Herbin Saragi 38
hingga Rp 2.000.000,00 per bulan. Hal ini karena aksesibilitas dapat memprediksikan
kondisi peningkatan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, aksesibilitas merupakan
salah satu hal yang penting dalam menunjang kelancaran berwisata. Akses jalan yang
baik di kawasan wisata merupakan salah satu faktor penting penunjang kepuasan dan
kenyamanan wisatawan karena membuat kegiatan wisata yang dilakukan menjadi lancar.
Sementara itu, dari analisis variabel daya tarik wisata, daya tarik wisata yang
memberi kontribusi terbesar bagi wisata bahari di Pulau Karimunjawa adalah snorkeling
yang berpengaruh pada kenaikan pendapatan masyarakat sebesar Rp 1.500.000,00 hingga
Rp 2.000.000,00 per bulan. Daya tarik wisata merupakan faktor bagi wisatawan dalam
mempengaruhi pengambilan keputusan mengunjungi destinasi wisata. Hal ini didukung
dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang juga dampak dari pengembangan wisata
bahari yang dimana peluang bisnis dilakukan di dalam Kawasan objek wisata. Oleh
karena itu, masyarakat memiliki sumber pendapatan yang memadai. Hal ini sejalan
dengan dengan berbagai aktivitas di dalam kawasan wisata bahari yang memberikan nilai
tambah. Daya tarik wisata menjadi salah satu usaha untuk menarik wisatawan untuk
berkunjung.
KESIMPULAN
Wisata bahari di Pulau Karimunjawa memiliki dampak ekonomi yang signifikan
bagi masyarakat setempat. Hal ini terlihat dari terbukanya lapangan pekerjaan di tempat-
tempat wisata. Perubahan mata pencaharian merupakan dampak yang langsung dirasakan
masyarakat dalam jangka pendek. Masyarakat yang dulu hanya mengandalkan nelayan
untuk mata pencahariannya mendapatkan lapangan pekerjaan baru melalui kegiatan
pariwisata. Hal ini juga didukung oleh peran pemerintah dalam memberikan pemahaman
tentang pariwisata kepada masyarakat lokal. Oleh karena itu, masyarakat tidak hanya
mengandalkan satu pekerjaan sebagai sumber pendapatan, tetapi juga melakukan kegiatan
ekonomi lainnya seperti jasa akomodasi melalui usaha yang berhubungan dengan
pariwisata. Kunjungan wisatawan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai
peluang untuk meningkatkan pendapatan dengan memberikan pelayanan, tenaga atau
keahlian yang berkaitan dengan kegiatan wisata bahari.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Dariusman. (2016). Pengembangan wisata bahari di pesisir pantai Teluk
Lampung. Jurnal Destinasi Kepariwisataan Indonesia Vol, 1(1), 45–66.
Aminta, Miska Rizki. (2019). Pulau Gosong Sebagai Pemikat Wisatawan di
Karimunjawa Jepara.
Elnuari, Thea Aldena Gisa. (2019). Strategi Ketahanan Pangan Pada Masyarakat di
Kepulauan Karimunjawa 1986-2015. Universitas Diponegoro.
Haerudin, Haerudin, & Putra, Agus Muliadi. (2019). Analisis Baku Mutu Air Laut Untuk
Pengembangan Wisata Bahari di Perairan Pantai Labuhan Haji Kabupaten Lombok
Timur. Geodika: Jurnal Kajian Ilmu Dan Pendidikan Geografi, 3(1), 13–18.
Limbong, Ferncius, & Soetomo, Sugiono. (2013). Dampak perkembangan pariwisata
terhadap lingkungan Taman Nasional Karimunjawa. Ruang, 2(1), 51–60.
Mamengko, Rullyana Puspitaningrum, & Kuntari, Erlina Daru. (2020). Pengelolaan
Pariwisata Bahari berbasis Community-Based Tourism dalam Peningkatan Ekonomi
Masyarakat Pesisir. Media Wisata, 18(1), 1–20.
Muawanah, Umi, Kurniasari, Nendah, Soejarwo, Permana Ari, & Yuliaty, Christina.
(2020). Peran, Kepentingan Stakeholder dan Dukungan Kebijakan Dalam
Pengembangan Pariwisata Bahari Berbasis Budaya Bahari Di Malaumkarta,
Kabupaten Sorong. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan,
10(2), 157–168.