132 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 3 NOMOR 2 2023
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
TINJAUAN KEBUTUHAN TENAGA ASSEMBLING REKAM
MEDIS RAWAT INAP BERDASARKAN BEBAN KERJA DI
RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN ANALISA BEBAN KERJA
KESEHATAN
Alfi Shiddiq Syafrian, Muniroh, Lily Widjaja, Laela Indawati
Universitas Esa Unggul
Email : shiddiqalfi@gmail.com, muniroh@esaunggul.ac.id,
lily.widjaja@esaunggul.ac.id, laela.indawati@esaunggul.ac.id
Kata kunci:
ABK Kes,
Assembling,
Rekam Medis,
Kebutuhan tenaga
kerja.
Keywords:
ABK Kes,
Assembling,
Medical Records,
Labor needs.
ABSTRAK
Latar Belakang : Rumkital Marinir Cilandak, Kota Jakarta Selatan yang merupakan
rumah sakit tipe B dimana unit rekam medis khususnya dibagian assembling rawat
inap hanya memiliki 1 tenaga kerja. Assembling di rumah sakit berfungsi untuk
melengkapi isi dan merakit dokumen rekam medis yang belum sempurna. Diketahui
kegiatan assembling dilakukan oleh 1 petugas dengan jumlah rekam medis 7.597
pasien rawat inap pada tahun 2021.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran jumlah kebutuhan
tenaga rekam medis assembling rawat inap yang sesuai dengan beban kerja di
Rumkital Marinir Cilandak.
Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu melakukan penelitian
secara langsung untuk mengetahui jumlah kebutuhan tenaga assembling berdasakan
data dari wawancara dan observasi.
Hasil : Berdasarkan hasil perhitungan Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes)
diketahui Standar Beban Kerja (SBK) 5.891 rekam medis/tahun dibagi capaian 1 tahun
7.597 pasien rawat inap lalu dibagi lagi dengan Standar Tugas Penunjang (STP)
didapatkan jumlah tenaga assembling rawat inap yang dibutuhkan sebanyak 2 orang.
Kesimpulan: Disimpulkan bahwa Standar Prosedur Operasional (SPO) proses
assembling rekam medis di Rumkital Marinir Cilandak diterbitkan pada tanggal 21
Desember 2018, dan belum ada revisi terbaru dari pihak Rumkital.
ABSTRACT
Background: Rumkital Marinir Cilandak, South Jakarta City which is a type B
hospital where the medical record unit, especially in the inpatient assembling section,
only has 1 workforce. Assembling in the hospital serves to complete the contents and
assemble rudimentary medical record documents. It is known that assembling
activities are carried out by 1 officer with a total medical record of 7,597 inpatients in
2021.
Purpose: This study aims to get an overview of the number of inpatient assembling
medical record personnel that are in accordance with the workload at Rumkital
Marinir Cilandak.
Method: : This research is descriptive quantitative, that is, conducting research
directly to determine the number of assembling energy needs based on data from
Volume 3, Nomor 2, Februari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
133 http://sosains.greenvest.co.id
interviews and observations.
Results: Based on the calculation results of the Health Workload Analysis (ABK Kes)
it is known that the Workload Standard (SBK) 5,891 medical records / year divided by
the achievement of 1 year 7,597 inpatients and then subdivided by the Supporting Task
Standard (STP) obtained the number of inpatient assembling personnel needed as
many as 2 people.
Conclusion: It was concluded that the Standard Operating Procedure (SPO) for
assembling medical records at Rumkital Marinir Cilandak was published on
December 21, 2018, and there has been no latest revision from Rumkital.
PENDAHULUAN
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyediakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Qomah, Amartha, & Kholili, 2021). Rumah sakit
memiliki berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing
berinteraksi satu sama lain, salah satunya adalah tenaga rekam medis (Siska, 2018).
Pengertian rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada
pasien pada sarana pelayanan kesehatan yang sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai
bahan pertanggungjawaban (Cahyaningrum, Utami, Rahmawati, & Nagoro, 2021). Dalam
peraturan tersebut juga menyebutkan bahwa sarana pelayanan kesehatan wajib
menyediakan fasilitas yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan rekam medis salah
satunya adalah tenaga kerja bagian assembling rekam medis .
