JURNAL SOSIAL DAN SAINS VOLUME 3 NOMOR 8 2023 P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X |
|
|
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO
PEMBELAJARAN PEMBUATAN PASTA SEGAR PADA MATA KULIAH MAKANAN KONTINENTAL Riema
Oktavia Sahla, Guspri Devi
Artanti, Rina Febriana Universitas Negeri Jakarta, Indonesia Email: [email protected]m, [email protected],
[email protected] |
|
|
Kata kunci: penelitian pengembangan; video pembelajaran; makanan
kontinental Keywords: research development; video learning; continental food |
ABSTRAK Latar Belakang: Perkembangan
teknologi dan informasi di zaman sekarang ini semakin berkembang pesat dan
dapat dimanfaatkan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan agar
tercapai tujuan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Tujuan: untuk mengembangkan dan menguji
kelayakan media video pembelajaran pembuatan pasta segar pada mata kuliah
makanan kontinental. Metode: Penelitian ini menggunakan metode
Research and Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE dengan
tahapan (1) analisis, (2) desain, (3) pengembangan, (4) implementasi, dan (5)
evaluasi dengan teknik analisis data dalam bentuk persentase deskriptif.
Penelitian ini dilakukan validasi oleh 3 orang Dosen ahli pada bidang media,
materi dan bahasa. Hasil: Perkembangan media pembelajaran
dinyatakan melalui hasil validasi kepada ahli media yang menghasilkan
persentase 87% (baik), untuk ahli materi persentase yang dihasilkan sebesar
100% (sangat baik), dan hasil tes yang diperoleh dari ahli bahasa sebesar
100% (sangat baik). Pada uji coba one to one didapatkan persentase 88%
(baik), uji coba small group didapatkan persentase 90% (sangat baik), dan
pada uji coba field test, mendapatkan
persentase sebesar 90% (sangat layak). Kesimpulan: media video pembelajaran pembuatan
pasta segar dinyatakan layak digunakan dalam proses pembelajaran. ABSTRACT Background: The development of technology and information in this day and age is
growing rapidly and can be used as an effort to improve the quality of
education in order to achieve more effective and efficient learning goals Purpose: to determine
the development of video learning media for making fresh pasta in continental
food courses. Methods: . This research used the Research and Development
(R&D) method with the ADDIE development model (1) analysis, (2) design,
(3) development, (4) implementation, and (5) evaluation with data analysis
techniques in the form of descriptive percentages. This research was
validated by media, material, and language experts. Results: The development of learning media is expressed
through validation results by media expert that scores 87% (good), by
material expert that scores 100% (very good), and test result obtained from
linguists are 100% (very good). In the one to one evaluation, the percentage
was 88% (good), in the small group evaluation, the percentage was 90% (very
good), in the field group evaluation the percentage was 90% (very decent). Conclusion: it can be concluded that the video learning media is feasible to use in the
learning process. |
|
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dan informasi di zaman
sekarang ini semakin berkembang pesat dan dapat dimanfaatkan sebagai upaya
meningkatkan kualitas pendidikan agar tercapai tujuan pembelajaran yang lebih
efektif dan efisien, hal ini dapat dilihat dari munculnya hasil teknologi
informasi dan komunikasi dalam beberapa tahun terakhir ini yang telah banyak
membantu para pendidik dalam penyediaan media pembelajaran dan sumber belajar (Asyhar, 2011).
Media pembelajaran yang sering digunakan dalam
pembelajaran ialah media cetak (diktat, modul, handout, buku teks, poster, majalah, surat kabar dll) karena mudah
untuk dikembangkan maupun dicari dari berbagai sumber. Namun, media cetak
sangat tergantung pada kata-kata yang bersifat abstrak hal ini menyulitkan
perserta didik dalam memahami isi suatu materi (Asyhar, 2011). Maka perlu dilakukan pengembangan media pembelajaran yang dapat
memudahkan mahasiswa dalam memahami materi dan memaksimalkan proses
pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat memudahkan mahasiswa
dalam memahami isi suatu materi adalah media video pembelajaran yaitu jenis
media yang selain mengandung unsur suara, mengandung unsur gambar yang dapat di
lihat misalnya rekaman video, film, dan slide suara. Kemampuan media ini
dianggap lebih baik dan menarik (Sanjaya, 2011). Keberadaan media pembelajaran khususnya video dapat memberikan
manfaat banyak (Arsyad, 2019).
Pertimbangan dalam memilih media pembelajaran
terdapat alasan mengapa peneliti memilih media pembelajaran video. seperti
pendapat ahli di atas yang menyatakan bahwa kemampuan media video lebih baik
dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya karena pada media pembelajaran
video selain terjadi proses mendengarkan juga terjadi proses melihat secara
langsung, sehingga mahasiswa memiliki pengalaman belajar secara langsung dalam
proses pembelajaran.
Mata Kuliah Makanan Kontinental merupakan
salah satu mata kuliah wajib dalam Program Studi Pendidikan Tata Boga. Mata
Kuliah ini mempelajari tentang pengertian makanan kontinental, teknik
pengolahan hidangan kontinental, pengetahuan bahan, terminologi pengetahuan
menu dan makanan kontinental, cold hot
appetizer, egg, soup, fish, poultry,
pasta, meat, dessert dan vegetables.
Berdasarkan hasil wawancara menggunakan google formulir kepada 35 mahasiswa
Tata Boga yang telah mengikuti mata kuliah Makanan Kontinental 74,3 % mahasiswa
mengatakan bahwa pokok bahasan atau
materi untuk praktik pada mata kuliah makanan kontinental yang memiliki tingkat
kesulitan paling tinggi ialah pada Hidangan Pasta dan
Pasta Segar, 17,1% Hidangan soup, 5,7% Hidangan Egg/Telur dan 2,9% Hidangan Sandwich.
Sebagian besar mahasiswa yang
menjawab kesulitan yang dialami pada pokok bahasan tersebut yaitu khususnya
pada tahapan cara pembuatan pasta segar, teknik pengolahannya dan ada beberapa
variasi dari jenis pasta segar yang belum diketahui. 97,1% mahasiswa menyatakan
bahwa dibutuhkannya media pembelajaran untuk membantu proses pembelajaran pada
pokok bahasan tersebut.
Pembelajaran bukan hanya melalui teori atau
buku saja tetapi, bisa dengan menggunakan video pembelajaran. Menurut Syamsunir et al (2020) penggunaan video pembelajaran dapat membantu dan mempermudah proses
pembelajaran untuk mahasiswa maupun dosen. Selain itu, sesuai yang dikemukakan
Pattaufi (2019) dalam Syamsunir et al (2020) bahwa manfaat video dalam pendidikan yaitu mampu menambah minat
perserta didik dalam belajar karena peserta didik dapat menyimak, mendengarkan
sekaligus melihat gambar. Hal ini dapat membantu perserta didik dalam
meningkatkan pembelajaran karena visualisasi yang terekam oleh otak sehingga
pendidik tidak harus menjelaskan materi secara berulang-ulang agar proses
pembelajaran dapat berlangsung lebih menarik, efektif dan efisien. Oleh sebab
itu, diperlukannya media video pembelajaran pada materi pembuatan pasta segar
sebagai alternatif media video dalam pembelajaran agar mudah dipahami dan
diserap mahasiswa sebelum memulai praktik di dapur.
