375 http://sosains.greenvest.co.id
JURNAL
SOSAINS
JURNAL SOSIAL DAN SAINS
VOL 2 NO 2 2022
P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X
STRATEGI PEMASARAN BINTAN INTI EXECUTIVE VILLAGE
PT.BINTAN INDUSTRIAL ESTATE PULAU BINTAN
Putri Fistyaning Army
1
dan Imam Ozali
2
1,2,
Prodi D3 Pengelolaan Perhotelan, Politeknik Bintan Cakrawala, Indonesia
Corresponding Author : Putri Fistyaning¹
Email : putriarmy@pbc.ac.id
1
dan imam@pbc.ac.id
2
Info Artikel :
Diterima : 03 Februari 2022
Disetujui :
Dipublikasikan :
Kata Kunci:
Management,
SWOT, strategy
formulation
Keywords:
Management,
SWOT, strategy
formulation
ABSTRAK
Latar Belakang : PT. Bintan Inti Industrial Estate adalah perusahaan yang bergerak
dalam pengembangan, pengoperasian dan pemeliharaan kawasan industri di Pulau
Bintan. Dengan kemenarikan dan kelengkapan yang disediakan oleh PT.BIIE, tentunya
membuat banyak sekali perusahaan asing maupun lokal yang berinvestasi di daerah
industri ini. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal yang ada
pada strength and weakness Bintan Inti Executive Village. Metode : Penelitian ini
dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil Letak posisi
Bintan Inti Executive Village berdasarkan analisis matriks IE yang dianalisis oleh
penulis adalah berada pada sel V yaitu hold and maintain . Dengan total skor faktor
internal sebesar (2,70) dan total skor eksternal sebesar (2,18), maka dapat dikatakan
bahwa posisi perusahaan berada pada daerah menjaga dan mempertahankan dan
rekomendasi strategi yang tepat pada sel ini adalah penetrasi pasar, pengembangan
produk dan pengembangan pasar. Kesimpulan : Berdasarkan hasil diagram Matriks IE
Bintan Inti Executive Village berada pada posisi yang baik karena dapat dilihat dari
Matriks IE perusahaan berada pada sel V yaitu hold and maintain , posisi perusahaan
berada pada daerah menjaga dan mempertahankan dan rekomendasi strategi yang tepat
pada sel ini adalah penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar.
ABSTRACT
Background : PT. Bintan Inti Industrial Estate is a company engaged in the
development, operation and maintenance of industrial estates on Bintan Island. With
the attractiveness and completeness provided by PT. BIIE, of course, many foreign
and local companies invest in this industrial area. Purpose : This study aims to
determine the internal factors that exist in the strengths and weaknesses of Bintan
Inti Executive Village. Method : This research was carried out using qualitative
research methods. Results : The position of Bintan Inti Executive Village based on
the IE matrix analysis analyzed by the author is in cell V, namely hold and maintain.
With a total internal factor score of (2.70) and a total external score of (2.18), it can
be said that the company's position is in the area of maintaining and maintaining
and the appropriate strategy recommendations in this cell are market penetration,
product development and development market. Conclusion : Based on the results of
the IE Matrix diagram, Bintan Inti Executive Village is in a good position because
it can be seen from the IE Matrix the company is in cell V, namely hold and maintain,
Strategi Pemasaran Bintan Inti Executive Village
PT.Bintan Industrial Estate Pulau Bintan
2022
Putri Fistyaning Army
dan Imam Ozal
376
the company's position is in the area of maintaining and maintaining and the right
strategy recommendation in this cell is market penetration, product development
and market development.
PENDAHULUAN
Bintan adalah kawasan di Kepulauan Riau yang memiliki peluang ekonomi yang
besar dan menjanjikan. Bukan tanpa alasan, jarak yang hanya sekitar 50 km dari Singapura,
jaringan keuangan negara dan infrastruktur yang baik, serta tenaga kerja yang banyak dan
kompeten menjadikan peluang ekonomi sangat besar bagi investor yang menginginkan
keuntungan jangka panjang (Sakti, 2019). Terbukti dengan bertumbuh pesatnya industri
pariwisata di kawasan Bintan Resorts dan juga kawasan perindustrian di Lobam, Bintan.
PT. Bintan Inti Industrial Estate adalah perusahaan yang bergerak dalam pengembangan,
pengoperasian dan pemeliharaan kawasan industri di Pulau Bintan. Perusahaan ini
memiliki luas sebesar 270 hektar dan memiliki potensi ekspansi sebesar 4000 hektar karena
berada di tepi laut, untuk bisnis yang membutuhkan bidang tanah yang luas, perusahaan ini
adalah pilihan yang tepat.
PT. Bintan Inti Industrial Estate memiliki sekitar 50 bangunan pabrik siap pakai yang
terbagi menjadi 3 tipe yaitu terrace dengan luas 504m2, semi-detached dengan luas
1.100m2, dan detached dengan luas 2.100m2. (http://bintanindustrial.com/) Semua
bangunan memiliki kualitas yang tinggi dan siap untuk memenuhi kebutuhan bisnis
investor. Selain itu bagi bisnis yang memerlukan bidang tanah yang luas dan ingin
membangun fasilitasnya sendiri, PT.BIIE juga menyediakan lahan terbuka serta layanan
utilitas yang diperlukan investor. Dengan kemenarikan dan kelengkapan yang disediakan
oleh PT.BIIE, tentunya membuat banyak sekali perusahaan asing maupun lokal yang
berinvestasi di daerah industri ini. Sebagai penunjang akomodasi investor/tenant yang
berbisnis di kawasannya, PT.BIIE juga menyediakan akomodasi dan fasilitas yang
berkelas, akomodasi tersebut adalah Bintan Inti Executive Village.
