148 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 3 NOMOR 2 2023
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
KAJIAN DAMPAK KEBERADAAN KAMPUS TERHADAP
LINGKUNGAN PERMUKIMAN MASYARAKAT DI KOTA
KUPANG
Sylvia Mariani Suni
Universitas Nusa Cendana
Email : sylviasuni88@gmail.com
Kata kunci:
Dampak,
Pemukiman,
Pengelolaan
sampah.
Keywords:
Impact,
Settlements, Waste
management.
ABSTRAK
Latar Belakang : Kehadiran kampus dapat berdampak pada lingkungan sekitarnya.
Studi ini diprakarsai untuk mengevaluasi dampaknya terhadap lingkungan fisik, sosial,
dan ekonomi, serta merumuskan cara untuk menangani dampak negatif tersebut. Studi
ini didasarkan pada survei di sekitar tiga kampus: dua kampus kesehatan dan satu
kampus umum di Kota Kupang.
Tujuan : Tujuan untuk mengambarkan secara sistematik dan akurat tentang fakta-
fakta dan karateristik mengenai dampak keberadaan kampus terhadap lingkungan
permukiman masyarakat di Kota Kupang.
Metode : Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kualitatif yaitu
bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat tentang fakta fakta dan
karateristik mengenai dampak keberadaan kampus terhadap lingkungan permukiman
masyarakat di kota Kupang. Komunitas lokal di sekitar kampus didasarkan pada
kuesioner terstruktur dan tidak terstruktur.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum keberadaan kampus
membawa peningkatan ekonomi masyarakat sekitar yang ditunjukkan dengan adanya
kamar dan rumah kontrakan, serta kios dan rumah makan. Dampak negatif terkait
dengan pembuangan dan pengelolaan limbah yang buruk.
Kesimpulan: Dalam menangani dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas masyarakat
terhadap lingkungan perlu diterapkan konsep bahwa mengubah pola kebiasaan
masyarakat dalam membuang sampah di sembarang tempat. Di mana dalam mengubah
kebiasaan tersebut dimulai dari diri sendiri sehingga dapat mempengaruhi individu -
individu lain yang masih dengan kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat.
Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, dengan
cara memberikan sosialisai mengani bahaya sampah pada lingkungan.
ABSTRACT
Background: Campus attendance can have an impact on the surrounding
environment. The study was initiated to evaluate its impact on the physical, social, and
economic environment, as well as formulate ways to deal with those negative impacts.
The study is based on a survey of about three campuses: two health campuses and one
public campus in Kupang City.
Purpose: The purpose is to describe systematically and accurately the facts and
characteristics regarding the impact of campus existence on the residential
environment of the community in Kupang City.
Method: The method used in this study is a qualitative method, which aims to describe
systematically and accurately the facts and characteristics regarding the impact of
campus existence on the residential environment of the community in Kupang city. The
Volume 3, Nomor 2, Februari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
149 http://sosains.greenvest.co.id
local community around campus is based on structured and unstructured
questionnaires.
Results: Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum keberadaan kampus
membawa peningkatan ekonomi masyarakat sekitar yang ditunjukkan dengan adanya
kamar dan rumah kontrakan, serta kios dan rumah makan. Dampak negatif terkait
dengan pembuangan dan pengelolaan limbah yang buruk.
Conclusion: In dealing with the impact caused by community activities on the
environment, it is necessary to apply the concept that changes the pattern of people's
habits in disposing of waste in any place. Where in changing the habit starts from
oneself so that it can affect other individuals who are still with the habit of throwing
garbage in any place. Increase public awareness in maintaining environmental
cleanliness, by providing socialization to assess the dangers of waste in the
environment.
PENDAHULUAN
Penempatan suatu aktivitas baru sebagai aktivitas utama pada suatu kawasan atau
lingkungan pada umumnya akan berpengaruh dengan lingkungan di sekitarnya, salah satu
penempatan aktivitas baru sebagai aktivitas utama adalah penempatan sebuah perguruan
tinggi di tengah-tengah lingkungan permukiman masyarakat. Kampus yang merupakan
sebuah lembaga institusi pendidikan menjadi wadah bagi masyarakat luas untuk menimba
ilmu memiliki sejumlah aspek pokok yang sangat berkaitan erat dengan perkembangan
mutu sekolah. Letak, lingkungan, sarana dan prasarana fisik sangat berpengaruh terhadap
kenyaman proses belajar mengajar (MULIAWAN, Roychansyah, Eng, & Radjiman,
n.d.).
Kampus yang sehat itu harus menerapkan prinsip bebas asap rokok serta bebas
polusi udara, perencanaan kampus tersebut menggunakan prinsip, semua mahasiswa
dosen serta siapapun yang memasuki area kampus dilarang merokok serta membawa
kendaraan yang menimbulkan pencemaran udara. Hanya ada bus kampus yang ramah
lingkungan yang diperbolehkan memasuki area kampus dan khusus untuk jalur di sekitar
kampus saja. Selain itu ada tempat untuk parkir kendaraan di luar area kampus yang
disediakan untuk mahasiswa yang membawa kendaraan.
Keberadaan kampus di tengah-tengah lingkungan masyarakat tentunya membawa
pengaruh tersendiri bagi civitas akademika kampus dan lingkungan di sekitar kampus.
Lingkungan sekitar kampus yang merupakan permukiman, dengan berbagai masyarakat
yang memiliki aktivitas masing-masing. Membawa dampak negatif bagi kenyamanan
mahasiswa, dosen, maupun pegawai dalam melakukan proses belajar mengajar maupun
kegiatan akademik lainnya. Suasana permukiman dengan berbagai aktivitas masyarakat
akan berpengaruh pada kehidupan sosial budaya mahasiswa (Umanailo, Sos, Umanailo,
& Sos, 2016).
Kampus dan permukiman merupakan dua komponen yang mana interaksi dari
kedua kompenen tersebut berdampak pada lingkungan di sekitar kampus yang merupakan
lingkungan permukiman. Seiring dengan berkembangnya jurusan dan program studi pada
kampus tersebut, menarik minat mahasiswa untuk menuntut ilmu pada kampus tersebut.
Dengan bertambahnya jumlah mahasiswa, maka bertambah pula jumlah penduduk pada
di sekitar lingkungan kampus. Di mana mahasiswa akan memilih tempat tinggal yang
letaknya tidak jauh dari kampus tersebut. Bertambahnya jumlah penduduk pada di
lingkungan sekitar kampus tentu akan berpengaruh terhadap lingkungan permukiman itu
sendiri.
Persoalan yang sering menjadi perhatian adalah mengenai persampahan
(Mahyudin, 2017). Kampus yang tidak memiliki tempat pembuangan sampah yang tepat,
sering memanfaatkan lahan kosong yang berada di sekitar kampus sebagai tempat
pembuangan sampah. Sampah-sampah hasil aktivitas dari mahasiswa dan seluruh civitas
kampus ditimbun dan dibuang pada lahan kosong yang berada di sekitar kampus.
Kajian Dampak Keberadaan Kampus terhadap
Lingkungan Permukiman Masyarakat di Kota Kupang
2023
Sylvia Mariani Suni 150
Sampah-sampah yang dibuang kemudian tidak dilakukan pengolahan selanjutnya,
sehingga timbunan dari sampah tersebut menghasilkan bau yang sangat menganggu
kenyamanan lingkungan dan kampus itu sendiri.
