JURNAL                                         

JURNAL SOSIAL DAN SAINS

VOLUME 3 NOMOR 7 2023

P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X

 

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN MENGINAP DI NOVOTEL TANGERANG SEMASA PANDEMI COVID-19

 

 

Nathania Ekafitri, Roels Ni Made Sri Puspadewi

Program Studi Hospitality & Pariwisata, Universitas Bunda Mulia, Indonesia

E-mail: [email protected], [email protected]

 

 

 

Kata kunci:

Harga; fasilitas; penerapan protokol kesehatan; keputusan menginap; hotel

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

Price; facilities; implementation of health protocols; decision to stay, hotel

 

ABSTRAK

Latar Belakang: Berkembangnya industri pariwisata memberikan dampak pada industri sehingga masing-masing industri memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh harga, fasilitas, dan penerapan protokol kesehatan terhadap keputusan menginap di Novotel Tangerang semasa pandemi covid-19.

Metode: Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Penyebaran kuesioner menggunakan platform Google Form yang disebarkan pada 100 responden yang telah menginap di Novotel Tangerang selama periode 2020-2022. Hasil kuesioner yang telah diperoleh diolah menggunakan bantuan SPSS 25. .

Hasil: Berdasarkan hasil dari penelitian ini, pada hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa masing-masing variabel harga, fasilitas, dan penerapan protokol kesehatan memiliki nilai rata-rata yang tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variabel harga, fasilitas dan penerapan protokol kesehatan terhadap keputusan menginap di Novotel Tangerang di masa pandemi covid-19. Hasil uji T (parsial) menunjukkan bahwa masing-masing variabel harga, fasilitas, dan penerapan protokol kesehatan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel keputusan menginap. Hasil penelitian uji F menunjukkan bahwa variabel harga, fasilitas, dan penerapan protokol kesehatan bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan menginap.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif mean penilaian dengan dimensi tertinggi terdapat dapat pada faktor penerapan protokol kesehatan dan mean terendah pada faktor harga.

 

ABSTRACT

Background: The development of the tourism industry has an impact on the industry so that each industry has different characteristics.

Purpose: This study aims to analyze the effect of price, facilities, and implementation of health protocols on stay decisions at Novotel Tangerang during the covid-19 pandemic.

Methods: The approach used in this research is a quantitative approach with descriptive methods. The questionnaire was distributed using the Google Form platform which was distributed to 100 respondents who had stayed at Novotel Tangerang during the 2020-2022 period. The results of the questionnaire that have been obtained are processed using the help of SPSS 25.

Results: Based on the results of this study, the results of descriptive statistical tests show that each variable of price, facilities, and implementation of health protocols has a high average value so that it can be concluded that there is an influence on the variables of price, facilities and implementation of health protocols on the decision to stay at Novotel Tangerang during the covid-19 pandemic. The results of the T test (partial) show that each variable of price, facilities, and implementation of health protocols has a significant effect on the stay decision variable. The results of the F test research show that the variables of price, facilities, and implementation of health protocols together have a positive and significant effect on the stay decision variable.

Conclusion: Based on the results of the descriptive statistical test, the mean assessment with the highest dimension can be found in the health protocol implementation factor and the lowest mean in the price factor.

 

 

PENDAHULUAN

Di Indonesia, industri pariwisata telah berkembang secara signifikan. Pemerintah menyadari adanya peluang untuk menciptakan destinasi wisata yang akan menarik pengunjung domestik dan internasional (Marie & Widodo, 2020). Meningkatnya industri ini memberikan dampak pada industri sejenis dengan mulai dari penginapan skala besar seperti hotel, hostel, boutique hotel, resort, cottage, dan motel, penginapan dengan skala modal menengah kecil seperti losmen dan inn, dan juga penginapan dengan skala modal yang lebih kecil seperti vila, guesthouse dan home stay (Hermawan et al., 2018). Perkembangan yang terjadi memberikan dampak pada industri sehingga masing-masing industri memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Tangerang memiliki julukan sebagai “kota Seribu Industri Sejuta Jasa” sebagai salah satu kota yang memiliki banyak jumlah industri dan juga berbagai macam destinasi wisata yang menarik (Yulita, 2021). Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintahan Kota Tangerang, tercatat dari tahun 2014-2018 jumlah wisatawan yang datang ke Kota Tangerang terus mengalami kenaikan. Dengan bertambahnya jumlah wisatawan yang datang, persaingan dalam industri perhotelan di Tangerang juga mengalami peningkatan sehingga terjadi peningkatan jumlah hotel di daerah wisata dengan berbagai variasi dan pilihan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.

