Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dengan Risiko Barotrauma Telinga Nelayan Tradisional Kampung Cumpat Surabaya

Authors

  • Mellinda Yossy Mashitoh a:1:{s:5:"en_US";s:36:"Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya";}
  • Abdul Hakim Zakkiy Fasya Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.59188/jurnalsosains.v2i10.466

Keywords:

Barotrauma, Nelayan, Karakteristik Individu

Abstract

Barotrauma sering terjadi pada telinga tengah, hal ini karena rumitnya fungsi tuba eustachius. Barotrauma telinga merupakan cedera yang paling sering berisiko dialami penyelam Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik individu dengan risiko Barotrauma Telinga terhadap nelayan tradisional di Kampung Cumpat Surabaya.

Metode penelitian ini merupakan Kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan dilaksanakan di Kampung Nelayan Cumpat Surabaya. Populasi penelitian adalah nelayan tradisional yang berjumlah 80 orang dengan sampel sebanyak 67 sampel. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengambilan data primer dilakukan melalui kuesioner. Variabel bebas adalah Umur, masa kerja, alat pelindung diri, kecepatan naik ke permukaan, waktu istirahat, kedalaman menyelam, frekuensi penyelaman, lama menyelam, penggunaan earphone dan intensitas penggunaan earphone. Variabel terikat Risiko Barotrauma. Analisis data menggunakan Uji Chi-Square.

Hasil penelitian sebanyak 56 orang (83,6%) mengalami gangguan telinga. Hasil uji chi square menunjukkan faktor yang berhubungan dengan risiko barotrauma telinga di peroleh umur (p=0,000), masa kerja (p=0,001), alat pelindung diri (p=0,007), lama menyelam (p=0,000), frekuensi penyelaman (p=0,002), kecepatan naik ke permukaan (p=0,002), waktu istirahat (p=0,004), kedalaman menyelam (p= 0,001), Penggunaan earphone (p=0,249), waktu penggunaan earphone (p=0,214 ) .

Simpulan penelitian ini meliputi umur, masa kerja, alat pelindung diri, lama menyelam, frekuensi penyelaman, kecepatan naik ke permukaan, waktu istirahat dan kedalaman menyelam memiliki hubungan dengan risiko barotrauma dan penggunaan earphone dan waktu penggunaan earphone tidak ada hubungan dengan risiko barotrauma. Saran yang diberikan diharapkan bagi semua nelayan agar lebih memperhatikan faktor keselamatan kerja Para nelayan perlu mempelajari teknik ekualisasi yang benar agar risiko barotrauma telinga bisa diminimalkan.

References

ekawati, Tutu. (2005). Analisis Faktor Risiko Barotrauma Membrana Timpani Pada Nelayan Penyelam Tradisional Di Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang Risk Factor Analysis Of Barotrauma Membrana Timpani Of Indigenous Diver Fisherman In North Subdistrict, Semarang City. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Fatimah, Fatimah, Andarini, Sri, & Astari, Asti Melani. (2019). Diving Frequency Increase The Risk Barotrauma In Traditional Fisherman-Divers. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 30(4), 283–286.

Handajani, Hany, Relawati, Rahayu, & Handayanto, Eko. (2015). Peran Gender Dalam Keluarga Nelayan Tradisional Dan Implikasinya Pada Model Pemberdayaan Perempuan Di Kawasan Pesisir Malang Selatan. Jurnal Perempuan Dan Anak, 1(1).

Mahayanti, I. Gusti Ayu Komang, & Sriathi, Anak Agung Ayu. (2017). Pengaruh Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Dan Karakteristik Situasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Udayana University.

Mallapiang, Fatmawaty, Alam, Syamsul, & Rizal, Rukhayya. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Penyelam Tradisional Di Pulau Barrang Lompo Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar Tahun 2015. Al-Sihah: The Public Health Science Journal.

Marisdayana, Rara, Suhartono, Suhartono, & Nurjazuli, Nurjazuli. (2016). Hubungan Intensitas Paparan Bising Dan Masa Kerja Dengan Gangguan Pendengaran Pada Karyawan Pt. X. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 15(1), 22–27.

Martinus, Ishak, Hadisaputro, Suharyo, & Munasik, Munasik. (2020). Hubungan Frekuensi Penyelaman, Lama Menyelam, Pilek, Dan Merokok, Terhadap Kejadian Barotrauma Telinga Tengah Penyelam Tradisional.

Navisah, Siti Fatimatun, Ma’rufi, Isa, & Sujoso, Anita Dewi Prahastuti. (2017). Faktor Risiko Barotrauma Telinga Pada Nelayan Penyelam Di Dusun Watu Ulo Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Ikesma, 12(1).

Peoni, Herianus. (2014). Pengaruh Karakteristik Individu Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Pt. Taspen (Persero) Cabang Manado). Jurnal Administrasi Bisnis (Jab), 3(001).

Prasetyo, Arief Tjatur, Soemantri, Joseph Bambang, & Lukmantya, Lukmantya. (2012). Pengaruh Kedalaman Dan Lama Menyelam Terhadap Ambang-Dengar Penyelam Tradisional Dengan Barotrauma Telinga. Oto Rhino Laryngologica Indonesiana, 42(2).

Priyono, M. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo: Zifatma Publishing.

Rachmayanti, Aliva Puja. (2018). Hubungan Kepatuhan Pekerja Dalam Menggunakan Alat Pelindung Diri Terhadap Kejadian Noise Induced Hearing Loss (Nihl) Di Pt Coats Rejo Indonesia. University Of Muhammadiyah Malang.

Rahmadayanti, Rahmadayanti, Budiyono, Budiyono, & Darundiati, Yusniar Hanani. (2017). Faktor Risiko Gangguan Akibat Penyelaman Pada Penyelam Tradisional Di Karimunjawa Jepara. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 5(1), 473–481.

Rahmawati, Dini. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Di Departemen Metal Forming Dan Heat Treatment Pt. Dirgantara Indonesia (Persero). Uin Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, 2015.

Saraswati, Devi Asri. (2018). Faktor Risiko Gejala Penyakit Dekompresi Pada Nelayan Pencari Ikan Hias Laut Di Kabupaten Banyuwangi.

Downloads

Published

2022-10-16

How to Cite

Yossy Mashitoh, M., & Zakkiy Fasya, A. H. (2022). Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dengan Risiko Barotrauma Telinga Nelayan Tradisional Kampung Cumpat Surabaya. Jurnal Sosial Dan Sains, 2(10), 1115–1132. https://doi.org/10.59188/jurnalsosains.v2i10.466