450 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOLUME 3 NOMOR 5 2023
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
ANALISIS VEGETASI MANGROVE DI TAMAN HUTAN RAYA
NGURAH RAI BALI
Ida Bagus Made Baskara Andika
Universitas Udayana
Kata kunci:
analisis vegetasi,
ekosistem, indeks nilai
penting, mangrove, tahura
ngurah rai
Keywords:
analysis of vegetation,
ecosystem, important value
index, mangrove, ngurah
rai tofu
ABSTRAK
Latar Belakang : kosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem wilayah
pesisir yang unik dan rawan. Unik karena ekosistem mangrove merupakan suatu
sistem ekologi yang terdiri dari komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi
oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada
daerah pasang surut pantai berlumpur. Salah satu ekosistem mangrove di Bali
berada di Taman Hutan Raya Ngurah Rai.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui komposisi jenis dan Indeks Nilai
Penting eksosistem mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai. Indeks Nilai
Penting dapat memberikan suatu gambaran tentang pengaruh atau peranan suatu
jenis tumbuhan mangrove dalam suatu area.
Metode : Analisis vegetasi mangrove dilakukan dengan menggunakan kombinasi
antara metoda jalur dan metode garis berpetak.
Hasil : Berdasarkan hasil analisis ditemukan 12 jenis mangrove utama yang
terdapat di Tahura Ngurah Rai yaitu S. alba, S. caseolaris, R. apiculata, R.
mucronata, R. stylosa, A. lanata, A. marina, B. gymnorrhiza, X. granatum,
Lumnitzera racemosa, Aegiceras corniculatum, Ceriops tagal. Jenis mangrove S.
alba dan R. apiculata memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi, yang artinya
jenis tersebut mempunyai pengaruh dan peranan yang tinggi di ekosistem
mangrove Tahura Ngurah Rai.
Kesimpulan: Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun hasil dari penelitian
yaitu ditemukan 12 jenis mangrove utama yang terdapat di Tahura Ngurah Rai
yaitu S. alba, S. caseolaris, R. apiculata, R. mucronata, R. stylosa, A. lanata, A.
marina, B. gymnorrhiza, X. granatum, Lumnitzera racemosa, Aegiceras
corniculatum, Ceriops tagal. Jenis mangrove S. alba dan R. apiculata memiliki
Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi, yang artinya jenis tersebut mempunyai
pengaruh dan peranan yang tinggi di ekosistem mangrove Tahura Ngurah Rai.
ABSTRACT
Background: The mangrove ecosystem is one of the unique and vulnerable
coastal ecosystems. Unique because the mangrove ecosystem is an ecological
system consisting of tropical coastal vegetation communities dominated by several
types of mangrove trees that are able to grow and develop in tidal muddy coastal
areas. One of the mangrove ecosystems in Bali is in the Ngurah Rai Grand Forest
Park.
Purpose: This study aims to determine the species composition and Important
Value Index of mangrove ecosystems in Ngurah Rai Forest Park. The Importance
Value Index can provide an overview of the influence or role of a mangrove plant
species in an area.
Method: Analysis of mangrove vegetation was carried out using a combination of
Volume 3, Nomor 5, Mei 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
451 http://sosains.greenvest.co.id
the strip method and the grid line method.
Results: Based on the analysis results found 12 main mangrove species found in
Tahura Ngurah Rai namely S. alba, S. caseolaris, R. apiculata, R. mucronata, R.
stylosa, A. lanata, A. marina, B. gymnorrhiza, X Grenade, Lumnitzera racemosa,
Aegiceras corniculatum, Ceriops tagal. The mangrove species S. alba and R.
apiculata have the highest Importance Value Index (INP), which means that these
types have a high influence and role in the Tahura Ngurah Rai mangrove
ecosystem.
Conclusion: Based on the formulation of the problem above, the results of the
study found 12 main mangrove species found in Tahura Ngurah Rai, namely S.
alba, S. caseolaris, R. apiculata, R. mucronata, R. stylosa, A. lanata, A. marina,
B. gymnorrhiza, X. granatum, Lumnitzera racemosa, Aegiceras corniculatum,
Ceriops tagal. The mangrove species S. alba and R. apiculata have the highest
Importance Value Index (INP), which means that these types have a high
influence and role in the Tahura Ngurah Rai mangrove ecosystem.
