Volume 3, Nomor 5, Mei 2023
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
457 http://sosains.greenvest.co.id
tersebut mengakibatkan banyak pohon mangrove yang ditebang untuk bahan pembuatan
tambak. Deforestasi mangrove menyebabkan hilangnya fungsi ekosistem pada wilayah
tersebut. Pada tahun 1998 terjadi kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Japan
Internasional Cooperation Agency (JICA). Program JICA adalah melakukan restorasi
mangrove di wilayah tersebut untuk mengembalikan fungsi ekosistem mangrove. Jenis
mangrove yang ditanam pada wilayah ini adalah jenis R. apiculata dan R. mucronata.
Sehingga sampai saat ini wilayah tersebut didominasi oleh jenis R. apicuata.
Menurut Noor (2006) spesies R. apiculata umumnya tumbuh pada tanah
berlumpur, halus, dalam dan tergenang pada saat pasang normal. Spesies ini tumbuh
dengan baik pada perairan pasang surut yang memiliki pengaruh masukan air tawar yang
kuat secara permanen. Wilayah stasiun 2 memiliki jenis substrat yang juga berbeda
dengan stasiun1 dan 3, wilayah ini memiliki 2 tipe substrat. Pada zona depan menuju
zona tengah memiliki tipe substrat lumpur berpasir, sedangkan pada zona tengah menuju
ke zona belakang memiliki tipe substrat lumpur halus. Jenis R. apiculata pada zona
tengah menuju zona belakang. Selain itu wilayah stasiun 2 merupakan daerah aliran
sungai dari Tukad Badung. Karena wilayah stasiun 2 mempunyai tipe substrat yang
sesuai dengan tempat hidup jenis R. apiculata, sehingga pada wilayah ini jenis dapat
tumbuh optimal.
KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun hasil dari penelitian yaitu ditemukan
12 jenis mangrove utama yang terdapat di Tahura Ngurah Rai yaitu S. alba, S. caseolaris,
R. apiculata, R. mucronata, R. stylosa, A. lanata, A. marina, B. gymnorrhiza, X.
Granatum, Lumnitzera racemosa, Aegiceras corniculatum, Ceriops tagal. Jenis mangrove
S. alba dan R. apiculata memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi, yang artinya jenis
tersebut mempunyai pengaruh dan peranan yang tinggi di ekosistem mangrove Tahura
Ngurah Rai.
DAFTAR PUSTAKA
Andika, I. B. M. B., Kusmana, C., & Nurjaya, I. W. (2019). Dampak pembangunan
jalan tol Bali Mandara terhadap ekosistem mangrove di Teluk Benoa Bali. Jurnal
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and
Environmental Management), 9(3), 641–657.
Bengen, D. G. (2000). Sinopsis ekosistem dan sumberdaya alam pesisir. Bogor:
Institut Pertanian Bogor, 1.
Campbell, A., & Brown, B. (2015). Indonesia’s vast mangroves are a treasure
worth saving. The conversation, 20.
Eong, O. J. (1993). Mangroves-a carbon source and sink. Chemosphere, 27(6),
1097–1107.
Hidayat, R., Umam, R., & Tripalupi, R. I. (2021). Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah Pada Masa Covid-19 Dan Strategi Peningkatannya. Finansha: Journal of Sharia
Financial Management, 2(2), 77–91.
JC, E. H. P., Dewiyanti, I., & Karina, S. (2016). „Indeks Nilai Penting Vegetasi
Mangrove Di Kawasan Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur‟. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 1, 82–95.
Nanlohy, L. H., & Masniar, M. (2020). Manfaat Ekosistem Mangrove Dalam
Meningkatkan Kualitas Lingkungan Masyarakat Pesisir. Abdimas: Papua Journal of
Community Service, 2(1), 1–4.
Noor, Y. R., Khazali, M., & Suryadiputra, I. N. N. (2006). Panduan pengenalan
mangrove di Indonesia. Ditjen PHKA.
Prinasti, N. K. D., Dharma, I., & Suteja, Y. (2020). Struktur komunitas vegetasi
mangrove berdasarkan karakteristik substrat di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali. J. of