Pada tanggal 2 Maret 2020, kasus covid-19 pertama kali dilaporkan di Indonesia. Kasus positif covid-19 meningkat dengan cepat sebanyak 200-300 orang per hari selama hampir satu bulan. Menanggapi hal tersebut, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 18 April 2020, dan kemudian pada 11-25 Januari 2021, pemerintah memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Akibat dari diberlakukannya peraturan tersebut, berbagai macam usaha termasuk pada industri perhotelan banyak yang mengalami gejala kebangkrutan. Menurut Haryadi Sukamdani, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dari 1.642 hotel, ada tiga wilayah yang mengalami penutupan hotel terbanyak yaitu, Jakarta tercatat telah mengalami 100 penutupan hotel, Bali telah mengalami 281 penutupan hotel, dan Jawa Barat telah mengalami 501 penutupan hotel.

Jumlah pengunjung yang berkunjung ke Indonesia terus menurun sejak Februari 2020, mencapai puncaknya pada bulan April 2020, menurut data yang diterbitkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam buku berjudul "Buku Tren Pariwisata 2021" (Rahmawati et al., 2022). Pada saat itu, hanya 158.000 wisatawan yang mengunjungi Indonesia. Dibandingkan dengan tahun 2019, ketika 4,952 juta wisatawan mengunjungi Indonesia, jumlah pengunjung diperkirakan turun 25% pada tahun 2020.

Menurut data yang diberikan oleh BPS, tingkat hunian hotel pada Januari-Februari 2020 masih dalam level normal dan belum mengalami penurunan dengan rata-rata okupansi hotel sebesar 49%. Setelah masuknya pandemi okupansi kamar hotel mengalami penurunan yang dimulai pada bulan Maret mencapai 32% dan terus mengalami penurunan hingga April sebesar 12%. Penurunan tersebut terus berlangsung dan terus berada di bawah 20% untuk bulan-bulan selanjutnya hingga awal bulan Juni 2020.

Hal tersebut juga berdampak pada tingkat okupansi pada Novotel Tangerang. pada tahun 2019 di mana saat pandemi belum masuk ke Indonesia okupansi kamar mencapai 86.06%. Setelah masuknya pandemi okupansi kamar hotel mengalami penurunan menjadi 63.98%. Pada tahun 2021 di mana tren staycation mulai diminati oleh masyarakat mengakibatkan okupansi kamar hotel mengalami peningkatan kembali menjadi 86.48%. Tahun 2022 okupansi kembali mengalami sedikit penurunan yang diakibatkan turunnya rasa takut masyarakat pada penularan covid-19, penurunan angka penyebaran covid-19 dan dimulainya kembali masyarakat bekerja di kantor menjadi 79.57%.

Setelah covid-19 masuk ke Indonesia selama lebih dari 1 tahun, masyarakat mulai merasa jenuh untuk tetap melakukan aktivitas sehari-hari mereka di rumah (Natashia & Rahmawati, 2023). Dengan merenggangnya peraturan dan pembatasan dari pemerintah. Hotel dapat melakukan penyesuaian pada harga, fasilitas dan penerapan protokol kesehatan untuk menarik kembali minat wisatawan untuk menginap. Hotel juga berlomba-lomba meningkatkan penjualan kamar mereka untuk menutup kerugian yang mereka dapatkan dari masuknya pandemik (Azhar, 2022).

Salah satu pertimbangan utama dalam transaksi adalah harga. Kotler dan Armstrong (2019) menerangkan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Annishia & Prastiyo, 2019). Harga sebagai atribut berarti harga merupakan konsep keanekaragaman yang memiliki arti berbeda bagi tiap konsumen tergantung dari karakteristik konsumen, situasi, dan produk di sektor perhotelan, harga merupakan faktor penting dalam kesuksesan atau kegagalan (Yandi et al., 2018). Terdapat empat ukuran khusus yang melambangkan harga, yaitu keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas, daya saing harga, dan kesesuaian harga dan manfaat (Kotler & Armstrong, 2019).

