90 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 3 NOMOR 1 2023
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
TINJAUAN KEBUTUHAN TENAGA PEREKAM
MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN DI
PUSKESMAS LEUWILIANG MENGGUNAKAN
ABK KES
Ilham Abdurohman, Puteri Fannya, Lily Widjaja, Deasy Rosmala Dewi
Universitas Esa Unggul
Email : ilhamabdurohman32@gmail.com, puteri.fannya@esaunggul.ac.id,
lily.widjaj[email protected].id, deasyidris@gmail.com
Kata kunci:
Kebutuhan tenaga
kerja Rekam
Medis, ABK Kes
Keywords:
The need for
medical record
workers, Crew
members for Kes
ABSTRAK
Latar Belakang : Puskesmas Leuwiliang, Bogor Jawa Barat yang merupakan
puskesmas tipe Utama Rawat Jalan dimana unit rekam medis khususnya hanya
memiliki 1 tenaga kerja. Rekam Medis dan 2 Tenaga Pendaftaran di Puskesmas
berfungsi untuk Melakukan Pendaftaran pasien , pengambilan , distribusi , coding dan
penyimpanan rekam medis . Diketahui kegiatan Rekam Medis dilakukan oleh 1
petugas dengan jumlah rekam medis 61.068 pasien rawat jalan pada tahun 2021.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran jumlah kebutuhan
tenaga rekam medis yang sesuai dengan beban kerja di Puskesmas Leuwiliang.
Metode : Metode yang digunakan adalah penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif,
yaitu melakukan penelitian secara langsung untuk mengetahui jumlah kebutuhan
tenaga rekam medis berdasakan data dari wawancara dan observasi.
Hasil : Hasil penelitian berdasarkan perhitungan Analisis Beban Kerja Kesehatan
(ABK Kes) diketahui Standar Beban Kerja (SBK) 5,9 rekam medis/tahun dibagi
capaian 1 tahun 61.068 pasien rawat jalan lalu dibagi lagi dengan Standar Tugas
Penunjang (STP) didapatkan jumlah tenaga rekam medis yang dibutuhkan sebanyak 8
orang.
Kesimpulan: Hasil kesimulam yaitu tinjauan kebutuhan perekam medis yang ada di
Puskesmas Cikancung berdasarkan metode analisis beban kerja kesehatan (ABK)
membutuhkan 5 orang pegawai, saat ini di Puskesmas Cikancung sudah memiliki 4
orang petugas jadi perlu penambahan 1 orang pegawai baru agar memenuhi kebutuhan.
ABSTRACT
Background: Puskesmas Leuwiliang, Bogor, West Java, which is the main outpatient
type of health center where the medical record unit in particular only has 1 workforce.
Medical Records and 2 Registration Personnel at Puskesmas function to Perform
patient registration, retrieval, distribution, coding and storage of medical records. It is
known that Medical Record activities are carried out by 1 officer with a total of 61,068
outpatients in 2021.
Purpose: This study aims to get an overview of the number of medical record
personnel needs that are in accordance with the workload at the Leuwiliang Health
Center.
Method: The method used is that this research is descriptive quantitative, namely
conducting research directly to determine the number of medical record personnel
needs based on data from interviews and observations.
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
91 http://sosains.greenvest.co.id
Results: The results of the study based on the calculation of the Health Workload
Analysis (ABK Kes) were known to be the Workload Standard (SBK) of 5.9 medical
records / year divided by the achievement of 1 year 61,068 outpatients and then
subdivided by the Supporting Task Standard (STP) obtained the number of medical
record personnel needed as many as 8 people.The results of the study based on the
calculation of the Health Workload Analysis (ABK Kes) were known to be the
Workload Standard (SBK) of 5.9 medical records / year divided by the achievement of
1 year 61,068 outpatients and then subdivided by the Supporting Task Standard (STP)
obtained the number of medical record personnel needed as many as 8 people.
