperlukan agar gradasi
campuran dari setiap fraksi agregat. Penentuan presentasi komposisi dan fraksi agregat
Kajian Ukuran Butir Agregat Batuaspal Buton
(Asbuton) Terhadap Lapisan Aspal Beton
2022
Suhaila Ridwan, Revia Oktaviani, Agus Winarno, Windhu Nugroho, Shalaho Dina Devy 4
untuk gradasi campuran AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing Course) dengan aplikasi
Software Microsoft Excel menggunakan metode Trial and Error kemudian dibuatkan
grafik (Susanto, 2022).
4. Data Karakteristik Marshall
Analisis Marshall menggunakan aplikasi Software Microsoft Excel menghasilkan
nilai VMA (Void in the mineral aggregate), VIM (Void in the mix), VFA (Volume of
voids filled with asphalt), Stabilitas, flow dan marshall quentient, dari nilai-nilai tersebut
diperoleh kadar aspal optimum (KAO).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui proporsi pencampuran agregat yang memenuhi spesifikasi aspal
beton lapisan AUS (Asphalt Concrete Wearing Course / AC-WC) ada beberapa standar
pengujian yang perlu dilakukan terlebih dahulu yaitu keausan agregat (abrasi) dengan
menggunakan mesin Los Angeles, penyerapan dan berat jenis agregat, gradasi gabungan
campuran agregat, dan yang terakhir adalah penetuan kadar aspal rencana (Susanto,
2022).
Adapun komposisi agregat gabungan terdiri dari Sirtu sebagai agregat kasar dan
agregat medium (Course Agregat / CA dan Medium Agregat / MA), Batuaspal Buton
sebagai agregat halus ( Fine Agregat / FA), Semen sebagai Filler, dan Aspal pertamina
60/70 sebagai pengikat (Tjaronge, Irmawaty, & Hustim, 2020).
A. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat
Tabel 1
Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan
3,19
2,03
3,15
2,04
3,00
3,06
2,96
3,02
Agregat Kasar Sirtu Kukar (FA)
Hitungan
Rata-rata
Sampel I
Berat Jenis SSD
Berat Jenis (Bulk)
Berat Jenis Semu (Apparent)
Penyerapan
Tabel 2
Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan
Agregat Medium Sirtu (MA)
Hitungan
Hasil
Berat jenis (Bulk)
2,50
Berat jenis SSD
2,53
Berat jenis semu (apparent)
2,59
Penyerapan
1,44
Tabel 3
Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan
Agregat Kasar Sirtu (MA)
Volume 3, Nomor 1, January 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
5 http://sosains.greenvest.co.id
Hitungan
Hasil
Berat jenis (Bulk)
2,56
Berat jenis SSD
2,59
Berat jenis semu (apparent)
2,65
Penyerapan
1,30
B. Keausan Agregat
Tabel 4
Hasil Uji Abrasi Agregat Batuaspal Buton
Gradasi Pemeriksaan
Cara B
Lolos diameter
saringan (mm)
Tertahan
diameter
saringan (mm)
Berat
sebelum
(gr)
Berat
sesudah (gr)
19
12,5
2500
12,5
9,5
2500
Jumlah Berat
(A)
5000
Berat tertahan
saringan no.
12 (B)
Keausan
3811,5
23,77
23,77%<40%
Tabel 5
Hasil Uji Abrasi Agregat Sirtu Kukar
Gradasi Pemeriksaan
Cara B
Lolos diameter
saringan (mm)
Tertahan
diameter
saringan (mm)
Berat
sebelum
(gr)
Berat
sesudah (gr)
19
12,5
2501,2
12,5
9,5
2501,1
Jumlah Berat
(A)
5002,3
Berat tertahan
saringan no.
12 (B)
Keausan
4000,1
20,03
20,03%<40%
C. Rancangan Campuran Agregat
Metode yang digunakan dalam rancangan pencampuran proporsi agregat aspal
beton lapis AUS (AC-WC) adalah metode Trial and Error menggunakan Microsoft Excel
(Tjaronge et al., 2020). Sebelum dilakukan pencampuran agregat terlebih dahulu perlu
diketahui distribusi ukuran masing-masing agregat, dapat dilihat pada Gambar 2 dan
Gambar 3 komposisi campuran pengisinya (filler) adalah semen, agregat halus batuaspal
buton (FA), agregat medium sirtu (MA), dan yang terakhir yaitu agregat kasar (CA).