Fasilitas merupakan sesuatu yang sangat penting dalam usaha jasa, karena itu ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan untuk fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan desain interior dan eksterior serta kebersihan fasilitas harus dipertimbangkan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang disarankan konsumen secara langsung (Kurniawan & Lim, 2022). Selanjutnya terdapat enam alat ukur fasilitas perusahaan jasa dalam hotel yang terdiri dari kamar tidur dengan segala perlengkapannya, restoran dengan pendukungnya, fasilitas tambahan ballroom untuk acara tertentu, tempat parkir, dan sarana pendukung lain (Annishia & Prastiyo, 2019).

Pada tahun 2020, Kemenparekraf mengeluarkan buku dengan judul “Panduan Pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan di Hotel” dengan tujuan untuk memberikan standar pelaksanaan protokol kesehatan bagi pengusaha, pengelola, dan karyawan untuk pengendalian pandemi COVID-19 (Kreatif & Kreatif, 2020). Dengan adanya standar yang telah ditetapkan oleh Kemenparekraf, pengusaha, pengelola serta karyawan diwajibkan untuk mengikuti panduan yang telah ditetapkan. Berdasarkan panduan yang telah dikeluarkan oleh Kemenparekraf mengenai “Panduan Pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan di Hotel” yang dikeluarkan pada tahun 2020, berikut merupakan dimensi dalam penerapan protokol kesehatan dalam hotel yaitu, media informasi terkait ketentuan protokol kesehatan, sarana cuci tangan dengan sabun, area dan peralatan pemeriksaan suhu tubuh dan kondisi kesehatan, area dan/atau peralatan untuk membersihkan barang dengan desinfektan, peta lokasi jalur evakuasi dan titik kumpul, pelindung transparan, hand sanitizer, dan desinfektan pada fasilitas hotel.

Keputusan didefinisikan sebagai pilihan suatu Tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif (Hartono et al., 2022). Keputusan pemilihan adalah Tindakan individu yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam memperoleh dan menggunakan produk atau jasa yang dibutuhkan (Rivaldo, 2021). Keputusan menginap merupakan hasil akhir dari sebuah evaluasi akan sebuah produk yang ditawarkan kepada tamu. Informasi yang didapat atau diperoleh oleh tamu akan dipertimbangkan sehingga menjadikannya sebuah keputusan untuk menginap (Syahfitri, 2022). Konsumen akan melewati empat tahapan pada proses keputusan menginap yang terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, dan perilaku pasca pembelian (Hartono et al., 2022). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh harga, fasilitas, dan penerapan protokol kesehatan terhadap keputusan menginap di Novotel Tangerang semasa pandemi covid-19.

 

 

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2019). Dalam penelitian ini, variabel yang mempengaruhi keputusan menginap konsumen disebut variabel X, diantaranya adalah keputusan menginap sebagai variabel Y dan variabel-variabel berikut ini: harga (X₁), fasilitas (X₂), dan penggunaan prosedur kesehatan (X₃). Penelitian dilakukan secara eksplanatori untuk mengumpulkan data dari lokasi tertentu dengan menerapkan langkah-langkah pengumpulan data seperti penyebaran kuesioner, wawancara, dll. Dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan bagaimana hubungan antara faktor yang memengaruhi keputusan menginap konsumen di Novotel Tangerang semasa pandemi covid-19.

Pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari 2 sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan peneliti dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi secara langsung dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk angket tertutup menggunakan Google Form yang kemudian disebarkan kepada responden dan observasi. Data sekunder digunakan sebagai data tambahan yang mendukung data primer dalam bentuk data dokumen, profil perusahaan dan jurnal yang relevan. Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Creswell & Creswell, 2017). Skala ini umumnya digunakan karena memberi kemudahan dan tidak terbatas untuk memasukkan pertanyaan yang relevan dalam penelitian yang berpusat pada subjek dan objek. Populasi dari penelitian secara keseluruhan terdapat 446.694 pengunjung dan perhitungan sampel menggunakan rumus Slovin yang bertujuan untuk mengidentifikasi sampel yang dapat mencerminkan seluruh populasi yang sangat besar dengan persentase margin of error sebesar 10% dimana berdasarkan hasil perhitungan terdapat sebesar 100 responden sebagai sampel.