Conclusion: The results of the kesimulam are a review of the need for medical records
at the Cikancung Health Center based on the health workload analysis (ABK) method
requiring 5 employees, currently the Cikancung Health Center already has 4 officers
so it is necessary to add 1 new employee to meet these needs.
PENDAHULUAN
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskemas adalah Pusat Kesehatan Masyarakat
sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan
penting dalam system kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya Kesehatan. Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya. Puskesmas merupakan bagian dari fasilitas pelayanan kesehatan milik
pemerintah yang melakukan tindakan medis tingkat dasar. Meskipun demikian,
puskesmas harus melaksanakan tertib administrasi dan hukum. Hal tersebut didukung
oleh semua tenaga kesehatan yang ada di puskesmas, salah satunya yaitu tenaga
rekam medis (Permenkes, 2014).
Pengertian Rekam medis berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan yang sewaktu-waktu dapat digunakan
sebagai bahan pertanggung jawaban . Dalam menjalankan rekam medis di Pelayanan
kesehatan dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan sarana pelayanan
kesehatan. Tugas dan fungsi Petugas adalah Menjaga kerahasian Rekam medis,
mengelola Rekam Medis yang ada. Dan dalam kegiatan perekam medis terdapat beban
kerja oleh karena itu diperlukan anlisis beban kerja yang digunakan sebagai pedoman
untuk menentukan kebutuhan pekerja (Depkes, 2008b) .
Beban kerja sangat mempengaruhi efisiensi, keefektifan dan produktifitas tenaga
kerja itu sendiri jadi perlu adanya keserasian antara jumlah tenaga kerja dengan beban
kerja di dalam satu unit pelayanan. yang mana menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga
pada sarana fasilitas kesehatan berdasarkan beban kerja, sehingga lokasi atau relokasi
akan lebih mudah dan rasional. Pelaksanaan analisis beban kerja dapat menghasilkan
suatu tolok ukur bagi pegawai atau unit organisasi dalam melaksanakan kegiatannya yaitu
berupa norma waktu penyelesaian pekerjaan, tingkat efisiensi kerja dan standar beban
kerja dan prestasi kerja, menyusun formasi pegawai, serta penyempurnaan sistem
prosedur kerja dan manajemen lainnya. Hasil analisis beban kerja juga dapat dijadikan
tolok ukur untuk meningatkan produktivitas kerja dalam melakukan kegiatan pembinaan,
pada pegawai (Permenkes, 2015) .
Menurut penelitian dari Hikmawan Suryanto mengenai ”Analisis Beban Kerja dan
Kebutuhan Sumber Daya Manusia Petugas Rekam Medis Puskesmas Adan-adan
Kabupaten Kediri” dampak dari kurangnya sumber daya manusia di unit rekam medis,
Tinjauan Kebutuhan Tenaga Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan di Puskesmas Leuwiliang
Menggunakan Abk Kes
2023
Ilham Abdurohman, Puteri Fannya, Lily Widjaja, Deasy Rosmala Dewi 92
akan menyebabkan waktu ketersediaan dokumen rekam medis menjadi lebih lama
(Suryanto,2020). Menurut penelitian dari (Mulyani et al., 2021) yang berjudul “Tinjauan
Kebutuhan Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Aanalisis Beban Kerja
Kesehatan (ABK) Di Puskesmas CikancungDengan cara menghitung kebutuhan beban
kerja dengan penambahan sumber daya manusia di bagian rekam medis.
