JURNAL SOSIAL DAN SAINS VOLUME 3
NOMOR 3 2023 P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X |
||
PENGARUH GAYA
KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN PENGHUBUNG
PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DI JAKARTA Ayu
Adriani Metalia, Syofiah Aryani Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Budi Luhur Email : [email protected],
[email protected] |
||
Kata kunci: Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Kinerja Karyawan. Keywords: Leadership Style, Work Motivation, Employee
Performance. |
ABSTRAK Latar Belakang : Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan yang ketat yaitu dengan
meningkatkan kinerja perusahaan dengan mempertahankan gaya kepemimpinan terhadap perusahaan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan secara parsial dan simultan. Metode : Metode
penelitian ini dilakukan di Instansi Penghubung Pemerintah Provinsi Papua di Jakarta, dengan
populasi seluruh karyawan dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 56 pegawai di Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua di Jakarta.Teknik
penelitian menggunakan penelitian kausal adalah untuk mengidentifikasi hubungan kausal antara variabel yang berfungsi sebagai sebab dan variabel mana yang berfungsi sebagai variabel efek. Metode pengumpulan menggunakan kuesioner. Alat analisis yang digunakan: (1) Uji Instrumen
(uji validitas dan reliabilitas),
(2) Uji Klasikal (Uji Normalitas,
Uji Multikolinearitas dan Uji Heteroskedastisitas),
(3) Uji Hipotesis (Analisis
Linear Berganda, Uji t, Uji F dan Penentuan Koefisien) Hasil : Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) hasil analisis uji-t menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
dan motivasi kerja berpengaruh sebagian terhadap Kinerja Pegawai Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua di Jakarta dan (2) hasil
uji F-Analysis menunjukkan bahwa
Gaya Kepemimpinan dan Motivasi
Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Instansi Penghubung Pemerintah Provinsi Papua di
Jakarta secara bersamaan. Kesimpulan: Variabel gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua di
Jakarta. Variabel motivasi
kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua di
Jakarta. Variabel gaya kepemimpinan dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua di
Jakarta. ABSTRACT Background: One of
the things that companies can take to be able to survive in fierce
competition is to improve company performance by maintaining a leadership
style towards the company. Purpose: This study
aims to determine the leadership style and work motivation have a positive
and significant effect on employee performance partially and simultaneously Method: This
research method was carried out at the Papua Provincial Government Liaison
Agency in Jakarta, with a population of all employees and the sample used in
this study was 56 employees at the Papua Provincial Government Liaison Agency
in Jakarta.The research technique using causal
research is to identify the causal relationship between variables that
function as causes and which variables function as effect variables. The
method of collection using questionnaires. Analysis tools used: (1)
Instrument Test (validity and reliability test), (2) Classical Test
(Normality Test, Multicholinearity Test and
Heteroskedasticity Test), (3) Hypothesis Test (Multiple Linear Analysis, t
Test, F Test and Coefficient Determination). Results: The
results of the data analysis show that: (1) the results of the t-test
analysis show that leadership style and work motivation have a partial effect
on the Performance of Employees of the Papua Provincial Government Liaison
Agency in Jakarta and (2) the results of the F-Analysis test show that
Leadership Style and Work Motivation affect the Performance of Employees of
the Papua Provincial Government Liaison Agency in Jakarta simultaneously. Conclusion: Leadership
style variables affect the performance of employees of the Papua Provincial
Government Liaison Agency in Jakarta. The variable of work motivation affects
the performance of employees of the Papua Provincial Government Liaison
Agency in Jakarta. The variables of leadership style and work motivation
simultaneously affect the performance of employees of the Papua Provincial
Government Liaison Agency in Jakarta. |
|
PENDAHULUAN
Dalam dunia bisnis yang semakin berkembang dari waktu ke waktu,
menurut (Winarso, 2019). Setiap organisasi harus mampu mengelola
dan memaksimalkan sumber
daya manusianya. Faktor karyawan yang diharapkan dapat mencapai kinerja terbaik untuk memenuhi tujuan perusahaan, tidak dapat dipisahkan
dari pengelolaan SDM (Sinambela, 2021). Sistem model hubungan saat ini,
termasuk hubungan dengan rekan kerja
dan atasan atau manajer, berdampak pada operasi bisnis. Sumber daya manusia harus dikelola secara efektif dan efisien karena merupakan salah satu variabel
internal yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan. Dalam pasar yang sangat kompetitif, perusahaan yang meningkatkan kinerja mereka sambil mempertahankan gaya manajemen mereka dapat berkembang (Ningrum et al., 2022). Gaya manajemen bisnis
memainkan peran yang memotivasi dan mendukung dalam mendorong orang untuk meningkatkan
tingkat kinerja mereka. Pegawai yang dapat diandalkan dan terampil sangat penting, seperti halnya pendekatan manajemen kinerja manajer, yang harus sempurna dan berkualitas tinggi untuk meningkatkan
kinerja pegawai.