PENDAHULUAN
Indonesia saat ini telah memasuki era teknologi yang semakin canggih. Dalam
dunia bisnis sangat diperlukan perkembangan teknologi dan strategi baru untuk
memajukan kinerja perusahaan, salah satunya yaitu pendanaan atau modal usaha yang
cukup besar (Hidayat et al., 2021). Pajak merupakan sumber utama pendapatan bagi suatu
negara khususnya di negara Indonesia (Sulastyawati, 2014). Sumber utama pajak berasal
dari wajib pajak orang pribadi maupun badan, apabila jumlah penghasilan yang diperoleh
semakin besar maka beban pajak yang dibayarkan lebih besar oleh perusahaan. Semakin
tingginya pajak terutang yang harus dibayarkan oleh perusahaan membuat perusahaan
berusaha untuk meminimalkan jumlah beban pajak tersebut. Hal ini dimanfaatkan oleh
perusahaan sebagai celah untuk melakukan penghindaran pajak dengan malakukan cara
ilegal (tax avoidance) untuk mengatur strategi penundaan pembayaran pajak perusahaan
(Siska et al., 2022).
Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem wilayah pesisir yang unik
dan rawan. Unik karena ekosistem mangrove merupakan suatu sistem ekologi yang terdiri
dari komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon
mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai
berlumpur (Bengen, 2000). Ekosistem hutan mangrove mempunyai manfaat dan fungsi
penting bagi wilayah pesisir dilihat dari aspek sosial, ekonomi, dan ekologi (Nanlohy &
Masniar, 2020)v. Manfaat dari aspek ekologi yaitu sebagai pelindung garis pantai,
mencegah intrusi air laut, berperan menjaga kestabilan produktivitas dan ketersediaan
sumberdaya hayati wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, daerah asuhan (nursery ground)
dan pemijahan (spawning ground) beberapa jenis biota perairan seperti udang, ikan dan
kerangkerangan serta sebagai sanctuary kehidupan liar sekitarnya, dan penyerap karbon.
Menurut Eong (1993), hutan mangrove memiliki produktivitas yang cukup tinggi dan
memiliki kemampuan untuk menyimpan karbon organik, secara global diperkirakan
hutan mangrove dapat menyerap CO2 dari atmosfer sebesar 25.5 juta ton/tahun. Manfaat
ekosistem mangrove dari aspek ekonomi yaitu hasil berupa kayu yang digunakan untuk
kayu bakar, arang, dan dijadikan serpihan kayu untuk bahan bubur kayu. Manfaat dari
aspek sosial yaitu kawasan ekosistem mangrove dapat menjadi tempat wisata alam,
wisata pendidikan, serta rekreasi bagi masyarakat.
Besarnya manfaat yang ada pada ekosistem mangrove memberikan konsekuensi
bagi ekosistem mangrove tersebut. Terjadi eksploitasi yang sangat besar terhadap
ekosistem mangrove, mengakibatkan berkurangnya luasan hutan mangrove dari tahun ke
tahun. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas hutan mangrove sebesar 3.2 juta
hektar. Dalam tiga dekade terakhir, Indonesia kehilangan 40% mangrove (FAO 2007),
Analisis Vegetasi Mangrove di Taman Hutan Raya
Ngurah Rai Bali
2023
452
Ida Bagus Made Baskara Andika
dapat diartikan bahwa Indonesia memiliki kecepatan kerusakan mangrove terbesar di
dunia (Campbell & Brown, 2015). Hal ini tidak terlepas dari tindakan manusia yang
kurang paham akan pentingnya kelestarian ekosistem hutan mangrove di kemudian hari.
Seringkali ekosistem mangrove hanya dinilai dari segi ekonomi saja, tanpa
memperhatikan manfaat-manfaat ekologisnya (Suzana et al., 2011).
