81 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 3 NOMOR 1 2023
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
TINJAUAN PENERIMAAN PETUGAS TERHADAP SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS) DI RSUD
KEMBANGAN
Farid Alvito, Lily Widjaja, Nanda Aula Rumana, Daniel Happy Putra
Universitas Esa Unggul
Email : faridalvito9e@student.esaunggul.ac.id,lily.widjaja@esaunggul.ac.id,
nanda.rumana@esaunggul.ac.id, daniel.putra@esaunggul.ac.id
Kata kunci:
Penerimaan ,
SIMRS,
Technology
Acceptance Model.
Keywords:
Acceptance,
SIMRS,
Technology
Acceptance Model.
ABSTRAK
Latar Belakang : SIMRS merupakan suatu sistem teknologi informasi komunikasi
yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah sakit
dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk
memperoleh informasi secara tepat dan akurat. Satu diantara sistem yang digunakan
untuk mengkaji faktor penerimaan pengguna terhadap teknologi yaitu TAM
(Technology Acceptance Model).
Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerimaan petugas
terhadap Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSUD Kembangan
Jakarta Barat.
Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di RSUD Kembangan Jakarta Barat dengan jumlah
sampel 63 responden yang mengisi angket penelitian.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pada persepsi kemudahan 41
responden (65,1%) menyatakan mudah, pada persepsi kegunaan 46 responden (73%)
respoden menyatakan berguna, pada sikap menggunakan 51 responden (81%)
menyatakan baik, pada minat perilaku 59 responden (93,7%) menyatakan berminat,
pada penggunaan sesungguhnya 36 responden (57,1%) menyatakan baik. Hasil dari
kelima variabel didapatkan penerimaan petugas terhadap SIMRS di RSUD
Kembangan Jakarta Barat dengan 40 responden (63,5%) menyatakan menerima
SIMRS dan 23 responden (36,5%) menyatakan tidak menerima SIMRS.
Kesimpulan: Hasil kesimulam disarankan diadakan pelatihan penggunaan SIMRS
agar petugas menjadi ahli dalam mengoperasikan SIMRS dan kegunaan SIMRS lebih
diperhatikan supaya meningkatkan kinerja petugas yang menggunakan SIMRS.
ABSTRACT
Background: SIMRS is an information communication technology system that
processes and integrates the entire flow of hospital service processes in the form of a
network of coordination, reporting and administrative procedures to obtain
information precisely and accurately. One of the systems used to assess user
acceptance factors for technology is TAM (Technology Acceptance Model).
Purpose: The purpose of this study was to find out how officers received the Hospital
Management Information System (SIMRS) at Kembangan Hospital, West Jakarta.
Tinjauan Penerimaan Petugas terhadap Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (Simrs) Di Rsud
Kembangan
2022
Farid Alvito, Lily Widjaja, Nanda Aula Rumana, Daniel Happy Putra 82
Method: The research method used is descriptive with a quantitative approach. This
research was conducted at Kembangan Hospital, West Jakarta with a total sample of
63 respondents who filled out the research questionnaire.
Results: The results of this study showed that there was a perception of ease 41
respondents (65.1%) stated easy, in the perception of usefulness 46 respondents (73%)
respoden stated useful, in the attitude of using 51 respondents (81%) stated good, in
behavioral interests 59 respondents (93.7%) expressed interest, in actual use 36
respondents (57.1%) stated good. The results of the five variables obtained officer
acceptance of SIMRS at Kembangan Hospital, West Jakarta with 40 respondents
(63.5%) stating that they received SIMRS and 23 respondents (36.5%) stating that they
did not accept SIMRS.
Conclusion: The results of the simulam are recommended to hold training on the use
of SIMRS so that officers become experts in operating SIMRS and the use of SIMRS is
more considered in order to improve the performance of officers who use SIMRS.
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan, rumah sakit sering mengalami
kesulitan dalam pengelolaan informasi baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal,
sehingga perlu diupayakan peningkatan pengelolaan informasi yang efisien, cepat,
mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan akuntabel. Salah satu bentuk penerapannya
melalui sistem pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui penggunaan
sistem informasi berbasis komputer (Kemenkes, 2013).