Organisasi selain dipandang sebagai wadah kegiatan
orang juga dipandang sebagai proses, yaitu menyoroti interaksi diantara orang-orang yang menjadi anggota organisasi. Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh kualitas sumber
daya manusia yang saling berinteraksi dan mengembangkan organisasi yang bersangkutan (Djuwita, 2011). Organisasi dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam rangka
mengoptimalkan kinerja pegawai tidak terlepas
dari gaya kepemimpinan yang
ada (Tampi, 2014). Perusahaan diharapkan
memiliki pemimpin yang mampu mendorong motivasi para pegawainya untuk dapat bekerja
dengan baik dan optimal.
Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan yang ketat yaitu dengan meningkatkan
kinerja perusahaan dengan mempertahankan gaya kepemimpinan terhadap perusahaan. Karena kinerja suatu perusahaan
merupakan modal, untuk mengerjakan produksi barang dan jasa pada perusahaan
dan gaya kepemimpinan dari suatu perusahaan menjadi faktor pendorong dan pendukung dalam memimpin pegawai dalam meningkatkan
kinerjanya (Heriyanti & Putri, 2021). Segala usaha dilakukan untuk mencapai tujuan di antaranya dengan menggunakan sumber daya manusia yaitu tenaga
kerja yang handal dan professional dan gaya kepemimpinan
dari kinerja seorang pemimpin, dimana harus memiliki sifat yang ideal dan baik sehingga bisa meningkatkan kinerja pegawainya.
Gaya kepemimpinan seorang dalam organisasi
sangat penting dalam organisasi sangat penting dalam kemajuan sebuah perusahaan. Dari gaya kepemimpinan seorang baik dalam
proses mengarahkan dan memberikan pengaruh terhadap pegawai atau bawahan penting
agar tujuan perusahaan tercapai (Hanafi, Almy, & Siregar, 2018). Kata pimpin mengandung
pengertian mengarahkan, membina atau mengatur,
menuntun dan juga menunjukkan
ataupun mempengaruhi.
Secara teori perilaku karywan bergantung pada tipe kepemimpinan dan sulit untuk di identifikasi (Heriyanti & Putri, 2021).