Salah satu ekosistem mangrove yang ada di Indonesia yaitu terdapat di wilayah
perairan Teluk Benoa Bali (Andika et al., 2019). Berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan (Kepmenhut) Nomor 544/Kpts- II/1993 tanggal 25 September 1993,
ekosistem mangrove Teluk Benoa Bali ditetapkan menjadi Taman Hutan Raya (Tahura)
Ngurah Rai dengan luas 1.373,50 ha (Rajab & Nuryadin, 2021). Tahura Ngurah Rai
mempunyai peranan penting dalam sistem tata lingkungan perkotaan sebagai paru-paru
kota mengingat letaknya yang strategis di daerah perkotaan (Putra et al., 2021).
Kontribusinya terhadap produksi oksigen dan menyerap emisi karbon sangat nyata di
tengah-tengah kawasan perkotaan yang minim akan keberadaan ruang terbuka hijau.
Ekosistem mangrove tersebut berada di kawasan strategis pariwisata Bali, mengakibatkan
ekosistem mangrove Teluk Benoa mengalami tekanan yang sangat besar. Tahura Ngurah
Rai berada di kawasan yang sangat strategis karena terletak diantara tiga pusat pariwisata
di Bali yaitu Nusa Dua, Kuta, dan Sanur. Selain itu ekosistem mangrove Teluk Benoa
Bali juga terletak di dua pintu masuk Pulau Bali, yaitu Bandara Internasional Ngurah Rai
dan Pelabuhan Laut Benoa.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu analisis mengenai identifikasi
vegetasi yang ada pada Taman Hutan Raya Ngurah Rai (Prinasti et al., 2020). Hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui Indeks Nilai Penting pada ekosistem mangrove
tersebut, sehingga dapat dijadikan bahan dalam menentukan kebijakan dalam pengelolaan
ekosistem mangrove di Tahura Ngurah Rai Bali (Sugiana et al., 2021). Berdasarkan hal
tersebut maka diperlukan suatu analisis mengenai identifikasi vegetasi yang ada pada
Taman Hutan Raya Ngurah Rai. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui Indeks Nilai
Penting pada ekosistem mangrove tersebut, sehingga dapat dijadikan bahan dalam
menentukan kebijakan dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Tahura Ngurah Rai
Bali. Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui komposisi jenis
vegetasi eksosistem mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai dan untuk mengetahui
Indeks Nilai Penting pada ekosistem mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai.
METODE PENELITIAN
Metode penulisan artikel ilmiah ini adalah dengan metode kualitatif dan kajian
pustaka (library research). Mengkaji teori dan hubungan atau pengaruh antar variabel
dari buku-buku dan jurnal baik secara off line di perpustakaan dan secara online yang
bersumber dari Mendeley. Lokasi penelitian dilakukan di kawasan Hutan Mangrove
Teluk Benoa Bali / Taman Hutan Raya Ngurah Rai (Gambar 1).
Gambar 1 Peta lokasi penelitian
Volume 3, Nomor 5, Mei 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
453 http://sosains.greenvest.co.id
Parameter yang akan diamati pada penelitian ini adalah Vegetasi Mangrove yaitu
pohon dan pancang: jenis pohon, jumlah individu, dbh pohon, dan tinggi total. Semai dan
tumbuhan bawah: jenis dan jumlah individu. Pengambilan sampel dilakukan adalah
dengan metode stratified random sampling.
Metode ini merupakan teknik pengambilan sampel yang dengan memisahkan
elemen populasi kedalam kelas-kelas yang disebut strata, kemudian memilih sampel
secara random dari setiap strata tersebut. Pembagian populasi ke dalam kelas - kelas
mempermudah dalam menunjukkan homogenitas yang nyata di dalam masing-masing
kelas dan memberikan heterogenitas yang nyata antar kelas.
Sampel diambil berdasarkan perbedaan kerapatan tutupan hutan mangrove di
Taman Hutan Raya Ngurah Rai. Kerapatan tutupan hutan mangrove terbagi atas 3 kelas,
yaitu kerapatan rendah, kerapatan sedang, dan kerapatan tinggi. Jumlah pengambilan plot
contoh pada setiap kelas kerapatan ditentukan menggunakan rumus Slovin (Umar 2002)
sebagai berikut :
n = N / (1 + N e)
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = Jumlah semua petak pengambilan data
e = ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir
Analisis vegetasi hutan mangrove dilakukan dengan menggunakan kombinasi
antara metoda jalur dan metode garis berpetak (Gambar 6). Plot pengambilan data
diletakkan tegak lurus garis pantai menuju daratan dengan lebar 10 m dan panjangnya
tergantung kondisi lapangan (jarak hutan mangrove di tepi pantai dengan perbatasan
hutan mangrove dengan daratan di belakang hutan mangrove). Di dalam metode ini
risalah pohon dilakukan dengan metode jalur dan permudaan dengan metoda garis
berpetak (Kusmana 1997).