Pengelolaan persampahan pada lingkungan permukiman memiliki pengaruh
tersendiri bagi keindahan atau estetiksa kampus dan lingkungan permukiman itu sendiri
(Effendi, 2013). Selain mahasiswa dan civitas akademika kampus, masyarakat juga
memanfaatkan lahan kosong di sekitar kampus ini sebagai tempat pembuangan sampah
dan tidak melakukan pengelolaan selanjutnya, sehingga polusi yang ditimbulkan dari
penumpukan sampah secara terus menerus berpengaruh terhadap kenyamaan mahasiwa
dalam menerima pelarajan di kelas dan keindahan lingkungan di sekitar kampus.
Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat sekitar dalam menjaga keindahan
lingkungan menyebabkan lingkungan di sekitar kawasan kampus menjadi jorok dan
terlihat sangat buruk. Melihat dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka peneliti
tertarik untuk mengkaji tentang dampak keberadaan kampus terhadap lingkungan
permukiman di Kota Kupang.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini dengan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengambarkan secara sistematik dan akurat tentang
fakta-fakta dan karateristik mengenai dampak keberadaan kampus terhadap lingkungan
permukiman masyarakat di Kota Kupang. Lokasi penelitian, penelitian ini adilaksanakan
di tiga kampus yaitu dua perguruan tinggi berbasis kesehatan (kampus A dan kampus B),
dan satu perguruan tinggi non kesehatan (kampus C)
Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian pertama (Kampus A)
Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian kedua (Kampus B)
Gambar 3: Lokasi Penelitian ke tiga (Kampus C)
Penelitian ini dilakasanakan pada bulan juni sampai dengan bulan oktober 2016.
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif pada hakikatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya,
berinteraksi dengan mereka, berusaha untuk memahami bahasa dan tafsiran mereka
tentang dunia sekitarnya.
Volume 3, Nomor 2, Februari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
151 http://sosains.greenvest.co.id
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada
dua alasan (Miles, 1992). Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini tentang
dampak keberadaan kampus terhadap lingkungan permukiman masyarakat di Kota
Kupang. Kedua, pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang
dikaji dengan sejumlah data primer dari subjek penelitian yang tidak dapat dipisahkan
dari latar belakang alamiahnya.
Metode yang digunakan adalah metode studi kasus dengan pendekatan yang
dilakukan adalah pendekatan deskriptif kualitatif (Fadli, 2021). Metode deskriptif yaitu
metode penelitian yang membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, fenomena
yang sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi masa kini. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat yang diungkapkan oleh Suharsini Arikunto (1993:25) bahwa, apabila
peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa
banyak, sejauh mana dan sebagainya maka penelitiannya bersifat deskriptif, yaitu
menjelaskan atau menerangkan peristiwa.
Ada dua jenis data dalam penelitian ini yaitu
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari observasi dan informasi yang
terkait dengan dampak keberadaan kampus terhadap lingkungan permukiman
masyarakat. Data primer ini berupa hasil wawancara, dokumentasi yang dilakukan
untuk mendapatkan data mengenai persampahan dan aktivitas masyarakat.
2. Data sekunder
Pada penelitian ini data sekunder dikumpulkan melalui pencatatan terhadap
jumlah mahasiswa, dosen dan teanga pendidik, jumlah penduduk masyarakat yang
berada di sekitar kampus serta data-data lain yang mendukung data primer.
Teknik Pengumpulan Data ini yaitu
1. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari :
a. Studi kepustakaan terhadap literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian
yang dilakukan. Sebagai sumber data dalam bentuk buku, karya tulis ilmiah
yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.
b. Studi kearsipan yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan naskah-naskah
resmi tentang dampak keberadaan kampus terhadap lingkungan permukiman di
Kota Kupang, dan juga menyangkut aktivitas masyarakat yang bermukim dis
sekitar kampus tersebut. Sebagai sumber data dalam bentuk dokumen-dokumen,
foto-foto, data statistik dan naskah-naskah penting yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian.
2. Pengumpulan Data, dengan menggunakan :
a. Pengamatan langsung (direct observation),
Dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap dampak keberadaan kampus
terhadap lingkungan permukiman, terutama terhadap jenis-jenis sampah yang
dihasilkan oleh aktivitas kampus, bentuk-bentuk sampah,pengelolaan sampah,
dan aktivitas masyarakat yang bermukim di sekitar kampus terutama terhadap
kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah, kepedulian masyarakat,
partisiasi masyarakat dan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah.
b. Wawancara mendalam (in-depth interview)
Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
Kajian Dampak Keberadaan Kampus terhadap
Lingkungan Permukiman Masyarakat di Kota Kupang
2023
Sylvia Mariani Suni 152
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara di mana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
c. Kuisoner
Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data atau informasi yang
dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan.Penyusunan
kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui variable-variabel apa
saja yang menurut responden merupakan hal yang penting . Tujuan penyusunan
kuesioner adalah untuk memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang tepat
untuk diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden.
d. Dokumentasi
Dalam studi dokumentasi merupakan perlengkapan dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif, karena hasil penelitian
dari observasi atau wawancara akan ebih daat dipercaya kalau didukung oleh
foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
3. Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik bola salju (snow
ball sampling).
Data hasil pengamatan atau observasi lapangan, wawancara dan rekaman foto
selanjutnya dilakukan analisis deskriptif di bawah paradigma kualitatif, dengan cara
berpikir induktif yaitu dengan metode analisis data yang spesifik dari lapangan dianalisis
dan ditafsirkan untuk mengetahui maksud serta maknanya, kemudian seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari hasil wawancara dan pengamatan lapangan yang
sudah ditulis dalam catatan lapangan dati hasil rekaman dokumentasi. Setelah dipelajari
dan ditelaah maka langkan berikutnya adalah mengadakan reduksi dta yang dilakukan
dengan membuat abstraksi yang dituangkan ke dalam catatan refleksi. Abstraksi
merupakan usaha membuat rangkuman inti, proses dan pernyataaan- pernyataan yang
dijaga sehingga tetap berada didalam kondisi sesuai dengan keadaan di lokasi penelitian.
Keabsahan data dapat terjamin maka, dilakukan teknik triangulasi (YANG, n.d.).
Triangulasi adalah teknik pemeriksa keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain di luar untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu
(Purnamasari, 2013). Triangulasi yang dilakukan yaitu dengan pengecekan kembali data-
data secara berulang atau bersilangan antara data hasil pengamatan atau obeservasi,
dokumentasi foto dan data wawancara terhadap berbagai sumber data pada lokasi
penelitian. Pengecekan kembali data-data dalam proses analisis data dimaksudkan untuk
memperoleh data sesuai gambaran kondisi yang sebenarnya di lokasi penelitian.
Langkah selanjutnya setelah pemeriksaan keabsahan data adalah proses analisi.
Proses analisi data sesuai dengan yang dikemukakan oleh Moleong (2006) yaitu dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara
mendalam dan pengamatan partisipasi yang sudah ditulis dalam catatan lapangan. Setelah
dibaca, dipelajari dan ditelaah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data
yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat
rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap
berada didalamnya. Data-data yang terkumpul dari berbagai sumber, disusun dalam
satuan- satuan yang menjadi temuan dalam penelitian sesuai kondisi yang ditemui pada
lokasi penelitian. Langkah selanjutnya adalah merupakan kesimpulan dan implikasi dari
hasil-hasil penelitian.