Jumlah kebutuhan rekam medis berdasarkan analisis beban kerja kesehatan (ABK)
menetapkan hasil waktu kerja tersedia bagi petugas rekam medis. Tinjauan kebutuhan
perekam medis yang ada di Puskesmas Cikancung berdasarkan metode analisis beban
kerja kesehatan (ABK) membutuhkan 5 orang pegawai, saat ini di Puskesmas Cikancung
sudah memiliki 4 orang petugas jadi perlu penambahan 1 orang pegawai baru agar
memenuhi kebutuhan. Puskesmas Leuwiliang, Bogor Jawa Barat merupakan Puskesmas
tipe Utama Rawat Jalan yang mempunyai 10 Poli/klinik dengan rincian ruang
pemeriksaan umum , ruang pemeriksaan lansia , ruang pemeriksaan KIA , ruang
pemeriksaan Gigi , ruang pemeriksaan PKPR , Ruang pemeriksaan anak , dan Konsultasi
Gizi . jumlah kunjungan tahun 2021 pasien rawat jalan sebanyak 61.068 dengan rata-rata
175 pasien/hari.
Berdasarkan hasil observasi awal pada 7 Desember 2021 di Puskesmas Leuwiliang,
dalam satu minggu petugas melaksanakan 6 (Enam) hari kerja dari Senin sampai Sabtu,
libur di hari minggu dan juga pada hari libur Nasional. Dengan waktu kerja (07.00-14.00
WIB) diketahui tenaga rekam medis di Puskesmas Leuwiliang berjumlah 3 (tiga) orang.
Dengan rincian 2 Orang Petugas pendaftaran dan 1 orang bagian Rekam Medis, dengan
latar belakang pendidikannya yaitu SLTA Sederajat. Dengan sedikitnya Petugas yang ada
sehingga lama waktu tunggu Rekam medis ke setiap poli klinik menjadi lama , lalu
sesudah jam tutup operasional Puskesmas masih banyak Rekam Medis yang menumpuk
untuk dilakukan pengkodingan dan juga assembling. Tujuan Penelitianyaitu Mendapatkan
jumlah kebutuhan tenaga di bagian Rekam Medis yang sesuai dengan beban kerja di
Puskesmas Leuwiliang.
METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian
Penelitian ini memakai metode deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data
menggunakan wawancara dan observasi untuk mendapatkan gambaran sebenarnya di
tunjukan untuk memperoleh jumlah kebutuhan tenaga rekam medis yang sesuai beban
kerja .
B. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini populasi adalah semua tenaga di bagian rekam medis di
Puskesmas Leuwiliang dan TU Puskesmas Leuwiliang . Teknik pengambilan sampel
jenuh yang dimana teknik ini menggunakan seluruh populasi dengan jumlah 61.068
Rekam Medis/tahun.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Kepustakaan
Referensi teori-teori penelitian dilakukan mengacu pada buku-buku, tulisan
ilmiah, dan jurnal yang terkait di perpustakaan dan repository (perpustakaan
online) Universitas Esa Unggul, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Buku Catatan
sebagai instrument
b. Observasi
Melakukan pengamatan dengan cara melihat langsung dimulai saat pasien
mendaftar untuk berobat .menggunakan daftar tilik
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
93 http://sosains.greenvest.co.id
c. Wawancara
Mewawancarai langsung kepada narasumber tenaga rekam medis tentang
data-data terkait. Menggunakan Pedoman wawancara
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data diperoleh dari data yang dikumpulkan melalui observasi dan
wawancara dengan tenaga Rekam Medis Puskesmas . Setelah data diperoleh lalu dihitung
menggunakan metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (Permenkes, 2015)
rumus akhir yang digunakan adalah Rumus ABK Kes
Gambar 1
Rumus Abk Kes
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi pedoman Kebutuhan Jumlah SDM Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan
Berdasarkan hasil analisis bersumber dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 bahwa sanya Puskesmas dapat menambah jenis tenaga
kesehatan lainnya meliputi terapis gigi dan mulut, epidemiolog kesehatan, entomolog
kesehatan, perekam medis dan informasi kesehatan, dan tenaga kesehatan lain sesuai
dengan kebutuhan. Hal itupun Peraturan Bupati Bogor Nomor 84 Tahun 2018 Tentang
Manajemen Jabatan Fungsional Tertentu Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor.