 

 

 

 

 

 

 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber : Diolah peneliti, 2023

 

Berdasarkan tabel 1, dapat disimpulkan bahwa dimensi dengan rata-rata tertinggi adalah dimensi penerapan protokol kesehatan dan dimensi dengan rata-rata terendah adalah dimensi harga. Secara keseluruhan, rata-rata variabel di atas memiliki nilai sebesar 4,28 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi sehingga ketiga variabel tersebut berpengaruh terhadap keputusan menginap di Novotel Tangerang semasa pandemi covid-19.

 

Hasil Uji Regresi Linear Berganda

 

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

 

 

t

 

 

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(constant)

7.772

2.754

 

2.822

.006

 

Harga

.358

.139

.279

2.583

.011

 

Fasilitas

.239

.112

.309

2.132

.036

 

Penerapan Protokol Kesehatan

.231

.099

.277

2.341

.021

a.      Dependent Variable: Keputusan Menginap

Sumber : Diolah peneliti, 2023

 

Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai konstanta (nilai α) sebesar 7,772. Nilai untuk harga (nilai β₁) sebesar 0.358, nilai untuk fasilitas (nilai β₂) sebesar 0.239 dan nilai untuk penerapan protokol kesehatan (nilai β₃) sebesar 0.231 sehingga dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

 Y = 7,772 + 0,358X₁ + 0,239X₂ + 0,231X₃ + e

Yang berarti:

1)   Nilai konstanta Keputusan Menginap (Y) sebesar 7.772 yang menyatakan bahwa variabel Harga (X₁), Fasilitas (X₂), dan Penerapan Protokol Kesehatan (X₃) dianggap konstan maka nilai Y adalah 7.772.

2)   Koefisien variabel Harga (X₁) memiliki nilai 0,358. Artinya, setiap peningkatan sebesar 1% pada variabel Harga (X₁) akan mengakibatkan peningkatan keputusan menginap konsumen sebesar 0,358 (35,8%). Sebaliknya, jika terjadi penurunan variabel Harga (X₁) sebesar 1%, maka keputusan menginap konsumen akan mengalami penurunan sebesar 0,358 (35,8%).

3)   Koefisien variabel Fasilitas (X₂) memiliki nilai 0,239. Artinya, setiap peningkatan sebesar 1% pada variabel Fasilitas (X₂) akan mengakibatkan peningkatan keputusan menginap konsumen sebesar 0,239 (23,9%). Sebaliknya, jika terjadi penurunan variabel Fasilitas (X₂) sebesar 1%, maka keputusan menginap konsumen akan mengalami penurunan sebesar 0,239 (23,9%).

4)   Koefisien variabel Penerapan Protokol Kesehatan (X₃) memiliki nilai 0,231. Artinya, setiap peningkatan sebesar 1% pada variabel Penerapan Protokol Kesehatan (X₃) akan mengakibatkan peningkatan keputusan menginap konsumen sebesar 0,231 (23,1%). Sebaliknya, jika terjadi penurunan variabel Penerapan Protokol Kesehatan (X₃) sebesar 1%, maka keputusan menginap konsumen akan mengalami penurunan sebesar 0,231 (23,1%).

 

Hasil Uji Hipotesis

Uji T

Tabel 3. Hasil Uji T

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

 

 

t

 

 

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(constant)

7.772

2.754

 

2.822

.006

 

Harga

.358

.139

.279

2.583

.011

 

Fasilitas

.239

.112

.309

2.132

.036

 

Penerapan Protokol Kesehatan

.231

.099

.277

2.341

.021

a.      Dependent Variable: Keputusan Menginap

Sumber : Diolah peneliti, 2023

 

Dengan melihat hasil perhitungan nilai t dan nilai signifikansi, hasil uji t dapat disimpulkan. H1 diterima jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel; H0 diterima jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel. Aturan yang sama berlaku untuk nilai signifikansi, jika lebih besar dari 0,05, H0 ditolak, dan jika lebih kecil dari 0,05, H1 diterima. Untuk menentukan t tabel, digunakan rumus t (a/2 ; n-k-1) sehingga ditemukan hasil t tabel sebesar 1,985. Berdasarkan hasil uji t pada tabel 3, dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan sebagai berikut:

1)   Hasil uji t pada variabel Harga (X₁) menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,583 dengan signifikansi sebesar 0,011. Dengan demikian hasil tersebut membuktikan bahwa secara parsial variabel Harga (X₁) mempunyai pengaruh secara signifikan pada variabel Keputusan Menginap (Y).

