Edi Sudiar Manurung, Citra Nonon Wulandari, Mahendra Dwi Angga Putra 116
lebih dalam, atau organisasi yang dalam. Selain tingkat korporat, tingkat manajemen
perusahaan yang lebih rendah seperti unit, divisi, atau departemen mungkin memiliki
budaya tertentu biasanya disebut sebagai subkultur yang diikuti dan pada akhirnya
terintegrasi dengan nilai-nilai inti perusahaan. Budaya organisasi yang diperkuat ini
mendukung tercapainya tujuan organisasi. Subkultur, di sisi lain, juga dapat merusak
prinsip-prinsip organisasi.
Penerapan dan kesadaran atas pentingnya menumbuhkan nilai-nilai unggul
masyarakat menunjukkan kepada forum G20 dan dunia bahwa Indonesia adalah bangsa
besar. Salah satunya adalah dihidupkannya nilai-nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) bagi semuaa insan BUMN termasuk PT Elnusa
Fabrikasi Konstruksi. Nilai-nilai inti BUMN dirancang untuk memfasilitasi transformasi
sumber daya manusia di dalam BUMN untuk meningkatkan daya saing BUMN dan
memimpin mereka menadi pemain global dan menghasilkan talenta terbaik.
AKHLAK singkatan dari Amanah (Terpercaya), Kompeten (Berkompeten),
Harmonis (Harmonis), Loyal (Setia), Adaptif (Adaptif) dan Kolaboratif (Kerja sama).
Amanah memegang teguh kepercayaan yang diberikan. Kompeten terus belajar dan
mengembangkan kapabilitas. Harmonis saling peduli dan menghargai perbedaan. Loyal
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara. Adaptif terus berinovasi
dan antusias dalam menggerakan ataupun menghadapi perubahan. Kolaboratif
membangung kerja sama yang sinergis. Dengan menerapkan nilai-nilai tersebut kinerja
dan produktivitas PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi dapat meningkat dan menjadi lebih
baik dari tahun ke tahun.
AKHLAK juga sebagai pedoman moral dalam menghadapi berbagai guncangan di
era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) yaitu yang serba berubah,
tak tentu, kompleksitas dan ambigu. Hal ini sangat penting bagi perusahaan untuk maju
karena adanya berbagai permasalahan yang harus dihadapi BUMN belakangan ini yaitu
nilai-nilai moral yang tidak dijunjung tinggi. AKHLAK sebagai nilai moral pula yang
akan membawa BUMN serta individu di dalamnya untuk maju dan berkontribusi bagi
negeri (Thohir & Agustian, 2020).
Nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi perusahaan dalam operasinya dan nilai
saham sangat erat kaitannya satu sama lain. Proses pemilihan nilai-nilai luhur tersebut
kemudian berkembang sangat pesat; Perubahan yang paling baru adalah memasukkan
nilai-nilai spiritual sebagai landasan nilai-nilai inti dalam menentukan seberapa baik
kinerja sebuah perusahaan. Penerapan nilai-nilai spiritualitas sebagai budaya organisasi
merupakan salah satu nilai spiritual yang dikembangkan dan diimplementasikan oleh
berbagai bisnis dalam upaya meningkatkan kinerja.
Setiap sikap dan tindakan karyawan dipengaruhi oleh budaya organisasi. Perilaku
yang dibentuk oleh budaya organisasi ini akan menghasilkan kinerja perusahaan yang
lebih baik. Kesuksesan jangka panjang perusahaan secara konsisten dan konsisten
ditentukan oleh budaya organisasi (Rijal, Hamzah, Kara, AR, & Abdullah, 2019).
Perusahaan dapat memanfaatkan budaya organisasi perusahaan. Agar bisnis
mendapatkan hasil maksimal dari budaya organisasinya, ia harus menanamkan nilai yang
sama pada semua karyawannya. Ketika karyawan mematuhi budaya atau seperangkat
nilai yang sama, mereka merasa lebih aman dan bersatu.
Sebagai sebuah perusahaan, PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi yang bergerak dalam
bidang jasa penguliran pipa dan penjualan pipa serta pembuatan connector, coupling dan
peralatan lainnya yang digunakan untuk pengeboran minyak dan gas bumi memiliki nilai-
nilai yang selalu menjadi dasar kehidupan dan kebijakan perusahaan. nilai-nilai tersebut
antara lain adalah nilai agama berdasarkan dari keyakinan masing-masing, nilai budaya
dan kultur yang bersumber dari budaya setempat, nilai kemasyarakatan yang
mengutamakan kepentingan masyarakat, nilai ketaatan pada aturan Negara, menunaikan