Volume 3, Nomor 2, Februari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
153 http://sosains.greenvest.co.id
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Dampak Keberadaan Kampus Terhadap Lingkungan Permukiman
Perguruan tinggi (universitas) sebagai wadah bagi masyarakat luas dalam menimba
ilmu dapat menjadi pusat pertumbuhan baru yang menyebabkan multiplier effect
terhadap kawasan sekitarnya. Sebagai institusi pendidikan, perguruan tinggi
(universitas) merupakan suatu komunitas masyarakat besar yang mempunyai
kebutuhan akan barang dan jasa untuk menunjang segala aktivitasnya. Pada lokasi
penelitian terdapat beberapa bangunan kost yang dimanfaatkan mahasiswa sebagai
tempat tinggal dalam menuntut ilmu di kampus tersebut. Jumlah kost yang terdapat di
ketiga lokasi penelitian dapat dilihat dalam tabel 1
Tabel 1 Jumlah kost pada lokasi penelitian
No
Lokasi Penelitian
1
Lokasi penelitian pertama
2
Lokasi penelitian kedua
3
Lokasi penelitian ketiga
Sumber: Observasi Peneliti 2016
Sesuai dengan hasil wawancara pada ketiga lokasi penelitian bahwa, harga sewa
perbulan dari setiap kost berkisar antara 350.000 rupiah sampai dengan 500.000
rupiah. Hal tersebut tentunya berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat yang
bermukim di sekitar kampus tersebut. Sehingga perguruan tinggi (universitas) dapat
didefinisikan sebagai mesin pembangunan ekonomi, dengan adanya perguruan tinggi,
suatu kota ataupun daerah dapat menarik minat siswa untuk datang dan pada akhirnya
mendatangkan pendapatan bagi kota atau daerah tersebut.
B. Dampak Keberadaan Kampus terhadap Kualitas Lingkungan
Kampus A yang terletak di permukiman masyarakat membawa dampak yang
negatif bagi lingkungan itu sendiri. Kampus ini memiliki dua buah gedung, di mana
gedung yang pertama terdiri dari tiga lantai dan gedung yang kedua terdiri 2 lantai.
Kampus ini memiliki sebuah gedung aula yang digunakan sebagai tempat perayaan
hari-hari penting seperti wisuda dan acara-acara akademik lainnya. Kampus ini juga
memiliki sebuah tempat parkir yang digunakan sebagai tempat untuk memarkir
kendaraan dari mahasiswa, dosen, serta pegawai kampus. Namun, walaupun kampus
ini memiliki tempat parkir, sebagian mahasiswa memanfaatkan pekarangan rumah
warga sebagai tempat untuk memarkir kendaraan mereka.
Kampus ini tidak memiliki tempat pembuangan sampah yang tepat, sehingga
mahasiswa dan seluruh civitas akademika kampus memanfaatkan lahan kosong yang
terdapat di sekitar rumah warga sebagai tempat pembuangan sampah. Keadaan seperti
ini tentunya membuat lingkungan tersebut terlihat sangat jorok. Selain berdampak
lingkungan yang semakin terlihat jorok polusi yakni bau yang ditimbulkan dari
tumpukan sampah ini juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan warga sekitar
(Simanjorang, 2014).
Pada lokasi penelitian yang kedua yaitu kampus B yang mana terletak di
lingkungan permukiman masyarakat, kampus ini memiliki tempat pembuangan
sampah sementara yang terletak di luar pagar kampus. TPS tersebut terletak di pinggir
jalan, sehingga apabila sampah yang tumpuk secara terus menerus tanpa dilakukan
pengelolaan selanjutnya akan menyebabkan jalan yang dilalui oleh masyarakat
menjadi kotor dan sangat kumuh. Sesuai dengan hasil wawancara terhadap responden
bahwa sampah yang ditumpuk pada tempat ini dilakukan pengelolaan selanjutnya
yakni diangkut dengan mobil sampah. pengangkutan ini dilakukan setiap dua minggu
sekali. Namun akibat padatnya aktivitas civitas kampus memproduksi sampah dalam
jumlah yang sangat banyak, menyebabkan sampah yang ditimbun semakin hari
semakin meningkat sehingga menyebabkan jalan yang dilalui oleh masyarakat terlihat
sangat kotor.
Pada lokasi penelitian yang ketiga yaitu kampus C yang merupakan pergururuan
tinggi non kesehatan. Kampus ini justru memiliki tempat pembuangan sampah yang
Kajian Dampak Keberadaan Kampus terhadap
Lingkungan Permukiman Masyarakat di Kota Kupang
2023
Sylvia Mariani Suni 154
tepat sehingga tidak merusak lingkungan sekitar, yang merupakan lingkungan
permukiman masyarakat. Kampus ini memiliki tempat pembuangan sampah, sehingga
sampah-sampah hasil aktvitas civitas akademika kampus yang, dibuang pada tempat
ini kemudian dilakukan pengelolaan selanjutnya sehingga tidak terdapat tumpukan
sampah di sekitar lingkungan kampus tersebut dan lingkungan di sekitar kampus
tersebut terlihat sangat bersih dan nyaman.
Gambar 1 TPS Kampus A Gambar 2 TPS Kampus B Gambar 3 TPS Kampus C
Sumber : Observasi peneliti 2016
Keadaan yang terlihat pada foto tersebut di atas, terutama pada Gambar 1,
Gambar 2 dan Gambar 3, merupakan keadaan di mana lingkungan di sekiar kampus
mengalami penurunan kualitasnya. Lingkungan seharusnya memberikan kenyamanan
dan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia dalam hal ini warga
masyarakat permukiman dan seluruh civitas akademika kampus. Namun, kondisi yang
terjadi pada lokasi penelitian berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan.
Kondisi lingkungan seperti yang terlihat pada gambar di atas dapat membuat membuat
suasana tidak nyaman bagi masyarakat sekitar.
Fakta yang terjadi pada lokasi penelitian berbanding terbaik atau tidak sesuai apa
yang diharapkan. Keadaan lingkungan yang rusak akbiat tumpukan sampah
menyebabkan masyarakat dan warga kampus merasa tidak nyaman. Hal ini membawa
dampak yang negatif terhadap lingkungan yakni lingkungan mengalami penurunan
kualitasnya.
C. Dampak Keberadaan Kampus terhadap Daya Dukung Lingkungan.
Keberadaan suatu perguruan tinggi baik perguruan tinggi kesehatan maupun non
kesehatan yang pada lingkungan permukiman masyarakat membawa pengaruh
tersendiri terhadap lingkungan tersebut. Bertambahnya jumlah penduduk seiring
dengan meingkatnya minat mahasiswa dalam menutut ilmu pada perguruan tinggi
tersebut berdampak pada peningkatan jumlah penduduk pada kawasan di sekitar
kampus.
Penduduk pada ketiga lokasi penelitian termasuk padat, hal ini dapat dilihat dari
pemanfaatan lahan untuk pembangunan kost dan tempat penukaran barang dan jasa
lainnya (Bahar, 1986). Sesuai dengan hasil observasi peneliti jumlah kios dan tempat
penukaran barang dan jasa dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2 Jumlah kios pada lokasi penelitian
No
Lokasi penelitan
Jumlah
Kios
Warnet
Rental
Foto Copy
1
Lokasi penelitian pertama
14
2
2
3
2
Lokasi penelitian kedua
13
7
6
9
3
Lokasi penelitian ketiga
8
6
8
11
Sumber : Hasil observasi peneliti 2016
Sesuai dengan hasil wawancara terhadap salah satu nara sumber mengatakan
bahwa sampah-sampah yang dihasilkan dari hasil aktivitas civitas akademika kampus
diangkut kemudian dibuang ke TPS pada hari-hari tertentu dilakukakan pengelolaan
dengan cara dibakar, sampah-sampah anorganik yang tidak dapat didaur ulang
dibiarkan begitu saja hingga membusuk. Fakta yang terjadi pada lokasi penelitian
Volume 3, Nomor 2, Februari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
155 http://sosains.greenvest.co.id
menyebabkan perubahan lingkungan yang sangat drastis. Seiring dengan berjalannya
waktu keadaan lingkungan seperti ini akan kehilangan keseimbangan, dan daya
dukungnya diakibatkan oleh sampah yang dibiarkan membusuk pada TPS. Selain
merusak lingkungan penumpukan sampah pada lokasi penelitian menghasilkan polusi
dan membahayakan kesehatan masyarakat disekitar lingkungan kampus.