Pengolahan hidangan pasta merupakan salah satu
materi yang diajarkan dalam mata kuliah Makanan Kontinental. Pasta terbagi
menjadi dua jenis yaitu pasta kering dan pasta segar. Teori Pasta yang
disampaikan yaitu pengertian pasta, jenis-jenis pasta dan variasi hidangan
pasta. Media pembelajaran yang digunakan yaitu berupa slide powerpoint dan
metode pembelajaran yang digunakan yaitu ceramah, diskusi dan tanya jawab. Berdasarkan data google formulir terhadap 35 Mahasiswa Tata Boga Universitas Negeri Jakarta yang sudah
menempuh mata kuliah Makanan Kontinental diketahui bahwa 80% mahasiswa merasa
media pembelajaran yang digunakan pada mata kuliah Makanan Kontinental
khususnya pada materi pasta segar kurang efektif, 74,3% mahasiswa masih
mengalami kesulitan pada proses pembuatan pasta segar, 57,1% mahasiswa belum
mengetahui tahapan-tahapan dalam pembuatan pasta segar, 34,3% Mahasiswa belum
mengetahui bentuk dan jenis dari pasta segar, 82,9% mahasiswa mengalami
kesulitan atau kegagalan dalam praktikum pembuatan pasta segar dan 82,9% setuju
jika sub materi pada pembuatan pasta segar dibuat media pembelajaran dalam
bentuk media video pembelajaran.
Berdasarkan
hasil dari data google form yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan penggunaan media pembelajaran saat ini belum
sepenuhnya cukup untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik
dalam materi praktik hidangan pasta segar dan untuk mengatasi hambatan dalam proses pembuatan pasta
segar dibutuhkannya media pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa agar lebih
muda dalam memahami proses pembelajaran mengenai materi pembuatan pasta segar. Mata kuliah makanan
kontinental merupakan pembelajaran praktik sehingga dibutuhkan media yang
mengandung unsur gerak dan mendekati kondisi yang sebenarnya, untuk itu penggunaan media video pembelajaran dapat menjadi pilihan media
pembelajaran untuk membantu pengajaran dalam menyampaikan materi Makanan
Kontinental dan membantu mahasiswa sebelum memulai praktikum di dapur.
Penelitian pengembangan video pembelajaran
pada beberapa mata kuliah di berbagai perguruan tinggi telah banyak dilakukan
dan dapat menjadi media yang efektif dalam membantu proses pembelajaran hal ini
diperkuat dari hasil penelitian Oktaviani & Widodo (2013) yang menyatakan bahwa penerapan media audio visual lebih baik
daripada pengelolaan pembelajaran secara konvensional. Pembelajaran audio
visual dalam pembelajaran mampu menaikan hasil belajar serta kemampuan
praktikum perserta didik, data hasil belajar yang menerapkan media audio visual
lebih baik daripada pengelolaan pembelajaran secara konvensional atau ceramah
hal ini ditunjukan dengan capaian ketuntasan siswa yang diuji dalam 2 kelas
dengan masing-masing berjumlah 34 orang. Pada kelas yang diujicobakan media
audio visual mendapatkan hasil ketercapaian 100% sedangkan pada kelas kontrol
yang menggunakan pembelajaran secara konvensional terdapat 6 orang siswa yang
belum mencapai ketuntasan. Menurut hasil
penelitian Purnama
et al (2020) uji coba penggunaan media video pembelajaran
menyatakan bahwa dengan digunakannya media video, hasil belajar mahasiswa D3 Tata Boga meningkat. Peningkatan
hasil belajar ini dikarenakan diterapkannya pembelajaran video. Perserta didik
dengan melihat video, maka dalam pembelajaran perserta didik menggunakan dua
indra sekaligus yaitu indra pengelihatan dan indra pendengaran.
Dalam
mengembangkan media pembelajaran ini model yang digunakan ialah model pembelajaran
ADDIE. Model ADDIE disusun dan terprogram berurutan secara sistematis dengan
upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan sumber belajar. Model ini
memberikan peluang untuk memantau dan memberikan penyesuaian dari setiap proses
pengerjaannya (Stapa & Mohammad, 2019). Model ini terdiri dari 5 langkah
pengerjaan yaitu: a) Analisis; b) Desain; c) Pengembangan; d) Implementasi; dan
e) Evaluasi. Hasil penelitian Rosdianto et al (2019) mengatakan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran ADDIE dapat menjadi solusi dalam peningkatan
keterampilan perserta didik. Selain itu, model ADDIE banyak digunakan dan cocok
untuk pengembangan video pembelajaran, model ini juga cukup sederhana, mudah
untuk dipahami, dan model ini akan memberikan evaluasi pada setiap tahapan. Hal
ini selaras dengan penelitian yang dilakukan wisada (2019) menyatakan bahwa
model ADDIE model ini berpijak pada landasan teoritis desain pembelajaran dan
dikembangkan dengan urutan-urutan yang sistematis sebagai bentuk upaya
pemecahan masalah belajar yang berakitan dengan media belajar yang sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang sudah
dijelaskan di atas, maka peneliti akan mengembangkan media
pembelajaran dengan judul “Pengembangan
Media Video Pembelajaran Pembuatan Pasta Segar Pada Mata Kuliah Makanan
Kontinental” sebagai alternatif media dalam pembelajaran yang mudah dipahami
dan diserap sebelum mahasiswa memulai praktik di dapur. Melalui media video pembelajaran ini, diharapkan mampu
memberikan sumber pengetahuan mengenai proses pembuatan pasta segar dan dapat
diputar secara berulang-ulang sehingga mahasiswa dapat sepenuhnya menguasai
pengetahuan tentang pembuatan hidangan pasta segar. Berdasarkan
perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut; (1) mengembangkan media video pembelajaran pembuatan pasta
segar pada mata kuliah Makanan Kontinental, dan (2) mßelayakan
media video pembelajaran pembuatan pasta segar pada mata kuliah Makanan
Kontinental
METODE PENELITIAN
Pada
penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu metode yang
dipakai untuk tujuan mencari pengaruh perlakuan satu atau lebih variabel
terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Instrumen
pada penelitian ini menggunakan kuesioner (angket) dalam mengumpulkan data.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara peneliti memberi
seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawabnya, dilanjutkan dengan
penayangan video pembelajaran hingga selesai dan responden dipersilahkan untuk
mengisi kuesioner (angket). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert
yang dibuat dalam bentuk checklist (√) pada setiap aspek. Angket yang digunakan meliputi angket
ahli materi, ahli media, ahli bahasa dan calon pengguna (mahasiswa) yang sedang
mengambil mata kuliah mata kuliah Makanan Kontinental.
Menurut Tegeh (2014) dalam penelitian pengembangan ada tiga teknik
analisis data yang bisa digunakan, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif,
analisis deskriptif kuantitatif dan statistik inferensial uji-t. Dalam
penelitian ini teknik yang digunakan yaitu
analisis deskriptif kuantitatif
dalam bentuk score. Lebih lanjut Tegeh (2014) menjelaskan
teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket
dalam bentuk deskriptif persentase. Analisis
data dalam penelitian ini sebagai berikut:
Lembar Validasi Ahli Materi, Ahli Media, Ahli Bahasa, dan Mahasiswa
Untuk
memperoleh data kelayakan media oleh Ahli Materi, Ahli Media. Rumus yang
digunakan untuk menghitung masing-masing subjek adalah sebagai berikut :
SMI
Keterangan :
Sx = Jumlah skor
SMI = Skor Maksimal Ideal
Hasil
dari persentase, kemudian di kategorikan sesuai kualifikasi menggunakan skala
persentase untuk melihat tingkat kelayakan suatu media. Kategori kelayakan
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Tabel 1. Konversi
Tingkat Pencapaian dengan Skala 5
Tingkat Pencapaian |
Kualifikasi |
Keterangan |
|
90%
- 100% |
Sangat Baik |
Sangat Layak, Tidak perlu direvisi |
|
75%
- 89% |
Baik |
Layak, Direvisi seperlunya |
|
65%
- 74% |
Cukup |
Cukup layak, Cukup banyak direvisi |
|
55%
- 64% |
Kurang |
Kurang Layak, Banyak direvisi |
|
0 - 54% |
Sangat Kurang |
Tidak Layak, Direvisi total |
|
Sumber : Modifikasi Tegeh (2014) |
|
||
Pengembangan media
video pembelajaran pembuatan pasta segar pada mata kuliah Makanan Kontinental. menggunakan model pengembangan ADDIE,
dengan tahapan yang dilakukan sebagai berikut:
Tahap analisis ini dilakukan
pengambilan data awal yaitu berupa pengisian google formulir oleh
mahasiswa S1 Pendidikan Tata Boga yang telah mengambil mata kuliah Makanan
Kontinental dan dari hasil diskusi dengan Dosen pengampu mata kuliah Makanan
Kontinental terhadap kurangnya variasi media pembelajaran. Berdasarkan dari
hasil awal terdapat beberapa permasalahan dalam pembelajaran yang dijadikan
revisi pada hasil tahap analisis, sebagai berikut:
1) Belum adanya pengembangan
media video pada
pembuatan pasta segar dalam mata kuliah Makanan Kontinental
2) Kurangnya
media pembelajaran video yang berisi tentang tahapan- tahapan pembuatan pasta
segar yang disertai dengan proses pembelajaran.