Assembling merupakan bagian dari unit rekam medis yang tugas utamanya adalah
Pertama menyusun kembali Rekam Medis rawat jalan dan rawat inap menjadi suatu
urutan atau koherensi sesuai dengan urutan kronologis penyakit yang bersangkutan
(Nomor, 36AD). Kedua, dari file untuk merekam dalam bentuk data rekam medis
(Menkes, 2010). Ketiga, memeriksa kebenaran data rekam medis keempat, Mengontrol
Rekam Medis yang dikembalikan ke unit perekaman data karena isinya tidak lengkap.
Kelima, Mengontrol penggunaan nomor rekam medis. Terakhir, Mendistribusikan dan
mengontrol penggunaan rekam medis dalam bentuk catatan (Gultom & Sihotang, 2019).
ABK Kes merupakan metode yang dipakai untuk menghitung kebutuhan semua
jenis Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) berdasarkan beban kerja yang dilakukan
oleh semua jenis Sumber Daya Manusia Kesehatan pada setiap fasyankes sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya (Putri & Mudayana, 2021). Pentingnya menyusun
perencanaan kebutuhan SDMK merupakan langkah strategis yang perlu dilaksanakan
dalam upaya mendukung pembangunan kesehatan. Perencanaan Kebutuhan SDMK
dimaksudkan untuk memperoleh jenis dan jumlah tenaga yang tepat dalam keterampilan,
pengalaman dan kompetensi yang dibutuhkan dalam tugasnya dan dapat menyelesaikan
beban tugasnya secara tepat (Joebagio & Mundigdo, 2014).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini memakai metode deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data
menggunakan wawancara dan observasi untuk mendapatkan gambaran sebenarnya untuk
memperoleh jumlah kebutuhan tenaga rekam medis bagian assembling rawat inap yang
sesuai dengan beban kerja. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan rumus
slovin untuk mengetahui jumlah sampel (Wittri, Indawati, Rumana, & Putra, 2022).
Tinjauan Kebutuhan Tenaga Assembling Rekam Medis
Rawat Inap Berdasarkan Beban Kerja di Rumah Sakit
Menggunakan Analisa Beban Kerja Kesehatan
2022
Alfi Shiddiq Syafrian 134
= 0 (1 + Ne²)
= 7.597 / 1 + ( 7.597 × 0,01 )²
= 7.597 / 76, 97
= 98, 70
= 100
Jadi, sampel pada penelitian ini adalah 100 rekam medis pasien rawat inap.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi SPO Proses Assembling Rekam Medis
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kegiatan yang dilakukan petugas
assembling di Rumkital Marinir Cilandak belum sesuai SPO, dikarenakan isi SPO belum
memuat semua tugas pokok yang dilakukan oleh petugas assembling (Yuliastuti, 2020).
kegiatan assembling tersebut yaitu:
1. Mulai dari menerima pengembalian berkas rekam medis dan sensus
harian dari unit pelayanan rekam medis (Lestari, Wicaksono, &
Deharja, 2020).
2. Meneliti kelengkapan isi berkas rekam medis dan merakit kembali
sesuai urutan berkas rekam medis.
3. Mencatat penggunaan rekam medis kedalam buku kendali.
4. Menyerahkan berkas rekam medis yang telah lengkap ke bagian coding.
B. Waktu Yang Dibutuhkan Tenaga Assembling Rawat Inap
Berdasarkan data yang diperoleh dari perhitungan waktu menggunakan stopwatch,
penulis mendapatkan data tentang uraian kegiatan serta waktu yang dibutuhkan dalam
melakukan assembling adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Perhitungan Norma Waktu Tugas Pokok
Total waktu dari 100
Rekam Medis dibagi 100
1.222,78/100
Rata-rata waktu yang
dibutuhkan tenaga
12,2278
Pembulatan
12,22 menit
Tabel 2 Uraian Tugas Pokok
Uraian Tugas
Menerima pengembalian berkas rekam
medis dan sensus harian dari unit
pelayanan rekam medis (Widjaja, 2015).
Meneliti kelengkapan isi berkas rekam
medis dan merakit kembali sesuai urutan
berkas rekam medis
Mencatat penggunaan rekam medis
kedalam buku kendali (Depkes, 2008).
