Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
239 http://sosains.greenvest.co.id
PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK
ORGANIK CAIR DARI LIMBAH KULIT BUAH TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.)
Halifa Ghasiani, Slamet Rohadi S. dan Mochammad Nazarudin B.
Universitas Jenderal Soedirman
Email: halifaghasiani@gmail.com, slametbelgam@gmail.com dan
Diterima:
20 Februari 2021
Direvisi:
29 Maret 2021
Disetujui:
14 April 2021
Abstrak
Sayuran merupakan salah satu sumber vitamin, mineral dan serat
yang diperlukan oleh tubuh. Upaya peningkatan produksi
tanaman pakcoy perlu terus di lakukan, salah satunya dengan
menggunakan pupuk anorganik Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan konsentrasi terbaik pupuk organik cair dari kulit
buah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pakcoy,
mendapatkan frekuensi terbaik pupuk organik cair dari kulit
buah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pakcoy, dan
mendapatkan kombinasi konsentrasi dan frekuensi terbaik pupuk
organik cair dari kulit buah untuk meningkatkan pertumbuhan
tanaman pakcoy. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret
2020 sampai dengan bulan Mei 2020 di screen house Kebun
Sayur Organik Pager Gunung, Desa Melung, Kabupaten
Banyumas. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok
Lengkap (RAKL) dengan 3 ulangan. Perlakuan berupa
kombinasi antara konsentrasi (0%, 10%, 20%, 30%) dan
frekuensi pemberian (1, 2, 3 kali) pupuk organik cair. Variabel
yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun,
bobot tanaman segar, bobot tanaman kering, bobot akar segar,
bobot akar kering, bobot tajuk segar, dan bobot tajuk kering.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F, apabila
terdapat keragaman maka dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple
Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pupuk organik cair dari limbah kulit buah
dengan konsentrasi 20% dapat meningkatkan jumlah daun, bobot
tanaman kering, bobot akar kering, dan bobot tajuk kering,
frekuensi pemberian tidak berpengaruh nyata, serta tidak ada
interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk
organik cair dari limbah kulit buah terhadap pertumbuhan
tanaman pakcoy.
Kata kunci: Liquid Organic Fertilizer; Rind; Pakcoy
Abstract
Vegetables are one of the sources of vitamins, minerals and fiber
needed by the body. Efforts to increase the production of pakcoy
plants need to continue to be carried out, one of which is by
using inorganic fertilizers. This study aims to obtain the best
concentration of liquid organic fertilizer from fruit peels to
increase the growth of bok choy plants, gain the best frequency
of liquid organic fertilizer from fruit peels, and get the best
combination between concentration and frequency of the liquid
Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair
dari Limbah Kulit Buah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pakcoy
(Brassica Rapa L.)
2021
Halifa Ghasiani, Slamet Rohadi S. dan Mochammad Nazarudin B. 240
organic fertilizer. The study was conducted from March 2020
until May 2020 in the screen house of Kebun Sayur Organik
Pager Gunung, Melung Village, Banyumas Regency. The study
used a Randomized Complete Block Design (RCBD) with 3
replications. The treatments were combinations between
concentrations (0%, 10%, 20%, 30%) and application
frequencies (1, 2, 3 times)of organic fertilizer. The observed
variables were the height of the plant, the number of the leaves,
the width of the leaf, the weight of the fresh plant, the weight of
the dried plant, the weight of fresh roots, the weight of dried
roots, the weight of the fresh crown, and the weight of the dried
crown. The obtained data was analyzed by using F test, if there
were any diversities then it will be continued with Duncan's
Multiple Test (DMRT) at the extent of 5%. The results showed
that the concentration of liquid organic fertilizer from fruit peel
waste 20% increased the number of the leaves, the weight of the
dried plant, the weight of the dried root, and the weight of the
dried crown. The application frequencies had no apparent effect,
and there was no interaction between the concentration and the
application frequency of the liquid organic fertilizer from skin
peel waste on the growth of bok choy plant.
Keywords: Liquid Organic Fertilizer; Rind; Pakcoy.