3) Sebagai
upaya mengembangkan media pembelajaran yang lebih variatif dengan harapan media
video yang dikembangkan dapat menarik dan menambah pemahaman mengenai materi
pembuatan pasta segar dalam menunjang pembelajaran.
4) Menguji
kelayakan media video pembelajaran pembuatan pasta segar dalam mata kuliah
Makanan Kontinental.
5) Media
pembelajaran yang digunakan saat ini masih menggunakan media konvensional
berupa powerpoint.
Pada tahap perancangan
dilakukan penyusunan instrumen penelitian dan lembar rancangan untuk tahap produksi.
Instrumen yang disusun berupa instrumen oleh ahli materi, ahli media, ahli
bahasa, uji coba mahasiswa, dan uji kelayakan mahasiswa serta lembar rancangan
yang dibuat yaitu berupa Garis Besar Isi Media (GBIM), Jabaran Materi (JM) dan storyboard
yang dibuat berdasarkan RPS Pengolahan Makanan
Kontinental. Pada materi pasta segar yang selama ini digunakan oleh
Dosen pengampu Mata kuliah Pengolahan Makanan
Kontinental. Pada tahap desain peneliti menyusun rancangan produk yang
terdiri dari:
1)
Instrumen
Penelitian: berisi indikator, pernyataan, tingkat penilaian dan komentar yang
kemudian divalidasi oleh Dosen ahli. Dosen ahli memberikan revisi pada butir
penyataan dan telah dilakukan perbaikan sesuai saran revisi sehingga menjadi
instrumen yang dapat digunakan untuk menguji kelayakan yang dilakukan oleh ahli
materi, ahli media, ahli bahasa dan uji coba kepada mahasiswa.
2)
Garis
Besar Isi Media (GBIM): berisi indikator, materi pokok dan pustaka. GBIM
digunakan dalam pembuatan isi media yang dijadikan rujukan materi untuk
mengembangkan media.
3)
Jabaran
Materi (JM): berisi indikator, uraian materi, dan alur program. Materi yang
terdapat pada JM dikembangkan ke dalam tahap pembuatan storyboard
sehingga isi pada media disesuaikan dengan JM yang telah disusun.
4)
Storyboard:
berisi visualisasi panduan pengambilan gambar pada video yang dibuat berserta
naskah untuk menjadi acuan dalam pembuatan video pembelajaran pembuatan pasta
segar.
Setelah dilakukan tahap desain akan
dilanjutkan pada tahap pengembangan dengan melakukan pembuatan media serta
melakukan validasi terhadap instrumen.
Membuat Media Pembelajaran
a)
Tahap Pra Produksi
Dalam
tahapan ini, dibentuk tim produksi yang terdiri dari kru, cameraman, dan editor. Sebelum melakukan proses produksi, dilakukan
diskusi mengenai pengambilan gambar yang mengacu pada GBIM, JM, Naskah, dan Storyboard yang telah divalidasi oleh Dra. Mutiara Dahlia, M.Kes
sebagai validator yang merupakan Dosen Program Studi Pendidikan Tata Boga dan
Dosen pengampu Mata kuliah Pengolahan Makanan Kontinental. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan proses
perizinan pada lokasi pengambilan gambar yang akan digunakan sebelum memulai
pembuatan video pembelajaran. Pada tahap ini juga dilakukan proses perizinan
pada lokasi pengambilan gambar yang akan digunakan sebelum memulai pembuatan
video pembelajaran. Perizinan tersebut meliputi perizinan peminjaman lab pastry dan peminjaman peralatan yang
digunakan.
b)
Tahap Produksi
Pada
tahap ini dilakukan proses pengembangan dengan memproduksi media pembelajaran
yang sesuai tujuan. Pengambilan gambar ini dilakukan pada satu tempat yaitu di
Lab Pastry Tata Boga, Kampus A
Universitas Negeri Jakarta. Tim produksi terdiri dari produser, sutradara, Cameraman, narator, editor, assistant dan modeling.
Tabel 2. Pembagian Tugas dan Alat
setiap seksi
No. |
Seksi |
Tugas |
Alat |
1. |
Produser |
Membuat ide proposal, rancangan produksi |
Laptop |
Bertanggung jawab atas seluruh produksi |
Kertas |
||
2. |
Sutradara |
Mengatur jalannya
produksi |
Storybard |
Naskah |
|||
3. |
Cameraman |
Mengoprasikan kamera |
Kamera |
Memberikan arahan
pengambilan gambar |
|||
Bertanggung jawab
terhadap kualitas gambar |
|||
4. |
Narator |
Bertanggung jawab
terhadap pengisi suara
dalam video |
Naskah |
5. |
Editor |
Bertanggung jawab
terhadap hasil video |
Laptop |
Memberikan tampilan
yang menarik terhadap video |
|||
6. |
Assistant |
Membantu menyiapkan peralatan yang dibutuhkan |
Semua peralatan yang dibutuhkan |
7. |
Modeling |
Chef sebagai
talent pada saat shooting |
Baju jascook |
c)
Tahap Pasca Produksi
Tahap pasca produksi ini dilakukan oleh editor proses
pengeditan dan penggabungan video yang telah dibuat yaitu memberi efek, grafis,
suara narator serta musik ke dalam video pembelajaran yang telah dibuat
sehingga video pembelajaran menjadi lebih baik. Pada proses pengeditan
menggunakan aplikasi Final Cut Pro.
Dengan menggunakan aplikasi Final Cut Pro
dapat disimpan dalam berbagai format file,
memiliki berbagai efek untuk memperindah video, serta memiliki ketelitian waktu
edit sampai 0.01 detik. Pada proses pengeditan video melibatkan Ivan Muchlia
sebagai videographer sekaligus editor dari video pembelajaran ini. Proses pengeditan video menghasilkan prototype dari media video pembelajaran
dengan durasi 13 menit 17 detik.
d) Validasi
Instrumen
Pada
tahap ini dilakukan validasi instrumen oleh Dosen ahli. Validasi dilakukan oleh
ibu Tari Indriani, M.Pd yang merupakan Dosen Program Studi Pendidikan Tata Boga yang
memiliki kepakaran dalam menilai kelayakan instrumen. Dosen ahli menilai kelayakan
butir pernyataan yang terdapat pada instrumen ahli materi, ahli media, ahli
bahasa, uji coba mahasiswa dan uji kelayakan mahasiswa. Terdapat komentar dan
revisi yang diberikan oleh Dosen ahli untuk menyempurnakan butir pernyataan
dalam instrumen yang akan digunakan pada tahap penilaian uji coba yaitu dengan menghilangkan kata “cukup” pada setiap
pernyataan. Dosen ahli memberikan revisi berupa evaluasi pada
instrumen untuk uji
coba ahli materi mengganti butir pertanyaan dengan menyesuaikan dengan
kisi-kisi instrumen. Pada instrumen untuk ahli bahasa juga terdapat revisi
berupa pernyataan “Bahasa yang digunakan dalam media video menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar” menjadi “Bahasa yang digunakan dalam media video
berdasarkan PUEBI” dan kalimat “Bahasa yang digunakan dalam media video
terdapat beberapa bahasa asing yang benar” diganti menjadi “Bahasa asing yang
digunakan didalam video sudah tepat”. Setelah
dilakukan perbaikan maka instrumen dinyatakan layak untuk digunakan sebagai
lembar penilaian untuk ahli materi, ahli media, ahli bahasa, uji coba mahasiswa
dan uji kelayakan mahasiswa.