Gaya kepemimpinan dapat dijelaskan dalam skala mulai
dari otokratis melalui demokrasi hingga partisipatif untuk menunjukan tingkat kewenangan dan keputusan yang membuat kekuatan pemimpin dan karyawan (Iqbal, Anwar, & Haider, 2015). Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah
dan tidak setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke-pemimpinannya. Untuk menunjukkan betapa pentingnya kepemimpinan dan betapa manusia membutuhkannya pemimpin yang baik ada pendapat yang keras yang mengatakan bahwa dunia atau
umat manusia pada hakekatnya hanya ditentukan oleh beberapa orang saja, yakni yang berstatus sebagai pemimpin. Demikian juga dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Oleh karena itu, kepemimpian sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses. Terlebih
lagi pekerja-pekerja yang baik selalu ingin
tahu bagaimana mereka dapat menyumbang
dalam pencapaian tujuan organisasi, dan paling tidak, gairah
pekerja memerlukan kepemimpinan sebagai dasar motivasi eksternal untuk menjaga tujuan-tujuan mereka tetap harmonis
dengan tujuan organisasi, maka dari itu suatu
organisasi akan berhasil atau bahkan
gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan tersebut. Disinilah diperlukan figur kepemiminan yang mampu berkomunikasi yang baik dan benar pada bawahannya, agar tujuan organisasi tetap terarah sesuai dengan perencanaan. Kepemimpinan merupakan suatu kegiatan untuk dapat mempengaruhi
perilaku orang lain, atau seni
yang akan memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisai
karena berpengaruh akan keberhasilan ataupun kegagalan suatu organisai yang akan ditentukan oleh kepemimpinan tersebut. Adapun mengenai lingkungan kerja, seperti adanya pembagian mengenai tugas di lingkungan kerja tersebut tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Antara keduanya harus saling seimbang, karena baik lingkungan
kerja fisik maupun nonfisik samasama memengaruhi kinerja pegawai (Putra, 2013). Untuk menyeimbangkan keduanya diperlukan kesadaran pihak manajemen dari perusahaan tersebut. Oleh sebab itu,
diperlukan lingkungan kerja yang kondusif untuk menunjang kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya, agar hasil kerja yang diperoleh dapat tercapai secara optimal.
Sumber daya manusia yang kompeten
dengan kinerja yang baik, dapat menunjang
keberhasilan bisnis sebaliknya sumber daya manusia yang tidak kompeten dan kinerjanya buruk merupakan masalah kompetitif yang dapat menempatkan perusahaan dalam kondisi yang merugi (Kadarisman, 2012). Peran�
dan� Fungsi� sumber� daya� manusia� tidak� bisa� digantikan oleh sumber� daya� lainya� dikarenakan sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital. Dalam mencapai tujuann ya suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai pengelola sistem. Agar Sistem ini berjalan
tentu dalam pengelolaannya harus memperhatikan beberapa aspek penting seperti
kepemimpinan, motivasi, disiplin kerja, kinerja dan aspek-aspek lainya.
Hal ini akan menjadikan sumber daya manusia sebagai salah satu indikator
penting pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sumber daya manusia dalam pengertian sederhana dan terbatas adalah �Personil, pekerja tenaga kerja, karyawan atau pegawai� (Tamarindang, Mananeke, & Pandowo, 2017).� Hal ini membuktikan bahwa sumber ada
manusia adalah suatu lembaga atau
departemen di dalam masyarakat yang memerlukan peningkatan atau pengembangan agar dicapai suatu hasil kerja
yang optimal. Kinerja dalam organsasi merupakan jawaban dari berhasil atau
tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kinerja merupakan sebuah aksi, bukan kejadian.
Aksi kinerja itu sendiri terdiri
dari banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu juga. Pada dasarnya kinerja merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap pegawai memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam mengerjakan tugasnya.
Kinerja tergantung pada kombinasi
antara kemampuan, usaha dan
kesempatan yang diperoleh. Kinerja seorang pegawai merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap pegawai
mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugasnya. Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapain pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Suwandi, 2013).
Faktor Pertama yang mempengaruhi
kinerja adalah Kepemimpinan.� Kepemimpinan merupakan suatu aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan juga�� merupakan proses mempengaruhi atau memberi contoh
oleh pemimpin kepada bawahannya dalam upaya mencapai
tujuan organisasi. Sebagai proses,� Kepemimpinan� difokuskan� kepada� apa yang�
dilakukan�
oleh�
para� pemipin,� yaitu� proses dimana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas� tujuan organisasi bagi para karyawan, bawahan, atau yang dimpimpinnya,� memotivasi mereka untuk mencapai Tujuan tersebut, serta membantu� menciptakan� budaya prouktif dalam organisasi. Thoha (2012:259) merumuskan bahwa kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar di arahkan mencapai tujuan organisasi.