Menyerahkan berkas rekam medis yang
telah lengkap ke bagian koding.
C. Menghitung Standar Beban Kerja Assembling Rawat Inap
Volume 3, Nomor 2, Februari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
135 http://sosains.greenvest.co.id
Tabel 3 Standar Beban Kerja ARI
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa tenaga assembling rekam medis di
Rumkital Marinir Cilandak mempunyai norma waktu sebesar 12,22 menit/rekam medis
lalu hasil tersebut dibagi dengan Waktu Kerja Tersedia (WKT) sebesar 72.000
menit/tahun menurut Permen PA-RB No. 26 tahun 2011 barulah didapatkan Standar
Beban Kerja (SBK) sebanyak 5.891 rekam medis/tahun (Pusparini & Pratiwi, 2020).
D. Menghitung Standar Tugas Penunjang Assembling Rawat Inap
Setelah mendapatkan hasil dari Standar Beban Kerja (SBK), langkah selanjutnya
yaitu menghitung Standar Tugas Penunjang (STP) dan Faktor Tugas Penunjang (FTP)
untuk menyelesaikan setiap kegiatan per satuan waktu (per hari atau per minggu atau per
bulan atau per semester) sebagai berikut :
1. Waktu Kegiatan
Mengikuti Pelatihan/Seminar sebanyak 2 kali/tahun, selama 2 jam atau 120 menit
= 120 × 2 semester
= 240 menit
Mengikuti Rapat sebanyak 1 kali/bulan, selama 2 jam atau 120 menit
= 120 menit × 52 minggu
= 1.440 menit.
Mengikuti Apel Pagi sebanyak 1 kali/hari, selama 1 jam atau 60 menit.
= 60 menit × 260 hari
= 15.600 menit
2. Faktor Tugas Penunjang (FTP)
Mengikuti Pelatihan/Seminar
= (Waktu Kegiatan : WKT) 100 %
= ((120 × 2) : 72000) 100 %
= 0,33 %
3. Mengikuti rapat
= (Waktu Kegiatan : WKT) 100 %
= (1.440 : 72000) 100%
= 2%
4. Mengikuti Apel Pagi
= (Waktu Kegiatan : WKT) 100 %
= (15.600 : 72000) 100%
= 21%
5. Standar Tugas Penunjang (STP)
= (1/(1-23,33/100))
=1,29%
E. Menghitung Kebutuhan SDM Bagian Assembling Rawat Inap
Diketahui Total Kebutuhan SDMK = (Capaian 1 tahun/SBSTP)
Tugas Pokok = 7.597 / 5.891
= 1,28
Tugas Penunjang = 1,29
Kebutuhan SDMK = 1,28 × 1,29
= 1,65
Pembulatan = 2 orang
Keterangan
Norma
Waktu
Satuan
WKT
SBK
Assembling
Rawat Inap
12,22
Menit
72.000
5.891
Tinjauan Kebutuhan Tenaga Assembling Rekam Medis
Rawat Inap Berdasarkan Beban Kerja di Rumah Sakit
Menggunakan Analisa Beban Kerja Kesehatan
2022
Alfi Shiddiq Syafrian 136
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui kebutuhan tenaga assembling
rekam medis rawat inap sebanyak 2 (dua) orang tenaga assembling (Davies, Mueller, &
Moulton, 2020).
KESIMPULAN
Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jumlah tenaga bagian
assembling rekam medis rawat inap yang sesuai dengan beban kerja. Berdasarkan uraian
yang telah dijelaskan, maka dapat Disimpulkan BAHWA Standar Prosedur Operasional
(SPO) proses assembling rekam medis di Rumkital Marinir Cilandak diterbitkan pada
tanggal 21 Desember 2018, dan belum ada revisi terbaru dari pihak Rumkital. Dari hasil
penelitian dapat diketahui kegiatan yang dilakukan tenaga assembling belum sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional yang ada, dikarenakan masih ada kegiatan yang
dilakukan oleh tenaga assembling tetapi belum terdapat pada SPO assembling.