Sistem informasi adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan
dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna
dalam mendukung pelayanan kesehatan (Kalsum, 2019) Sistem informasi dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan informasi dengan lebih produktif,
transparan, tertib, cepat, mudah, akurat, terpadu, aman dan efisien, khususnya membantu
dalam memperlancar dan mempermudah pembentukan kebijakan dalam meningkatkan
sistem pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang penyelenggaraan rumah sakit di
Indonesia. Penyelenggaraan sistem informasi di rumah sakit menggunakan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit atau biasa yang disingkat dengan SIMRS (Kemenkes,
2013).
Dalam meningkatkan manajemen penyelenggaraan puskesmas perlu dukungan
sistem informasi puskesmas yang mampu menjamin ketersediaan data dan informasi
secara cepat, akurat, terkini, berkelanjutan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Manajemen penyelenggaraan di puskesmas adalah Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (ePuskesmas) (Kustiyanti, 2023). SIMRS merupakan suatu sistem teknologi
informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses
pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian
dari Sistem Informasi Kesehatan. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) sangat penting untuk mengintegrasikan seluruh informasi yang dihasilkan
dalam proses pelayanan, setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan
Volume 3, Nomor 1, January 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
83 http://sosains.greenvest.co.id
semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen
rumah sakit (SIMRS) (Kemenkes, 2013). Berdasarkan hasil penelitian Intan Winda
Rohmatun Imamah, tingkat penerimaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) terhadap petugas kesehatan di RSD Balung Kabupaten Jember yang menerima
sebesar 49,2 % dan yang tidak menerima sebesar 50,8 % (Andani & Ilmi, 2020). Adapula
penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit X didapatkan bahwa penerimaan pengguna
terhadap Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) sebesar 65,2 % pengguna
menerima dan pengguna yang tidak menerima sebesar 34,8 % (Putra & Kurniawati,
2019). Hal tersebut menunjukan bahwa SIMRS masih belum cukup diterima oleh
beberapa petugas kesehatan (Malhotra & Galletta, 1999).
Dampak dari tidak diterimanya SIMRS pada petugas kesehatan adalah
ketidakakuratan data pasien dari penginputan data oleh pengguna SIMRS di rumah sakit
tersebut (Andani & Ilmi, 2020). Dampak lainnya yaitu terhambatnya pengisian pada data
pasien dikarenakan respon aplikasi yang sering melambat dan seringnya terjadi gangguan
pada saat hari-hari sibuk yang menyebabkan keterlambatan penyajian informasi dan
laporan tindakan operasi yang menjadi tidak akurat (Maharani, 2021). Satu diantara
sistem yang digunakan untuk mengkaji faktor penerimaan pengguna terhadap teknologi
yaitu TAM (Technology Acceptance Model). TAM adalah suatu model yang dirancang
untuk memprediksi penerimaan teknologi informasi yang akan digunakan oleh pengguna
tersebut. TAM memiliki beberapa indikator penerimaan yaitu persepsi kegunaan
(perceived usefulness), persepsi kemudahan pemakaian (perceived ease of use), sikap
(attitude), niat perilaku (behavioral intention), penggunaan sebenarnya (actual use) (Davis
et al., 1989).
RSUD Kembangan merupakan rumah sakit tipe D yang beralamat di Jl. Topas
Raya Blok FII No.03, RT.15/RW.7, Meruya Utara, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat.
RSUD Kembangan memiliki 11 poliklinik, rekam medis, pendaftaran, laboratorium 24
jam, radiologi, fisioterapi, konsultasi gizi, farmasi 24 jam. RSUD Kembangan mulai
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang bernama
SIMRS Khanza pada tahun 2018 Sekarang. SIMRS Khanza merupakan aplikasi Sistem
Informasi Manajemen Kesehatan yang bersifat gratis serta Open Source dengan masih
menggunakan program berbasis Java. Dari penjelasan di atas maka peneliti tertarik
melakukan penelitian yang berjudul Penerimaan Petugas terhadap Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSUD Kembangan (Rahayu, Budiyanto, &
Palyama, 2017).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yaitu jenis penelitian yang
dilakukan dengan menjawab pertanyaan berupa angket dengan cara cara mengikuti
kaidah keilmuan. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dimana
peneliti melihat gambaran yang terjadi dalam penerimaan petugas terhadap Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dengan menggunakan metode TAM
(Technology Acceptance Model). TAM terdiri dari 5 persepsi diantaranya persepsi
kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan (perceived ease of use), sikap
menggunakan SIMRS(attitude toward using), niat perilaku menggunakan SIMRS
(behavioral intention to use), dan penggunaan SIMRS sesungguhnya (actual use).