Fungsi Kepemimpinan dalam Organisasi. Merupakan elemen yang sangat penting dalam pengelolaan
sumber daya manusia.� Selain memberikan pengarahan juga memberikan motivasi upaya peningkatan kinerja pegawai. Untuk mengembangkan kemajuan dan perkembangan kinerja pegawai sangat tergantung kepada sumber daya manusia sebagai pengelola langsung. Oleh sebab itu
kepemimpinan mempunyai peran besar dalam meningkatkan kinerja pegawai. Sikap dan gaya serta perilaku kepemimpinan seorang pemimpin sangat besar pengaruhnya terhadap organisasi yang dipimpin bahkan sangat berpengaruh
terhadap kinerja pegawai dalam organisasi
tersebut.
Kelangsungan hidup perusahaan juga tergantung pada motivasi kerja para pegawai.� Motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pihak manajemen
dan perusahaan lainnya, jika mereka menginginkan
setiap karyawan dapat mendapatkan kontribusi positif terhadap pencapain tujuan visi dan misi perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan. Demikian pula setiap pekerjaan pegawai juga mempunyai suatu motivasi misalnya dia mengharapkan pengahasilan atau gaji dan peningkatan status.
Motivasi yaitu sebuah dorongan atau alasan
yang mendasari semangat dalam melakukan sesuatu Motivasi adalah hal-hal yang menimbulkan dorongan, motivasi kerja yang merupakan pendorong semangat sehingga menimbulkan suatu dorongan.
Mengacu pada latar belakang
yang telah disampaikan, maka perumusah masalah dalam penelitian
ini dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua Di Jakarta?
2. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung
Pemerintah Provinsi Papua Di Jakarta?
3. Apakah
gaya kepemimpinan dan motivasi
kerja terdapat pengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua Di Jakarta?
4. Dengan demikian, tujuan penelitian ini yakni:
5. Untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung
Pemerintah Provinsi Papua Di Jakarta.
6. Untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua Di Jakarta.
7. Untuk mengetahu dan membuktikan pengarub gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung
Pemerintah Provinsi Papua Di Jakarta.
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif atau hubungan. (Umdiana & Claudia, 2020) mengemukakan
pendekatan penelitian asosiatif adalah pendekatan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Melalui
penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua Di Jakarta. Populasi dalam penelitian ini merupakan Pegawai
Badan Penghubung Pemerintah
Provinsi Papua Di Jakarta
yang berjumlah 56 orang. Sampel
yang diambil adalah Pegawai Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua Di Jakarta sehingga jumlah sampel yang diperoleh berjumlah 56 orang.
Sumber data
primer yang diperoleh dengan
membagikan kuesioner (angket penilaian) kepada objek yang akan diteliti dalam
hal ini Pegawai
Badan Penghubung Pemerintah
Provinsi Papua Di Jakarta. Data yang diperoleh dari arsip perusahaan mengenai produktivitas kerja karyawan dari tahun-tahun sebelumnya, selain itu juga dapat diperoleh dari penelitian terdahulu, literature,
dan jurnal yang berhubungan
dengan permasalahan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data yaitu: teknik kuesioner,
teknik observasi dan teknik wawancara. Analisis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data penelitian diolah menggunakan program Statistical Package for the Social
Science (SPSS) versi 25 dan data dianalisis
dengan menggunakan metode regresi linear berganda (multiple linier regression) melalui
uji data dan hipotesis. Uji asumsi
klasik dapat digunakan untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas pada model regresi.
Model regresi linear dapat disebut juga dengan model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi klasik, yaitu data residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas dan heteroskedastisitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian
1. Hasil
Uji Validitas
Berdasarkan hasil uji
validitas, semua pernyataan dari variabel gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan
kinerja pegawai seluruhnya valid, karena
nilai r hitung pada tabel Corrected
Item-Total Correlation lebih besar dari nilai r tabel. Nilai r tabel adalah
sebesar 0,2632.