D. Dampak Aktivitas Civitas Kampus terhadap Lingkungan Permukiman
1. Sumber Sampah
Salah satu tempat yang memiliki potensi terbesar dalam mengasilkan sampah
kampus. Dengan pengguna tetap yaitu seluruh civitas akademika dalam melakukan
aktivitas rutin baik di hari kerja maupun hari libur. Sampah-sampah yang
dihasilkan adalah berasal dari kegiatan belajar mengajar, konsumsi makanan dan
sampah organik seperti dedaunan. Seperti yang terdapat pada tiga lokasi penelitian
bahwa disekitar kampus banyak terdapat berbagai macam pepohonan sehingga
dedaunan dan ranting-ranting pohon yang telah mengering, akan terjatuh ke tanah.
Sampah yang dihasilkan dari aktivitas civitas kampus tersebut di buang di
tempat sampat yang telah disediakan dimasing-masing ruangan yang terdalam di
dalam gedung kampus. Namun, pada sampah organik seperti dedaunan dan
ranting-ranting yang telah mengering di biarkan jatuh ke tanah, sehingga kondisi
lingkungan disekitar kampus terlihat sangat kotor.
2. Jenis-Jenis Sampah
Jenis-jenis sampah yang dihasilkan dari aktivitas akademika kampus sebagian
besar adalah sampah-sampah anorganik, berupa kertas, bungkusan makanan,
kaleng minuman, dan lain-lain. Di mana jenis sampah seperti ini tidak dapat didaur
ulang.
Jenis sampah pada lokasi penelitian pada umumnya sama, sehingga perlu di
lakukan pengelolaan yang tepat. Jenis sampah anorganik sangat sulit untuk terurai
sehingga seringga menumpuk di sekitar lingkungan kampus. Sampah jenis ini juga
sering kamli disebut sampah kering dan sangat sulit diuraikan secara alamiah
sehingga diperlukan penangaan yang lebih lanjut.
Gambar 4 Jenis sampah anorganik pada kampus C
Sumber : Observasi peneliti 2016
Gambar 5 Jenis sampah anorganik pada kampus A
Sumber : Observasi peneliti 2016
Gambar 9: Jenis sampah anorganik pada kampus B
Foto tersebut merupakan jenis sampah anorganik yang terdapat diketiga kampus
yaitu A, kampus B dan kampus C. Dari foto tersebut terlihat bahwa sampah
organik tidak dapat didaur ulang atau tidak dapat terurai dengan tanah sehingga
Kajian Dampak Keberadaan Kampus terhadap
Lingkungan Permukiman Masyarakat di Kota Kupang
2023
Sylvia Mariani Suni 156
penumpukan sampah dari hari ke hari menyebabkan keadaan lingkungan di sekitar
kampus terlihat sangat jorok.
3. Pengelolaan Sampah
Sesuai dengan hasil pengamatan dan observasi di lapangan berbagai dampak
yang ditimbulkan oleh sampah tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
a. Dampak terhadap kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang
dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan adalah seperti berikut :
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk kedalam pencernakan binatang ternak melalui
makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
4. Dampak terhadap lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan
mencemari air (Harris & Ernawati, 2015). Berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesien akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya
ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang di buang kedalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seprerti metana. Selain berbau
kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat meledak.
5. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan
(untuk mengobati kerumah sakit).
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang
tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan
air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan
cenderung membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu
lebih sering diperbaiki dan dibersihkan.
Tabel 3 Hasil Tabulasi Kuisioner Mahasiswa di ketiga Lokasi Penelitian
(kampus A,kampus B dan Kampus C)
No
Pertan-
yaan
Lokasi 1
Lokasi 2
Lokasi 3
Total
(%)
Jumlah
(%)
Jumla
h
(%)
Jumlah
(%)
1.
Sumber sampah pada kampus ini berasal dari hasil aktivitas civitas kampus dan
tenaga kependidikan.
sangat
setuju
65
65
%
55
55
%
32
32
%
152
50.6%
setuju
30
30
%
43
43
%
54
54
%
127
42%
ragu-ragu
-
-
tidak
setuju
5
5%
2
2%
12
12
%
19
6.3%
Volume 3, Nomor 2, Februari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
157 http://sosains.greenvest.co.id
sangat tidak
setuju
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah
100
100
100
100
100
100
100
100
2.
Jenis sampah yang dihasilkan adalah jenis sampah organik dan anorganik
sangat
setuju
33
33
%
38
38
%
43
42
%
114
38%
setuju
42
42
%
49
49
%
44
44
%
135
45%
ragu-ragu
13
13
%
-
-
2
2%
15
8.5%
tidak setuju
9
9%
11
11
%
11
11
%
31
10.3%
sangat tidak
setuju
3
3%
2
2%
-
-
5
2.5%
Jumlah
100
100
100
100
100
100
100
100
3.
Melakukan pemisahan antara jenis sampah organik dan anorganik
Ya
8
8%
5
5%
3
3%
14
5.3%
Tidak
92
92
%
95
95
%
97
97
%
284
94.6%
4.
Bentuk sampah yang dihasilkan adalah sampah padat dan cair
sangat
setuju
34
34
%
31
31
%
39
39
%
104
34.6%
setuju
39
39
%
32
32
%
40
40
%
111
37%
ragu-ragu
19
19
%
10
10
%
8
8%
37
12.3%
tidak setuju
7
7%
9
9%
5
5%
21
7%
sangat tidak
setuju
1
1%
9
9%
8
8%
18
6%
Jumlah
100
100
100
100
100
100
100
100
5
Pengelolaan sampah dilakukan dengan cara pengendalian timbunan
sampah,pengumpulan sampah, transfer transport,pengolahan dan pembuangan
akhir.
sangat
setuju
32
32
%
25
25
%
22
22
%
79
26.3%
setuju
61
61
%
71
71
%
69
69
%
201
67%
ragu-ragu
3
3%
3
3%
4
4%
10
3.3%
tidak setuju
4
4%
2
2%
5
5%
11
3.6%
sangat tidak
setuju
-
-
1
1%
-
-
1
1%
Jumlah
100
100
100
100
100
100
100
100
6
Aktivitas civitas kampus dan tenaga kependidikan berdampak negatif terhadap
lingkungan.
sangat
setuju
14
14
%
12
12
%
8
8%
34
17%
setuju
19
19
%
14
14
%
16
16
%
49
16.3%
ragu-ragu
13
13
%
9
9%
12
12
%
34
11.3%
tidak setuju
47
47
%
58
58
%
54
54
%
159
53%
sangat tidak
7
7%
7
7%
10
10
24
8%
Kajian Dampak Keberadaan Kampus terhadap
Lingkungan Permukiman Masyarakat di Kota Kupang
2023
Sylvia Mariani Suni 158
setuju
%
jumlah
100
100
100
100
100
100
100
100
7.