Gambar 2 ukuran permudaan dalam kegiatan analisis vegetasi hutan
mangrove
Ukuran permudaan yang digunakan dalam kegiatan analisis vegetasi hutan
mangrove adalah Tumbuhan bawah : tumbuhan selain permudaan pohon, misal rumput,
herba dan semak belukar, emai : permudaan mulai dari kecambah sampai anakan yan g
memiliki tinggi kurang dari 1.5 m Pancang : Permudaan dengan tinggi 1.5 m sampai
anakan berdiameter kurang dari 10 cm. Pohon : Pohon berdiameter 10 cm atau lebih
Pengukuran yang dilakukan di dalam petak sampling dibagi menjadi kuadrat yang
berukuran kecil. Kuadrat dibagi menjadi 10x10 m untuk pengukuran pohon, 5x5 m untuk
mengukur pancang, dan 2x2 m untuk mengukur tumbuhan bawah dan semai.
Untuk mendapatkan informasi yang perlu diketahui tentang kondisi ekosistem
mangrove, digunakan metode analisa Indeks Nilai Penting (INP). Indeks Nilai Penting
dapat memberikan suatu gambaran tentang pengaruh atau peranan suatu jenis tumbuhan
mangrove dalam suatu area. Nilai penting suatu jenis berkisar 0 -300. Tahapan analisis
data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Analisis Vegetasi Mangrove di Taman Hutan Raya
Ngurah Rai Bali
2023
454
Ida Bagus Made Baskara Andika
Kerapatan spesies (K)
Keterangan:
ni : jumlah total individu ke- i
A : Luas total area pengambilan contoh (m²)
Kerapatan relatif spesies (KR) (%)
Keterangan:
ni : jumlah total individu ke-i
Σn : jumlah tegakan seluruh jenis
Frekuensi spesies (F)
Keterangan:
pi : jumlah petak contoh /plot dimana ditemukan jenis i
Σp : jumlah total petak contoh/plot yang diamati
Frekuensi relatif spesies (FR) (%)
Keterangan:
F : frekuensi jenis i
ΣF : jumlah frekuensi untuk seluruh jenis
Dominansi suatu spesies (D)
Keterangan:
ƩBA : πd²/4
A : luas total area pengambilan contoh (m²)
Dominansi relatif suatu spesies (DR)
Keterangan:
D : Dominansi suatu spesies
ƩC: Dominansi seluruh spesies
Indeks Nilai Penting (INP)
𝐼𝑁𝑃 = 𝐾𝑅 + 𝐹𝑅 + 𝐷𝑅 (Untuk pohon dan tumbuhan bawah)
Volume 3, Nomor 5, Mei 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
455 http://sosains.greenvest.co.id
𝐼𝑁𝑃 = 𝐾𝑅 + 𝐹𝑅 (Untuk pancang dan semai)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis vegetasi dilakukan pada 3 stasiun yaitu stasiun 1 (pantai Mertasari),
stasiun 2 (kantor MIC/PPI), dan stasiun 3 (Nusa Dua). Hasil dari penelitian yaitu
ditemukan 12 jenis mangrove utama yang terdapat di Tahura Ngurah Rai yaitu S. alba, S.
caseolaris, R. apiculata, R. mucronata, R. stylosa, A. lanata, A. marina, B. gymnorrhiza,
X. granatum, Lumnitzera racemosa, Aegiceras corniculatum, Ceriops tagal. Hasil indeks
nila penting tiap kelas mangrove disajikan pada table 1, 2 dan 3.