2.
Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil uji
reliabilitas, semua pernyataan dari variabel gaya kepemimpinan, motivasi kerja
dan kinerja pegawai seluruhnya dikatakan reliable, karena seluruh nilai Cronbach�s alpha dari seluruh varibel
lebih besar dari 0,6.
3.
Uji Asumsi Klasik
a.
Uji
Normalitas
Dari
graifk P-P Plot diketahui semua data
yang ada berdistribusi normal, karena semua data menyebar dan membentuk garis
lurus searah dengan garis diagonal maka data tersebut memenuhi asumsi normal
atau mengikuti garis normalitas.
Gambar 1. Uji Normalitas
b.
Uji Multikolinearitas
Nilai tolerance variabel gaya
kepemimpinan (0,423 > 0.05), dan variabel motivasi kerja (0,423 > 0,05),
sedangkan nilai VIF variabel kepemimpinan (2,367 < 10), dan variabel
motivasi kerja (2,367 < 10). Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pada model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Hasil
pengujian dengan menggunakan metode scatterplots, hasil uji ini menunjukkan
bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan dalam model regresi ini
kedua persamaan tersebut tidak terjadi�
masalah heteroskedastisitas.
Gambar 2. Uji heteroskedatisitas
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 1
Regresi Linier Berganda
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
4.462 |
3.475 |
|
1.284 |
.205 |
|
|
Gaya_Kepemimpinan |
.449 |
.160 |
.416 |
2.801 |
.007 |
.423 |
2.367 |
|
Motivasi_Kerja |
.424 |
.184 |
.342 |
2.301 |
.025 |
.423 |
2.367 |
|
a.
Dependent Variable: Kinerja_Pegawai |
Sumber:
Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan
Tabel 1 di atas, diketahui persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = 4,462
+ 0,449 Gaya Kepemimpinan + 0,424 Motivasi Kerja + e
Persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
1.
Nilai 4,462 adalah nilai konstana (α)
yang artinya ketika variabel Gaya Kepemimpinan (X1), dan Motivasi Kerja (X2)
adalah 0 (nol), maka besarnya nilai untuk variabel Kinerja Pegawai (Y) adalah
sebesar 4,462.
2.
Nilai 0,449 adalah nilai koefisien
variabel gaya kepemimpinan (X1), artinya jika variabel gaya kepemimpinan (X1)
mengalami kenaikan 1 persen, maka tingkat pengaruh terhadap variabel kinerja
pegawai (Y) akan mengalami peningkatan 44,9%.
Nilai
0,424 adalah nilai koefisien variabel motivasi kerja (X2), artinya jika
variabel motivasi kerja (X2) mengalami kenaikan 1 persen, maka tingkat pengaruh
terhadap variabel kinerja pegawai (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 42,47%.
5.
Koefisien
Determinasi (X2)
Tabel 2
Koefisien
Determinasi (R2)
Model Summaryb |
|||||||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Change Statistics |
||||
R Square Change |
F Change |
df1 |
df2 |
Sig. F Change |
|||||
1 |
.711a |
.506 |
.487 |
4.38629 |
.506 |
27.145 |
2 |
53 |
.000 |
a.
Predictors: (Constant), Motivasi_Kerja, Gaya_Kepemimpinan |
|||||||||
b.
Dependent Variable: Kinerja_Pegawai |
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel
2 diatas menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,487 atau 48,7% yang berarti
penerapan variabel kinerja pegawai yang ada pada penelitian ini dijelaskan oleh
variabel independen sebesar 48,7% dan sisanya 51,3% dijelaskan oleh variabel
lain diluar penelitian ini.
a.
Uji F
Tabel 3
Uji F
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
1044.501 |
2 |
522.250 |
27.145 |
.000b |
Residual |
1019.697 |
53 |
19.240 |
|
|
|
Total |
2064.197 |
55 |
|
|
|
|
a.