Dalam penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan Fungsional , Sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan wajib
Menyusun kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan Fungsional berdasarkan analisis jabatan
dan analisis beban kerja, serta berpedoman pada ketentuan dari instansi pembina Jabatan
Fungsional masing-masing.
B. Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu
Berdasarkan BUKU MANUAL 1 Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan
Berdasarkan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes) yang dimaksud
Komponen Beban Kerja adalah jenis tugas dan uraian tugas yang secara nyata
dilaksanakan oleh jenis SDMK tertentu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah
ditetapkan.
Sedangkan penjelasan norma waktu adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh
seorang SDMK yang terdidik, terampil, terlatih dan berdedikasi untuk melaksanakan
suatu kegiatan secara normal sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku di fasyankes
bersangkutan dalam menjalankan itu semua diperlukan rata rata waktu yang ditetapkan
berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama bekerja dan kesepakatan bersama
sesuai dengan kondisi daerah.
Agar diperoleh data rata-rata waktu yang cukup akurat dan dapat dijadikan acuan,
sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap
kegiatan pokok oleh SDMK yang memiliki kompetensi, kegiatan pelaksanaan standar
pelayanan, standar prosedur operasional (SPO) dan memiliki etos kerja yang baik.
Tabel 1
Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu
No
Jenis Tugas
Norma
Waktu
Satuan
1
Tugas Pokok
2
Menit
2,20
Menit
1,59
Menit
Kebutuhan SDMK =
 (1)
   
x STP
Tinjauan Kebutuhan Tenaga Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan di Puskesmas Leuwiliang
Menggunakan Abk Kes
2023
Ilham Abdurohman, Puteri Fannya, Lily Widjaja, Deasy Rosmala Dewi 94
1,3
Menit
2,25
Menit
2
Tugas
penunjang
2
Jam/Bulan
C. Menghitung Standar Beban Kerja Rekam Medis
Standar Beban Kerja (SBK) adalah volume/kuantitas pekerjaan selama 1 tahun
untuk tiap jenis SDM K SBK untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan setiap kegiatan (Rata-rata Waktu atau Norma
Waktu) dan Waktu Kerja Tersedia (WKT) yang sudah ditetapkan.
Gambar 2
Rumus SBK
Tujuan : Dihasilkannya SBK SDMK untuk setiap kegiatan pokok.
Hasil pengujian hipotesis mendukung adanya pengaruh langsung kecerdasan emosional
terhadap keselamatan pengguna jasa. Artinya tinggi atau rendahnya kecerdasan
emosional berpengaruh langsung terhadap tinggi atau rendahnya keselamatan pengguna
jasa. Semakin memadai kecerdasan emosional, semakin tinggi keselamatan pengguna
jasa. Sebaliknya semakin kurang memadai kecerdasan emosional semakin rendah
keselamatan pengguna jasa.
Tabel 2
SBK Tugas Pokok
No
Jenis
Tugas
Komponen Beban
Kerja (kegiatan)
Norma
Waktu
Satuan
Wkt
(menit)
SBK
(6)/(4)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Tugas
Pokok
Pendaftaran
pasien
2
Menit
72000
36.000
Pengambilan RM
2,20
Menit
72000
32.727
Mendistribusikan
RM
1,59
Menit
72000
45.283
Pengkodingan
RM
1,3
Menit
72000
55.384
Pengembalian RM
ke Rak
2,25
Menit
72000
32.000
D. Menghitung Standar Tugas Penunjang
Tugas Penunjang adalah tugas untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan baik yang
terkait langsung atau tidak langsung dengan tugas pokok dan fungsinya yang dilakukan
oleh seluruh jenis SDMK. Faktor Tugas Penunjang (FTP) adalah proporsi waktu yang
digunakan untuk menyelesaikan setiap kegiatan per satuan waktu (per hari atau per
minggu atau per bulan atau per semester). Standar Tugas Penunjang adalah suatu nilai
yang merupakan pengali terhadap kebutuhan SDMK tugas pokok.