Tabel 1 Indeks Nilai Penting Kelas Pohon
Jenis
K
KR (%)
F
FR (%)
D
DR (%)
INP
R. apiculata
0.03
18.02
0.6
23.08
6.44
18.42
59.52
R. mucronata
0.014
9.46
0.27
10.26
2.19
6.26
25.98
R. stylosa
0.04
27.93
0.73
28.21
7.55
21.59
77.72
S. alba
0.07
44.59
1
38.46
18.78
53.73
136.78
R. apiculata
0.08
43.40
1
31.91
14.57
30.12
105.43
S. alba
0.04
23.40
0.87
27.66
17.15
35.47
86.52
B. gymnorrhizha
0.01
5.66
0.33
10.64
0.51
1.05
17.35
A. lanata
0.009
5.28
0.2
6.38
1.33
2.76
14.42
R. mucronata
0.015
8.68
0.33
10.64
7.38
15.25
34.57
R. stylosa
0.024
13.58
0.4
12.77
7.43
15.35
41.70
S. alba
0.083
47.17
1
24.59
15.45
61.79
133.55
B. gymnorhiza
0.015
8.30
0.6
14.75
1.37
5.49
28.55
R. apiculata
0.043
24.53
0.67
16.39
3.94
15.77
56.69
R. mucronata
0.007
3.77
0.33
8.20
0.47
1.87
13.84
R. stylosa
0.007
4.15
0.33
8.20
1.15
4.59
16.94
S. caseolaris
0.011
6.04
0.4
9.84
1.48
5.90
21.78
L. racemosa
0.005
2.64
0.33
8.20
0.34
1.36
12.19
X. granatum
0.006
3.40
0.4
9.84
0.81
3.23
16.47
Tabel 2 Indeks nilai penting mangrove kelas pancang di Tahura Ngurah Rai
Stasiun
Jenis
K
KR (%)
F
FR (%)
INP
R. apiculata
0.08
25.21
0.73
30.56
55.77
1
S. alba
0.11
33.61
0.67
27.78
61.39
R. stylosa
0.09
27.73
0.6
25
52.73
X. granatum
0.04
13.45
0.4
16.67
30.11
R. apiculata
0.26
31.13
1
25.86
56.99
B. gymnorrhizha
0.03
3.14
0.2
5.17
8.32
A. corniculatum
0.14
16.04
0.4
10.34
26.38
A. marina
0.03
3.77
0.2
5.17
8.95
2
R. mucronata
0.14
16.98
0.6
15.52
32.5
S. alba
0.03
3.14
0.2
5.17
8.32
L. racemosa
0.06
6.60
0.33
8.62
15.22
A. lanata
0.03
3.14
0.27
6.90
10.04
Analisis Vegetasi Mangrove di Taman Hutan Raya
Ngurah Rai Bali
2023
456
Ida Bagus Made Baskara Andika
R. stylosa
0.14
16.04
0.67
17.24
33.28
R. apiculata
0.28
33.33
1
28.30
32.26
S. alba
0.16
19.05
0.47
13.21
61.64
R. mucronata
0.05
6.35
0.40
11.32
17.67
3
B. gymnorhiza
0.08
9.52
0.33
9.43
18.96
A. corniculatum
0.09
11.11
0.27
7.55
18.66
C. tagal
0.04
4.76
0.33
9.43
14.2
X. granatum
0.08
9.52
0.33
9.43
18.96
R. stylosa
0.05
6.35
0.40
11.32
17.67
Tabel 3 Indeks nilai penting mangrove kelas semai di Tahura Ngurah Rai
Stasiun
Jenis
K
KR (%)
F
FR (%)
INP
R. apiculata
0.22
33.33
0.47
33.33
66.67
1
S. alba
0.25
38.46
0.6
42.86
81.32
R. stylosa
0.18
28.21
0.33
23.81
52.01
R. apiculata
0.2
37.5
0.67
41.67
79.17
2
R. mucronata
0.17
31.25
0.33
20.83
52.08
S. alba
0.05
9.38
0.13
8.33
17.71
R. stylosa
0.12
21.88
0.47
29.17
51.04
S. alba
0.1
14.29
0.4
23.08
81.32
R. apiculata
0.3
42.86
0.67
38.46
37.36
3
X. granatum
0.08
11.9
0.13
7.69
19.6
B. gymnorhiza
0.12
16.67
0.27
15.38
32.05
R. stylosa
0.1
14.29
0.27
15.38
29.67
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 jenis mangrove yang mendominasi
di Tahura Ngurah Rai yaitu jenis S. alba dan R. apiculata. INP pada tingkat pohon
tertinggi di stasiun 1 yaitu jenis S. alba dengan nilai sebesar 136.78, stasiun 2 yaitu jenis
R. apiculata dengan nilai sebesar 105.43, dan stasiun 3 yaitu jenis S. alba dengan nilai
sebesar 133.55. INP pada tingkat pancang tertinggi di stasiun 1 yaitu jenis S. alba dengan