2)   Hasil uji t pada variabel Fasilitas (X₂) menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,132 dengan signifikansi sebesar 0,036. Dengan demikian hasil tersebut membuktikan bahwa secara parsial variabel Fasilitas (X₂) mempunyai pengaruh secara signifikan pada variabel Keputusan Menginap (Y).

3)   Hasil uji t pada variabel Penerapan Protokol Kesehatan (X₃) menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,341 dengan signifikansi sebesar 0,021. Dengan demikian hasil tersebut membuktikan bahwa secara parsial variabel Penerapan Protokol Kesehatan (X₃) mempunyai pengaruh secara signifikan pada variabel Keputusan Menginap (Y).

 

Uji F

Tabel 4. Hasil Uji F

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

1320.996

3

440.332

58.773

.000b

 

Residual

719.244

96

7.492

 

.

 

Total

2040.240

96

 

 

.

a.      Dependent Variable: Keputusan Menginap

b.     Predicators: (Constant), Penerapan protocol kesehatan, harga, fasilitas

Sumber : Diolah peneliti, 2023

 

Hasil uji f dapat disimpulkan dengan nilai yang dilihat dari tabel output ANOVA. Di dalam tabel tersebut dapat dilihat hasil dari f hitung. Jika nilai f hitung > f tabel, maka H0 ditolak. Sedangkan jika f hitung < f tabel, maka H0 diterima. Begitu juga nilai signifikansi pada tabel perhitungan perlu < 0,05.

Berdasarkan tabel 4, diketahui nilai signifikansi untuk variabel harga (X₁) fasilitas (X₂), dan penerapan protokol kesehatan (X₃) terhadap keputusan menginap (Y) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 dan nilai f hitung sebesar 58.773 > nilai f tabel sebesar 2.70. Hal ini menunjukkan bahwa H0₄ ditolak dan H₄ diterima. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh antar variabel harga (X₁), fasilitas (X₂), dan penerapan protokol kesehatan (X₃) terhadap keputusan menginap (Y) secara signifikan.

 

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

Regression

1320.996

3

440.332

58.773

 

Residual

719.244

96

7.492

 

 

Total

2040.240

96

 

 

a.    Predicators: (Constant), Penerapan protocol kesehatan, harga, fasilitas

Sumber : Diolah peneliti, 2023

 

Menurut Ghozali (2018) “uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar kemampuan suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Rentangan nilai koefisien determinasi adalah 0 hingga 1. Pengaruh simultan variabel independen terhadap variabel dependen semakin kuat ketika nilai R2 semakin tinggi. Sebaliknya, jika nilai R2 mendekati 0, berarti faktor-faktor independen memiliki pengaruh simultan yang kurang signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat bahwa nilai korelasi (R) sebesar 0,805 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,647 sehingga dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

 

KD = 0,647 X 100% = 64,7%

 

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel harga (X₁), fasilitas (X₂), dan penerapan protokol kesehatan (X₃) memberikan pengaruh kepada variabel keputusan menginap (Y) sebesar 64,7% dan sisa 35,5% dipengaruhi oleh faktor lain.