Bintan Inti Executive Village (BIEV) adalah akomodasi yang khusus hanya
diperuntukan bagi calon investor, investor, dan executive staff dari perusahaan yang
menyewa lahan atau bangunan di kawasan industri PT.BIIE. Akomodasi yang ditawarkan
pun beragam. Ada bungalow yang ditata dengan sangat baik, apartemen studio, dan juga
kondominium bergaya modern. Bukan hanya itu, BIEV juga dilengkapi dengan restaurant,
fitness and wellness centre, lapangan tenis, golf driving range, dan juga kolam renang
sehingga investor dan executive staff yang tinggal di BIEV tentu akan merasa nyaman.
Keberadaan BIEV di PT. BIIE sebagai tempat peristirahatan dan hiburan/wisata tentunya
menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola untuk memikirkan strategi untuk
meningkatkan kepuasan para penghuninya, dengan harapan kepuasan tersebut akan
berbanding lurus dengan nilai bisnis yang akan dihasilkan kawasan PT.BIIE, selain dari
kepuasan penghuninya, BIEV yang memiliki captive market yang jelas yaitu para investor
dan stafnya, juga harus memikirkan strategi pemasaran dari produk setiap unit BIEV untuk
dijual.
Penulis tertarik untuk mengetahui dan menganalisis peluang pasar dari BIEV
ditinjau dari segi bisnis pariwisata . Seperti kutipan dari Ambeder, dkk (2005) dalam Dyah
Budiastuti, dkk (2010) bahwa ada 2 format yang mungkin dilakukan seseorang dalam
usahanya mengenali peluang, yaitu (1) See-do-get, di mana seseorang yang melihat (see)
peluang untuk dilaksanakan (do) menjadi bisnis (get) yang menguntungkan (profit /
sukses); dan (2) Do-see-get, di mana seseorang terlibat (do) dalam suatu bisnis, kemudian
menemukan (see) peluang bisnis baru (get) yang menguntungkan. Peluang akan muncul
menjadi peluang emas” (prospektif) bila mengandung unsur-unsur seperti sedang
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
377 http://sosains.greenvest.co.id
dibutuhkan oleh pasar, memecahkan kesulitan atau masalah yang sedang dihadapi pasar,
menyempurnakan yang sebelumnya, benar-benar ada dan memiliki nilai tambah, temuan
yang orisinil (inovatif), memberi keuntungan yang nyata, ada unsur yang dibanggakan, dan
dapat diwujudkan
Oleh karena itu diharapkan lewat penelitian yang diberi judul Strategi Pemasaran
Bintan Inti Executive Village PT. Bintan Industrial Estate Pulau Bintan.” dapat memberikan
gambaran tentang peluang pasar di dunia pariwisata. Berdasarkan latar belakang masalah
di atas maka rumusan masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah (1) Bagaimana
faktor internal yang ada pada strenght and weakness Bintan Inti Executive Village (2)
Bagaimana faktor eksternal yang ada pada opportunities and threats Bintan Inti Executive
Village (3) Bagaimana posisi Bintan Inti Executive Village pada matriks IE, Diagram
SWOT 4K, dan matriks SWOT atau TOWS (4) Bagaimana Strategi Pemasaran alternatif
Bintan Inti Executive Village.
Penelitian pertama yaitu dari (Atmoko, 2018) bertujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui bagaimana strategi pemasaran untuk meningkatkan volume penjualan di
Cavinton Hotel Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
dengan analisis SWOT untuk memanfaatkan peluang dan memaksimalkan kekuatan,
mengurangi kelemahan serta menghindari ancaman. Hasil dari penelitian ini adalah
Strategi S-O, S-T, W-O, dan W-T yang diterapkan untuk meningkatkan volume penjualan
di Cavinton Hotel Yogyakarta yaitu dengan menambah fasilitas hotel berupa meeting room
dan Malioboro sky lounge & bar, mempromosikan produk makanan dan minuman sesuai
dengan selera dan kebutuhan masyarakat, mengembangkan fasilitas untuk pendidikan
berupa table manner dan cooking class, inovasi produk untuk event khusus
keluarga, melalukan pemasaran melalui B2B dan B2C, memberikan tingkat harga yang
kompetitif, serta pemberian training kepada karyawan.