Pendahuluan
Sayuran merupakan salah satu sumber vitamin, mineral dan serat yang diperlukan
oleh tubuh. Sebanyak 94,8% atau hampir seluruh penduduk Indonesia mengkonsumsi
sayur, namun dalam konsumsinya belum memenuhi anjuran kecukupan gizi, yaitu hanya
108,8 gram/orang/hari. Salah satu sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah
pakcoy (Hermina & Prihatini, 2016). Produksi pakcoy di Indonesia mengalami fluktuasi,
pada tahun 2013-2018 secara berurutan ialah 635.728 ton, 602.468 ton, 600.200 ton,
601.200ton, 627.598 ton dan 635.988 ton (Statistik, 2018). Upaya peningkatan produksi
tanaman pakcoy perlu terus di lakukan, salah satunya dengan menggunakan pupuk
anorganik (Safitri, 2019). Akan tetapi, upaya peningkatan ini dapat menimbulkan dampak
negatif dalam jangka panjang, seperti daya dukung tanah yang semakin berkurang akibat
adanya residu kimia pada tanah (Kurniawan & Zaika, 2015), dapat memengaruhi aktivitas
organisme di dalam tanah, bahkan dapat menyebabkan tanaman layu dan
pertumbuhannya tidak optimal (Khoiriyah & Nugroho, 2019). Penggunaan lahan
pertanian secara terus menerus dengan pupuk anorganik akan memacu terjadinya
kerusakan fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga kesuburan tanah akan semakin
menurun (Santoso, 2015). Oleh karena itu, proses budidaya tanaman pakcoy perlu
menggunakan alternatif pupuk organik agar mendapatkan hasil panen yang bebas residu
kimia dan lebih ramah lingkungan (Ridwan, 2019).
Pupuk organik sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang
berasal dari makhluk hidup. Pupuk organik terdiri dari pupuk organik padat dan pupuk
organik cair. Pupuk organik cair (POC) adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia (Prizal & Nurbaiti,
2017). Pupuk organik yang berbentuk cair mudah diaplikasikan secara merata, tidak akan
terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat, serta dapat secara cepat mengatasi
defisiensi hara (Hadisuwito, 2012). Penggunaan pupuk organik cair memiliki keunggulan,
Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
241 http://sosains.greenvest.co.id
yakni walaupun sering digunakan tidak akan merusak tanah dan tanaman (Hadisuwito,
2012).
Pupuk organik cair dapat dibuat dengan memanfaatkan limbah rumah tangga,
seperti kulit buah. Keberadaan limbah buah-buahan biasanya hanya dibiarkan saja,
sehingga menimbulkan aroma yang kurang sedap, dapat mengganggu kebersihan
lingkungan dan dapat mengganggu kesehatan. Sebagai solusi dari dampak yang
ditimbulkan oleh sampah buah-buahan, limbah kulit buah ini dapat dijadikan sumber
bahan baku alternatif yang potensial untuk menghasilkan pupuk organik cair. Pupuk
organik yang dihasilkan adalah pupuk yang cukup kaya akan unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh tanaman. POC juga mengandung senyawa-senyawa tertentu seperti
protein, selulose, lignin, dan lain-lain yang tidak terkandung dalam pupuk kimia
(Marjenah et al., 2018).
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di screen house Kebun Sayur Organik Pager Gunung,
Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Bahan penelitian yang
digunakan meliputi benih pakcoy (Brassica rapa L.), media semai, tanah andisol, limbah
kulit buah nanas, kulit buah pisang, molases, EM4, air kelapa, dan air. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, timbangan digital, polibag ukuran 30 x
35 cm, penggaris, plastik, gelas ukur, ember, berpenutup, botol, selang, pisau, jerigen,
kain penyaring, dan termohigrometer.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan
2 faktor dan 3 ulangan, sehingga terdapat 36 unit percobaan. Faktor pertama adalah
konsentrasi POC dari limbah kulit buah dengan 4 taraf, yaitu 0% (P0), 10% (P1), 20%
(P2), dan 30% (P3). Faktor kedua yaitu frekuensi waktu pemupukan yang terdiri dari 3
taraf, yaitu 1 kali (T1), 2 kali (T2), dan 3 kali (T3). Variabel yang diamati yaitu tinggi
tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot tanaman segar, bobot tanaman kering, bobot akar
segar, bobot akar kering, bobot tajuk segar, dan bobot tajuk kering.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Hasil sidik ragam pengaruh konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk organik
cair dari limbah kulit buah
No.
Variabel Pengamatan
P
PXT
1
Tinggi Tanaman
tn
tn
2
Jumlah Daun
n
tn
3
Luas Daun
tn
tn
4
Bobot TanamanSegar
tn
tn
5
Bobot TanamanKering
N
tn
6
Bobot AkarSegar
tn
tn
7
Bobot AkarKering
N
tn
8
Bobot TajukSegar
tn
tn
9
Bobot TajukKering
N
tn
Keterangan: sn= keragaman sangat nyata, n= keragaman nyata, tn= keragaman
tidak nyata (menurut uji F dengan taraf kesalahan 5%), P= konsentrasi POC, T=
frekuensi pemberian POC.