Tahap pengimplementasian produk media
video pembelajaran dilakukan penilaian kelayakan dengan menggunakan instrumen
yang telah dilakukan validasi oleh Dosen ahli pada tahap pengembangan. Tahap
implementasi dilakukan kepada expert judgment yang
terdiri dari ahli materi, ahli media dan ahli bahasa. Setelah di uji cobakan
kepada ahli materi, ahli media dan ahli bahasa, dilakukan uji coba media
video pembelajaran kepada mahasiswa dengan uji coba one to one dan uji
coba small group.
1) Uji Coba Expert Judgment
Uji
coba ahli yaitu terdiri dari ahli materi, ahli media dan ahli bahasa. Pada
tahap uji coba ini menggunakan media video pembelajaran pada pembuatan pasta
segar pada mata kuliah Makanan
Kontinental draft pertama yang telah dihasilkan setelah melalui
revisi dari Dosen pembimbing. Proses uji coba produk dengan ibu Dra. Mutiara
Dahlia, M.Kes sebagai ahli materi yang merupakan Dosen Program Studi Pendidikan
Tata Boga dan Dosen pengampu Mata kuliah Makanan Kontinental, kemudian ibu Dr.
Annis Kandriasari, M.Pd sebagai ahli media yang merupakan Dosen Pendidikan Tata
Boga dan memiliki kepakaran terhadap Teknologi Pendidikan, dan Bapak Drs. Pardi
Supardi, S.S, M.Pd sebagai ahli bahasa yang merupakan guru Bahasa
Indonesia dan Kepala Sekolah SMK Budhi
warman 2.
Uji
coba ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat memberikan penilaian terhadap
video sebagai media pembelajaran, setelah itu validator mengisi instrumen yang
sudah disediakan oleh peneliti dengan memberi tanda checklist (√) pada
kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat validator. Setelah melalui uji coba
ahli dilakukan perbaikan berdasarkan saran dan masukan dari ahli materi, ahli
media dan ahli bahasa.
2)
Uji
Coba Ahli Materi
Uji coba ahli materi dilakukan oleh Dosen ahli dari
Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Instrumen
penilaian ahli materi terdiri dari 3 aspek penilaian, yang terbagi atas 10
butir pernyataan dengan skor maksimum 50 poin. Pada tabel di bawah ini
dijabarkan hasil pengambilan data yang dipaparkan dari ahli materi.
Tabel 3. Hasil Evaluasi Ahli Materi
No |
Aspek |
Pernyataan |
Skor |
1 |
Materi |
Materi dalam media pembelajaran sesuai dengan
CPMK/Sub-CPMK yang ada di RPS |
5 |
Materi dalam media pembelajaran sesuai dengan
indikator yang diturunkan dari sub-CPMK yang ada di RPS |
5 |
||
Materi dari
setiap indikator yang disampaikan mudah dipahami |
5 |
||
Materi yang disampaikan dalam media pembelajaran
sudah akurat |
5 |
||
Materi yang disajikan dalam media pembelajaran
mendorong mahasiswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu |
5 |
||
2 |
Kesesuaian media
dengan materi |
Materi pembuatan pasta segar sudah tepat
disajikan dengan media video pembelajaran |
5 |
Cara pembuatan pasta segar sangat sesuai disajikan dengan
media video pembelajaran |
5 |
||
Media video pembelajaran dapat digunakan sesuai dengan fasilitas pembelajaran yang ada |
5 |
||
3 |
Penyajian Materi |
Materi yang
ditampilkan dalam media video pembelajaran sudah sesuai urutan |
5 |
Kalimat yang
digunakan dalam video pembelajaran sudah jelas |
5 |
||
Jumlah skor |
50 |
Persentase
kelayakan (%) =
Persentase
kelayakan (%) =
= 100%
Berdasarkan perhitungan di atas hasil
persentase yang dihasilkan adalah 100%. Hasil perhitungan yang dikonversikan
pada tingkat pencapaian di atas menunjukan nilai persentase 100% yang masuk ke
dalam kualifikasi sangat baik dengan keterangan sangat layak. Komentar ahli
materi sebagai bahan evaluasi:Lanjutkan karena sudah baik, setelah dilakukan uji coba kepada ahli materi tidak
terdapat revisi dengan ahli materi dan dinyatakan layak pada materi yang
disampaikan dalam video tutorial mendapat persetujuan untuk dilanjutkan ke ahli
media.
3)
Uji
Coba Ahli Media
Uji
coba ahli media dilakukan oleh Dosen ahli dari Pendidikan Tata Boga, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Instrumen
penilaian ahli media terdiri dari 4 aspek penilaian, yang terbagi atas 16 butir
pernyataan dengan skor maksimum 80 poin. Pada tabel di bawah ini dijabarkan
hasil pengambilan data yang dipaparkan dari ahli media.
Tabel 4. Hasil
Evaluasi Ahli Media
No |
Aspek |
Pernyataan |
Skor |
1 |
Keefektifan desain
layar |
Ukuran huruf yang
digunakan sudah sesuai tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar |
5 |
Bentuk atau jenis
huruf yang digunakan dapat terbaca dengan jelas |
5 |
||
Komposisi warna teks terhadap background yang digunakan mudah dibaca |
5 |
||
Pengambilan gambar pada video pembelajaran sudah tepat |
4 |
||
Percahayaan dalam tampilan video pembelajaran sudah baik dan menarik perhatian |
4 |
||
2 |
Audio atau suara |
Suara pemeran dalam
video terdengar jelas |
5 |
Penggunaan
backsound/latar musik pengiring dalam video sudah sesuai |
5 |
||
Pengucapan dan
intonasi suara sudah jelas |
4 |
||
Volume suara narator sudah
jelas |
4 |
||
Volume backsound yang digunakan tidak
menganggu suara narator |
4 |
||
4 |
Kemudahan Penggunaan
media |
Media video pembelajaran yang dibuat mudah digunakan atau dioperasikan |
5 |
Langkah-langkah dalam penyajian media pembelajaran sudah sistematis |
4 |
||
5 |
Kemanfaatan |
Media
video dapat mempermudah Kegiatan Belajar Mengajar |
4 |
Media video pembelajaran dapat menarik fokus
perhatian perserta
didik |
4 |
||
Media
video mempermudah
pendidik dalam proses pembelajaran |
4 |
||
Media
video dapat mempermudah
perserta didik dalam memahami isi
materi |
4 |
||
Jumlah skor |
70 |
Persentase
kelayakan (%) =
Persentase
kelayakan (%) =
= 87%
Berdasarkan
perhitungan di atas hasil persentase yang dihasilkan adalah 87%. Hasil
perhitungan yang dikonversikan pada tingkat pencapaian di atas menunjukan nilai
persentase 87% yang masuk ke dalam kualifikasi baik dengan keterangan layak,
direvisi seperlunya. Komentar ahli media sebagai bahan evaluasi dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
1) Menit 0:46 tambah caption pasta segar dan
pasta kering
2) Gambar Icon pasta dihilangkan saja cukup tulisan
3) Menit 13:00 seharusnya faktor kegagalan
Tabel
5.