Sementara Penelitian yang kedua adalah penelitian dari (Wijaya & Santoso, 2018)
Dalam penelitian ini, diulas mengenai strategi pemasaran dalam meningkatkan tingkat
hunian kamar pada Hotel Bali Mandira, yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang tepat dalam meningkatkan tingkat
hunian kamar pada Hotel Bali Mandira, Bali. Metode penentuan sampel penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak
12 orang yang diambil secara sengaja. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis SWOT
yang terdiri atas Matrik IE, IFAS/EFAS, dan Matrik SWOT/TOWS. Berdasarkan analisis
diketahui posisi Hotel Bali Mandira saat ini berada pada kuadran IV yaitu posisi strategi
stabilitas dengan skor IFAS 3,05 dan skor EFAS 2,73. Pada matrik SWOT/TOWS terdapat
empat strategi alternatif yang dapat diterapkan Hotel Bali Mandira. Pada strategi SO, dapat
menjaga hubungan baik dengan masyarakat setempat, melakukan brand positioning
sebagai hotel yang berkualitas (berbintang), mengoptimalkan kerjasama dengan travel
agent, memberikan layanan prima kepada tamu, pada strategi ST dapat melakukan
analisis terhadap kualitas kamar dan harga terhadap hotel sejenis, media promosi
memanfaatkan kemajuan teknologi, Memberikan pelayanan dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi, strategi WO dapat meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan
peluang, maka Hotel Bali Mandira harus melakukan analisis komponen biaya, dekorasi
kamar, dan kualitas pelayanan, memberikan pelatihan kepada karyawan ( grooming ,
pelatihan skill ) untuk meningkatkan kualitas pelayanan & kepuasan tamu. Lalu pada
strategi WT yang dapat dilakukan ialah melakukan analisis dekorasi dan kualitas pelayanan
pada hotel sejenis dan melakukan pelatihan aplikasi teknologi untuk peningkatan kualitas
pelayanan .
Penelitian mengenai strategi pemasaran juga diteliti oleh (Bondarenko, Efremenko,
& Larionov, 2019). Penelitian ini bertujuan untuk membenarkan penerapan strategi
2022
Putri Fistyaning Army
dan Imam Ozal
378
pemasaran tertentu dari hotel dan pariwisata. Pilihan strategi pemasaran bervariasi dan
tergantung pada potensi, dukungan sumber daya, dan spesifikasi target konsumen. Untuk
memperkuat strategi pemasaran yang dituntut dalam situasi saat ini (current situation),
tampaknya perlu metode/pendekatan: pertama, untuk mengeksplorasi tren yang muncul
dalam permintaan infrastruktur pariwisata, permintaan layanan hotel, diperkirakan
berdasarkan tren umum dalam pariwisata pengembangan; kedua, menilai keberadaan
teknologi pemasaran, termasuk dalam kerangka pemasaran inovatif di area yang dianalisis,
serta penggunaan strategi pemasaran dalam membangun hubungan dengan khalayak
sasaran; ketiga, merumuskan rekomendasi pilihan strategi pemasaran, dengan
mempertimbangkan kemampuan dan target perusahaan hotel.
Hasil dan temuan di dalam penelitian ini adalah penulis mengusulkan rekomendasi
umum tentang pilihan strategi pemasaran hotel dan pariwisata, berdasarkan kemampuan
sumber daya, tujuan, dan spesifikasi segmen target yang ada atau berpotensi.
Kesimpulannya adalah perlu dibuatnya inovasi berkelanjutan dalam rangka membangun
hubungan dan layanan pelanggan. Implikasi Praktis: Temuan dapat dimasukkan ke dalam
sistem manajemen hotel ketika merencanakan program pemasaran. Kontribusi utama dari
penelitian ini adalah untuk fokus pada daya saing .perusahaan hotel dan wisata pada fungsi
pemasaran penelitian yang bertujuan untuk memilih arah pengembangan strategis kegiatan
dan memperkenalkan inovasi ke dalam praktik sehari-hari.
Ketiga penelitian di atas dapat dijadikan pustaka yang relevan untuk
benchmarking”penelitian Strategi Pemasaran Bintan Inti Excecutive Village PT.Bintan
Industrial Estate Pulau Bintan, terutama untuk implementasi strategi dan metode analisis
SWOT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal yang ada pada strength
and weakness Bintan Inti Executive Village.
METODE PENELITIAN
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan penenlitian
kualitatif. Sedangkan menurut eksplanasinya penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu untuk
mengetahui nilai varibel mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan dengan variable yang lain. Dalam penelitian ini yang
dijadikan obyek penelitian adalah Top 3 Manajemen Bintan Inti Executive Village, Tim
Operasional BIEV dan Tenant/penyewa Bintan Inti Executive Village. Penelitian
dilakukan pada Periode 22 Maret 22 Mei 2021. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif dari hasil perhitungan analisis SWOT,
sumber data yang diambil terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer diambil
dari wawancara terhadap top manajemen yang berada di BIEV serta pengamatan lapangan,
sementara untuk data sekunder didapat dari klien yang menyewa BIEV dan dokumen
manajemen.
Pada tahap analisis data penulis menggunakan analisis SWOT mengacu pada matriks
EFE/IFE dari Fred R. David (2009), dari matriks tersebut, penulis memberikan kuesioner
terhadap responden untuk dilakukan pembobotan dan pemberian peringkat.
Matriks EFE dan IFE
Dalam suatu matriks EFE (External Factor Evaluation) dirumuskan faktor-faktor
strategis eksternal dalam kerangka peluang (Opportinities) dan ancaman (Threats)
perusahaan.Faktor-faktor strategis eksternal tersebut diberikan bobot, peringkat, dan skor
bobot.Begitu pula dengan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) yang juga dirumuskan
faktor-faktor strategis internal dalam kerangka kekuatan (Strengths) dan kelemahan
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
379 http://sosains.greenvest.co.id
(Weakness) perusahaan. Faktor- faktor strategis internal tersebut diberi bobot, peringkat,
dan skor.