 

 

KESIMPULAN

 

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh covid-19 terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan menginap di Novotel Tangerang. Berdasarkan hasil analisis data sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) menurut hasil uji statistik deskriptif, setiap variabel harga (X₁), fasilitas (X₂), dan penerapan protokol kesehatan (X₃) berpengaruh terhadap keputusan menginap di Novotel Tangerang pada masa pandemi Covid-19, (2) berdasarkan uji hipotesis yang diuji menggunakan SPSS, berikut adalah kesimpulan dari hasil pengujian; (a) pada uji t, masing-masing variabel harga (X₁), fasilitas (X₂), dan penerapan protokol kesehatan (X₃) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan menginap. Maka, diketahui bahwa hipotesis H₁, H₂, dan H₃ diterima, (b) ada uji f, terdapat pengaruh harga (X₁), fasilitas (X₂), dan penerapan protokol kesehatan (X₃) terhadap keputusan menginap (Y) secara signifikan. Maka, diketahui bahwa H₄ diterima, dan (3) berdasarkan uji koefisien determinasi (R2), variabel harga (X₁), fasilitas (X₂), dan penerapan protokol kesehatan (X₃) memberikan pengaruh kepada variabel keputusan menginap (Y) sebesar 64,7% dan sisa 35,5% dipengaruhi dengan faktor-faktor lainnya.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Annishia, F. B., & Prastiyo, E. (2019). Pengaruh Harga Dan Fasilitas Terhadap Keputusan Menginap Tamu Di Hotel Best Western Premier The Hive Jakarta. Jurnal Hospitality Dan Pariwisata, 4(1), 19–28.

Azhar, M. Z. (2022). Analisis Strategi Bersaing Hotel Dalam Menghadapi Persaingan Kompetitif Di Masa Pandemic Covid 19 (Studi Kasus Pada Horison Ultima Bhuvana Ciawi). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pakuan.

Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2017). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Sage publications.

Hartono, R., Agustin, D., & Mustika, N. A. (2022). Pengaruh Harga Dan Lokasi Terhadap Keputusan Konsumen Menginap Saat Pandemi Covid-19. Kalianda Halok Gagas, 4(2), 101–119.

Hermawan, H., Brahmanto, E., & Hamzah, F. (2018). Pengantar manajemen hospitality. Penerbit NEM.

Kotler, P., & Armstrong, G. (2019). Prinsip-prinsip pemasaran, vol. 12, no. 01. Erlangga: Jakarta. Edisi.

Kreatif, K. P. D. E., & Kreatif, B. P. D. E. (2020). Panduan Pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan di Hotel Edisi Juli 2020. Jakarta: Kemenparekraf.

Kurniawan, R., & Lim, J. (2022). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Terhadap Keputusan Pemilihan Hotel (Studi Pada Hotel Nagoya Hill Batam). Jesya (Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Syariah), 5(2), 1227–1237.

Marie, A. L., & Widodo, R. E. (2020). Analisis Faktor Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Tingkat Penginapan Hotel Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sub Sektor Pariwisata pada Industri Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Tahun. Jurnal Ilmiah Pariwisata, 25(3), 1411–1527.

Natashia, M. A., & Rahmawati, P. I. (2023). Strategi Bali Paragon Resort Hotel untuk Meningkatkan Pendapatan di Masa Pandemi Covid-19 melalui Pemasaran Staycation. Jurnal Manajemen Perhotelan Dan Pariwisata, 6(1), 188–193.

Rahmawati, D., Kristanto, T., Pratama, B. F. S., & Abiansa, D. B. (2022). Prediksi Pelaku Perjalanan Luar Negeri Di Masa Pandemi COVID-19 Menggunakan Metode Regresi Linier Sederhana. Journal of Information System Research (JOSH), 3(3), 338–343.

Rivaldo, Y. (2021). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan pemilihan hotel. jurnal as-said, 1(1), 98–106.

sugiyono. (2019). metode penelitihan pendidikan (kuantitatif, kualitatif, kombinasi, R&D, dan penelitian pendidikan) (apri nurya).

Syahfitri, N. (2022). Pengaruh Harga Kamar, Fasilitas dan Lokasi Hotel terhadap Keputusan Menginap pada Hotel Taman Simalem Resort Merek Hills Lake Toba. Prosiding Seminar Nasional Sosial, Humaniora, Dan Teknologi, 876–885.

Yandi, F. S., Baiti, M., & Purba, A. S. (2018). Pengaruh lokasi, harga dan fasilitas hotel terhadap keputusan menginap pelanggan.

Yulita, H. (2021). Sulitnya Penerapan Social Distancing Di Kota Tangerang. Pusaran Komunikasi Di Tengah Badai Covid-19, 53.

 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.