Tampilan Sebelum dan
Sesudah Revisi
Tampilan Sebelum
Revisi |
Tampilan Sesudah
Revisi |
|
|
|
Gambar icon pasta dihilangkan hanya berupa tulisan
saja. |
|
|
Pada menit 13:00 faktor keberhasilan terdapat dua
kali pengulangan |
Pada menit 13:00 faktor keberhasilan sudah diganti
dengan faktor kegagalan |
Setelah
dilakukan uji coba kepada ahli media maka, diberikan revisi berupa menambahkan
caption pasta segar dan pasta kering, menghilangkan icon pasta dan memasukan faktor kegagalan. Selanjutnya dilakukan
perbaikan dalam proses editing. Hasil
revisi kemudian diberikan kepada ahli media dan dinyatakan layak dengan kulitas
media yang dibuat dan mendapat persetujuan untuk melanjutkan ke ahli bahasa.
4) Uji Coba Ahli Bahasa
Uji
coba ahli bahasa dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia sekaligus Kepala Sekolah
SMK Budhi Warman 2. Instrumen penilaian ahli bahasa terdiri dari
1 aspek penilaian, yang terdiri 5 butir pernyataan dengan skor maksimum 25
poin. Pada tabel di bawah ini dijabarkan hasil pengambilan data yang dipaparkan
dari ahli bahasa.
Tabel
6.
Hasil Evaluasi Ahli Bahasa
No |
Aspek |
Pernyataan |
Skor |
1 |
Bahasa |
Bahasa yang
digunakan mudah dimengerti |
5 |
Bahasa yang digunakan
sederhana |
5 |
||
Struktur kalimat
yang digunakan tepat |
5 |
||
Bahasa yang
digunakan efektif |
5 |
||
Bahasa yang
digunakan komunikatif |
5 |
||
Bahasa yang
digunakan sesuai PEUBI |
5 |
||
Jumlah skor |
25 |
Persentase
kelayakan (%) =
Persentase
kelayakan (%) =
= 100%
Berdasarkan perhitungan di atas hasil persentase yang dihasilkan
adalah 100%. Hasil perhitungan yang dikonversikan pada tingkat pencapaian di
atas menunjukan nilai persentase 100% yang masuk ke dalam kualifikasi sangat
baik dengan keterangan sangat layak. Komentar ahli bahasa sebagai bahan
evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
1.
Penulisan kata rapih seharusnya tanpa (h)
Tabel 7. Tampilan Sebelum
dan Sesudah Revisi
Tampilan Sebelum
Revisi |
Tampilan Sesudah
Revisi |
Penulisan kata rapih masih menggunakan (h) |
Penulisan kata rapi sudah tidak menggunakan (h) |
Hasil penilaian yang dilakukan oleh ahli bahasa,
diberikan revisi penulisan kata rapih seharusnya tanpa (h). Perbaikan
yang dilakukan yaitu menghilangkan huruf h pada kata rapih. Hasil revisi
diberikan kembali kepada ahli bahasa dan dinyatakan layak dalam penggunaan
bahasa pada video dan mendapatkan persetujuan untuk melanjutkan ke uji coba
pengguna.
Uji
Coba Pengguna
Uji
Coba One To
One
Uji coba one to one
(perorangan) dilakukan pada tanggal 13 Juni 2023 melalui pengisian lembar
kuesioner dengan mengambil 3 orang responden yang merupakan mahasiswa aktif S1
Pendidikan Tata Boga angkatan 2021 yang telah mengambil mata kuliah Makanan
Kontinental dengan karakeristik responden yang diambil berdasarkan nilai Nilai
UTS Mata Kuliah Makanan Kontinental tertinggi, sedang dan terendah. Media dan
kuesioner disajikan kepada responden secara individu dengan waktu yang
bersamaan. Prosedur yang digunakan untuk dapat mengetahui kualitas media serta
kelayakan media pembelajaran dari responden selaku mahasiswa yang menggunakan
media pembelajaran. Pada prosedur ini juga dikumpulkan data berupa saran atau
kritik sebagai bahan revisi dalam media. Pada uji coba one to one
terdapat revisi, namun responden memberikan saran dan komentar pada media.
Setelah melakukan uji coba one to one maka media video diujikan melalui tahap uji coba small
group. Hasil dari uji coba one to one
mendapatkan hasil persentase 88% yang masuk ke dalam kualifikasi baik. Berikut
merupakan hasil uji coba oleh mahasiswa Uji coba One to One (Perorangan)
menggunakan instrumen yang terdiri atas 2 aspek penyajian dan aspek tampilan
yang terdiri dari 15 pernyataan dengan skor maksimum 75 poin.
Tabel 8. Hasil Uji Coba One to One
No |
Aspek |
Pernyataan |
Skor |
1 |
Aspek Penyajian |
Media
video pembelajaran mudah digunakan oleh mahasiswa |
14 |
Pesan atau
materi dalam video tersampaikan dengan baik |
15 |
||
Media
video dapat digunakan sesuai dengan fasilitas pembelajaran yang ada |
14 |
||
Materi pembuatan pasta segar disajikan
sesuai dengan materi yang dipelajari |
15 |
||
Materi
yang diuraikan sudah lengkap |
13 |
||
Materi
pasta segar disajikan secara berurutan |
14 |
||
Prosedur
pembuatan pasta segar disajikan dengan tepat |
14 |
||
Penyajian pasta
segar terlihat jelas dalam video pembelajaran |
15 |
||
2 |
Aspek Tampilan |
Suara pemeran dalam
video terdengar jelas |
15 |
Penggunaan
backsound latar
musik pengiring sudah sesuai |
12 |
||
Volume
suara narator sudah jelas |
13 |
||
Volume backsound yang digunakan tidak
menganggu suara narator |
8 |
||
Jenis
huruf yang digunakan pada media dapat terbaca dengan jelas |
12 |
||
Ukuran
huruf tepat, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar |
11 |
||
Warna
huruf yang digunakan pada media mudah dbaca |
13 |
||
Jumlah skor |
198 |
Persentase
kelayakan (%) =
Persentase
kelayakan (%) =
=
= 88%
Berdasarkan perhitungan di
atas hasil persentase yang dihasilkan adalah 88%. Hasil perhitungan yang
menunjukan nilai persentase 88% yang masuk ke dalam kualifikasi baik.
Instrumen penilaian juga berisi
saran yang diberikan oleh mahasiswa yang bertujuan memberikan saran dan
kesimpulan sehingga dapat dilakukan perbaikan pada media pembelajaran. Saran
dan kesimpulan hasil uji coba one to one dapat dilihat pada tabel
berikut:
Saran Mahasiswa |
1.
Untuk penggunaan
backsound latar musik diharapkan
tidak terlalu besar dan menimbulkan kesan suara beriringan dengan suara
narrator |
2.
Suara volume backsound menganggu suara narrator |
Kesimpulan: Kualitas
video cukup baik, gambar yang ditampilkan bagus dan jelas. Materi yang disampaikan
juga jelas |
Berdasarkan saran dan
masukkan diatas, maka dilakukannya perbaikan terhadap video pembelajaran yaitu
dengan “Mengecilkan suara volume backsound/latar
musik”. Setelah dilakukan perbaikan kemudian tahapan selanjutnya adalah Uji
Coba Small Group.
Uji
Coba Small
Group
Tahapan uji coba small group dilakukan pada tanggal 14
Juni 2023 melalui pengisian lembar kuesioner dengan mengambil 9 orang responden
yang merupakan mahasiswa aktif S1 Pendidikan Tata Boga angkatan 2021 yang telah
mengambil mata kuliah Pengolahan Makanan Kontinental. Media dan kuesioner
disajikan kepada responden dengan waktu yang bersamaan. Prosedur yang dilakukan
untuk mengatahui kualitas media serta kelayakan media pembelajaran dari
responden selaku mahasiswa yang menggunakan media pembelajaran. Pada prosedur
ini juga dikumpulkan data berupa saran atau kritik sebagai bahan revisi
kualitas video pembelajaran. Namun pada tahap uji coba ini tidak terdapat
revisi dari mahaisiswa. Hasil dari uji coba small
group mendapatkan hasil persentase 90% yang masuk ke dalam kualifikasi
sangat baik.