Analisis diagram SWOT
Analisis menurut diagram ini terdiri dari empat kuadran, antara lain :
Kuadran 1 :
Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.Perusahaan tersebut memiliki peluang dan
kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus di terapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented
strategy).
Kuadran 2 :
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari
segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/pasar).
Kuadran 3 :
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia
menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini
mirip dengan kondisi Tanda Tanya (Question Mark) pada BCG (Boston Consulting
Group) Matriks karena organisasi harus memutuskan apakah hendak memperkuat bisnis
dengan strategi intensif atau menjualnya. Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang
lebih baik.
Kuadran 4 :
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi
berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Strategi Matriks SWOT
Alat yang dipakai penulis untuk menyusun faktor-faktor strategis BIEV adalah
matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan agar dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Berdasarkan Matriks IE
a. Pemetaan Posisi Perusahaan Berdasarkan Matriks Internal dan Ekster
Gambar 1. Evaluasi Faktor Internal & Eksternal
Sumber: Diolah oleh penulis
2022
Putri Fistyaning Army
dan Imam Ozal
380
Letak posisi Bintan Inti Executive Village berdasarkan analisis matriks IE yang
dianalisis oleh penulis adalah berada pada sel V yaitu hold and maintain . Dengan total skor
faktor internal sebesar (2,70) dan total skor eksternal sebesar (2,18), maka dapat dikatakan
bahwa posisi perusahaan berada pada daerah menjaga dan mempertahankan dan
rekomendasi strategi yang tepat pada sel ini adalah penetrasi pasar, pengembangan produk
dan pengembangan pasar.
2. Pemetaan Posisi Perusahaan berdasarkan Analisis SWOT 4K
Analisis SWOT 4K menurut referensi buku dari Suwarsono Muhammad tahun
2013, memiliki empat kuadran yang terbentuk oleh satu sumbu horizontal yang
mencerminkan variable lingkungan internal perusahaan dan satu sumbu vertikal yang
mencerminkan lingkungan eksternal (Ozali, 2021). Separuh sumbu horizontal bernilai
positif merupakan simbol kekuatan perusahaan, sedangkan separuh yang lain merupakan
sumbu bernilai negatif yang merupakan representasi kelemahan perusahaan. Separuh
sumbu vertical bernilai positif merupakan representasi peluang bisnis, sedangkan separuh
lainnya bernilai negatif merupakan ancaman bisnis (Mulyadi, Witjaksono, & Fathony,
2020).
Gambar 2. Bintan Inti Executive Village dalam Matriks SWOT 4K
Sumber : Gambar diolah oleh penulis
Berdasarkan perhitungan selisih nilai tertimbang diatas dengan menggunakan cara
Matriks SWOT 4K, posisi Bintan Inti Executive Village berada pada kuadran I karena
selisih faktor internal dan eksternal Bintan Inti Executive Village bernilai positif yaitu
faktor internal sebagai sumbu horizontal sebesar 1,22 dan faktor eksternal sebagai sumbu
vertikal sebesar 0,22. Hal ini membuktikan bahwa Bintan Inti Executive Village memiliki
kekuatan yang baik dibandingkan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta faktor
eksternal yang baik yaitu memiliki peluang yang baik dibandingkan dengan ancaman yang
dihadapi perusahaan. Maka berdasarkan perolehan hasil Matriks SWOT 4K, strategi
Pemasaran yang harus diterapkan oleh Bintan Inti Executive Village adalah penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk (Siagian, 2018).
3. Analisis Berdasarkan Matriks SWOT
Penentuan alternatif strategi yang sesuai bagi perusahaan adalah dengan cara
membuat matriks SWOT (Nisak, 2013). Strategi pada matriks ini dibuat berdasarkan
dengan faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan sedangkan faktor eksternal terdiri dari
peluang dan ancaman (Shobirin & Ali, 2019). Formulasi strategi disusun menggunakan
hasil dari analisis SWOT, yaitu dengan menggabungkan berbagai indikator yang terdapat
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
381 http://sosains.greenvest.co.id
dalam kekuatan (strength), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) (Primadona & Rafiqi, 2019).
Berdasarkan analisis SWOT, dapat disusun empat strategi utama yaitu : Strategi S-
O (Strength-Opportunities) yaitu strategi yang disusun dengan menggunakan kekuatan
internal perusahaan untuk mengambil keuntungan dari peluang bisnis yang tersedia.
Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) strategi disusun bertujuan untuk memanfaatkan
peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan perusahaan yang dimiliki (Cahyono, 2016).
Strategi S-T (Strength-Threats) yaitu strategi yang disusun dengan menggunakan kekuatan
dan keunggulan yang dimiliki perusahaan untuk menghindari efek negative dari ancaman
bisnis yang dihadapi oleh perusahaan. Dan strategi W-T (Weaknesses-Threats) didasarkan
pada kegiatan yang bersifat defensive dan dengan menggunakan cara meminimalisasi
kelemahan dan menghindari ancaman bisnis. Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan SWOT 4K posisi kuadran berada pada kuadran SO ini, dengan strategi
tumbuh & berkembang sehingga strategi untuk matriks SWOT juga adalah berada pada
strategi SO (Strengths-Opportunities), karena strategi tersebut diharapkan paling cocok
untuk diterapkan oleh Bintan Inti Executive Village. Strategi S-O (Strength-Opportunities)
yaitu strategi yang disusun dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan dan
keunggulan bersaing yang dimiliki untuk mengambil dari peluang bisnis yang tersedia
(Simu, 2014). Berikut pada tabel 1 adalah strategi alternatif menurut Matriks SWOT :
Tabel 1.