Populasi pada penelitian adalah seluruh petugas RSUD Kembangan yang
menggunakan SIMRS yang berjumlah 133 petugas. Sampel pada penelitian ini yaitu
petugas terpilih yang menggunakan SIMRS di RSUD Kembangan dengan teknik
pengambilan sampel stratified random sampling (proportional) dan simple random
sampling. Jumlah responden pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus
Tinjauan Penerimaan Petugas terhadap Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (Simrs) Di Rsud
Kembangan
2022
Farid Alvito, Lily Widjaja, Nanda Aula Rumana, Daniel Happy Putra 84
slovin dengan total 63 responden yang diperlukan. Peneliti melakukan analisis data
dengan cara skoring jawaban dengan menggunakan (1) sangat tidak setuju, (2) tidak
setuju, (3) setuju, (4) sangat setuju. Dikarenakan sampel yang didapat lebih dari 30 maka
uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kolmogorov semirnov
untuk menentukan cut of point di setiap variabel dengan menjumlahkan semua
pernyataan.
Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan seluruh variabel Pvalue-nya bernilai
0,00. Nilai <0,05 yang artinya data tidak normal. Jika tidak normal maka cut of point
yang digunakan adalah median. Nilai median pada variabel persepsi kemudahan
(perceived ease of use) adalah 38, persepsi kegunaan (perceived usefulness) adalah 42,
sikap menggunakan SIMRS (attitude toward using) adalah 23, minat perilaku
menggunakan SIMRS (behavioral intention to use) adalah 36, dan penggunaan SIMRS
sesungguhnya (actual use) adalah 30. Untuk menentukan variabel penerimaan dilakukan
uji normalitas dengan menjumlahkan seluruh variabel. Jika hasilnya 0,00 maka data
tersebut tidak normal sehingga cut of point yang digunakan adalah median dengan nilai
sebesar 159. Kategori variabel penerimaan adalah diterima dan tidak diterima.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Rekapitulasi Karakteristik Responden
Rekapitulasi
Jumlah
Jenis Kelamin
Laki-laki
26
Perempuan
37
Usia
≤ 30 tahun
25
31 - 50 tahun
36
> 50 tahun
2
Lama menggunakan SIMRS
≤ 1 tahun
6
9.5%
1 - 2 tahun
17
27%
> 2 tahun
40
63.5%
Berdasarkan tabel 1 diatas didapatkan hasil rekapan rekapitulasi karakteristik
responden, pada kelompok jenis kelamin didapatkan hasil dari 63 responden terdapat 26
orang responden laki-laki dengan persentase sebesar 41,3% dan terdapat 37 orang
responden perempuan dengan persentase sebesar 58,7%. Selanjutnya kelompok usia
responden didapatkan hasil dari 63 responden terbagi menjadi 3 kelompok bagian, yaitu ≤
30 tahun terdapat 25 responden dengan persentase sebesar 39,7%, selanjutnya pada
rentang usia 31-50 tahun terdapat 36 responden dengan persentase sebesar 57,1%, dan
yang terakhir responden dengan usia > 50 tahun terdapat 2 responden dengan persentase
sebesar 3,2%. Yang terakhir pada kelompok lama menggunakan SIMRS didapatkan hasil
dari 63 responden terbagi menjadi 3 kelompok bagian, yaitu responden yang
menggunakan SIMRS ≤1 tahun terdapat 6 responden dengan persentase sebesar 9,5%,
selanjutnya yang menggunakan SIMRS 1-2 tahun terdapat 17 responden dengan
Volume 3, Nomor 1, January 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
85 http://sosains.greenvest.co.id
persentase sebesar 57,1%, dan yang terakhir responden yang telah menggunakan SIMRS
>2 tahun terdapat 40 responden dengan persentase sebesar 63,5%.