A. Pengaruh konsentrasi POC terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy
a. Jumlah daun
Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair
dari Limbah Kulit Buah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pakcoy
(Brassica Rapa L.)
2021
Halifa Ghasiani, Slamet Rohadi S. dan Mochammad Nazarudin B. 240
Perlakuan konsentrasi POC berpengaruh nyata terhadap jumlah daun
tanaman pakcoy. Hasil analisis pada Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan P0
tidak berbeda nyata terhadap P1 dan P3, namun berbeda nyata terhadap P2
dengan peningkatan sebesar 28%. Hal ini juga menunjukkan bahwa perlakuan P2
mampu meningkatkan kandungan nitrogen pada tanah secara optimal sehingga
dapat meningkatkan jumlah daun pada tanaman pakcoy. Nitrogen diberikan
cukup pada tanaman, kebutuhan akan hara lain seperti fosfor dan kalium juga
untuk mengimbangi laju pertumbuhan tanaman yang lebih cepat (Fairhurst, Witt,
Buresh, & Dobermann, 2007)
Unsur N membantu proses pembelahan dan pembesaran sel yang
menyebabkan daun muda lebih cepat mencapai bentuk yang sempurna (Haryadi,
Yetti, & Yoseva, 2015). Selain disebabkan oleh ketersediaan unsur hara nitrogen
pada tanah, unsur P juga berpengaruh dalam proses pembentukan daun.
Penurunan jumlah daun pada perlakuan P3 diduga disebabkan oleh kandungan
unsur hara yang diserap tanaman melebihi batas optimal. Kelebihan unsur hara
dapat mengganggu keseimbangan hara yang diserap, sehingga dapat menekan
pertumbuhan tanaman (Rosdiana, 2015).
Gambar 1. Pengaruh konsentrasi POC terhadap jumlah daun
b. Bobot tanaman kering
Perlakuan konsentrasi POC dari limbah kulit buah berpengatuh nyata
terhadap bobot tanaman kering.Hasil analisis pada Gambar 2 menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada perlakuan P0 terhadap P1, P2, dan P3.
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian POC dari limbah kulit buah memiliki
pengaruh terhadap penambahan bobot tanaman kering. Perlakuan P2 memiliki
hasil rerata yang paling tinggi yaitu sebesar 51,25%, artinya terjadi penyerapan
unsur hara yang optimal sehingga menyebabkan pertumbuhannya paling baik.
Bobot kering dipengaruhi oleh kemampuan tanaman dalam menghasilkan dan
mengakumulasi fotosintat, sehingga semakin besar bobot kering tanaman
mengindikasikan semakin baik pula metabolismenya. Bobot tanaman kering
merupakan indikator pertumbuhan tanaman karena merupakan hasil akumulasi
asimilat tanaman yang diperoleh dari total pertumbuhan dan perkembangan
tanaman selama hidupnya (Mursito, 2007). Semakin besar bobot kering tanaman
berarti semakin baik pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut.
242
Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
241 http://sosains.greenvest.co.id
Gambar 2. Pengaruh konsentrasi POC terhadap bobot tanaman kering
c. Bobot akar kering
Perlakuan konsentrasi POC dari limbah kulit buah tidak berpengatuh nyata
terhadap bobot akar kering. Hasil analisis pada Gambar 3 menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang nyata pada perlakuan P0 terhadap P2 dan P3, namun
tidak berbeda nyata terhadap perlakuan P1.Hal ini juga menunjukkan bahwa
pemberian POC dari limbah kulit buah memiliki pengaruh terhadap penambahan
bobot tanaman kering.Perlakuan P2 memiliki hasil rerata yang paling tinggi yaitu
sebesar 75%, artinya terjadi penyerapan unsur hara yang optimal sehingga
menyebabkan pertumbuhannya paling baik.Bobot akar kering yang tinggi
menunjukkan bahwa perkembangan akar sangat baik akibat penyerapan hara
yang baik pula.