Langkah Langkah Perhitungan, sebagai berikut :
1. Waktu Kegiatan :
Rata-rata waktu x 264 hr, bila satuan waktu per hari
Rata-rata waktu x 52 mg, bila satuan waktu perminggu
Rata-rata waktu x 12 bln, bila satuan waktu per bulan
Rata-rata waktu x 2 smt, bila satuan waktu per smt
Standar Beban Kerja (SBK) =


Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
95 http://sosains.greenvest.co.id
2. Rumus = Faktor Tugas Penunjang (FTP)
(Waktu Kegiatan): (WKT) x 100 Penunjang
Standar Tugas Penunjang (STP)= (1 / (1- FTP/100))
E. Menghitung Kebutuhan SDMK Perekam Medis
Setelah mendapatkan hasil perhitungan Waktu Kerja Tersedia Standar Beban kerja
dan Standar Tugas penunjang maka akan dilakukan perhitungan kebutuhan SDMK
dimana menggunakan rumus .Data Capaian (Cakupan) tugas pokok dan kegiatan tiap
Fasyankes selama kurun waktu satu tahun.
Gambar 3
Rumus SDMK
Tabel 3
Perhitungan SBK
No
Jenis
Tugas
Komponen Beban
Kerja (kegiatan)
Capaian
(1
tahun)
SBK
Kebutuhan
SDMK
(PMIK)
Capaian 1
tahun/SBK)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Tugas
Pokok
Pendaftaran pasien
61.068
36.000
1.69
Pengambilan RM
61.068
32.727
1.86
Mendistribusikan
RM
61.068
45.283
1.34
Pengkodingan RM
61.068
55.384
1.10
Pengembalian RM
ke Rak
61.068
32.000
1.90
Standar Tugas Pokok
7.89
Tugas
penunjang
Standar Tugas Penunjang
1.02
Total Kebutuhan SDMK (capaian 1 tahun/sbk x STP)
8,04
Pembulatan
8
Rekapitulasi Kebutuhan SDMK (Sumber Daya Manusia Kesehatan) berdasarkan
metode ABK (AnalisisBeban Kerja) di Puskesmas Leuwiliang.
Tabel 4
Hasil Perhitungan ABK Kes
Jenis
SDMK
Jumlah
Kebutuhan
SDMK Saat
Ini
Jumlah
Kebutuhan
SDMK Yang
Seharusnya
Kesenjangan
SDMK
Keadaan
Petugas
Rekam
Medis
3
8
8-3 = - 5
Kurang
Berdasarkan hasil perhitungan analisis beban kerja, didapatkan hasil bahwa tenaga
rekam medis di Puskesmas Leuwiliang masih kurang. Saat ini, di Puskesmas Leuwiliang
hanya ada 3 petugas rekam medis. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, seharusnya
Puskesmas Leuwiliang memiliki 8 petugas rekam medis.
F. Pedoman SDM PMIK Puskesmas
Berdasarkan hasil analisis bersumber dari TU Puskesmas , bahwa saja kebutuhan
SDM Perekam Medis dan Informasi Kesehatan sudah diajukan kepada Renbut SISDMK
Tinjauan Kebutuhan Tenaga Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan di Puskesmas Leuwiliang
Menggunakan Abk Kes
2023
Ilham Abdurohman, Puteri Fannya, Lily Widjaja, Deasy Rosmala Dewi 96
Kemenkes agar ditambahkan dalam anggaran kebutuhan SDM, tetapi sampai sekarang
masih belum mendapatkan jawaban karena tergantung anggaran pemda sebagai insitusi
yang bertanggung jawab ,untuk pengangkatan pegawai . Masih menurut Tu Puskesmas,
Bahwa sebenarnya kebutuhan PMIK semestinya ada karena ada beberapa tugas Rekam
Medis yang hanya bisa dilakukan oleh PMIK yang sudah melaksanakan pendidikan dan
mendapatkan STR ataupun Ijin Kerja. seperti melakukan pengurangan Rekam Medis in
aktif, Melakukan Perhitungan Kebutuhan rak dan ruangan. Disimpulkan bahwa
Kebijakan pengadaan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan untuk puskesmas sudah
ada, akan tetapi karena bergantung dengan anggaran pemda sebagai insitusi yang
bertanggung jawab dengan pengangkatan pegawai tersebut, jadi pihak puskesmas harus
melakukan tahap procedural agar bisa memasukan anggaran kepegawaian dalam
memenuhi sdmnya.
G. Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu
Komponen Beban kerja dan Norma waktu dalam penelitian ini melihat tugas dan
pekerjaan yang ada , di puskesmas Leuwiliang sendiri memiliki Tugas pokok Pendaftaran
pasien , Pengambilan RM , Mendistribusikan RM , Pengkodingan RM dan Pengembalian
RM ke Rak . hal Ini pun sama dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian
Hikmawan Suryanto dengan judul Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Sumber Daya
Manusia Petugas Rekam Medis Puskesmas Adan-adan Kabupaten Kediri , memiliki tugas
pokok yaitu Pendaftaran pasien ,Pengambilan DRM ,Menulis buku register ,Menginput
data ke SIMPUS ,Mendistribusikan DRM ,Checklist DRM kembali ke poli ,Assembling
dan penelitian ketidaklengkapan DRM , dan Pengembalian kembali DRM ke rak filing.
(Suryanto, 2020).
Sedangkan Norma Waktu di puskesmas leuwiliang Untuk Tugas Pokok yaitu
Pendaftaran pasien 2 menit Pengambilan RM 2,20 menit ,Mendistribusikan RM 1,59
menit , Entri data RM 1,3 menit dan Pengembalian RM ke Rak 2,25 menit . sedangkan
pada penelitian penelitian Hikmawan Suryanto dengan judul Analisis Beban Kerja dan
Kebutuhan Sumber Daya Manusia Petugas Rekam Medis Puskesmas Adan-adan
Kabupaten Kediri Pendaftaran pasien 2 menit, Pengambilan DRM 1 menit, Menulis
buku register 2 menit, Menginput data ke SIMPUS 1 menit, Mendistribusikan DRM 2
menit, Checklist DRM kembali ke poli 1 menit, Assembling dan penelitian ketidak
lengkapan DRM 2 menit, dan Pengembalian kembali DRM ke rak filing 1 menit
(Suryanto, 2020)
H. Standar Beban Kerja
Standar beban kerja Puskesmas Leuwiliang, Ketika sudah dilakukan perhitungan
didapatkan hasilnya berupa Pendaftaran pasien 36.000 menit/tahun, Pengambilan RM
32.727 menit/tahun, Mendistribusikan RM 45.283 menit/tahun, Entri Data RM 55.384
menit/tahun, dan Pengembalian RM ke Rak 32.000 menit/tahun. Dengan acuan waktu
72.000 menit/tahun sesuai dengan Permen PA RB No 26 tahun 2011. Sedangkan pada
penelitian lain yaitu Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Petugas
Rekam Medis Puskesmas Adan-adan Kabupaten Kediri, didapatkan hasil yaitu
Pendaftaran pasien 36000 menit/tahun, Pengambilan DRM 72000 menit/tahun, Menulis
buku register 36000 menit/tahun, Menginput data ke SIMPUS 72000 menit/tahun,
Mendistribusikan DRM 36000 menit/tahun, Checklist DRM kembali ke poli 72000
menit/tahun, Assembling dan penelitian ketidak lengkapan DRM 36000 menit/tahun ,
Pengembalian kembali DRM ke rak filing 72000 menit/tahun (Suryanto, 2020). Dari
kedua data diatas diketahui bahwa beberapa persamaan poin tugas dengan kemiripan
waktu yang sama . dengan sama sama melakukan perhitungan SBK dimana
menggunakan WKT 72000 sesuai dengan Permen PA-RB tahun 2011 .