Matriks SWOT atau TOWS
Internal
Eksternal
KEKUATAN (S)
KELEMAHAN (W)
1. Lokasi yang strategis untuk pasar
investor industri
2. Memiliki captive market industri
3. Memiliki SDM yang sesuai dengan
standar pelayanan
4. Harga bersaing
5. Kemudahan melalukan reservasi
6. Penataan exterior & interior sudah
memadai
7. Fasilitas kamar BIEV sudah sesuai
standar
8. Beragam Jenis Kamar yang
ditawarkan
9. Kebersihan dan standar
Housekeeping BIEV
10. Fasilitas restoran yang memadai
11. Menu restoran yang beragam
12. Kualitas juru masak / chef yang
memadai
13. Tempat parkir yang memadai
14. Tersedia beragam fasilitas
olahraga
1. BIEV dikenal masyarakat umum
2. Lokasi strategis untuk
berwisata
3. Paket Wisata yang terintegrasi
4. Transportasi umum
5. Harga kamar BIEV untuk pasar
domestik
6. Desain bangunan untuk
shortstay
7. Melayani penyewa dari luar
kawasan
8. Database ketersediaan kamar
9. Renenue Management System
(RMS)
10. Online Distribution Channel
10. Tempat Ibadah
PELUANG (O)
S O
W O
1. Kerjasama Promosi antara
BIEV dengan investor
2. Adanya peluang paket wisata
industri
3. Peluang adanya paket
meeting
4. Menghadirkan paket wisata
untuk penghuni BIEV keluar
kawasan industri BIIE
5. Target market diluar kawasan
BIIE
1. Dengan memiliki captive industri di
kawasan BIIE, dapat dibuat program
kerjasama dengan Tenant, melalui
promosi yang menarik.
2. Karena Lokasi BIEV yang strategis di
kawasan industry BIIE, maka dapat
dibuat paket wisata Industri untuk para
calon pelanggan diluar kawasan BIIE
3. Karena Fasilitas BIEV sudah sesuai
standar, maka dapat dibuat paket MICE
untuk untuk peserta diluar kawaasan
industry BIIE
1. Agar BIEV lebih dikenal oleh
masyarakat umum, maka harus
didukung promosi baik didalam
dan diluar kawasan industri BIIE
2. Dikembangkan paket wisata
industri, bagi masyarakat diluar
kawasan industri BIIE
3. Dengan membuat paket MICE,
dapat meningkatkan kunjungan
tamu dari luar kawasan indutri
BIIE
4. Dengan menghadirkan paket
wisata untuk penghuni BIEV
2022
Putri Fistyaning Army
dan Imam Ozal
382
Sumber : Data Olahan
4. Perumusan Strategi Pemasaran Bintan Inti Executive Village
Berdasarkan matriks IE yang telah dijabarkan oleh penulis, posisi perusahaan berada
pada sel V yaitu Hold and Maintain meliputi strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar,
dan pengembangan produk. Sedangkan pada Diagram SWOT-4K posisi perusahaan berada
pada kuadran SO, dimana perusahaan memiliki peluang dan kekuatan yang lebih menonjol
dibandingkan dengan ancaman dan kelemahan.
Bauran pemasaran adalah perangkat pemasaran yang meliputi produk, penentuan
harga, promosi, distribusi, digabungkan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar
sasaran. Maka Bintan Inti Executive Village dapat menjalankan Strategi Pertumbuhan serta
bauran pemasaran (Marketing Mix) yang disusun berdasarkan 7P. Untuk lebih jelasnya
penulis akan menjabarkannya sebagai berikut:
a. Penetrasi Pasar (market pernetration) yaitu meningkatkan penjualan pada pangsa
pasar saat ini, dengan cara pendekatan yang variatif dan lebih membumi. Bintan Inti
Executive Village dapat melakukan penetrasi pasar dengan cara sebagai berikut :
1) Harga (Price)
Bintan Inti Executive Village menawarkan harga yang sesuai dengan pelayanan
yang diberikan kepada pelanggan. Karena captive market Bintan Inti Executive
Village adalah industri yang berada di kawasan Bintan Inti Industrial Estate, jadi
memiliki pelanggan yang cenderung tidak price sensitive, tetapi pelanggan
Bintan Inti Executive Village akan lebih sensitif terhadap kualitas pelayanan
yang diberikan. Namun demikian dalam melakukan penetrasi pasar, penetapan
pricing strategi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Biaya, Pelanggan,
jenis produk, target pasar, pesaing, elastisitas harga dan siklus produk.
