Volume 1, Nomor 5 , Mei 2021
p-ISSN2774-7018; e-ISSN2774-700X
347 http://sosains.greenvest.co.id
komunikasi merupakan urutan tertinggi keterampilan yang menunjang keberhasilan
pencapaian usaha dalam sebuah bisnis. Karena semakin baik komunikasi yang terjalin,
sangat dimungkinkan semakin baik pula kerja sama di antara keduanya. Penelitian lain
oleh pakar komunikasi menyebutkan bahwa seorang pemimpin atau manajer
menghabiskan waktu kerjanya paling tidak 75% - 90% untuk berkomunikasi (Utami,
2017). Seorang pebisnis mampu menghindari kesalahpahaman sehingga dapat menjual
produknya dengan baik berkat komunikasi yang baik pula (Sunarsi, 2020). Lantaran
pada aktivitas bisnis, seperti marketing, tentunya membutuhkan komunikasi yang baik
dengan konsumen agar produk yang kita tawarkan bisa diterima sepenuhnya (Ferinia,
2021).
Selain komunikasi, elemen lain yang tidak kalah penting dalam kehidupan dan
dunia bisnis adalah negosiasi. Setiap hari tanpa kita sadari, dalam menjalani
kehidupan kita selalu terlibat dengan negosiasi. Bahkan kesuksesan hidup seseorang
sangat bergantung pada keberhasilan negosiasi yang dilakukannya. Di mana pun,
kapan pun dan dengan siapa pun, kita pasti pernah melakukan negosiasi (Hamirul,
2020).
Negosiasi adalah aktivitas tawar–menawar atau perundingan untuk
mendapatkan solusi terbaik yang dapat diterima semua pihak yang terlibat. Hartman
menyebutkan bahwa negosiasi adalah proses komunikasi antara dua pihak yang
memiliki masalah yang sama dan berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan
kedua belah pihak berdasarkan tujuan dan pandangan mereka sendiri. Secara
sederhana negosiasi dimaknai sebagai sebuah proses lanjutan dari perjanjian antara
dua pihak atau lebih untuk menghasilkan kepuasan semua pihak yang berkepentingan.
Dalam prosesnya, negosiasi umumnya melibatkan dua pihak, pihak pertama sebagai
pemrakarsa negosiasi yang disebut negosiator dan pihak kedua sebagai lawan
negosiasi yang disebut Advisory (Hadi, 2018).
Kegiatan bisnis tidak akan lepas dari berbagai kepentingan yang melibatkan
banyak pihak, untuk itu dibutuhkan media sebagai tempat penyampaian kepentingan,
dan negosiasi merupakan salah satu wadah yang tepat untuk mengomunikasikan
keinginan kita (Hadi, 2018). Komunikasi yang terdiri dari komunikator, komunikan,
pesan atau informasi, media dan efek menjadi hal paling penting yang harus dipahami
sebelum bernegosiasi. Keinginan yang telah tersusun rapi baik pada skala kecil
maupun besar dalam suatu program / proyek kegiatan, ditentukan berhasil atau
tidaknya melalui proses negosiasi (Saefullah, Cangara, & Salle, 2018). Dengan
berbagai pengalaman dan rasa memiliki minat yang sama tentang memiliki lebih
banyak untuk dimenangkan dengan bernegosiasi dari pada dan beberapa tingkat saling
ketergantungan menurut Alfredson Cungu, Hammer, Kelman dalam (Erdal, 2019)
Asas negosiasi adalah mengungkapkan hal yang menjadi hak milik dengan
cara yang terhormat. Demi meningkatkan nilai diri dan kehidupan, keterampilan
negosiasi penting untuk dimiliki. Suatu negara dapat berhasil menyelesaikan konflik
dan membangun kerja sama antar negara bergantung kepada kemampuan wakil
negosiasi yang ditunjuk. Contoh nyata dari keberhasilan proses negosiasi adalah
kontrak tambang Freeport di Papua yang menghasilkan divestasi saham sebesar 51%,
pembangunan smelter dalam lima tahun, dan mengikuti aturan pajak pemerintah.
Kesepakatan ini dapat diraih tentunya melalui negosiasi panjang dan rumit yang
dilakukan oleh para negosiator handal yang dipilih oleh pemerintah (Haryani, 2018)
Negosiasi sebagai hubungan antara pengusaha dan supplier, pengusaha dan
pelanggan, pengusaha dan investor, dan sebagainya, mengambil peran komunikator
dan komunikan menjadi sebuah proses penting dalam tawar menawar dan