Dalam mengisi kekosongan jam perkuliahan mahasiswa sering mengunjungi
perpustakaan dan kantin
sangat
setuju
12
12
%
33
33
%
27
27
%
72
24%
setuju
10
10
%
59
59
%
61
61
%
130
43.3%
ragu-ragu
3
3%
5
5%
6
6%
14
4.6%
tidak setuju
65
65
%
2
2%
4
4%
71
23.6%
sangat tidak
setuju
10
10
%
1
1%
2
2%
13
4.3%
jumlah
100
100
100
100
100
100
100
100
8.
Mahasiswa merasa nyaman dengan keberadaan kampus di lingkungan
permukiman masyarakat.
sangat
setuju
21
21
%
18
18
%
13
13
%
52
17.3%
setuju
11
11
%
49
49
%
42
42
%
102
34%
ragu-ragu
-
-
7
7%
8
8%
15
7.5%
tidak setuju
56
56
%
23
23
%
21
21
%
100
33.3%
sangat tidak
setuju
12
12
%
3
3%
16
16
%
31
10.3%
jumlah
100
100
100
100
100
100
100
100
Sumber : Hasil analisis peneliti tahun 2016
Keterangan : (-) Tidak ada jawaban
(Lokasi 1) kampus A
(Lokasi 2) Kampus B
(Lokasi 3) Kampus C
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar penghasil sampah pada
ketiga kampus ini adalah berasal dari aktivitas civitas kampus dan tenaga
kependidikan yaitu sebesar 50.6%. Jenis sampah yang dihasilkan merupakan jenis
sampah organik dan organik. Namun, dalam proses pembuangan sampah tidak
dilakukan pemisahan anatara kedua jenis sampah tersebut. Dari hasil tabulasi
kuisioner pada tabel di atas menunjukan sebanyak 94.6% responden menyatakan
tidak melakukan pemisahan dalam pembuangan sampah.
Tabel 4 Dampak keberadaan kampus terhadap lingkungan permukiman
No
Indikator
Dampak
Positif
Negatif
1.
Sumber
Sampah
Kebersihan lingkungan
masih dapat terjaga
karena sampah
dikumpulkan pada
tempat sampah yang
telah disediakan.
Lingkungan terlihat
jorok karena sampah-
sampah yang
dikumpulkan di tempat
sampah tidak dilakukan
pengelolaan selanjutnya
2.
Jenis
sampah
Dilakukan pemisahan
antara jenis sampah
anorganik dan organik,
sehingga tidak terjadi
Jenis sampah anorganik
tidak dilakukan
pengelolaan selanjutnya
sehingga tumpuksn dari
Volume 3, Nomor 2, Februari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
159 http://sosains.greenvest.co.id
pencemaran terhadap
lingkungan.
jenis sampah anorganik
menyebabkan keadaan
lingkungan terlihat
sangat kotor.
3.
Bentuk
sampah
Bentuk sampah yang
tergolong sampah
organik mudah busuk
dapat terurai kedalam
tanah sehingga tanah
dapat menjadi lebih
subur, dan tidak
berpengaruh pada
kebersihan lingkungan.
Bentuk sampah yang
tergolong sampah
anorganik dan organik
yang tidak membusuk,
sampah abu, dapat
membawa pengaruh
terhadap kebersihan
lingkungan. Karena,
sampah jenis ini tidak
dapat terurai atau
didaur ulang sehingga
tumpukan sampah
menimbulkan polusi
terhadap lingkungan.
4.
Pengelolaan
sampah
Pegelolaan sampah
dilakukan secara
optimal sehingga
lingkungan dapat
terjaga kebersihan dan
kenyamanannya
Pengelolaan sampah
tidak dilakukan secara
optimal sehingga
lingkungan yang pada
awalnya bersih dan
nyaman terlihat tidak
kondusif.
Sumber : Analisa wawancara penelitian, 2016
E. Dampak Aktivitas Masyarakat Terhadap Lingkungan Permukiman
Sesuai dengan hasil observasi dan pengamatan pada tiga lokasi penelitian, lokasi
pertama yaitu di lingkungan permukiman sekitar kampus A, pada lingkungan ini
jumlah penduduk cukup padat (Sarwono, 1992). Salah satu faktor yang memicu
peningkatan jumlah penduduk yang signifikan tiap tahunnya di lingkungan ini adalah
meningkatkanya minat mahasiswa dalam menuntut ilmu di kampus A. Jarak tempuh
yang dekat dengan kampus dipilih sebagai lokasi untuk tempat tinggal. Pada
lingkungan ini juga banyak dibangun kost-kost atau kontrakkan yang dimanfaatkan
oleh mahasiswa sebagai tempat tinggal.
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk pada lingkungan ini kesadaran
dalam menjaga kebersihan lingkunganpun menjadi menurun. Kebiasaan membuang
sampah di sembarang tempat sudah menjadi kegiatan yang lumrah dilakukan oleh
masyarakat pada lingkungan ini. masyarakat menganggap membuang sampah
sembarangan adalah suatu yang wajar, sehingga tidak ada satu pun yang
memperingatkan atau menegur pembuang sampah.
Hal tersebut di atas juga terjadi pada dua lokasi penelitian lainnya yaitu,
lingkungan di sekitar kampus B dan lingkungan disekitar kampus C. Di mana
masyarakat sering memanfaatkan pekarangan rumahnya sebagai tempat pembuangan
sampah. sampah yang dibuang tersebut tidak dilakukan pengelolaan selanjutnya
sehingga terlihat sangat kotor.
1. Kebiasaan Masyarakat dalam Membuang Sampah
Perilaku membuang sampah sembarangan ini, tidak mengenal tingkat
pendidikan maupun status sosial. Keberadaan sampah di lingkungan tak lepas dari
tangan manusia yang membuang sampah sembarangan, mereka menganggap
barang yang telah dipakai tidak memiliki kegunaan lagi dan membuang dengan
seenaknya sendiri. Kurang kesadaran akan pentingnya kebersihan menjadi faktor
yang paling dominan, disamping itu kepekaan masyarakat terhadap lingkungan
harus dipertanyakan.
Kajian Dampak Keberadaan Kampus terhadap
Lingkungan Permukiman Masyarakat di Kota Kupang
2023
Sylvia Mariani Suni 160
Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa
informan, pada tiga lokasi penelitian ini menyatakan bahwa, setiap rumah memiliki
tempat sampah yang terdapat di dalam rumah warga,namun pada pengelolaan
selanjutnya ketiga lingkungan ini tidak memiliki tempat pembuangan (TPS) yang
tepat sehibgga masyarakat lebih cenderung untuk memanfaatkan pekaraangan
rumah sebagai tempat pembuangan sampah.
Gambar 6 Tumpukan sampah aktivitas masyarakat di sekitar kampus C
Sumber : Observasi peneliti 2016
Gambar 7 Tumpukan sampah aktivitas masyarakat di sekitar kampus B
Sumber : Observasi peneliti 2016
Gambar 8 Tumpukan sampah aktivitas masyarakat di sekitar kampus A
Sumber : Observasi peneliti 2016
Pada foto tersebut di atas terlihat bahwa masyarakat lebih cenderung
memanfaatkan pekarangan di sekirtar rumahnya sebagai tempat pembuangan
sampah. Jenis sampah yang dibuang adalah sampah organik dan sampah anorgnik.
Pada tumpukan sampah di sekitar rumah warga dapat terlihat bahwa tumpukan
sampah tersebut tidak dilakukan pemisahan antara jenis sampah organik dan
aroganik.