Tenaga assembling rawat inap memiliki 4 tugas pokok dan dari 100 sampel yang
ada diketahui waktu yang dibutuhkan tenaga kerja untuk melakukan assembling kepada 1
(satu) berkas rekam medis rawat inap adalah 12,22 menit dan hasil perhitungan Standar
Beban Kerja (SBK) tenaga assembling rekam medis dalam melakukan tugas pokoknya
sebanyak 5.891 rekam medis/tahun.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan berdasarkan data yang didapatkan diketahui
Faktor Tugas Penunjang (FTP) yaitu sebesar 23,33% dan Standar Tugas Penunjang (STP)
sebesar 1,29%. Berdasarkan hasil perhitungan SDMK sesuai beban kerja dengan metode
ABK Kesehatan didapatkan jumlah kebutuhan SDM yaitu sebanyak 2 (dua) orang.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyaningrum, Nopita, Utami, Yeni Tri, Rahmawati, Eni Nur, & Nagoro, Bayu Suryo.
(2021). Kebutuhan Tenaga Kerja Bagian Filing Berdasarkan Metode ABK Kes di
RSUD dr. Moewardi. Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan Informatika
Kesehatan, 11(2), 1925.
Davies, Alan, Mueller, Julia, & Moulton, Georgina. (2020). Core competencies for
clinical informaticians: a systematic review. International Journal of Medical
Informatics, 141, 104237.
Depkes, R. I. (2008). Standar pelayanan minimal rumah sakit. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI, 18.
Gultom, Suheri Parulian, & Sihotang, Afrizal. (2019). Analisa kebutuhan tenaga rekam
medis berdasarkan beban kerja dengan metode wisn di bagian pendaftaran Rumah
Sakit Umum Haji Medan Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi
Kesehatan Imelda, 4(1), 524532.
Joebagio, Hermanu, & Mundigdo, Ambar. (2014). MODEL PEMBELAJARAN SPRM
BERBASIS VISUALISASI ASSEMBLING UNTUK MENINGKATKAN
KOMPETENSI PRAKTIK LABORATORIUM. Jurnal Manajemen Informasi
Kesehatan Indonesia (JMIKI), 2(1).
Lestari, Dian Fadilah Ayu, Wicaksono, Andri Permana, & Deharja, Atma. (2020).
Tinjauan Faktor Penyebab Ketidaktepatan Waktu Pengembalian Sensus Harian
Rawat Inap di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Tahun 2020. J-REMI: Jurnal Rekam
Medik Dan Informasi Kesehatan, 1(3), 374380.
Menkes, R. I. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
147/Menkes. Per/I/2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit.
Nomor, Undang Undang Republik Indonesia. (36AD). tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan. Hukum Online.
Volume 3, Nomor 2, Februari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
137 http://sosains.greenvest.co.id
Pusparini, Berliana, & Pratiwi, Rita Dian. (2020). Perbedaan Klaim Tarif INA-CBG pada
Penyakit Sistem Peredaran Darah. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan
Indonesia (JMIKI), 8(2), 125.
Putri, Mutiara Ginanty, & Mudayana, Ahmad Ahid. (2021). Analisis Kebutuhan Tenaga
Rekam Medis di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta. International Journal of
Healthcare Research, 4(1).
Qomah, Isti, Amartha, Mohd Rinaldi, & Kholili, Ulil. (2021). Analisis Kebutuhan Tenaga
Kerja Rekam Medis Berdasarkan Beban Kerja Dengan Metode PPNI Di Rumah
Sakit Pekanbaru Medical Center (PMC) Tahun 2020. Jurnal Rekam Medis
(Medical Record Journal), 1(3), 200214.
Siska, Fera. (2018). Analisis Pelaksanaan Rekam Medis Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
(RSIA) Widiyanti. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 11(1).
Widjaja, Lily. (2015). Konsep Dasar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Jakarta:
Universitas Esa Unggul.
Wittri, Zalipa, Indawati, Laela, Rumana, Nanda Aula Rumana, & Putra, Daniel Happy.
(2022). TINJAUAN KESESUAIAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
(SPO) DALAM KEGIATAN ASSEMBLING RAWAT INAP DI RS AS-SYIFA
BENGKULU SELATAN. Jurnal Kesehatan Tambusai, 3(1), 1422.
Yuliastuti, Henry. (2020). Tinjauan Pelaksanaan Assembling Dalam Pengendalian
Ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis Di Rsu Muslimat Ponorogo. Jurnal
Delima Harapan, 7(1), 3947.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.