Tabel 2
Rekapitulasi penerimaan petugas terhadap Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS) dilihat dari 5 persepsi TAM
Rekapitulasi
Jumlah
Persepsi Kemudahan
Mudah
41
Kurang mudah
22
Persepsi Kegunaan
Berguna
46
Kurang berguna
17
Sikap Menggunakan SIMRS
Baik
51
Kurang baik
12
Minat Perilaku
Berminat
59
Kurang berminat
4
Penggunaan Sesungguhnya
Baik
36
Kurang baik
27
Berdasarkan tabel 2 diatas didapatkan hasil rekapan rekapitulasi penerimaan
petugas terhadap aplikasi SIMRS dari 5 persepsi TAM yaitu yang pertama dilihat pada
persepsi kemudahan sebanyak 41 responden (65,1%) menyatakan mudah dalam
mengoperasikan SIMRS dan 22 responden (34,9%) menyatakan kurang mudah.
Selanjutnya dilihat dari persepsi kegunaan sebanyak 46 responden (73%) menyatakan
berguna dalam menggunakan SIMRS dan 17 responden (23%) menyatakan kurang
berguna. Berikutnya dilihat dari dilihat dari sikap menggunakan sebanyak 51 responden
(81%) menyatakan baik dan 12 responden (19%) menyatakan kurang baik. Selanjutnya
dilihat dari minat menggunakan sebanyak 59 responden (93,7%) menyatakan berminat
dan 4 responden (6,3%) menyatakan kurang berminat. Terakhir dilihat dari penggunaan
sesungguhnya sebanyak 36 responden (57,1%) menyatakan baik dan 27 responden
(42,9%) menyatakan kurang baik.
Gambar 1
Identifikasi penerimaan petugas terhadap Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS)
Berdasarkan gambar 1 diatas didapatkan hasil rekapan identifikasi penerimaan
petugas terhadap SIMRS yaitu 40 responden (63,5%) menerima aplikasi SIMRS dan 23
responden (36,5%) tidak menerima aplikasi SIMRS.
A. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan karakteristik terbagi menjadi 3 bagian
yaitu jenis kelamin responden, usia responden dan yang terakhir lama responden dalam
menggunakan SIMRS. Pada bagian jenis kelamin responden didapatkan hasil dari 63
Tinjauan Penerimaan Petugas terhadap Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (Simrs) Di Rsud
Kembangan
2022
Farid Alvito, Lily Widjaja, Nanda Aula Rumana, Daniel Happy Putra 86
responden terdapat 26 orang responden laki-laki dengan persentase sebesar 41,3% dan 37
orang responden perempuan dengan persentase sebesar 58,7%. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Palupi dengan total 60 responden terdapat 40 orang
responden perempuan dengan persentase sebesar 66,7% dan 20 orang responden laki laki
dengan persentase sebesar 33,3%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petugas yang
menggunakan SIMRS di RSUD Kembangan yaitu perempuan.
Selanjutnya pada bagian usia responden didapatkan hasil dari 63 responden terbagi
menjadi 3 kelompok bagian, yaitu 30 tahun terdapat 25 responden dengan persentase
39.7%, 31-50 tahun terdapat 36 responden dengan persentase 57.1%, > 50 tahun terdapat
2 responden dengan persentase 3.2%. Dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa terdapat 2 responden yang memiliki usia >50, hal tersebut bukan menjadi kendala
bagi kedua responden tersebut untuk merasakan manfaat dari penggunaan SIMRS hal ini
dibuktikan pada persepsi kegunaan yang menyatakan Penggunaan SIMRS sangat
bermanfaat dalam pencatatan data pasien dengan 100% responden berada dalam
kelompok sangat setuju dan setuju.
Terakhir pada bagian lama responden dalam menggunakan SIMRS didapatkan
hasil dari 63 responden terbagi menjadi 3 kelompok bagian, yaitu responden yang
menggunakan SIMRS ≤1 tahun terdapat 6 responden dengan persentase sebesar 9,5%,
selanjutnya yang menggunakan SIMRS 1-2 tahun terdapat 17 responden dengan
persentase sebesar 57,1%, dan yang terakhir responden yang telah menggunakan SIMRS
>2 tahun terdapat 40 responden dengan persentase sebesar 63,5%. Dilihat dari hasil
penelitian yang didapat yaitu hanya 6 responden yang menggunakan SIMRS <1 tahun
tetapi pada pernyatan persepsi kemudahan yang menyatakan “Saya menguasai (ahli)
dalam mengoperasikan SIMRS tanpa mengalami kesulitan apapun” dengan total
responden yang tidak setuju sebanyak 22 orang (34,9%) menunjukkan bahwa lama waktu
seseorang menggunakan SIMRS tidak berpengaruh terhadap mahirnya seseorang dalam
mengoperasikan SIMRS (Hutahaean, 2015).