Gambar 2
Kajian Ukuran Butir Agregat Batuaspal Buton
(Asbuton) Terhadap Lapisan Aspal Beton
2022
Suhaila Ridwan, Revia Oktaviani, Agus Winarno, Windhu Nugroho, Shalaho Dina Devy 6
Grafik Gradasi Ukuran Agregat
Gambar 3
Grafik Rancangan Gabungan Agregat
D. Hasil Analisis Marshall
Adapun beberapa parameter dalam karakteristik Marshall yaitu volume rongga
dalam campuran (VIM), volume rongga terisi aspal (VFB), volume rongga dalam mineral
agregat (VMA), Stabilitas, kelenturan atau kelelehan (Flow), dan Marshall Quotien (hasil
bagi stabilitas dan flow), kadar aspal optimum (KAO) (Susilowati & Wiyono, 2019).
Berikut Tabel 6 hasil analisis pengujian Marshall dengan 23% campuran Agregat halus
Batuaspal Buton.
Tabel 6
Hasil Pengujian Marshall
LASTON AC-WC
Aspal
%
Stabilitas
kG
Flow
(mm)
VMA
%
VIM
%
VFA
%
MQ
Kg/mm
2,5
1447,22
2,8
14,88
4,00
73,10
516,86
3
1201,82
2,6
14,93
3,62
75,72
462,23
3,5
972,77
3,2
18,26
5,46
70,10
303,99
4
1293,38
7,7
17,66
3,37
80,88
167,97
4,5
1.211,26
9,8
18,51
3,23
82,51
123,60
5
1.272,85
10
19,96
3,97
80,08
127,29
Standar
Min 800
Min 2,5
Min 15
Min 2
Min 65
Min 200
Berdasarkan Tabel 6 selanjutnya dapat dibuat beberapa kurva hubungan sebagai berikut :
1. Hubungan antara kadar aspal dengan stabilitas. Pada kurva Gambar 4
memperlihatkan bahwa dengan kadar aspal yang beravariasi, nilai stabilitas aspal
yang dihasilkan masih berada di atas garis merah batas stabilitas minimal yang
ditetapkan oleh nilai persyaratan sifat campuran aspal beton aspal.
Gambar 4
Grafik Hubungan Kadar Aspal dan Stabilitas
2. Hubungan antara kadar aspal dengan flow. Pada kurva Gambar 5 memperlihatkan
bahwa semakin besar presentse campuran kadar aspal maka nilai flow yang
diperoleh akan semakin tinggi juga, sehingga melebihi batas maksimal yaitu 4 mm.
Volume 3, Nomor 1, January 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
7 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 5
Grafik Hubungan Flow dan Kadar Aspal
3. Berdasarkan grafik pada Gambar 6 menunjukkan bahwa sampel dengan kadar
aspal 2,5% dan kadar aspal 3% tidak memenuhi persyaratan karena nilai VMA
pada kedua sampel < 15%. Adapun sampel dengan kadar aspal 3,5%, 4%, 4,5%
dan 5% memenuhi persyaratan minimum VMA dengan nilai masing-masing VMA
sebesar 18,26% , 17,665% , 18,513%, 19,962%.
Gambar 6
Grafik Hubungan VMA dan Kadar Aspal
4. Pada kurva Gambar 7 memperlihatkan bahwa, nilai VIM yang terendah pada kadar
aspal 4,5% dengan perolehan VIM 3,238 sedangkan yang tertinggi yaitu pada
kadar aspal 3,5% dengan perolehan VIM 5,461%. Rongga udara yang dihasilkan
ditentukan oleh sususan partikel agregat dalam campuran serta ketidak seragaman
bentuk agregat.
Gambar 7
Grafik Hubungan VIM dan Kadar Aspal
5. Hubungan antara kadar aspal dengan VFA, standar minimum VFA yaitu 65%.
Dapat dilihat pada kurva Gambar 8 meskipun menggunakan kadar aspal yang
bervariasi nilai VFA yang diperoleh tetap berada di atas standar minimum.
Gambar 8 Grafik Hubungan VIM dan Kadar Aspal
6. Hubungan antara kadar aspal dengan Marshall Q, nilai perolehan Marshall Q
berasal dari hasil pembagian nilai antar stabilitas dan flow. Pada kurva Gambar 9 di
Kajian Ukuran Butir Agregat Batuaspal Buton
(Asbuton) Terhadap Lapisan Aspal Beton
2022
Suhaila Ridwan, Revia Oktaviani, Agus Winarno, Windhu Nugroho, Shalaho Dina Devy 8
bawah dapat dilihat bahwa semakin tinggi kadar aspal maka semakin rendah
perolehan nilai Marshall Q.
Gambar 9
Grafik Hubungan VIM dan Kadar Aspal
7. Nilai perolehan kadar aspal optimum (KAO) berdasarkan hasil perolehan dari
kadar aspal minimum 3,2% dan maksimum 3,6% dapat dilihat pada Gambar 10 di
bawah nilai KAO yang diperoleh adalah 3,4%. Jadi apabila menggunakan
campuran agregat halus batuaspal buton sebanyak 23%, maka rekomendasi
penggunaan kadar aspalnya adalah 3,4% (Adnany & RISDIANTO, 2019).