2. Pengetahuan Masyarakat dalam Membuang Sampah.
Masyarakat pada ketiga lokasi ini saat ini masih belum melaksanakan
pemisahan antara sampah organik dan sampah anorganik, hal ini dimungkinkan
masyarakat masih belum memiliki pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang
efektif, ramah lingkungan dan memberikan nilai tambah pada sampah itu sendiri.
Padahal salah satu alternatif pengelolaan sampah yang bisa dilakukan oleh
masyarakat adalah dengan melakukan pemilahan sampah, tetapi pemilahan sampah
merupakan perilaku yang baru dalam masyarakat oleh karena itu studi pengetahuan
dan sikap masyarakat perlu dilakukan.
Hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat dalam membuang sampah
dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Gambar 9 Pengetahuan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Volume 3, Nomor 2, Februari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
161 http://sosains.greenvest.co.id
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa masyarakat di ketiga lokasi pengetahuan
masih memiliki pengetahuan yang rendah dalam menjga kebersihan lingkungan
yaitu sebesar 33%. Hanya 18% dari masyarakat pada ketiga lokasi penelitian yang
memiliki pengetahuan yang baik dalam menjaga kebersihan lingkungan. Sehingga
perlu dilakukan sosialisasi mengenai proses pengelolaan sampah pada ketiga lokasi
ini.
3. Kepedulian Masyarakat dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan
Sebagian besar masyarakat pada lokasi penelitian memiliki kepedulian yang
sangat minim dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dari hasil observasi dan
pengamatan yang dilakukan pada ketiga lokasi ini, peneliti menemukan terdapat
tumpukan sampah di sekitar rumah warga.
Keadaan tersebut tidak diabaikan oleh masyarakat dan tidak dilakukan
penanganan pada tumpukan sampah tesebut. Hal ini berdampak pada keindahan
dan kebersihan lingkungan, di mana lingkungan di sekitar rumah warga terlihat
sangat jorok dan terjadi penurunan kualitas dan daya dukung pada lingkungan
tersebut. Selain berdampak pada lingkungan, hal tersebut juga berdampak pada
kesehatan masyarakat sekitar. Polusi yakni bau yang dihasilkan dari tumpukan
sampah yang dilakukan secara terus menerus menyebabkan penyakit yang
ditularkan oleh bakteri pada tumpukan sampah tersebut. Tingkat kepedulian
masyarakat dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Gambar 10 Grafik tingkat kepedulian masyarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan
Grafik tersebut menunjukkan bahwa pada ketiga masyarakat lokasi penelitian
memiliki kepedulian yang rendah dalam menjaga kebersihan lingkungan.Salah satu
faktor yang menyebabkan minimnya kepedulian mas yarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan faktor ketersediaan fasilitas tempat sampah. pada lokasi
penelitian tidak ditemukan adanya fasitias tempat sampah sehingga agar lebih
mudah masyarakat membuang sampah pada pekarangan di sekitar rumahnya.
4. Partisipasi Mayasrakat dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan
Pada lingkungan di lokasi peneltian kesadaran masyarakat yang di milikiki
masih rendah. Rendahnya kesadaran masyarakat setempat dalam menjaga
kebersihan lingkungan terhadap menjadi salah satu penyebab semakin tingginya
pemanasan global, cuaca ekstrim, bencana alam seperti banjir, longsor, dan lain-
lain. Kesadaran yang rendah ini, dapat dilihat dari perilaku masyarakat sehari-hari,
yaitu dengan kebiasaan membuang sampah sembarangan, kebiasaan membakar
sampah, menebang pohon sesukanya tanpa ada upaya penanaman kembali.
Membangun kesadaran masyarakat memang tidak segampang membalikkan
telapak tangan. Perlu kerja sama dari semua pihak, baik masyarakat, pemerintah
maupun perusahaan. Perlu waktu yang cukup panjang untuk pelan-pelan
membangun kesadaran itu. Perlu contoh dan teladan yang positif dan konsisten dari
pihak-pihak pengambil kebijakan. Tingakat partisipasi masyarakat dalam menjga
kebersihan lingkungan dapat dilihat pada grafik dibawah ini
Gamabr 11 Grafik tingkat partisipasi masyarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan
Kajian Dampak Keberadaan Kampus terhadap
Lingkungan Permukiman Masyarakat di Kota Kupang
2023
Sylvia Mariani Suni 162
Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa tingkat partisipasi pada ketiga
lokasi penelitian masih tergolong rendah yakni 32%,, hanya sebagian kecil yakni
6.3% masyarakat yang memiliki partisipasi yang tinggi dalam menjaga kebersbihan
lingkungan. hal ini disebabkan oleh kesadaran masyarakat yang masih sangat
rendah dalam mengikuti program-program kebersihan yang dilakukan oleh
pemerintah setempat.
Kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan sangat mutlak dibutuhkan.
Terutama masyarakat pada ketiga lokasi penlitian. Di lingkungan ini kesadaran
masyarakat dalam menjaga kebersihan dapat dilihat dari kegiatan atau aktivitasnya
sehari-hari. Sejauh ini program-program yang dilakukan pemerintah setempat
dalam menjaga kebersihan lingkungan yaitu dengan melakukan kerja bakti antar
warga. Namun, hanya sebagian kecil saja warga yang ikut berpartsipasi pada
kegiatan tersebut.
Tabel 5 Hasil Tabulasi Kuisioner Masyarakat di Lingkungan Permukiman
No
Pertan-
yaan
Lokasi 1
Lokasi 2
Lokasi 3
Total
(%)
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)
1.
Penentuan lokasi tempat pembuangan sampah sangat tepat
sangat
setuju
9
30%
10
30
%
8
30
%
27
20%
setuju
14
50%
13
40
%
17
60
%
44
50%
ragu-
ragu
-
-
1
10
%
-
-
1
10%
tidak
setuju
7
20%
3
10
%
5
10
%
15
10%
sangat
tidak
setuju
-
-
3
10
%
-
-
3
10%
2.
Sebagian besar jenis sampah yang dihasilkan adalah jenis sampah rumah
tangga
sangat
setuju
7
23%
9
30
%
11
36
%
27
56%
setuju
22
73%
19
63
%
17
56
%
58
64%
ragu-
ragu
-
2
7%
1
4%
tidak
setuju
1
4%
-
-
1
4%
2
4%
sangat
tidak
setuju
-
-
-
-
-
-
-
3.
Melakukan pemisahan antara jenis sampah organik dan anorganik
ya
3
10%
6
20
%
4
10
%
13
13.3
%
tidak
27
90%
24
80
%
26
90
%
77
86.6
%
4.
Terdapat banyak tumpukan sampah di sekitar rumah warga
sangat
setuju
6
20%
7
24
%
5
17
%
13
20.3
%
Volume 3, Nomor 2, Februari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
163 http://sosains.greenvest.co.id
setuju
14
46%
13
43
%
8
26
%
35
38.3
%
ragu-
ragu
-
-
4
13
%
2
7%
6
10%
tidak
setuju
5
17%
6
20
%
7
24
%
18
23.3
%
sangat
tidak
setuju
5
17%
-
-
8
26
%
13
22.5
%
5
Masyarakat memiliki kepedulian yang sangat rendah dalam menjaga
kebersihan lingkungan
sangat
setuju
7
23%
9
30
%
4
13
%
20
22%
setuju
19
63%
16
53
%
17
57
%
52
56%
ragu-
ragu
-
5
17
%
4
13
%
9
15%
tidak
setuju
1
3%
-
-
3
10
%
4
6%
sangat
tidak
setuju
1
3%
-
-
2
7%
3
5%
6
Masyarakat memiliki kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat
sangat
setuju
4
13%
3
10
%
9
30
%
16
17.7
%
setuju
17
57%
14
47
%
13
43
%
44
49%
ragu-
ragu
-
-
5
17
%
4
13
%
9
15%
tidak
setuju
9
30%
7
23
%
3
10
%
19
21%
sangat
tidak
setuju
-
-
1
3%
3
10
%
4
6.5%
7.