I. Menghitung Standar Tugas Penunjang
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
97 http://sosains.greenvest.co.id
Standar tugas penunjang sesudah di lakukan perhitungan di dapatkan hasil 1.05
persen dari perhitungan yang ada yaitu 2 jam/bulan untuk tugas yaitu Rapat. Adapun
dalam setiap rapat bulanan ini dilakukan evaluasi kinerja dari tiap petugas yang ada,
dimana Perkembangan Rekam medis dan Pendaftaran menjadi acuan awal karena sebagai
panduan jumlah pasien kunjungan tiap bulan sehingga bisa menjadikan acuan pelayanan
yang lebih baik.
Sedangkan pada penelitian Perencanaan Kebutuhan Petugas Rekam Medis Bagian
Penerimaan Pasien di Puskesmas dengan Metode ABK didapatkan hasil yaitu pertemuan
selama 2 Jam/Bulan (Krisnita Dwi Jayanti, Putri Indra, 2019). Dari kedua data diatas
didapatkan hasil bahwa rapat dilakukan selama 2 jam/bulan dimana rapat digunakan
sebagai evaluasi perbulan untuk mengetahui performa kinerja dari tiap bagian di
Puskesmas.
J. Menghitung Kebutuhan SDM
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil akhir berupa 8 orang pegawai,
dengan yang sudah ada 3 orang pegawai . memiliki kekurangan 5 orang pegawai
mengakibatkan Kesenjangan tenaga SDM pada unit rekam medis . Dimana banyak tugas
pekerjaan yang akan menumpuk jika terdapat kekurangan SDM yang ada. Dan kebutuhan
puskesmas akan PMIK yang sudah melalui Pendidikan DII-RMIK juga harus dilakukan
agar ada pendisiplinan Rekam Medis pasien perencanaan kerja yang sesuai serta
penanganan dan pengawasan Rekam medis yang sudah dipelajari dalam Pendidikan
tinggi. Sedangkan pada penelitian lain dengan judul Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan
Sumber Daya Manusia Petugas Rekam Medis Puskesmas Adan-adan Kabupaten Kediri
oleh Hikmawan Suryanto bahwa tenaga puskesmas adan adan kekurangan pegawai
dengan hasil perhitungan 3 orang dan tenaga yang tersedia sebanyak 1 orang sehingga
mengakibatkan beban kerja petugas menjadi melebihi kapasitas . Oleh karena itu, perlu
untuk merencanakan kebutuhan sumber daya manusia agar pelayanan di puskesmas dapat
berjalan dengan baik. Jika pelayanan puskesmas baik, maka dapat meningkatkan mutu
puskesmas. Pasien mendapatkan pelayanan prima dan cepat, sehingga tidak banyak
waktu yang terbuang untuk antri.
Dari hasil perhitungan yang ada maka Pentingnya Kecukupan SDM PMIK dalam
suatu wilayah Puskesmas itu perlu diadakan penambahan , dari hasil keselurahan
perhitungan beban kerja. Sehingga membuat kinerja pegawai sesuai dengan beban
kerjanya
KESIMPULAN
Hasil dari penelitian dengan judul “Tinjauan Kebutuhan Tenaga Perekam Medis
Dan Informasi Kesehatan Di Puskesmas Leuwiliang Menggunakan Abk Kes” bertujuan
untuk mendapatkan jumlah tenaga bagian rekam medis sesuai dengan beban kerja.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa puskesmas
Leuwiliang sudah Mengajukan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan sesuai dengan
pedoman pemenuhan tenga teknis Kesehatan tetapi masih belum di konfirmasi lanjut oleh
dinas dinas terkait, hasil Waktu Kerja Tersedia adalah 1200 Jam/ Tahun atau 72000
menit/tahun.