Gambar 10
Grafik Hubungan VIM dan Kadar Aspal
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pengujian marshall dengan 23% campuran agregat
halus batuaspal buton dapat disimpulkan sebagai berikut: Nilai stabilitas marshall adalah
972,77 kg-1477,22 kg, nilai Flow (pelelehan) adalah 2,6 mm 10 mm, nilai perolehan
VMA adalah 11,585% - 16,813%, nilai perolehan VIM adalah 3,238% - 5,461%, nilai
perolehan VFA adalah 63,717% - 78,848%, nilai perolehan marshall Q adalah 127,290
kg-516,864 kg. Berdasarkan hubungan antara kandungan kadar aspal pertamina penetrasi
60/70 dan seluruh parameter Marshall dan volumetrik menggunakan agregat batuaspal
buton dan sirtu kukar maka didapatkan kandungan kadar aspal optimum berada pada
kadar 3,4% untuk kualitas jalan lapisan aspal beton AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing
Course).
DAFTAR PUSTAKA
Adnany, Iftitah, & RISDIANTO, YOGIE. (2019). PENGGUNAAN ASBUTON
LAWELE GRANULAR ASPHALT (LGA) DAN BUTON GRANULAR
ASPHALT (BGA) PADA CAMPURAN ASPAL PORUS. Rekayasa Teknik Sipil,
2(1).
Ariyanti, Desi, Sutrisno, Widarto, & Haza, Zainul Faizien. (2018). Pengaruh Komposisi
Agregat Kasar Terhadap Campuran Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC).
RENOVASI: Rekayasa Dan Inovasi Teknik Sipil, 3(1), 5865.
Hary, Hardiyatmo Christady. (2002). Mekanika Tanah I Edisi Ketiga. Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
Volume 3, Nomor 1, January 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
9 http://sosains.greenvest.co.id
Kafabihi, Afwan, & Wedyantadji, Bambang. (2020). Penggunaan aspal buton pada
campuran AC-WC (asphalt concrete-wearing course). STUDENT JOURNAL
GELAGAR, 2(2), 3644.
Karami, Muhammad. (2017). Evaluasi terhadap penggunaan aspal Buton sebagai bahan
tambah terhadap karakteristik dan parameter campuran-beraspal modifikasi. Jurnal
Kelitbangan INOVASI PEMBANGUNAN Badan Penelitian Dan Pengabdian
Daerah Lampung, 5(01), 2029.
Lubis, Adelia Khairunnisa, Kumalasari, Dyah, & Nurdin, Ade. (2022). Pengaruh Variasi
Jumlah Lintasan Pemadatan Terhadap Kepadatan Perkerasan Asphalt Concrete
Binder Course. Jurnal Talenta Sipil, 5(1), 8592.
Marga, Bina. (2014). Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 Revisi 3 tentang
Perkerasan Aspal. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Bina Marga.
Marga, Dinas Pekerjaan Umum Bina. (2018). Spesifikasi Umum Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga Provinsi Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Surabaya.
Mulyadi, Mohammad. (2012). Riset desain dalam metodologi penelitian. Jurnal Studi
Komunikasi Dan Media, 16(1), 7180.
Sabaruddin, S. T., & lahir di Soppeng, M. M. (n.d.). PROFIL PENULIS.
PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN, 36.
Sowolino, Bertho Orbain, Mujahid, Zakaria, Hadi, Prayoga Luthfil, & Santosa, Wimpy.
(2019). PENYESUAIAN MANUAL SUPERVISI JALAN DENGAN
SPESIFIKASI UMUM 2018 BINA MARGA. Prosiding Forum Studi Transportasi
Antar Perguruan Tinggi, 236.
Sukarman, Silvia. (2003). Beton aspal campuran panas. Yayasan Obor Indonesia.
Susanto, Hery Awan. (2022). PERENCANAAN CAMPURAN ASPHALT CONCRETE
WEARING COURSE MODIFIKASI POLIMER DENGAN METODE
KESETIMBANGAN. Prosiding KRTJ-HPJI, 9.
Susilowati, Anni, & Wiyono, Eko. (2019). Variasi Suhu Pemadatan Pada Campuran
Beton Aspal Menggunakan Bahan Tambah Anti Stripping. Construction and
Material Journal, 1(1), 1220.
Tjaronge, M. W., Irmawaty, Rita, & Hustim, Muralia. (2020). Effect of Buton Granular
Asphalt Gradation and Cement as Filler on Performance of Cold Mix Asphalt Using
Limestone Aggregate. Journal of Engineering Science and Technology, 15(1), 419
433.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.