Bobot kering akar menunjukkan kemampuan tanaman dalam mengambil
unsur hara untuk menunjang pertumbuhan dan aktifitas metabolism (Hadid,
Wahyudi, & Sarif, 2015). Semakin besar bobot kering, maka proses penyerapan
hara serta fotosintesis berlangsung semakin efisien, dan produktifitas serta
perkembangan sel-sel jaringan semakin tinggi dan cepat, sehingga pertumbuhan
tanaman menjadi lebih baik.
d. Bobot tajuk kering
Perlakuan konsentrasi POC dari limbah kulit buah tidak berpengaruh nyata
terhadap bobot tajuk kering.Hasil analisis pada Gambar 4 menunjukkan terdapat
perbedaan yang nyata pada perlakuan P0 terhadap P1, P2, dan P3.Hal ini juga
menunjukkan bahwa pemberian POC dari limbah kulit buah memiliki pengaruh
terhadap penambahan bobot tajuk kering. Perlakuan P2 memiliki hasil rerata yang
paling tinggi yaitu sebesar 48,61%, artinya terjadi penyerapan unsur hara yang
optimal pada perlakuan ini sehingga menyebabkan pertumbuhannya paling baik.
Organ tanaman yang paling penting dalam sayuran adalah bagian biomassa
tajuk (Pangaribuan, 2013). Semakin besar biomassa suatu tanaman, maka proses
metabolismenya berjalan dengan baik. Bobot tajuk kering mencerminkan jumlah
dan ukuran sel yang merupakan bahan dasar pertumbuhan yaitu serangkaian
peristiwa yang membutuhkan air, karbondioksida, garam-garam anorganik
(fotosintesis) yang diubah menjadi bahan organik (fotosintat) (Harjadi, 1989).
243
Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair
dari Limbah Kulit Buah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pakcoy
(Brassica Rapa L.)
2021
Halifa Ghasiani, Slamet Rohadi S. dan Mochammad Nazarudin B. 240
Gambar 3. Pengaruh konsentrasi POC terhadap bobot tajuk kering
B. Pengaruh frekuensi pemberian POC terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 1 diketahui bahwa perlakuan frekuensi
pemberian POC limbah kulit buah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel
pertumbuhan tanaman pakcoy. Meskipun demikian, ada kecenderungan
pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan 3 kali aplikasi pada semua variabel
pertumbuhan.Hal ini terjadi karena POC yang diaplikasikan secara berkala pada
media tanam dapat menyediakan hara yang dibutuhkan tanaman dari awal hingga
menjelang panen.Semakin bertambah umur tanaman, maka kebutuhan haranya
semakin meningkat. Menurut (Hanolo, 1997) pemupukan yang dilakukan secara
kontinu akan lebih memberikan hasil produksi yang memuaskan daripada
pemupukan yang hanya diberikan satu kali atau dua kali dalam 1 masa tanam.
C. Interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pemberian POC terhadap pertumbuhan
tanaman pakcoy
Tabel pada Lampiran 1 menunjukkan bahwa tidak ada interaksi yang nyata
antara perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk organik cair dari
limbah kulit buah terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy.Artinya, respon
tanaman pakcoy terhadap konsentrasi pupuk organik cair dari limbah kulit buah
tidak bergantung pada frekuensi maupun sebaliknya. Bila pengaruh interaksi tidak
berbeda nyata, maka disimpulkan bahwa faktor-faktor perlakuan tersebut bertindak
bebas atau pengaruhnya berdiri sendiri (Steel, h Torrie, & Sumantri, 1991). Hal ini
berarti kombinasi perlakuan terbaik adalah kombinasi konsentrasi terbaik dan
frekuensi terbaik.
Tabel pada Lampiran 1 menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi terbaik
pada variabel jumlah daun, bobot tanaman kering, bobot akar kering, dan bobot tajuk
kering adalah P2. Sedangkan perlakuan frekuensinya memiliki kecenderungan hasil
terbaik pada perlakuan T3 meskipun tidak berbeda nyata. Dengan demikian,
kombinasi terbaik diperoleh pada perlakuan P2T3 atau kombinasi antara konsentrasi
POC 20% dan frekunsi pemberian 3 kali.
244
Volume 1, Nomor 4, April 2021
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
241 http://sosains.greenvest.co.id
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan yaitu pemberian pupuk organik cair dari limbah kulit
buah dengan konsentrasi 20% dapat meningkatkan jumlah daun, bobot tanaman kering,
bobot akar kering, dan bobot tajuk kering, perlakuan frekuensi pemberian pupuk organik
cair dari limbah kulit buah antara 1 kali, 2 kali, maupun 3 kali tidak memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy, tidak ada interaksi antara
konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk organik cair dari limbah kulit buah terhadap
pertumbuhan tanaman pakcoy, kombinasi terbaik antara konsentrasi dan frekuensi
terhadap peningkatan jumlah daun, bobot tanaman kering, bobot akar kering, dan bobot
tajuk kering tanaman pakcoy adalah konsentrasi 20% dengan pemberian sebanyak 3 kali.