nilai sebesar 61.39, stasiun 2 yaitu jenis R. apiculata dengan nilai sebesar 56.99, dan
stasiun 3 yaitu jenis S. alba 61.64. INP pada tingkat semai tertinggi di stasiun 1 yaitu
jenis S. alba dengan nilai sebesar 81.32, stasiun 2 yaitu jenis R. apiculata dengan nilai
sebesar 79.17, dan stasiun 3 yaitu jenis S. alba dengan nilai sebesar 81.32. Hal tersebut
menyatakan bahwa jenis mangrove S. alba dan R. apiculata memiliki pengaruh dan
peranan yang tinggi di ekosistem mangrove Tahura Ngurah Rai.
Jenis S. alba mendominasi di wilayah Tahura Ngurah Rai karena wilayah ini
memiliki substrat berpasir yang merupakan tempat tumbuh yang baik untuk jenis
tersebut. Menyatakan bahwa di Indonesia, S. alba tumbuh baik pada pantai yang berpasir,
atau bahkan pada pantai berbatu. Selain faktor substrat, salinitas berpengaruh pada
dominasi S. alba. Menurut Macnae (1968), jenis Sonneratia sp. pada umumnya hidup
pada salinitas yang tinggi, Wilayah Tahura Ngurah Rai memiliki salinitas yang tergolong
ke dalam kategori asin, sehingga menjadi tempat hidup yang baik untuk jenis S. alba.
Terdapat perbedaan jenis mangrove yang mendominasi pada stasiun 2. Pada
wilayah ini jenis mangrove yang mendominasi adalah R. Apiculata (JC et al., 2016). Hal
ini disebabkan oleh restorasi mangrove yang dilakukan di wilayah tersebut. Pada
sejarahnya wilayah stasiun 2, tahun 1980 sampai tahun 1990-an mengalami deforestasi
secara besar-besarn akibat pembangunan tambak-tambak oleh masyarakat sekitar. Hal
Volume 3, Nomor 5, Mei 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
457 http://sosains.greenvest.co.id
tersebut mengakibatkan banyak pohon mangrove yang ditebang untuk bahan pembuatan
tambak. Deforestasi mangrove menyebabkan hilangnya fungsi ekosistem pada wilayah
tersebut. Pada tahun 1998 terjadi kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Japan
Internasional Cooperation Agency (JICA). Program JICA adalah melakukan restorasi
mangrove di wilayah tersebut untuk mengembalikan fungsi ekosistem mangrove. Jenis
mangrove yang ditanam pada wilayah ini adalah jenis R. apiculata dan R. mucronata.
Sehingga sampai saat ini wilayah tersebut didominasi oleh jenis R. apicuata.
Menurut Noor (2006) spesies R. apiculata umumnya tumbuh pada tanah
berlumpur, halus, dalam dan tergenang pada saat pasang normal. Spesies ini tumbuh
dengan baik pada perairan pasang surut yang memiliki pengaruh masukan air tawar yang
kuat secara permanen. Wilayah stasiun 2 memiliki jenis substrat yang juga berbeda
dengan stasiun1 dan 3, wilayah ini memiliki 2 tipe substrat. Pada zona depan menuju
zona tengah memiliki tipe substrat lumpur berpasir, sedangkan pada zona tengah menuju
ke zona belakang memiliki tipe substrat lumpur halus. Jenis R. apiculata pada zona
tengah menuju zona belakang. Selain itu wilayah stasiun 2 merupakan daerah aliran
sungai dari Tukad Badung. Karena wilayah stasiun 2 mempunyai tipe substrat yang
sesuai dengan tempat hidup jenis R. apiculata, sehingga pada wilayah ini jenis dapat
tumbuh optimal.
KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun hasil dari penelitian yaitu ditemukan
12 jenis mangrove utama yang terdapat di Tahura Ngurah Rai yaitu S. alba, S. caseolaris,
R. apiculata, R. mucronata, R. stylosa, A. lanata, A. marina, B. gymnorrhiza, X.
Granatum, Lumnitzera racemosa, Aegiceras corniculatum, Ceriops tagal. Jenis mangrove
S. alba dan R. apiculata memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi, yang artinya jenis
tersebut mempunyai pengaruh dan peranan yang tinggi di ekosistem mangrove Tahura
Ngurah Rai.
DAFTAR PUSTAKA
Andika, I. B. M. B., Kusmana, C., & Nurjaya, I. W. (2019). Dampak pembangunan
jalan tol Bali Mandara terhadap ekosistem mangrove di Teluk Benoa Bali. Jurnal
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and
Environmental Management), 9(3), 641657.
Bengen, D. G. (2000). Sinopsis ekosistem dan sumberdaya alam pesisir. Bogor:
Institut Pertanian Bogor, 1.
Campbell, A., & Brown, B. (2015). Indonesia’s vast mangroves are a treasure
worth saving. The conversation, 20.
Eong, O. J. (1993). Mangroves-a carbon source and sink. Chemosphere, 27(6),
10971107.
Hidayat, R., Umam, R., & Tripalupi, R. I. (2021). Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah Pada Masa Covid-19 Dan Strategi Peningkatannya. Finansha: Journal of Sharia
Financial Management, 2(2), 7791.
JC, E. H. P., Dewiyanti, I., & Karina, S. (2016). „Indeks Nilai Penting Vegetasi
Mangrove Di Kawasan Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur‟. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 1, 8295.
Nanlohy, L. H., & Masniar, M. (2020). Manfaat Ekosistem Mangrove Dalam
Meningkatkan Kualitas Lingkungan Masyarakat Pesisir. Abdimas: Papua Journal of
Community Service, 2(1), 14.
Noor, Y. R., Khazali, M., & Suryadiputra, I. N. N. (2006). Panduan pengenalan
mangrove di Indonesia. Ditjen PHKA.
Prinasti, N. K. D., Dharma, I., & Suteja, Y. (2020). Struktur komunitas vegetasi
mangrove berdasarkan karakteristik substrat di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali. J. of
Analisis Vegetasi Mangrove di Taman Hutan Raya
Ngurah Rai Bali
2023
458
Ida Bagus Made Baskara Andika
Marine and Aquatic Sciences, 6(1), 9099.
Putra, R. W., Firmansyah, R. M., Wagianto, W., Gunansyah, G., & Kamal, E.
(2021). Kajian Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Indonesia (Review: Reklamasi
Teluk Benoa). Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 8(3), 175180.
Rajab, M. A., & Nuryadin, R. (2021). Kajian Ekologi Kesesuaian dan Daya
Dukung Ekowisata Mangrove. Insan Cendekia Mandiri.
Siska, S., Halimahtussakdiah, H., & Harahap, S. R. (2022). Pengaruh Corporate
Social Responsibility, Tingkat Utang Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas
Pajak Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2018-2020. Management Studies and Entrepreneurship Journal
(MSEJ), 3(2), 569594.
Sugiana, I. P., Faiqoh, E., Indrawan, G. S., & Dharmawan, I. E. (2021).
Konsentrasi Gas Metana pada Tiga Zona Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai,
Bali. Jurnal Ilmu Lingkungan, 19(2), 422431.
Sulastyawati, D. (2014). Hukum pajak dan implementasinya bagi kesejahteraan
rakyat. SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, 1(1), 119128.
Suzana, B. O. L., Timban, J., Kaunang, R., & Ahmad, F. (2011). Valuasi Ekonomi
Sumberdaya Hutan Mangrove Di Desa Palaes Kecamatan Likupang Barat Kabupaten
Minahasa Utara. Agri-Sosioekonomi, 7(2), 2938.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.