Fenomenologi Pengikut Tarekat Syattariyah Di Keraton Kacirebonan Cirebon
DOI:
https://doi.org/10.59188/jurnalsosains.v1i5.106Keywords:
pengikut tarekat, Tarekat Syattariyah, keraton kacirebonanAbstract
Keraton Kacirebonan adalah keraton yang didirikan pertama kali oleh Pangeran Muhamad Haerudhin. Dia adalah Putra Mahkota Sultan Kanoman ke empat yang melakukan perlawanan terhadap belanda kala itu. Bersamaan dengan itu ajaran tarekat muncul yang bawa oleh para ulama terdahulu dan perkembangan ajarannya di wilayah cirebon melalui jalur silsilah. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui tentang fenomena tentang Tarekat Syattariyah yang ada di wilayah kacirebonan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwasanya Tarekat Syattariyah sudah ada sejak jaman dulu. Yaitu pertama kali dibawa oleh syekh Ahmad Qursyayi di Mekkah, dimana beliau belajar dari gurunya yang bernama Qursyasi ketika berada di mekkah. Perkembangannya mulai menyebar ke bagian pulau jawa dan menyebar ke cirebon lewat jalur keturunan. Untuk ajarannya sendiri tarekat ini lebih menuju pada baiat dan juga talqin.
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Dastim Dastim, Ubaidillah Ubaidillah, Khaerul Wahidin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC-BY-SA). that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.