Pengetahuan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat minim
sangat
setuju
8
27%
4
13
%
7
23
%
19
21%
setuju
12
40%
11
36
%
17
56
%
40
33%
ragu-
ragu
4
13%
-
3
10
%
7
11.5
%
tidak
setuju
5
17%
9
30
%
2
7%
16
18%
sangat
tidak
setuju
1
3%
6
20
%
1
3%
8
8.7%
8.
Partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat rendah
sangat
setuju
11
36%
7
23
%
10
30
%
28
29.7
%
setuju
7
23%
13
43
9
30
29
32%
Kajian Dampak Keberadaan Kampus terhadap
Lingkungan Permukiman Masyarakat di Kota Kupang
2023
Sylvia Mariani Suni 164
%
%
ragu-
ragu
4
13%
-
-
-
-
4
13%
tidak
setuju
7
23%
6
20
%
7
23
%
20
22%
sangat
tidak
setuju
1
3%
1
3%
4
13
%
6
6.3%
Sumber : Hasil analisis peneliti tahun 2016
Keterangan : (-) Tidak ada jawaban
Lokasi 1 (kampus A)
Lokasi 2 (kampus B)
Lokasi 3 (kampus C)
Pada tabel hasil tabulasi kuisioner di atas terlihat bawah sebanyak 50%
masyarakat setuju dengan lokasi pembuangan sampah di sekitar rumah warga.
Namun, dari hasil observasi peneliti menemukan bahawa lokasi pembuangan
sampah tersebut sangat tidak tepat.
Di mana masyarakat memanfaatkan pekarangan rumahnya sebagai lokasi
tempat pembunagan sampah. Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan
masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dalam pembungan sampah,
sebesar 86.6% masyarakat pada ketiga lokasi penelitian tidak melakukan
pemisahan antara jenis sampah organik dan anorganik. Sesuai dengan hasil
wawancara peneliti, masyarakat menyatakan bahwa dalam melakukan proses
pemisahan antara kedua jenis sampah sampah tersebut dinilai terlalu rumit. Hal ini
disebabkan karena pengetahuan masyarakat dalam membedakan kedua jenis
sampah tersebut masih tergolong rendah. Sesuai dengan hasil observasi peneliti
yang telah dilakukan di ketiga lokasi, menemukan bahwa hanya 13% masyarakat
yang melakukan pemisahan antara kedua jenis sampah tersebut.
5. Konsep Penanangan dari Dampak yang ditimbulkan oleh Aktvitas Civitas Kampus
dan Aktivitas Masyarakat Terhadap Lingkungan Permukiman.
Terlepas dari semua itu, kenyataan meyampaikan bahwa manusia adalah
makhluk yang sangat berpengaruh terhadap perubahan dari interaksi tersebut.
Manusia adalah makhluk yang tidak hanya tumbuh, namun juga makhluk yang
berkembang. Berkembang baik secara psikis maupun tingkah lakunya. Seiring
dengan berkembangnya zaman, manusia terus menerus melakukan dan memikirkan
sebuah inovasi-inovasi baru yang bermanfaat untuk dirinya.
Namun inovasi-inovasi ini dapat berdampak pada lingkungan disekitarnya.
Akhirnya lingkungan menerima beban dari inovasi ini. Sampah menjadi salah satu
dari residu perkembangan inovasi manusia (Aziz, Kurniansyah, & Rizki, 2021).
Melalui perilaku/kegiatan manusia sehari-hari baik disadari maupun tidak sampah
terus dihasilkan. Termasuk di lingkungan kampus, sampah juga dihasilkan dari
kegiatan sehari-hari warga kampus tersebut. Meskipun, volume yang dihasilkan
tidak bisa menandingi volume sampah yang dihasilkan oleh sebuah daerah, namun
kampus ikut ambil bagian dalam menambah volume sampah yang masuk ke TPA
setempat.
6. Konsep Penanganan dari Dampak yang ditimbulkan oleh Aktivitas Civitas Kampus
Terhadap Lingkungan
Lingkungan kampus merupakan lingkungan di mana mahasiswa menjalani
proses belajar dan melakukan berbagai aktivitas. Dalam proses belajar, mahasiswa
tentunya membutuhkan lingkungan yang kondusif, yang mendukungnya dalam
proses belajar. Sehingga seorang mahasiswa tidak akan mudah merasa penat atau
bosan, melainkan akan merasa nyaman dan tenang dalam melaksanakan proses
belajar. Karena lingkungan kampus sebagai tempat mahasiswa dalam menjalani
Volume 3, Nomor 2, Februari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
165 http://sosains.greenvest.co.id
proses belajar, maka dapat diartikan bahwa masa depan mahasiswa di tentukan dari
lingkungan kampusnya.
Sehingga sangat diperlukan lingkungan kampus yang mendukung proses belajar
mahasiswa (Fadhilah et al., 2011). Kampus tidak bisa dibangun disembarang
tempat. Menurut Frabk W.Banghart kampus hendaknya dibangun pada tempat atau
lokasi yang baik yang dapat memberikan pengaruh positif pada perkembangan
siswa. Selain itu Soerjani (1988:135) mengemukakan: Dalam mensirikan gedung
kampus, perlu diperhatikan tentang letak kampus dan lingkungannya. Letak dan
lingkungan kampus adalah salah satu komponen yang dapat menunjang atau
menghambat usaha meningkatkan ketahanan kampus.
Bagai air yang selalu menemukan cara untuk bergerak, ketiga kampus pada
lokasi penelitian juga ingin mencari solusi untuk membuat kampus menjadi
lingkungan yang nyaman bagi semua makhluk hidup didalamnya, baik manusia,
hewan, maupun tumbuhan. Sehingga setiap aktivitas yang dilakukan oleh civitas
kampus tidak berdampak negatif terhadap lingkungan di sekitar kampus. Oleh
karena itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani dampak yang
ditimbulkan oleh aktivitas civitas kampus terhadap lingkungan permukiman yaitu :
a. Menyediakan fasilitas berupa tempat sampah baik pada setiap ruangan yang
berada di dalam gedung kampus dan di luar kampus.
b. Menyediakan fasilitas berupa tempat sampah sebagai tempat pembuangan
sampah sementara (TPS).
c. Memberikan pengarahan kepada para mahasiswa khusus petugas kebersihan
pada kampus tersebut untuk lebih memperhatikan kebersihan di sekitar
lingkungan kampus.
d. Menyelenggarakan program kerja bakti agar kelestarian dan kebersihan
lingkungan dapat selalu terjaga.
e. Menyediakan fasilitas berupa kantin, perpustakaan, wifi, internetsehingga
dalam mengisi kekosongan jadwal kuliah mahasiswa tidak menghabiskan waktu
dengan bercengkrama di luar kampus.
f. Melakukan teknik pengelolaan sampah yang tepat sehingga sampah-sampah
yang dihasilkan dari aktivitas civitas kampus dapat dikelola dengan baik dan
tidak merusak lingkungan di sekitar kampus.
g. Konsep Penanganan Akibat Dampak yang dtimbulkan Oleh Aktivitas
Masyarakat Terhadap Lingkungan.