B. Persepsi Kemudahan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap persepsi kemudahan
didapatkan hasil bahwa 41 responden (65,1%) menyatakan bahwa SIMRS mudah dan 22
responden (34,9%) menyatakan SIMRS kurang mudah. Hal ini sejalan dengan penelitian
Retno Palupi yang menyatakan bahwa hasil pengelolaan data angket menunjukkan
jawaban responden untuk indikator persepsi kemudahan adalah 31 responden (51,7%)
menyatakan baik dan 29 responden (48,3%) menyatakan kurang baik (Palupi, 2015).
Menurut Venkatesh & Davis persepsi kemudahan (perceived ease of use)
menggambarkan tingkat kepercayaan seseorang bahwa penggunaan sistem informasi
merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari penggunanya
(Viswanath Venkatesh & Davis, 2000). Disimpulkan bahwa masih terdapat beberapa
petugas yang merasa kurang mudah dalam mengoperasikan aplikasi SIMRS dan perlu
adanya pelatihan penggunaan SIMRS di RSUD Kembangan (Aji, 2017).
C. Persepsi Kegunaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap persepsi kegunaan
didapatkan hasil bahwa 46 responden (73%) menyatakan bahwa SIMRS berguna dan 17
responden (27%) menyatakan SIMRS kurang berguna. Hal ini sejalan dengan penelitian
Hendyca Putra dan Kurniawati yang menyatakan bahwa hasil pengelolaan data angket
menunjukkan jawaban responden untuk indikator persepsi kegunaan adalah 47 responden
(59,4%) menyatakan baik dan 32 responden (40,6%) menyatakan kurang baik (Putra &
Kurniawati, 2019). Persepsi kegunaan (perceived usefulness) menggambarkan tingkat
kepercayaan seseorang bahwa penggunaan sistem akan meningkatkan kinerjanya serta
Volume 3, Nomor 1, January 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
87 http://sosains.greenvest.co.id
mendatangkan manfaat bagi penggunanya (Jayasingh & Eze, 2010). Disimpulkan bahwa
terdapat beberapa petugas yang merasa SIMRS kurang berguna dan disarankan kegunaan
SIMRS lebih diperhatikan supaya meningkatkan kinerja petugas yang menggunakan
SIMRS di RSUD Kembangan.
D. Sikap Menggunakan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap sikap menggunakan
didapatkan hasil 51 responden (81%) menyatakan bahwa SIMRS baik dan 12 responden
(19%) menyatakan SIMRS kurang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Hendyca
Putra dan Kurniawati yang menyatakan bahwa hasil pengelolaan data angket
menunjukkan jawaban responden untuk indikator sikap menggunakan sebesar 47
responden (59,4%) menyatakan baik dan 32 responden (40,6%) menyatakan kurang baik
(Putra & Kurniawati, 2019). Sikap dapat diartikan sebagai perasaan positif atau negatif
dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan (Davis et al., 1989).
Disimpulkan bahwa masih terdapat beberapa petugas yang merasa bosan dalam
mengoperasikan SIMRS dan perlu adanya pembaharuan atau update terhadap SIMRS
yang membuat SIMRS lebih menarik untuk digunakan oleh petugas (Palupi, 2015).
E. Minat Perilaku
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap minat perilaku didapatkan
hasil bahwa 59 responden (93,7%) menyatakan bahwa berminat menggunakan SIMRS
dan 4 responden (6,3%) menyatakan kurang berminat (Darhayati, Seha, & Aji, 2021). Hal
ini sejalan dengan penelitian Intan Winda Rohmatun Imamah yang menyatakan bahwa
hasil pengelolaan data angket menunjukkan jawaban responden untuk indikator minat
perilaku adalah 17 responden (39,5%) menyatakan baik, 18 responden (41,9%)
menyatakan sedang, 8 responden (18,6%) menyatakan kurang (Andani & Ilmi, 2020).
