Kemampuan Saringan Pasir Lambat Dikombinasikan dengan Karbon Aktif Sebagai Alternatif Pengolahan Air Limbah Tempe
DOI:
https://doi.org/10.59188/jurnalsosains.v2i8.450Keywords:
Limbah, Filtrasi, Pasir Silika, Karbon AktifAbstract
Latar Belakang: Permasalahan pada industri kecil pembuatan tempe adalah limbah sisa produksinya langsung dibuang ke sungai tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Jika dilakukan secara terus menerus akan menimbulkan berbagai masalah terhadap lingkungan sekitar.
Tujuan: Menganalisis perubahan kekeruhan, pH, BOD, COD, TSS dalam proses pengolahan limbah cair tempe.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini 40 liter limbah cair tempe sisa produksi. Banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 kali meliputi sebelum filtrasi 1 kali dan sesudah filtrasi 2 kali.
Hasil:. Hasil penelitian menunjukan kekeruhan mengalami penurunan dari nilai sebelum filtrasi 1153 NTU menjadi 104 NTU (90,98%) pada filtrasi kedua. PH mengalami peningkatan dari nilai sebelum filtrasi 4,36 menjadi 9,07 (51,9%) pada filtrasi kedua. BOD mengalami penurunan dari nilai sebelum filtrasi 37843 mg/L menjadi 4099 mg/L (89,17%) pada filtrasi kedua. COD mengalami penurunan dari nilai sebelum filtrasi 90597 mg/L menjadi 9928 mg/L (89,04%) pada filtrasi kedua. TSS mengalami penurunan dari nilai sebelum filtrasi 6.580 mg/L menjadi 364,0 mg/L (94,46%) pada filtrasi kedua.
Kesimpulan: Terjadi perubahan kekeruhan, pH, BOD, COD, TSS dalam proses pengolahan limbah cair tempe. Saringan pasir lambat dikombinasikan dengan karbon aktif terbukti mampu sebagai alternatif pengolahan air limbah tempe. Saran yang dapat diberikan adanya peran pemerintah untuk melakukan pemantauan oleh DLH setempat kepada home industri, serta pemilik industri disarankan membuat IPAL agar mengurangi beban pencemaran
Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini 40 liter limbah cair tempe sisa produksi. Banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 kali meliputi sebelum filtrasi 1 kali dan sesudah filtrasi 2 kali.
Hasil penelitian menunjukan kekeruhan mengalami penurunan dari nilai sebelum filtrasi 1153 NTU menjadi 104 NTU (90,98%) pada filtrasi kedua. PH mengalami peningkatan dari nilai sebelum filtrasi 4,36 menjadi 9,07 (51,9%) pada filtrasi kedua. BOD mengalami penurunan dari nilai sebelum filtrasi 37843 mg/L menjadi 4099 mg/L (89,17%) pada filtrasi kedua. COD mengalami penurunan dari nilai sebelum filtrasi 90597 mg/L menjadi 9928 mg/L (89,04%) pada filtrasi kedua. TSS mengalami penurunan dari nilai sebelum filtrasi 6.580 mg/L menjadi 364,0 mg/L (94,46%) pada filtrasi kedua.
Kesimpulan dalam penelitian ini terjadi perubahan kekeruhan, pH, BOD, COD, TSS dalam proses pengolahan limbah cair tempe. Saringan pasir lambat dikombinasikan dengan karbon aktif terbukti mampu sebagai alternatif pengolahan air limbah tempe. Saran yang dapat diberikan adanya peran pemerintah untuk melakukan pemantauan oleh DLH setempat kepada home industri, serta pemilik industri disarankan membuat IPAL agar mengurangi beban pencemaran.
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Mimin Indriani Mulia, Achmad Syafiuddin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC-BY-SA). that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.