Dependent Variable: Kinerja_Pegawai |
||||||
b.
Predictors: (Constant), Motivasi_Kerja, Gaya_Kepemimpinan |
Sumber:
Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel
3 diatas di peroleh nilai F hitung sebesar 27,145 dengan probabilitas 0,000
karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat di katakan bahwa tingkat
pendidikan, usia dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan, sedangkan nilai F tabel sebesar 3,17 dengan angka df1 = 2 dan df2 =
56-2-1, sehingga F hitung (29,886) > F tabel (2,66) dan nilai signifikansi
sebesar 0,000 menunjukkan bahwa signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 <
0,05), menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan dalam penelitian ini.
Artinya secara simultan variabel gaya kepemimpinan dan motivasi kerja mampu
mempengaruhi variabel kinerja pegawai.
b.
Uji
Hipotesis (Uji t)
Tabel 4
Uji t
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
4.462 |
3.475 |
|
1.284 |
.205 |
|
|
Gaya_Kepemimpinan |
.449 |
.160 |
.416 |
2.801 |
.007 |
.423 |
2.367 |
|
Motivasi_Kerja |
.424 |
.184 |
.342 |
2.301 |
.025 |
.423 |
2.367 |
|
a.
Dependent Variable: Kinerja_Pegawai |
Sumber:
Hasil Pengolahan SPSS
Hasil perhitungan variabel
gaya kepemimpinan menunjukkan bahwa nilai signifikan kurang dari 0,05 (0,007
< 0,05) dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,801 > 2,005), jadi
dapat disimpulkan hipotesis H1 diterima, artinya gaya kepemimpinan
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pegawai. Hasil perhitungan variabel
motivasi kerja menunjukkan bahwa nilai signifikan kurang dari 0,05 (0,025 >
0.05) dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,301 > 2,005), jadi
dapat disimpulkan hipotesis H2 diterima. Artinya motivasi kerja
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pegawai.
B. Pembahasan
1. H1
= Terdapat Pengaruh antara Gaya Kepemimpinan (X1) Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Badan Penghubung Pemerintah
Provinsi Papua Di Jakarta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai, dengan nilai signifikan
kurang dari 0,05 (0,007
< 0,05) dan nilai t hitung
lebih besar dari t tabel (2,801 > 2,005). Variabel gaya kepemimpinan
mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,4429 (bernilai positif). Hal in berarti semakin baik sikap
seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan
maka akan memberikan kenyamanan kerja bagi bawahannya,
sehingga akan meningkatkan kinerja para pegawai.
Hasil penelitian sesuai dengan penndapat
yang dikemukakan oleh Herawati (2015), bahwa kepemimpinan adalah seseorang yang mempengaruhi dan memotivasi orang
lain untuk melakukan sesuatu sesuaoi tujuan bersama. Kepemimpinan adalah proses yang mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kinerja pegawai.
Selain
itu, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakkan oleh
Bryan Johannes Tampi (2018) yang mengungkapkan
bahwa Gaya Kepemimpinan dan
Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai.
2. H2
= Terdapat Pengaruh antara Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y) Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua Di
Jakarta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai, dengan nilai signifikan
kurang dari 0,05 (0,025
> 0.05) dan nilai t hitung
lebih besar dari t tabel (5,311 > 1,974). Variabel motivasi kerja mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,424 (bernilai positif). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi sangat penting bagi pegawai,
karena semakin tinggi motivasi yang dimiliki oleh seorang pegawai maka akan
memiliki prestasi kerja yang baik dan kinerja yang baik (Abdilah & Djastuti, 2011).