4. Membuat paket wisata secara
berkala untuk penghuni BIEV keluar
kawasan industry BIIE
5. Karena BIEV memiliki beberapa jenis
kamar yang ditawarkan, makan dapat
dikembangkan Pasar baru, diluar pasar
BIEV saat ini.
keluar kawasan industri BII, akan
terbentuk paket wisata yang
terintegrasi
5. Dengan mengembangkan target
market baru diluar kawasan BIIE,
maka akan bisa mengembangkan
penyewa dari luar kawasan BIIE
ANCAMAN (T)
S T
W T
1. Semakin banyak pesaing
dibidang akomodasi wisata di
Kabupaten Bintan
2. Semakin banyak tenant yang
mengakhiri kontrak
kerjasama dengan BIIE
3. Keadaan situasi pandemi
yang tidak menentu
4. Dibukanya kawasan
pariwisata lagoi jika pandemi
covid berakhir
5. Hotel di kabupaten Bintan
menawarkan harga yang
lebih murah dengan
pelayanan yang lebih baik
6. Semakin banyaknya
akomodasi yang memiliki
portal distribusi seperti
Agoda.com, Airbnb.com,
Traveloka.com
1. Dengan memiliki kualitas pelayanan
yang standar, maka akan bisa bersaing
dengan industry akomodasi diluar
kawasan BIIE
2. Dengan memiliki harga bersaing dan
fasilitas pelayanan yang standar, maka
akan mengantisipasi adanya tenant
yang mengakiri kontrak dengan BIIE
3. Dengan memiki harga yang bisa
diterima pasar, maka BIEV akan bisa
memenangkan persaingan
4. Dengan memiliki kemudahan dalam
reservasi, dan memiliki harga yang
bersaing, maka BIEV akan bisa
bertahan terhadap portal online.
1. BIEV Melakukan strategi Promosi
yang tepat agar bisa lebih dikenal
diluar kawasan BIIE
2. Dengan memberikan harga yang
bagus dan meningkatkan
pelayanan, maka BIEV akan bisa
bersaing dengan industri
akomodasi di luar inudstri BIIE
3. Dikembangkan kamar untuk
shortstay untuk menjaring
penyewa dari luar kawasan BIIE
4. Dikembangkan room inventory
holder, agar bisa terintegrasi
dengan online distribution
channel.
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
383 http://sosains.greenvest.co.id
2) Promosi (Promotion)
Salah satu pernyataan tentang Bintan Inti Executive Village berdasarkan analisa
SWOT yang telah diuraikan diatas adalah kurang dikenalnya merk (brand) dari
Bintan Inti Executive Village di Bintan. Hal tersebut disebabkan karena pada
awal didirikan Bintan Inti Executive Village adalah merupakan fasilitas
akomodasi dari Bintan Inti Industrial Estate yang diberikan kepada tenant yang
menyewa area industri Bintan Inti Industrial Estate, sehingga strategi promosi
yang dilakukan masih mengikuti kebijakan dari Bintan Inti Industrial Estate.
Pendekatan AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) harus diterapkan secara
maksimal dalam pelaksanaan komunikasi Bintan Inti Executive Village, baik
dilakukan melalui Tele Marketing, Sosial Media (Face book, Istagram, whats
app) terhadap Business to Business (B2B) para tenant di Area Bintan Inti
Industrial estate dan Bussiness to customer (B2C) para pelanggan perorangan
yang ingin menyewa Bintan Inti Executive Village secara pribadi. Implementasi
dari program komunikasi Bintan Inti Executive Village adalah :
a) Membuat event yang diselenggarakan di Bintan Inti Executive Village,
berupa skala menengah/kecil dan event dengan skala personal, dengan
peserta para tenant di kawasan Bintan Inti Industrial Estate dan peserta umum
dari luar industri Bintan Inti Industrial Estate, dengan tujuan untuk merangkul
para pelanggan agar lebih mengenal dan sadar akan keberadaan Bintan Inti
Executive Village.
b) Melakukan pengembangan database yang berisi data seluruh pelanggan
Bintan Inti Executive Village, khususnya CEO (Chief Executive Officer) dan
GM (General Manager) secara up to date, untuk melakukan pendekatan heart
share berupa ucapan ulang tahun dll, meskipun dengan cara yang
sederhana tetapi secara emosional akan lebih mendekatkan Bintan Inti
Executive Villa dengan para tenant di area kawasan Bintan Inti Industrial
Estate.
c) Pemberian insentif terhadap tenant yang berada di area kawasan Bintan Inti
Industrial Estate pada saat periode Low Season, dalam rangka untuk
menaikkan jumlah hunian kamar di Bintan Inti Executive Village pada
periode tersebut. Insentif berupa point yang didapatkan setiap tenant
melakukan penyewaan kamar, dengan namaBIEV Point miles”.
b. Pengembangan Pasar, yaitu strategi untuk membuka pasar baru, dikarenakan pasar
yang ada saat ini sudah jenuh. Untuk perencanaan kedepan, Bintan Inti Executive
Village dapat melakukan pengembangan pasar dengan cara sebagai berikut :
a) Pengembangan target market diluar kawasan BIIE
Untuk menjaga agar tingkat hunian kamar Bintan Inti Executive Village selalu
terisi sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka Bintan Inti Executive
Village harus mengembangkan market baru diluar kawasan industri BIIE. Hal ini
dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas pelayanan sesuai standar
pelayanan kepada pelanggan, memiliki harga yang lebih bagus dari pesaing dan
mempermudah akses menuju lokasi Bintan Inti Exclusive Village. Hal ini untuk
menghindari ketergantungan terhadap market yang ada saat ini.
b) Membina hubungan baik dengan komunitas sosial, organisasi dan institusi.