Kasus-kasus yang menyangkut masalah kebersihan setiap tahunnya selalu
meningkat. Dan mengakibtakan keadaan yang merugikan seperti banyaknya
sampah yang menumpuk di parit-parit rumah dan kanal air yang bisa menyebabkan
banjir karena meluapnya air yang tidak tertampung. Untuk itu kepedulian
masyarakat sangat dibutuhkan tidak hanya pemerintah setempat yang harus
menanggungnya.
Kesadaran adalah proses yang diawali dari adanya rasa memiliki atau sense of
belonging. Rasa memiliki lingkungan sekitar akan memicu rasa tanggung jawab
atau sense of responsibility. Rasa tanggung jawab ini akan menghasilkan kesadaran
warga bahwa tugas untuk menjaga lingkungan bukan hanya kewajiban pemerintah
saja tapi juga warganya. Dalam menangani dampak yang ditimbulkan akibat
aktivitas civitas kampus terhadap lingkungan perlu diterapkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Mengubah pola kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah di sembarang
tempat (Sumahiradewi et al., 2021). Di mana dalam mengubah kebiasaan
tersebut dimulai dari diri sendiri sehingga dapat mempengaruhi individu
individu lain yang masih dengan kebiasaan membuang sampah di sembarang
tempat.
b. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan,
dengan cara memberikan sosialisai mengani bahaya sampah pada lingkungan.
Kajian Dampak Keberadaan Kampus terhadap
Lingkungan Permukiman Masyarakat di Kota Kupang
2023
Sylvia Mariani Suni 166
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mengelolah sampah yang tepat,
sehingga sampah-sampah hasil aktivitas masyarakat tidak berserakan di mana-
mana.
d. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi untuk menjaga
kebersihan lingkunhan, dengan cara mengikuti program- program yang
diselenggarakan pemerintah setempat.
Permasalahan mendasar yang ditimbulkan oleh manusia sebagai akibat dari
tingginya aktivitas masyarakat adalah sampah. Volume sampah akan berbanding
lurus dengan aktivitas manusia yang jika tidak dikelola dengan baik dan benar
sangat berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan yang kompleks
dan serius.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dalam tesis ini maka dapat di ambil
kesimpulan bahwa dampak yang ditimbulkan dari keberdaan kampus terhadap
lingkungan adalah terjadinya penurunan kualitas dan daya dukung pada lingkungan di
sekitar kampus. Meningkatkatnya minat mahasiswa dalam melanjutkan studinya pada
kampus tersebut menyebabkan peningkatkan pada jumlah penduduk di lingkungan sekitar
kampus. Jarak tempat tinggal yang dekat dengan kampus dipilih sebagai tempat hunian
mahasiswa.
Permasalahan yang ditimbulkan akibat dampak yang ditimbulkan dari aktivitas
civitas kampus dan tenaga kependidikan terhadap lingkungan adalah masalah
persampahan. Kampus yang merupakan salah satu lembaga pendidikan memiliki potensi
terbesar dalam menghasilkan sampah. Konsep penanangan yang perlu diterapkan dalam
menangani dampak yang ditimbulkan akibat aktivitas civitas kampus yaitu menyediakan
fasilitas berupa tempat sampah baik pada setiap ruangan yang berada di dalam gedung
kampus dan di luar kampus, menyediakan fasilitas berupa bak sampah sebagai tempat
pembuangan sampah sementara (TPS), memberikan pengarahan kepada para mahasiswa
khusus petugas kebersihan pada kampus tersebut untuk lebih memperhatikan kebersihan
di sekitar lingkungan kampus, menyelenggarakan program kerja bakti agar kelestarian
dan kebersihan lingkungan dapat selalu terjaga.
Dalam menangani dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas masyarakat terhadap
lingkungan perlu diterapkan konsep bahwa mengubah pola kebiasaan masyarakat dalam
membuang sampah di sembarang tempat. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam
menjaga kebersihan lingkungan, dengan cara memberikan sosialisai mengani bahaya
sampah pada lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Muhammad Ilham, Kurniansyah, Dadan, & Rizki, Mochamad Faisal. (2021).
Keberlanjutan Civil Society dalam Pengolahan Sampah Organik Melalui Budidaya
Maggot di Desa Bengle Kabupaten Karawang. Gorontalo Journal of Government
and Political Studies, 4(1), 6984.
Bahar, Yul H. (1986). Teknologi penanganan dan pemanfaatan sampah. Jakarta: Pt.
Wacana Utama Pramesti.
Effendi, J. (2013). Analisis Permukiman Kumuh Perkotaan Karakteristik, Perubahan
Bentuk dan Pola Penanganannya. Yogyakarta, Pohon Cahaya.
Fadhilah, Arief, Sugianto, Heri, Hadi, Kuncoro, Firmandhani, Satriya Wahyu, Murtini,
Titien Woro, & Pandelaki, Edward Endrianto. (2011). Kajian Pengelolaan Sampah
Kampus Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Modul, 11,
269246.
Fadli, Muhammad Rijal. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif.
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 21(1), 3354.
Harris, Soepardi, & Ernawati, Atie. (2015). Pengaruh Keberadaan Kampus Universitas
Indraprasta PGRI Terhadap Perkembangan Wilayah Kecamatan Jagakarsa Jakarta
Volume 3, Nomor 2, Februari 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
167 http://sosains.greenvest.co.id
Selatan. Faktor Exacta, 6(1), 5169.
Mahyudin, Rizqi Puteri. (2017). Kajian permasalahan pengelolaan sampah dan dampak
lingkungan di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir). Jukung (Jurnal Teknik
Lingkungan), 3(1).
Miles, M. B. (1992). Qualitative Data Analysis. Translated by: Tjetjep Rohendi Rohidi,
Analisis Data Kualitatif, Universitas Indonesia, Jakarta. Indonesia.
MULIAWAN, REZA, Roychansyah, M. Sani, Eng, D., & Radjiman, Ir Gunung. (n.d.).
MANDOR B KABUPATEN KUBU RAYA.
Purnamasari, Widi Widiyawati. (2013). Studi Perbandingan Pengembangan Layanan
Paud Di Kecamatan Brebes Dan Di Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.
Indonesian Journal Of Early Childhood Education Studies, 2(2).
Sarwono, Sarlito Wirawan. (1992). Psikologi Lingkungan, Cetakan Pertama. PT
Gramedia Grasindo: Jakarta.
Simanjorang, Elida Florentina Sinaga. (2014). Dampak Manajemen Pengelolaan Sampah
terhadap Masyarakat dan Lingkungan di TPAS Namo Bintang Deliserdang.
Ecobisma (Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Manajemen), 1(2), 3447.
Sumahiradewi, Luh Gede, Ningsih, Baiq Pitria, Saputra, Edwin, Sudiar, Rahmat, Artha, I.
Gede Wira Kusuma, Hidayat, M. Rauhul, Septian, Musa Eka Yudi, Fatoni, Ahmad,
Hamami, Rizal, & Hasdianto, Hasdianto. (2021). Sosialisasi Kebersihan
Lingkungan Dan Pembuatan Tempat Sampah Dari Ban Bekas. SELAPARANG:
Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 5(1), 126130.
Umanailo, M. Chairul Basrun, Sos, S., Umanailo, M. Chairul Basrun, & Sos, S. (2016).
Ilmu sosial budaya dasar.
YANG, LINGKUNGAN ALAM. (n.d.). Etika, Lingkungan, Tanggung Jawab.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.