Bibliography
Fairhurst, T., Witt, C., Buresh, R., & Dobermann, A. (2007). Padi: Panduan praktis
pengelolaan hara. Bank Pengetahuan Padi Indonesia.
Hadid, Abd, Wahyudi, Imam, & Sarif, Pristianingsih. (2015). Pertumbuhan dan hasil
tanaman sawi (Brassica juncea L.) akibat pemberian berbagai dosis pupuk urea.
Tadulako University.
Hadisuwito, Sukamto. (2012). Membuat pupuk organik cair. AgroMedia.
Hanolo, W. (1997). Tanggapan tanaman selada dan sawi terhadap dosis dan cara
pemberian pupuk cair stimulan. Jurnal Agrotropika, 1(1), 2529.
Harjadi, S. S. (1989). Dasar-dasar hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian Faperta,
IPB. Bogor, 500.
Haryadi, Dede, Yetti, Husna, & Yoseva, Sri. (2015). Pengaruh pemberian beberapa jenis
pupuk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kailan (Brassica alboglabra
L.). Riau University.
Hermina, Hermina, & Prihatini, S. (2016). Gambaran konsumsi sayur dan buah penduduk
Indonesia dalam konteks gizi seimbang: analisis lanjut survei konsumsi makanan
individu (SKMI) 2014. Indonesian Bulletin of Health Research, 44(3), 205218.
Khoiriyah, Nikmatul, & Nugroho, Agung. (2019). Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi
Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Varietas
Flamingo. Jurnal Produksi Tanaman, 6(8).
Kurniawan, Ichvan Danny, & Zaika, Yulvi. (2015). Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang
Deep Soil Mix (DSM) 15% Fly Ash Diameter 3 cm Berpola Panels Terhadap Daya
Dukung Tanah Ekspansif di Bojonegoro. Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil,
1(2), pp-354.
Marjenah, Marjenah, Kustiawan, Wawan, Nurhiftiani, Ida, Sembiring, Keren Hapukh
Morina, & Ediyono, Retno Precillya. (2018). Pemanfaatan limbah kulit buah-
buahan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik cair. ULIN: Jurnal Hutan
Tropis, 1(2).
Mursito, K. (2007). Pengaruh Kerapatan Tanaman dan Kedalaman Olah Tanah Terhadap
Hasil Umbi Lobak (Raphanus sativus L.). Universitas Sebelas Maret.
Pangaribuan, Darwin H. (2013). Pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan
produksi sayuran kangkung, bayam dan caisim. Prosiding Seminar Nasional
Perhimpunan Hortikultura Indonesia (Perhorti), 300306. Perhimpunan
Hortikultura Indonesia (Perhorti).
Prizal, Robbi Mai, & Nurbaiti, Nurbaiti. (2017). Pengaruh Pemberian Pupuk Organik
Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa L.).
Riau University.
Ridwan, M. (2019). Produktivitas Tumpangsari Beberapa Varietas Caisim dan Takaran
Pupuk Kandang Ayam Dalam Pola Tumpangsari Tanaman Caisim dan Bawang
245
Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair
dari Limbah Kulit Buah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pakcoy
(Brassica Rapa L.)
2021
Halifa Ghasiani, Slamet Rohadi S. dan Mochammad Nazarudin B. 240
Daun. Jurnal Sains Agro, 4(1).
Rosdiana, Rosdiana. (2015). Pertumbuhan Tanaman Pakcoy Setelah Pemberian Pupuk
Urin Kelinci. Jurnal Matematika Sains Dan Teknologi, 16(1), 19.
Safitri, Diah Ayu. (2019). Budidaya Dan Analisis Usahatani Tanaman Sawi Pakcoy
(Brassica Rapa Chinensis) Dengan Perlakuan Pupuk Organik Dan Pupuk
Anorganik.
Santoso, Agung Budi. (2015). Pengaruh luas lahan dan pupuk bersubsidi terhadap
produksi padi nasional. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 20(3), 208212.
Statistik, Badan Pusat. (2018). Statistik Tanaman Sayuran dan Buah‐buahan Semusim
Indonesia 2017. Biro Pusat Statistik Republik Indonesia.
Steel, George Douglas, h Torrie, James, & Sumantri, Bambang. (1991). Prinsip dan
prosedur statistika: suatu pendekatan biometrik. Gramedia Pustaka Utama.
246