Melalui Komunitas sosial, tentu Bintan Inti Executive Village akan lebih dikenal
diluar kawasan industri BIIE, dengan menawarkan susasana industri yang
dikemas dalam bentuk paket wisata yang menarik. Sebagai contoh Harley
davidson Club, BMW club dsb. merupakan suatu peluang yang sangat besar
untuk mendistribusikan dan memperkenalkan Bintan Inti Executive Village.
2022
Putri Fistyaning Army
dan Imam Ozal
382
c. Pengembangan Produk yaitu mengupayakan peningkatan tingkat hunian kamar di
Bintan Inti Executive Village dengan cara memperbaiki atau memodifikasi
agar lebih menghasilkan produk atau jasa yang lebih berkualitas.
a) Produk Inti
Produk yaitu merupakan barang atau jasa yang dihasilkan untuk digunakan
oleh konsumen guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasannya.
Hal-hal yang tergolong produk inti di Bintan Inti Executive Village adalah :
(1) Jenis Akomodasi dan fasilitas yang ditawarkanan, terdiri dari penginapan
jenis kondominium, studio, guest house, dan township apartment/shop
house
(2) Club House. Club House adalah salah satu fasilitas BIEV untuk
mengakomodir berbagai event seperti meeting, pool party, dan gathering.
Club House juga memiliki restaurant dengan menu ala carte yang dapat
dipesan oleh para pengunjung.
(3) Housekeeping Service. Housekeeping Service adalah salah satu layanan
yang ditawarkan oleh BIEV dimana pelayanan yang diberikan berupa jasa
untuk membersihkan sekaligus make up room yang membantu para
penghuni BIEV untuk membersihkan hunian.
b) Proses (Process)
Proses merupakan sistem organisasi adalah elemen yang tidak terlihat
(intangible) tetapi mendukung bisnis jasa tersebut. Hal ini sangat penting bagi
Bintan Inti Executive Village antara-lain : prosedur proses penyampaian
kepada pelanggan.
c) Pelayanan (Service)
Pelayanan dari Bintan Executive Village harus mengacu pada standar dimensi
pelayanan atau servqual dari (Parasuraman, Zeithaml, & Berry, 1994), yaitu
:
(1) Tangibles (bukti terukur), menggambarkan fasilitas fisik, perlengkapan,
dan tampilan dari personalia serta kehadiran para pengguna, salah satunya
dibuktikan dengan adanya bangunan yang sesuai dengan fungsinya yaitu
sebagai akomodasi penginapan.
(2) Reliability (keandalan), merujuk kepada kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan handal.Dibuktikan dengan
adanya penerapan sequence of service di dalam pelayanan restorannya,
dan SOP pelayanan pada unit lainnya.
(3) Responsiveness (daya tanggap), yaitu kesediaan untuk membantu
pelanggan serta memberikan perhatian yang tepat. Dibuktikan dengan
adanya standar pelayanan yang ditulis dalam SOP dan adanya kuesioner
kepuasan pelanggan.
(4) Assurance (jaminan), merupakan karyawan yang sopan dan
berpengetahuan luas yang memberikan rasa percaya serta keyakinan.
Dibuktikan dengan adanya standar pelayanan yang ditulis dalam SOP dan
adanya kuesioner kepuasan pelanggan.
(5) Empathy (empati), mencakup kepedulian serta perhatian individual
kepada para pengguna. Dibuktikan dengan adanya standar pelayanan yang
ditulis dalam SOP dan adanya kuesioner kepuasan pelanggan
d) Place (distribution channel)
Strategi penjualan yang dilakukan oleh Bintan Inti Executive Village adalah :
(1) Melakukan pengembangan penjualan melalui Website BIEV
Volume 2, Nomor 2, Februari 2022
p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X
383 http://sosains.greenvest.co.id
(2) Melakukan pengembangan Room inventory holder sehingga bisa
terintegrasi dengan online distribution channel.
e) People
Peningkatan kapasitas dalam memenuhi sumber daya manusia yang memadai
dan kompeten harus dilakukan oleh manajemen BIEV terutama sumber daya
manusia di bidang pemasaran dan business development . Peningkatan
kapasitas dapat berupa pelatihan-pelatihan softskill dan hardskill dalam
bidang pemasaran.
f) Physical evidence
Bukti fisik yang ada di BIEV seperti fasilitas akomodasi dan aktivitas perlu
dilakukan monitoring secara berkala agar kualitas dan kelaikan bangunan
terjada sesuai dengan standar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil alat analisis dan pembahasan faktor internal yaitu kekuatan
(strength) dan kelemahan (weakness), serta faktor eksternal yaitu peluang (opportunities)
dan ancaman (threats), yang dimiliki oleh Bintan Inti Executive Village, maka penulis
dapat menarik beberapa kesimpulan diantaranya faktor internal yang meliputi kekuatan dan
kelemahan Bintan Inti Executive Village. Faktor yang paling kuat dimiliki Bintan Inti
Executive Village adalah lokasi yang strategis untuk pasar investor industri, memiliki
captive market di Industri. Sedangkan kelemahan yang dimiliki Bintan Inti Executive
Village adalah Brand image Bintan Inti Executive Village yang kurang dikenal/familiar di
luar kawasan industri Bintan Inti Industrial Estate, belum melayani pelanggan dari luar
kawasan BIIE, belum memiliki fasilitas untuk pelanggan yang menyewa shortstay, belum
memiliki inventory holder yang terintegrasi dengan Online Distribution channel.
Faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman Bintan Inti Executive Village.
Untuk Peluang antara lain adalah, dibukanya kerjasama promosi antara Bintan Inti
Executive Village dengan tenant di kawasan industri BIIE, terbukanya peluang
diadakannya paket MICE didalam Bintan Inti Executive Village bagi pelanggan dari dalam
atau luar kawasan industry BIIE. Sedangkan faktor ancaman dari Bintan Inti Executive
Village adalah adanya tenant yang mengakiri kontrak dengan Bintan Inti Industrial Estate
(BIIE), semakin banyak pesaing akomodasi di Kabupaten Bintan, pesaing memberikan
harga yang lebih baik daripada Bintan Inti Executive Village.
Berdasarkan hasil analisis SWOT maka strategi yang perlu diterapkan untuk Bintan
Inti Executive Village adalah seagai berikut, berdasarkan hasil diagram Matriks IE Bintan
Inti Executive Village berada pada posisi yang baik karena dapat dilihat dari Matriks IE
perusahaan berada pada sel V yaitu hold and maintain . Dengan total skor faktor internal
sebesar (2,70) dan total skor eksternal sebesar (2,18), maka dapat dikatakan bahwa posisi
perusahaan berada pada daerah menjaga dan mempertahankan dan rekomendasi strategi
yang tepat pada sel ini adalah penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan
pasar.
Berdasarkan perhitungan selisih nilai tertimbang diatas dengan menggunakan cara
Matriks SWOT 4K, posisi Bintan Inti Executive Village berada pada kuadran I karena
selisih faktor internal dan eksternal Bintan Inti Executive Village bernilai positif yaitu
faktor internal sebagai sumbu horizontal sebesar 1,22 dan faktor eksternal sebagai sumbu
vertikal sebesar 0,22. Hal ini membuktikan bahwa Bintan Inti Executive Village memiliki
kekuatan yang baik dibandingkan kelemahannya. Strategi yang dapat digunakan dari hasil
Diagram SWOT 4K antara lain : Penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan
produk.
2022
Putri Fistyaning Army
dan Imam Ozal
384
BIBLIOGRAFI
Atmoko, Temoteus Prasetyo Hadi. (2018). Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan
Volume Penjualan Di Cavinton Hotel Yogyakarta. Journal of Indonesian Tourism,
Hospitality and Recreation. https://doi.org/10.17509/jithor.v1i2.13769
Bondarenko, V. A., Efremenko, I. N., & Larionov, V. A. (2019). Marketing strategy for
hotel and tourist complex companies. International Journal of Economics and
Business Administration.
Cahyono, Puguh. (2016). Implementasi strategi pemasaran dengan menggunakan Metode
SWOT dalam upaya meningkatkan penjualan produk jasa asuransi kecelakaan dan
kematian pada PT. Prudential Cabang Lamongan. JPIM (Jurnal Penelitian Ilmu
Manajemen), 1(2), 10-Halaman.
Mulyadi, Lalu, Witjaksono, Agung, & Fathony, Budi. (2020). Karakter Kawasan Dan
Arsitektur Kota Malang Jawa Timur. CV. Dream Litera Buana.
Nisak, Zuhrotun. (2013). Analisis SWOT untuk menentukan strategi kompetitif. Jurnal
Ekbis, 9(2), 468476.
Ozali, Imam. (2021). Strategi Pemasaran Philippine Airlines dalam Menghadapi
Persaingan Penerbangan pada Pasar Indonesia Tahun 2020. Jurnal Sosial Sains, 1(9),
122.
Parasuraman, A., Zeithaml, Valarie A., & Berry, Leonard L. (1994). Alternative scales for
measuring service quality: A comparative assessment based on psychometric and
diagnostic criteria. Journal of Retailing. https://doi.org/10.1016/0022-
4359(94)90033-7
Primadona, Yayang, & Rafiqi, Yusep. (2019). Analisis swot pada strategi persaingan usaha
minimarket madina purbaratu kota tasikmalaya. Jurnal Ekonomi Syariah, 4(1).
Sakti, Trie. (2019). Penelitian Pengendalian Penguasaan Tanah Oleh Warga Negara
Asing.
Shobirin, Muhammad, & Ali, Hapzi. (2019). Strategi Pengembangan Infrastruktur dalam
Meningkatkan Pelayanan Penumpang di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta
Cengkareng. Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 1(2), 155168.
Siagian, Fransiskus Saputra. (2018). Analisis strategi pengembangan produk,
pengembangan pasar dan penetrasi pasar pada CV. Missouri Bandung.
Simu, Yuniati. (2014). Formulasi Strategi Bersaing PT Bank ABC dalam Industri
Perbankan Tahun 2010-2014. UAJY.
Wijaya, Christedi Permana, & Santoso, Tri Priyono Budi. (2018). Strategi Pemasaran
Dalam Meningkatkan Tingkat Hunian Kamar Pada Hotel Bali Mandira Legian Bali.
Jurnal Ekonomi Dan Pariwisata.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License.