Setelah melalui uji coba one to
one, maka dilakukan uji coba terbatas (Small Group) menggunakan
instrumen yang terdiri atas 2 aspek penyajian dan aspek tampilan yang terdiri
dari 15 pernyataan dengan skor maksimum 75 poin. Pada tabel di bawah ini akan dijabarkan
data yang didapatkan.
Tabel 10. Hasil Uji Coba Small
Group
No |
Aspek |
Pernyataan |
Skor |
1 |
Aspek Penyajian |
Media
video pembelajaran mudah digunakan oleh mahasiswa |
43 |
Pesan atau
materi dalam video tersampaikan dengan baik |
45 |
||
Media
video dapat digunakan sesuai dengan fasilitas pembelajaran yang ada |
43 |
||
Materi pembuatan pasta segar disajikan
sesuai dengan materi yang dipelajari |
43 |
||
Materi
yang diuraikan sudah lengkap |
42 |
||
Materi
pasta segar disajikan secara berurutan |
43 |
||
Prosedur
pembuatan pasta segar disajikan dengan tepat |
40 |
||
Penyajian
pasta segar terlihat jelas dalam video pembelajaran |
42 |
||
2 |
Aspek Tampilan |
Suara pemeran dalam
video terdengar jelas |
42 |
Penggunaan
backsound latar
musik pengiring sudah sesuai |
38 |
||
Volume
suara narator sudah jelas |
39 |
||
Volume backsound yang digunakan tidak
menganggu suara narator |
31 |
||
Jenis
huruf yang digunakan pada media dapat terbaca dengan jelas |
41 |
||
Ukuran
huruf tepat, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar |
39 |
||
Warna
huruf yang digunakan pada media mudah dbaca |
43 |
||
Jumlah skor |
614 |
Persentase kelayakan (%) =
Persentase
kelayakan (%) =
=
= 90%
Berdasarkan perhitungan di
atas hasil persentase yang dihasilkan adalah 90%. Hasil perhitungan yang
menunjukan nilai persentase 90% yang masuk ke dalam kualifikasi sangat baik.
Instrumen penilaian juga berisi saran yang diberikan oleh mahasiswa yang
bertujuan memberikan saran dan kesimpulan sehingga dapat dilakukan perbaikan
pada media pembelajaran. Saran dan kesimpulan hasil uji coba small group
dapat dilihat pada tabel berikut:
Saran Mahasiswa |
1.
Gambar pada
media video jelas dan jernih |
2.
Pencahayaan dnan
editan video pembelajaran bagus dan sesuai |
Kesimpulan: Penyampaian
materi pada video sudah sangat jelas, poin yang disampaikan juga jelas,
penyajian video menarik dan dapat membantu untuk memahami materi tentang
pembuatan pasta segar. |
Berdasarkan saran diatas tidak ada perbaikan terhadap media video
pembelajaran tersebut. Tahapan selanjutnya dilakukan Evaluasi Field Test.
Berdasarkan hasil
penilaian dan revisi yang telah dilakukan dari tahapan implementasi, dapat
dijiadikan bahan evaluasi dalam pengembangan media video. Evaluasi didapatkan dari expert judgment
dan evaluasi yang diberikan pengguna.
Evaluasi yang
didapatkan dari uji kelayakan produk yang diberikan kepada expert judgment yang
terdiri dari ahli materi, ahli media dan ahli bahasa dengan uraian sebagai
berikut:
Berdasarkan penilaian
yang dilakukan oleh ahli materi. Materi yang dimuat dalam video sudah baik.
Hasil perhitungan yang didapat dari ahli materi sebesar 87% yang masuk kedalam
kualifikasi sangat baik untuk digunakan sebagai media pembelajaran.
Berdasarkan penilaian
yang dilakukan oleh ahli media, diberikan evaluasi berupa menambahkan caption pasta segar dan pasta
kering pada menit 0:46, menghilangkan gambar icon pasta cukup berupa tulisan
saja dan pada menit 13:00 seharusnya menampilkan faktor kegagalan bukan faktor
keberhasilan. Hasil perhitungan yang didapatkan dari ahli media sebesar 87%
yang masuk ke dalam kualifikasi baik untuk digunakan sebagai media
pembelajaran.
Hasil penilaian yang
dilakukan oleh ahli bahasa, diberikan saran untuk lebih diperhatikan lagi
mengenai penulisan kata yang typo. Perbaikan yang dilakukan yaitu mengganti
penulisan kata rapih seharusnya tanpa (h). Hasil perhitungan yang
didapatkan dari ahli bahasa sebesar 100% yang masuk kedalam kualifikasi sangat
baik digunakan sebagai media pembelajaran.
Kemudian evaluasi yang
didapatkan dari uji kelayakan produk yang diberikan kepada pengguna yang
terdiri dari uji coba one to one, uji coba small group dengan
uraian sebagai berikut:
Evaluasi one to one
(perorangan) mendapatkan hasil sebesar
88% dengan kualifikasi baik, kemudian didapatkan
data berupa saran atau kritik sebagai bahan revisi kualitas video dengan
menyesuaikan menyesuaikan volume backsound
dengan volume narrator yang terdapat dalam media. Atas saran yang diberikan
pada evaluasi one to one kemudian media pembelajaran direvisi dengan
cara menyesuaikan volume backsound
dengan volume narator. Setelah melakukan perbaikan maka media video diujikan
melalui tahap evaluasi small group.
Evaluasi small group
mendapatkan hasil sebesar 90%
dengan kualifikasi sangat baik. Namun pada tahap
evaluasi ini tidak terdapat revisi dari mahasiswa.
Pada tahap ini merupakan
tahap terakhir dengan melakukan uji coba lapangan yang dilaksanakan pada
tanggal 15 Juni 2023 melalui pengisian lembar kuesioner dengan mengambil 25
orang responden yang merupakan mahasiswa aktif
Program Studi S1 Pendidikan Tata Boga angkatan 2019 yang sedang
mengambil mata kuliah Pengelolaan Makanan Kontinental. Media dan kuesioner
disajikan kepada responden dengan waktu yang bersamaan. Prosedur yang dilakukan
untuk mengetahui kualitas media serta kelayakan media pembelajaran dari
responden selaku mahasiswa yang menggunakan media pembelajaran. Hasil dari uji coba field test mendapatkan hasil
persentase 90% yang masuk ke dalam kualifikasi sangat baik dengan keterangan
layak. Pada tahap ini sudah tidak ada saran dari mahasiswa. Hal ini menunjukan
bahwa mahasiswa merasa tertarik dan merasa puas dengan memberikan respon sangat
postitif terhadap media pembelajaran video pembuatan pasta segar.
Kelayakan Produk
Penelitian pengembangan
produk media video pembelajaran makanan kontinental ini menggunakan metode
penelitian pengembangan R&D (Research and Development)
dan menggunakan model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development,
Implementation, dan Evaluation) dengan menggunakan tahapan
sistematis sehingga dapat menghasilkan media video pembelajaran pembuatan pasta
segar pada mata kuliah makanan kontinental. Media video pembelajaran pembuatan pasta segar pada mata
kuliah makanan kontinental sebelum
diujicobakan kepada mahasiswa S1 Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2021, yang telah melalui tahap validasi
oleh ahli materi, ahli media dan ahli bahasa dengan ketentuan aspek penilaian
yang diukur menggunakan skala likert dengan 5 tingkatan.
Tabel
12.