Niat perilaku menggunakan (behavioral intention to use) adalah suatu kecenderungan
seseorang untuk tetap menggunakan teknologi yang dilihat dari sikap perhatiannya
terhadap teknologi tersebut dengan motivasinya untuk tetap menggunakan maupun
memotivasi penggunaan lain atau menambah perangkat pendukung (Jayasingh & Eze,
2010). Disimpulkan bahwa masih terdapat beberapa petugas yang kurang berminat dalam
menggunakan fitur lain yang terdapat pada aplikasi SIMRS dan perlu adanya perbaikan
yang membuat petugas berminat untuk menggunakannya dalam proses pelayanan
(Rustiyanto, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan sesungguhnya
didapatkan hasil bahwa 36 responden (57,1%) menyatakan bahwa baik dan 27 responden
(42,9%) menyatakan kurang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Intan Winda
Rohmatun Imamah yang menyatakan bahwa hasil pengelolaan data angket menunjukkan
jawaban responden untuk indikator penggunaan sesungguhnya adalah 16 responden
(37,2%) menyatakan baik, 18 responden (41,9%) menyatakan sedang, 9 responden
(20,9%) menyatakan kurang (Andani & Ilmi, 2020). Penggunaan sistem sesungguhnya
(actual use) adalah teknologi itu sendiri atau kondisi nyata penggunaan sistem informasi
(Jayasingh & Eze, 2010). Disimpulkan bahwa beberapa petugas masih kurang
bersemangat dalam menggunakan SIMRS dan disarankan sistem yang terdapat pada
SIMRS lebih ditingkatkan agar tidak mengurangi semangat petugas dalam
menggunakannya (Saputra, 2014).
F. Penerimaan
Seluruh variabel tersebut membentuk identifikasi penerimaan petugas terhadap
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), yaitu sebanyak 40 responden
(63,5%) menyatakan menerima SIMRS dan 23 responden (36,5%) menyatakan tidak
menerima SIMRS. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Imamah
dengan persentase sebesar 49,2% menyatakan menerima dan 50,8% menyatakan tidak
Tinjauan Penerimaan Petugas terhadap Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (Simrs) Di Rsud
Kembangan
2022
Farid Alvito, Lily Widjaja, Nanda Aula Rumana, Daniel Happy Putra 88
menerima (Andani & Ilmi, 2020). Penerimaan pengguna terhadap sistem informasi
merupakan suatu kemauan atau minat yang terlihat dalam suatu kelompok pengguna
untuk menerapkan sistem teknologi informasi tersebut dalam pekerjaannya (Succi &
Walter, 1999). Dapat disimpulkan bahwa 5 indikator tersebut berpengaruh dalam
penerimaan petugas terhadap SIMRS yang mana masih terdapat petugas yang tidak
menerima SIMRS di RSUD Kembangan. Dilihat dari responden yang paling banyak tidak
menerima terdapat pada indikator penggunaan SIMRS sesungguhnya dengan total
persentase kurang baik sebesar 42,7% (Wongso, 2016).
KESIMPULAN
Karakteristik responden penerimaan petugas terhadap Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSUD Kembangan dibagi menjadi 3 bagian yaitu
jenis kelamin responden, usia responden dan yang terakhir lama responden dalam
menggunakan SIMRS. Disimpulkan bahwa sebagian besar petugas yang menggunakan
SIMRS di RSUD Kembangan yaitu perempuan sebanyak 37 responden (58,7%) dan laki
laki sebanyak 26 responden (41,3%). Untuk usia responden terbanyak dari kelompok usia
31-50 tahun sebanyak 36 responden (57,1%), dan lama menggunakan yaitu >2 tahun
sebanyak 40 responden (63,5%). Hasil dari penerimaan petugas terhadap SIMRS di
RSUD Kembangan terdapat hal yang harus diperhatikan pada setiap variabel TAM yaitu
pada persepsi kemudahan 41 responden (65,1%) menyatakan SIMRS mudah dan 22
responden (34,9%) menyatakan SIMRS kurang mudah, pada persepsi kegunaan 46
responden (73%) menyatakan SIMRS berguna dan 17 responden (27%) menyatakan
SIMRS kurang berguna, pada sikap menggunakan 51 responden (81%) menyatakan
SIMRS baik dan 12 responden (19%) menyatakan SIMRS kurang baik, pada minat
perilaku 59 responden (93,7%) menyatakan berminat dan 4 responden (6,3%)
menyatakan kurang berminat, pada penggunaan sesungguhnya 36 responden (57,1%)
menyatakan SIMRS baik dan 27 responden (42,9%) menyatakan SIMRS kurang baik.