Hasil penelitian sesuai dengan pendapat,
yang menyatakan juka karyawan memiliki motivasi yang rendah cenderung tidak memiliki prestasi kerja yang baik, daripada pegawai yang memiliki motivasi yang tinggi (Murty, 2012). Sebaliknya apabila terdapat motivasi yang tinggi dari para pegawai, maka hal
ini merupakan suatu jaminan atas
keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Selain
itu penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Aries Susanty dan Sigit
Wahyu Baskoro (2021) yang menyatakan
bahwa walaupun tidak signifikan, motivasi kerja dari karyawan PT. PLN (Persero)
APD Senmarang memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini dapat terjadi karena
seorang karyawan yang memiliki motivasi kerja tinggi belum
tentu dapat menghasilkan output kerja yang baik atau memuaskan
(FACHRIZA, 2022).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data
dan pembahasan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan
dan motivasi terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua Di Jakarta dengan metode analisis yang digunakan yaitu metode regresi berganda, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Variabel gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua di Jakarta. Variabel
motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua di Jakarta. Variabel
gaya kepemimpinan dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua di Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Abdilah,
Rokhmaloka Habsoro, & Djastuti, Indi. (2011). Analisis Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Pegawai
Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah).
Universitas Diponegoro.
Djuwita, Tita Meirina. (2011). Pengembangan sumber daya manusia dan
produktivitas kerja pegawai. Manajerial: Jurnal Manajemen Dan Sistem
Informasi, 10(2), 15�21.
FACHRIZA, MUHAMMAD BAIHAQI. (2022). PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN STUDI PADA PT SINAR SOSRO DELI SERDANG BRANCH.
Hanafi, Andhi Sukma, Almy, Chairil, & Siregar, M. Tirtana. (2018).
Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Jurnal
Manajemen Industri Dan Logistik, 2(1), 52�61.
Heriyanti, Sinta Sundari, & Putri, Rahma. (2021). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT NT Cikarang.
Jesya (Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Syariah), 4(2), 915�925.
Iqbal, N., Anwar, Sanusi, & Haider, N. (2015). Effect of leadership
style on employee performance. Arabian Journal of Business and Management
Review, 5(5), 1�6.
Kadarisman, Muhammad. (2012). Manajemen pengembangan sumber daya manusia. Jakarta:
Rajawali Pers, 2, 13.
Murty, Windy Aprilia. (2012). Pengaruh kompensasi, motivasi dan
komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi (studi kasus
pada perusahaan manufaktur di Surabaya). STIE Perbanas Surabaya.
Ningrum, Dilla Agista, Fauzi, Achmad, Supu, Amelya Lestin Anggraeni,
Agustin, Primasari, Afriliani, Silvia Nurul Izati, & Mahardhika, Wahyu Tia.
(2022). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Pustaka Manajemen Kinerja). Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem
Informasi, 4(2), 224�233.
Putra, Fariz Ramanda. (2013). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja (Studi Pada Karyawan PT. Naraya Telematika Malang). Brawijaya
University.
Sinambela, Lijan Poltak. (2021). Manajemen Sumber Daya Manusia:
Membangun tim kerja yang solid untuk meningkatkan kinerja. Bumi Aksara.
Suwandi, Annisa Pratiwy. (2013). Pengaruh kejelasan sasaran anggaran dan
desentralisasi terhadap kinerja pemerintah daerah (Studi empiris pada SKPD
Pemerintah Kota Padang). Jurnal Akuntansi, 1(2).
Tamarindang, Billy, Mananeke, Lisbeth, & Pandowo, Merinda. (2017).
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Di Bank Bni Cabang Manado. Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 5(2).
Tampi, Bryan Johannes. (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi
terrhadap Kinerja karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia, tbk (regional sales
manado). Acta Diurna Komunikasi, 3(4).
Umdiana, Nana, & Claudia, Hashifah. (2020). Analisis Struktur Modal
Berdasarkan Trade off Theory. Jurnal Akuntansi: Kajian Ilmiah Akuntansi,
7(1), 52�70.
Winarso, Widi. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Kasus: PT Agung Citra Tranformasi). Jurnal Ilmiah Akuntansi
Dan Manajemen (JIAM), 15(2), 38�49.
This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. |