Penilaian Dengan Skala Likert
Nilai |
Keterangan |
5 |
Sangat Sesuai |
4 |
Sesuai |
3 |
Cukup sesuai |
2 |
Kurang sesuai |
1 |
Tidak Sesuai |
Sumber: Sudaryono,
Gaguk & Wardani (2013)
Hasil dari persentase, kemudian
dikategorikan sesuai kriteria kelayakan menggunakan rating scale untuk melihat tingkat kelayakan suatu media. Kategori
kelayakan berdasarkan kriteria sebagai berikut.
Tabel 13. Persentase
Kelayakan
Skor dalam Persen |
Kategori Kelayakan |
90 – 100% |
Sangat layak |
75 – 89% |
Layak |
65 – 74% |
Cukup layak |
55 – 64% |
Kurang Layak |
0 – 54% |
Tidak layak |
Sumber: ( Modifikasi
Tegeh., 2014)
Untuk mengetahui
kelayakan terhadap media pembelajaran video pembuatan pasta
segar didapatkan hasil
dari uji coba lapangan (field test) dengan menggunakan instrumen
penelitian berupa lembar uji kelayakan media pembelajaran video yang terdiri dari
2 aspek penilaian yaitu ketertarikan dan kepuasan yang terbagi atas 5 butir
pernyataan dengan skor maksimum 25 poin. Pada tabel di bawah ini dijabarkan
hasil pengambilan data dari 25 mahasiswa yang didapatkan melalui kuesioner uji
kelayakan mahasiswa.
Tabel 14. Hasil Uji
Kelayakan Media Oleh Mahasiswa
No |
Aspek |
Pernyataan |
Skor |
1 |
Ketertarikan |
Materi yang disajikan dalam media
pembelajaran mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih lanjut |
111 |
Media video dapat meningkatkan motivasi
belajar |
114 |
||
2 |
Kepuasan |
Media video membantu memahami materi dengan jelas |
117 |
Media video memberikan pengalaman belajar secara
mandiri |
113 |
||
Media video merupakan media pembelajaran yang
praktis dan fleksibel untuk digunakan |
112 |
||
Jumlah skor |
576 |
Interval
=
Interval
=
=
= 90%
Berdasarkan perhitungan di atas hasil persentase yang dihasilkan
adalah 90%. Hasil perhitungan yang dikonversikan pada tingkat pencapaian di
atas menunjukan nilai persentase 90% yang masuk ke dalam kualifikasi sangat
layak digunakan sebagai media pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa
merasa tertarik dan merasa puas dengan memberikan respon sangat postitif
terhadap media video pembelajaran pembuatan pasta segar pada mata kuliah
Pengelolaan Makanan Kontinental.
Penelitian pengembangan
media video pada materi
pembuatan pasta segar pada mata kuliah makanan kontinental ini menggunakan
metode penelitian R&D (Research and Development) dengan menggunakan
model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, dan
Evaluation). Pengembangan video ini telah melalui proses validasi oleh ahli
materi, ahli media dan ahli bahasa. Penilaian ahli materi mendapat persentase
100% dengan kategori sangat baik. Kategori tersebut dapat diartikan bahwa media
video yang dibuat telah sesuai
dengan tujuan yang dicapai. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Sadiman et al., (2014) bahwa tujuan pembelajaran dapat memberikan arah kemana
peserta didik akan pergi, bagaimana
peserta didik harus ke sana dan bagaimana peserta didik telah sampai tujuan.
Penilaian dari ahli media
mendapatkan persentase sebesar 87% dengan kategori baik. Kategori ini dapat
diartrikan bahwa media yang dibuat dapat membantu pembelajaran menjadi efisien
dan efektif dalam penggunaannya. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Andra
(2021) yang mengemukakan bahwa penggunaan media video membuat pembelajaran
menjadi efisien dan efektif. Kemudian penilaian oleh ahli bahasa mendapatkan
persentase 100% dengan kategori sangat baik.
Setelah melalui validasi
ahli, dilakukan evaluasi oleh mahasiswa yang meliputi evaluasi one to one,
evaluasi small group, dan evaluasi field group. Evaluasi ini
bertujuan untuk mengetahui apakah media yang dibuat dapat mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau tidak (Sadiman et al., 2014).
Berdasarkan data hasil uji coba media video pembelajaran pembuatan pasta segar
pada mata kuliah makanan kontinental dapat dikatakan layak dengan perolehan
persentase 88% dengan kategori baik pada uji coba one to one dan 90%
dengan kategori sangat baik pada uji coba small group yang dapat
diartikan media video ini
sangat baik digunakan sebagai media pembelajaran. Hal ini sesuai dengan teori
(Sadiman et al., 2014) yaitu media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik.
Media video ini mendapatkan
persentase 90% pada uji coba lapangan (field test) dengan kategori
sangat layak yang berarti mahasiswa memberikan respon sangat positif terhadap media video pembelajaran pembuatan pasta
segar pada mata kuliah makanan kontinental. Hal ini dapat menunjukan
bahwa mahasiswa merasa tertarik dan merasa puas dengan media video
pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian Ridha (2021) mengemukakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan media video dianggap efektif dan dapat membantu
pendidik untuk mengajarkan materi sulit dan materi yang membutuhkan kegiatan
praktikum. Penggunaan media video pembelajaran juga disukai oleh peserta didik
karena dapat membantu dan memotivasi
peserta didik untuk belajar.
Terdapat beberapa faktor pendukung
dan penghambat pada proses pengembangan media video pembelajaran pembuatan
pasta segar pada mata kuliah makanan kontinental.
Berikut merupakan faktor pendukung
penelitian pengembangan media pembelajaran ini:
1)
Belum
adanya media video pembelajaran pada pembuatan pasta segar pada mata kuliah Makanan Kontinental
2)
RPS
(Rencana Pembelajaran Semester) mata kuliah Pengolahan Makanan Kontinental menjadi acuan dalam pembuatan media video
pembelajaran.
3)
Lab pengolahan Tata Boga Universitas Negeri Jakarta
memiliki fasilitas yang lengkap dalam penunjang pembuatan
media video pembelajaran.
4)
Dosen
pembimbing sangat membantu dalam pembuatan video pembelajaran, sehingga
memudahkan peneliti dalam penyusunan materi dan desain pada saat pembuatan
media pembelajaran.
5)
Videografer
yang membantu proses pembuatan media video pembelajaran.
Berikut
ini merupakan faktor penghambat penelitian pengembangan media video
pembelajaran :
1)
Proses
pengembangan media video pembelajaran ini memakan waktu yang cukup lama hingga menjadi media yang layak digunakan
2)
Media
pembelajaran ini hanya dapat digunakan dengan bantuan perangkat output video dan audio.
3)
Tingkat
kesulitan dalam pengeditan video untuk mengembangkan media serta membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatan media
video.
Berikut
ini merupakan kekuatan yang dimiliki pada media video pembelajaran :
1)
Media
pembelajaran video pembelajaran ini
memberikan pengetahuan mengenai tahapan atau proses pembuatan pasta segar pada
mata kuliah pengolahan Makanan Kontinental.
2)
Penggunaan
media video pembelajaran ini mudah digunakan dan dapat dilihat secara
berulang-ulang.
Berikut
ini merupakan kelemahan yang dimiliki pada media video pembelajaran :
1)
Proses
pengembangan media video ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
2)
Tidak
semua jenis pasta segar ditampilkan dan didemonstrasikan pada media video
pembelajaran ini.
Penelitian pengembangan media video pembelajaran pembuatan pasta segar
pada mata kuliah Makanan Kontinental ini menggunakan metode penelitian
R&D (Research and Development) dengan menggunakan model pengembangan
ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, dan Evaluation).
Pengembangan media video ini
telah melalui proses validasi oleh ahli materi, ahli media dan ahli bahasa.
Penilaian ahli materi mendapat persentase 100% dengan kualifikasi sangat baik,
sebesar 87% dari ahli media dengan kualifikasi baik, dan sebesar 100% dari ahli
bahasa dengan kualifikasi sangat baik. Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan
bahwa ahli materi, ahli media dan ahli bahasa menyatakan media video pembelajaran pembuatan pasta segar
pada mata kuliah Makanan Kontinental dinyatakan layak untuk digunakan
dalam proses pembelajaran.