Hasil dari kelima variabel didapatkan penerimaan petugas terhadap SIMRS di RSUD
Kembangan dengan 40 responden (63,5%) menyatakan menerima SIMRS dan 23
responden (36,5%) menyatakan tidak menerima SIMRS.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Mochamat Bayu. (2017). Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Menejemen Rumah
Sakit RSIA Bhakti Persada Magetan Menggunakan TAM. DutaCom, 12(2), 3156.
Andani, Ni Gusti Ayu Komang Mila, & Ilmi, Laili Rahmatul. (2020). EVALUASI
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS) DENGAN METODE
TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM). Universitas Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta.
Darhayati, Noveza, Seha, Harinto Nur, & Aji, Anugrah Prasetyo. (2021). Analisa
Breaking Faktor Pada Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM
RS) di Rumah Sakit Umum Mitra Paramedika Yogyakarta Menggunakan Diagram
Fishbone. Jurnal Permata Indonesia, 12(2).
Hutahaean, Jeperson. (2015). Konsep sistem informasi. Deepublish.
Jayasingh, Sudarsan, & Eze, Uchenna Cyril. (2010). The role of moderating factors in
mobile coupon adoption: An extended TAM perspective. Communications of the
IBIMA.
Kalsum, Ummi. (2019). Implementasi Pengadaan Obat Berdasarkan Permenkes RI
Nomor 63 Tahun 2014 di Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Tahun 2018.
Photon: Jurnal Sain dan Kesehatan, 10(1), 3141.
Volume 3, Nomor 1, January 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
89 http://sosains.greenvest.co.id
Kemenkes, R. I. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 tentang Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit. Peratur. Menteri Kesehat, (87), 136.
Kustiyanti, Sofia Arditya. (2023). Smart Hospital: Konsep, Implementasi, dan Tantangan.
Transformasi Rumah Sakit Indonesia Menuju Era Masyarakat 5.0, 161.
Maharani, Syaifana Widya. (2021). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(Simrs) Dengan Menggunakan Metode Eucs Dan Tam Di Rsud Dr. Abdoer Rahem
Situbondo Skripsi. Politeknik Negeri Jember.
Malhotra, Yogesh, & Galletta, Dennis F. (1999). Extending the technology acceptance
model to account for social influence: Theoretical bases and empirical validation.
Proceedings of the 32nd Annual Hawaii International Conference on Systems
Sciences. 1999. HICSS-32. Abstracts and CD-ROM of Full Papers, 14-pp. IEEE.
Palupi, Retno. (2015). Hubungan Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan Penggunaan,
Sikap Pengguna dengan Penggunaan Aktual Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS). UNS (Sebelas Maret University).
Rahayu, Flourensia Sapty, Budiyanto, Djoko, & Palyama, David. (2017). Analisis
Penerimaan E-Learning Menggunakan Technology Acceptance Model (Tam)(Studi
Kasus: Universitas Atma Jaya Yogyakarta). Jurnal Terapan Teknologi Informasi,
1(2), 8798.
Rustiyanto, Ery. (2010). Sistem informasi manajemen rumah sakit yang terintegrasi.
Yogyakarta: Gosyen Publishing, 6(7), 31.
Saputra, Eki. (2014). Analisis penerimaan sistem informasi manajemen rumah sakit
umum daerah Bangkinang menggunakan metode technology acceptance model
(TAM). SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, 10(2), 229235.
Wongso, Feri. (2016). Perancangan Sistem Pencatatan Pajak Reklame Pada Dinas
Pendapatan Kota Pekanbaru Dengan Metode Visual Basic. Jurnal Ilmiah Ekonomi
dan Bisnis (e-journal), 13(2).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.