Komponen beban kerja terbagi dua dengan rentang waktu yang bervariasi, tugas
pokok dengan uraian tugas yaitu pendaftaran pasien 2 menit, pengambilan RM 2,20
menit, pendistribusikan RM 1,59 menit, entri data RM 1,3 menit, pengembalian RM ke
Rak 2,25 menit, dan tugas Penunjang dengan uraian yaitu rapat 120 menit/bulan, standar
Beban kerja Petugas adalah 8,04, standar Tugas penunjang berjumlah 1.02, kebutuhan
SDM Perekam medis adalah 8 dengan petugas yang tersedia 3 sehingga kekurangan
petugas.
DAFTAR PUSTAKA
Tinjauan Kebutuhan Tenaga Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan di Puskesmas Leuwiliang
Menggunakan Abk Kes
2023
Ilham Abdurohman, Puteri Fannya, Lily Widjaja, Deasy Rosmala Dewi 98
Badan PPSDM kesehatan. (2017). Rencana Aksi Program Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Tahun 2015-2019 (p. 55).
BPPSDM Kesehatan RI. (2017). Buku Manual 1 Perencanaan Kebutuhan SDM
Kesehatan Berdasarkan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan ( ABK Kes ).
BPPSDM Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. (2006). Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis
Rumah Sakit. In Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah
Sakit Indonesia Revisi II (p. 203).
Depkes. (2008a). permenkes.
Depkes. (2008b). permenkes ri 269/MENKES/PER/III/. In Permenkes Ri No
269/Menkes/Per/III (p. 7).
Hatta, G. (2017a). Dasar Dasar Manajemen.
Hatta, G. (2017b). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan disarana kesehatan (3rd
ed.). UI-PRESS.
KEMENPERIN. (2003). Undang - Undang RI No 13 tahun 2003. Ketenagakerjaan, 1.
Krisnita Dwi Jayanti, Putri Indra, M. C. (2019). Journal of Community Engagement and
Employment Planning the Necessity of Medical Record Officers for Patient
Reception at. Jurnal Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan, 7883.
Lily Wijaya. (2015). Buku Manajemen Dasar rekam Medis 2015.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. (2012). PERATURAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 53 TAHUN 2012.
Mulyani, I. R., Rohimah, A. S. R., & ... (2021). Tinjauan Kebutuhan Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan Berdasarkan Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK) Di
Puskesmas Cikancung. Cerdika: Jurnal …, 1(8), 971979.
Nazhifah, N., Alia Yustika, I., & Hidayati, M. (2021). Analisis Kebutuhan SDM Petugas
Rekam Medis dengan Menggunakan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan
(ABK-Kes). Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8), 10211028.
https://doi.org/10.36418/cerdika.v1i8.169
Nopita Cahyaningrum, Fitria Wulandari, Puguh Ika Listyorini, Rusmini, D. K. W. (2020).
Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Bagian Pendaftaran Berdasarkan Metode Abk
Kes Di Puskesmas Sambirejo Sragen Tahun 2020. Prosiding Seminar Informasi
Kesehatan Nasional (SIKesNas), 296301.
Permenkes. (2013). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN
PEREKAM MEDIS.
Permenkes. (2014). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 75. Menteri Kesehatan, 3(2), 146.
Permenkes. (2015). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 33 TAHUN 2015. II, 115.
Suryanto, H. (2020). Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Petugas Rekam Medis Puskesmas Adan-adan Kabupaten Kediri. Jurnal Rekam
Medis Dan Informasi Kesehatan, 3(1), 2935.
Yunita, N., & Estiyana, E. (2022). Perhitungan Beban Kerja dan Kebutuhan Sumber
Daya Manusia (SDM) dengan Metode ABK Kes di Unit Rekam Medis Puskesmas
Guntung Payung Banjarbaru. Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal
of Health), 7(2).
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
99 http://sosains.greenvest.co.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.