Selain itu, pengembangan media video pembelajaran ini telah
diujicobakan kepada mahasiswa dengan tahapan uji coba one to one dan uji
coba small group. Uji coba one to one mendapatkan hasil sebesar
88% dengan kualifikasi baik dan uji coba small group mendapatkan hasil
sebesar 90% dengan kualifikasi sangat baik. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
mahasiswa menyatakan media video
pembelajaran pembuatan pasta segar pada mata kuliah Makanan Kontinental
dinyatakan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
Pada
pengembangan media video pembelajaran
pembuatan pasta segar pada mata kuliah Makanan Kontinental ini diperoleh
data yang dapat menentukan kelayakan produk dari respon mahasiswa yang
dilakukan pada saat uji kelayakan field
test. Respon uji kelayakan dari 25 responden memperoleh hasil sebesar 90%
dengan kualifikasi sangat layak. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa merasa
tertarik dan merasa puas dengan memberikan tanggapan sangat positif terhadap
media video pembelajaran pembuatan
pasta segar pada mata kuliah Makanan Kontinental dan dapat digunakan
dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, S., & T.S, M. (2015).
Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X
SMA Ananda Batam. CBIS Journal, 3(2),
78–90.https://ejournal.ap.fisip-unmul.ac.id/site/wp
content/uploads/2013/05/PRINT JURNAL SITI (05-09-13-03-29-59).pdf
Agustiningsih. (2013). Video Sebagai Alternatif
Media Pembelajaran Dalam Rangka Mendukung Keberhasilan Penerapan Kurikulum 2013
Di Sekolah Dasar. 4, 55–68.
Ahmadi, Farid, & Ibda, H. (2018). Media
Literasi Sekolah (Teori dan Praktik). Semarang: Pilar Nusantara.
Amarullah, R. Q., & Wahidah, N. F. (2011).
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran ADDIE Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Fiqih. Skripsi, 2(20), 108–118.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3952/1/SITI Maryam
Noer Azizah-FITK.pdf
Andra, Risfadila. (2021). Efektivitas Media
Pembelajaran Berbasis Video Tutorial Di Sekolah Menengah Kejuruan Tata Busanal.
Arsyad, A. (2019). Media Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Astawan, Made. (2008). Membuat Mi & Bihun.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Asyhar, R. (2011). Kreatif Mengembangkan Media
Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.
Cahyana, C., & Artanti, G. D. (2013). Buku
Pintar Pengolahan Hidangan Kontinental. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Carluccio, A. (2014). Pasta. London: Quadrille
Publishing Limited.
Carolina, L. (2019). All about Pasta. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Cheung, L. (2016). Using the ADDIE Model of
Instructional Design to Teach Chest Radiograph Interpretation. 2016.
Choirunnisa. (2017). Pengembangan Media
Pembelajaran Video Klip Pembuatan Mock Up Es Krim Dalam Mata Kuliah Seni
Kuliner. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta.
Croce, J. Della. (2000). Pasta. Singapore:
Colourscan.
Daryanto. (2012). Media Pembelajaran. Bandung:
PT. Sarana Tutorial Nurani.
Demedia. (2011). Mengenal Pasta. Online.
https://demediapustaka.com/mengenal-pasta/
Djamaluddin, A., & Wardana. (2019). Belajar
dan Pembelajaran. CV. Kaaffah Learning Center.
Hadi, S. (2017). Efektivitas Penggunaan Video Sebagai
Media Pembelajaran untuk Siswa Sekolah Dasar. Prosiding TEP & PDs, 1(15),
96–102.
Hapsari, R. (2005). Pasta Panggang. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Hujair AH-Sanaky. (2011). Media Pembelajaran Buku
Pegangan Wajib Guru dan Dosen. Yogyakarta: Kaukaba.
Ilmiyah, U. (2018). Pengembangan Media Video
Pembelajaran Metode Sponge Cake Dalam Mata Kuliah Kue Kontinental.
Khairani, M., Sutisna, S., & Suyanto, S. (2019).
Meta-analysis study of the effect of learning videos on student learning
outcomes. Journal of Biological Education and Research, 2(1),
158.
Kinton, & Casserani. (2011). Practical Cookery.
London: Edward Arnold.
Oktaviani, Ayu, D., & Wahono, W. (2013). Pengaruh
Penerapan Media Pembelajaran Audio Visual Terhadap Proses Adonan Cair Pada Siswa
Kelas X Di Smk N 6 Surabaya. E-Journal Boga, 2, 39–43.
Pawana, M. G., Suharsono, N., & Kirna, I. M.
(2014). Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Proyek Dengan Model ADDIE
Pada Materi Pemrograman Web Siswa Kelas X Semester Genap Di SMK Negeri 3 Singaraja.
E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4,
1–10. file:///C:/Users/user/Downloads/1293-1646-2-PB.pdf
Pratama, I. M., Cahyana, C., & Kandriasari, A.
(2020). Pengembangan Media Video Pembelajaran Japanese Milk Bread.
Primarasa, S. M. (2017). Low Cal Pasta.
Jakarta: PT. Gaya Favorit Press.
Purnama, R., Mahdiyah, & Guspri Devi Artanti.
(2020). Efektivitas Media Video Pembelajaran Pembuatan Chiffon Cake Terhadap
Hasil Belajar Mahasiswa D3 Tata Boga Pada Mata Kuliah Kue Kontinental. Jurnal
Sains Boga, 3(1), 12–18. https://doi.org/10.21009/jsb.003.1.02
Puspasari, R. (2019). Pengembangan Buku Ajar
Kompilasi Teori Graf dengan Model Addie. Journal of Medives : Journal of
Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, 3(1), 137. https://doi.org/10.31331/medivesveteran.v3i1.702
Ramdhani, N. (2014). Karakteristik Dua Bentuk
Pasta (Fettuccine dan Makaroni) Berbasis tepung komposit (Rasi dan Kacang
Hijau) dengan berbagai cara pengukusan.
Ridha, M. (2021). Efektifitas Penggunaan Media Video
pada Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Saat Pandemi Covid-19.
Rosdianto, H., Sulistri, E., & Munandar, N.
(2019). Penerapan Model Pembelajaran ADDIE Untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus. Jurnal Pendidikan
Fisika Dan Keilmuan (JPFK), 5(1), 53.
https://doi.org/10.25273/jpfk.v5i1.2947
Rosita, L. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran
Video Tutorial Tata Hidang. 2(2), 110–117.
Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Haryono, A., & H.
(2014). Media Pendidikan Pengertian, Pengetahuan, dan Pemanfaatanya.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Setyosari, P. (2013). Metode Penelitian Pendidikan
dan Pengembangan. Prenadamedia Group.
Stapa, M. A., &
Mohammad, N. (2019). The Use of Addie Model for Designing Blended Learning
Application at Vocational Colleges in Malaysia. Asia-Pacific Journal of
Information Technology & Multimedia, 08(01), 49–62.
https://doi.org/10.17576/apjitm-2019-0801-05
Sugiyono. (2007). Metodologi Penelitian Administrasi.
Grafindo.
Sutomo, B. (2008). Variasi Mi & Pasta.
Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Syamsunir, Ruslan, & Pattaufi. (2020).
Pengembangan Video Tutorial Pembelajaran Mata Kuliah Produksi Media Audio
Video. Jurnal E-Prints, 1(1), 1–8.
Tegeh, M., & Jampel, I. N. (2014). Model
Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wisada, P. D., Sudarma, I. K., & Yuda S, A. I. W.
I. (2019). Pengembangan Media
Video Pembelajaran Berorientasi Pendidikan Karakter. Journal of Education
Technology, 3(3), 140. (https://doi.org/10.23887/jet.v3i3.21735)
This
work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License. |